Noice Logo
Masuk

5-3-2023 - Menjamu Para Malaikat (PST GKJ Bahasa Indonesia)

4 Menit

5-3-2023 - Menjamu Para Malaikat (PST GKJ Bahasa Indonesia)

3 Maret 2023

Nats Alkitab : Ibrani 13:1-3 Penulis : Pdt. Elisa Istianto Dinner peserta KTT G20 diadakan di kawasan Taman Garuda Wisnu Kencana di Bali, mengundang pujian. Salah satu yang meninggalkan kesan mendalam bagi para delegasi  adalah gelaran tari-tarian di saat gala dinner. Namun yang tak kalah penting adalah beragam menu hidangan yang disajikan. Ada beberapa kali test food yang dilakukan oleh berbagai pihak untuk memastikan makanan yang disajikan bukan hanya memiliki rasa enak, tapi juga aman. Protokol dari Amerika Serikat (AS) bahkan meminta agar bisa masuk area dapur.  Mereka ingin mengawasi proses produksi hingga penyajian. Bila terhadap perwakilan tamu negara saja, tuan rumah harus begitu teliti, apakah jadinya bila yang diundang adalah para malaikat?  Bukankah jauh lebih mulia? Para malaikat di sini diwakili oleh saudara-suadara seiman yang berada dalam perjalanan dan kesulitan. Para penerima surat Ibrani bukan orang-orang yang kaya, apalagi orang terhormat melainkan masyarakat biasa. Namun keadaan dan kondisi mereka tidak mengurangi rasa persaudaraan yang kuat sebagai saudara seiman. Memang tidak mudah menerima saudara seiman datang ke dalam lingkungan kita; terlebih orang asing. Terkadang mereka harus direpotkan sehingga menggangu agenda pribadi mereka. Penulis Ibrani mendorong mereka agar jangan lupa berbuat baik dan memberi bantuan, sebab korban-korban yang demikianlah yang berkenan kepada Allah (Ibrani 13:16). Hal ini mengingatkan kita bagaimana Abraham dan Sara, mendesak tiga orang asing yang datang ke perkemahan mereka untuk mampir. Abraham memperlakukan mereka dengan murah hati dan menjamu mereka dengan hidangan yang istimewa (Kejadian 18:1-12). Abraham tidak mengetahui bahwa mereka sedang melayani para malaikat yang membawa pesan berkat bagi mereka.  Kebaikan kita akan menjadi berkat bagi kehidupan  dan kerohanian kita. Orientasi hidup kita berubah dari mementingkan diri sendiri menjadi mementingkan orang lain juga. Kita memang tidak menjamu atau menolong seseorang dengan harapan untuk mendapatkan sesuatu dari mereka. Namun kenyataannya, justru kita lebih sering mendapat banyak berkat daripada yang kita berikan. Karena itu janganlah jemu-jemu berbuat kebaikan dan menyebarkan kasih Tuhan, agar orang lain diberkati. “Janganlah jemu-jemu berbuat kebaikan dan menyebarkan kasih Tuhan, agar orang lain diberkati.” Pertanyaan untuk direnungkan: 1. Adakah orang asing yang ditunjukkan Tuhan untuk saudara bantu di dalam kesulitan hidup mereka? 2. Dalam cara bagaimana perbuatan anda itu dapat meningkatkan kasih persaudaraan dan menolong anda lebih mengasihi Tuhan?

Komentar








Lihat episode lain
Buka semua fitur dengan download aplikasi Noice
Kunjungi App