Noice Logo
Masuk
Buka app
Kisah Kataatan Keluarga Bapaknya Para Nabi

Kisah Kataatan Keluarga Bapaknya Para Nabi

8 Menit

Tandai selesai
Tambah ke Antrean
Bagikan
Download

29 Juni 2023

“Tajuk Rasil” Kamis, 11 Zulhijjah 1444 H/ 29 Juni 2023 Kisah Kataatan Keluarga Bapaknya Para Nabi Salah satu rangkaian ibadah haji adalah lempar jumrah atau lontar jamrah. Lempar kerikil ini dikaitkan sebagai simbol perlawanan umat manusia terhadap godaan setan. Ada kisah mengharukan sekaligus keteguhan iman Nabi Ibrahim ‘alaihissalam sekeluarga di balik lempar jumrah. Ini adalah kisah Nabi Ibrahim yang diperintahkan Allah SWT untuk menyembelih anaknya, Ismail ‘alaihissalam. Nabi Ibrahim sempat bimbang. Terlebih saat setan menggoda. Akan tetapi, Nabi Ismail menguatkan agar apapun yang dititahkan Allah SWT segera dilaksanakan. Menurut buku Rujukan Utama Haji & Umrah untuk Wanita karya Dr 'Ablah Muhammad al-Kahlawi, sejarah lempar jumrah ini bermula dari kisah Nabi Ibrahim dan putranya, Ismail. "Sang ayah Nabi Ibrahim bermimpi diperintahkan untuk menyembelihnya sebagai sesembahan. Sebelum mimpi (wahyu) ini datang, Nabi Ibrahim telah menerima banyak sekali ujian dan cobaan, mulai dari usaha membakar diri hingga harus meninggalkan istri dan sang anak dalam keadaan di tanah yang gersang tanpa air dan tanaman sama sekali. Dan sekarang, Nabi Ibrahim‘alaihissalam harus dihadapi ujian yang teramat berat, yakni menyembelih putra semata wayang yang sedang beranjak dewasa. Setelah Ibrahim ‘alaihissalam menanyakan hal mimpi (wahyu) dengan sang anak, Ismail pun tak ragu dan langsung menjawab 'Wahai Ayahku, lakukanlah perintah yang engkau terima. Atas kehendak-Nya aku akan bersabar.' Nabi Ismail sadar bahwa mimpi sang ayah merupakan wahyu dari Allah SWT, bukan bisikian setan. Saat Nabi Ibrahim siap menjalankan perintah Allah, setan menggodanya untuk merenungkan niatnya. Setan berkata, "Bagaimana mungkin seorang ayah tega menyembelih anak kandungnya sendiri?" Tetapi Nabi Ibrahim tetap pada pendiriannya, ia mengabaikan segala bisikan. Akhirnya karena tidak sabar, setan menampakkan wujud aslinya dan berdiri di hadapan Nabi Ibrahim. Dia melarang Nabi Ibrahim, menyarankan untuk menyurutkan langkahnya dan menumbuhkan emosi kebapakannya. Tidak ada cara lain bagi Nabi Ibrahim kecuali memgambil beberapa batu kecil dan melontarnya ke arah setan (pelemparan ini tepat berada di posisi jumrah ula sekarang).

Komentar








Lihat episode lain
Buka semua fitur dengan download aplikasi Noice
Kunjungi App