Journal of Terror: Kelana
104 EPISODE · 28.92 rb SUBSCRIBERS · Tayang Tiap Selasa, Jumat
Belum juga genap kesembuhannya pasca kembali dari penyelidikan Ordo Sembilan Altar, tubuh Prana diserang oleh penyakit mistis, batuk arang dan ludah lumpur mulai menggerogoti kesehatannya persis menjelang masa-sama KKN. Lalu, gambaran-gambaran astral yang mengerikan itu bermunculan. Bangunan yang tersusun dari tubuh-tubuh manusia, penampakan sosok hitam berambut gimbal, dan yang terakhir: Wanita pemimpin desa yang misterius. Di puncak ketidakberdayaannya, ia bersama dua belas mahasiswa lain terdampar di sebuah kampung Sunda yang mistis, berpagar hutan lebat dan kabut tebal. Kampung Cilambayung. Dan ketika penyelidikan Prana dimulai, ancaman demi ancaman menyambutnya. Karya Sweta Kartika. Pakai headphone atau headset kamu dan rasakan pengalaman immersive audio yang lebih seru!
25 Coin
Eps 30. Kampung yang Kesepian
Journal of Terror: Kelana
Nyi Rara gila, kesaktian dan kewarasannya pindah ke Herman. Setelah semalam menjelajah hutan, seluruh peserta KKN ditemukan tim SAR. Setelahnya para Peserta KKN di interogasi terkait pembunuhan Bupati terpilih dan para staff serta keterkaitan Nyi Rara terhadap aksi mistis di kampung Cilambayung.
25 Coin
Eps 29. Jalan Pulang
Journal of Terror: Kelana
Nyi Rara melakukan pengejaran ke dalam hutan membawa pasukan jin dan tuyul Nini Ebod. Dengan sisa tenaga, Prana dan Herman membebaskan jiwa para tumbal.
25 Coin
Eps 28. Jangan Ada yang Tertinggal
Journal of Terror: Kelana
Di tengah banjir darah dan daging, Nawang dan Prana membebaskan para jiwa di Bebegig. Bebegig bebas, kesaktian Nyi Rara berkurang. Para anggota KKN kocar-kacir. Prana dan Nawang melakukan perlawanan balik.
25 Coin
Eps 27. Bencana Antar Dimensi
Journal of Terror: Kelana
Banjir darah dari para pejabat dan hujan deras seketika membuka gerbang gaib dimensi astral. Garandong lantas bertarung melawan Nyi Rara, sedangkan suami Nyi Rara bertarung melawan Nini Ebod. Di sini terungkap, Garandong seharusnya mati sebagai tumbal, tapi karena ilmu astralnya yang tinggi, ia hanya kehilangan kewarasannya. Sambil berusaha kabur melewati jalanan kampung membawa teman-temannya, Prana dan Nawang menyaksikan percampuran dunia astral dan dunia nyata.