Noice Logo
Masuk
Masuk

22-8-2024 - Kesetaraan Sosial Di Dalam Alkitab (PST GKJ Bahasa Indonesia)

7 Menit

22-8-2024 - Kesetaraan Sosial Di Dalam Alkitab (PST GKJ Bahasa Indonesia)

21 Agustus 2024

Nats Alkitab : Kisah Para Rasul 4:32-37 Penulis : G.I. Aman Kelompok komunis memiliki ideologi yang bertujuan untuk menyelaraskan masyarakat tanpa adanya perbedaan kelas sosial dan ekonomi, alias ingin menciptakan kesetaraan sosial dan ekonomi bagi semua individu. Dengan beberapa prinsip seperti kepemilikan bersama, tidak adanya kepemilikan pribadi, dan keputusan diambil secara kolektif. Ideologi ini muncul sebagai reaksi ketidakpuasan terhadap ketimpangan sosial dan ekonomi antara kelas berkuasa dengan kelas bawah, yang terjadi pada masa Revolusi Industri di Eropa pada abad ke-19. Namun sebenarnya prinsip serupa (tapi tak sama) tentang keinginan adanya kesetaraan, tidak ada seorang pun yang berkekurangan di dalam suatu masyarakat ini, sudah ada sejak zaman dahulu dan justru munculnya dari kalangan orang percaya, anak-anak Tuhan yaitu para jemaat pengikut Kristus. Namun pada prinsipnya terdapat perbedaan yang sangat mendasar. Firman hari ini menyingkapkan dalam cara hidup jemaat orang mula-mula, terkait “kepemilikan bersama”, mereka menjual kepunyaannya dan hasil penjualan itu dibagi-bagikan kepada setiap orang sesuai dengan keperluannya (ay. 34-35). Dalam hal “kolektivisme”, mereka kumpulan orang yang telah percaya itu, mereka sehati, sejiwa mengambil tekad tidak seorang pun yang berkata bahwa dari kepunyaannya adalah miliknya sendiri, melainkan segala sesuatu adalah kepunyaan mereka bersama, agar tidak ada seorang pun yang berkekurangan di antara mereka (ay, 32, 34). Dari Firman ini tampaknya orang-orang percaya tersebut mengambil keputusan secara inisiatif pribadi, bukan hasil rapat dan diskusi bersama, lalu ambil keputusan bersama, namun karena mereka sehati dan sejiwa, walaupun mereka tidak rembukan namun bisa menghasilkan cara hidup yang sama. Ini menunjukkan jemaat saat itu “mematikan” spirit keegoisan yang ada di dalam diri mereka pribadi dan dalam komunitas mereka bersama. Hal ini juga menunjukkan ketulusan dan kesukarelaan mereka dalam kontribusi yang mereka lakukan bagi komunitas jemaat saat itu, tidak ada paksaan dan bukan keharusan, ataupun bukan aturan baku yang dikukuhkan harus ditaati oleh semua orang. Kristus sendiri yang menjadi otoritas atas cara hidup tersebut, yang telah terlebih dahulu memberikan kasih kepada jemaat-Nya. Hal ini berbeda dengan ideologi komunis, walaupun keputusan diambil secara kolektif. Namun, ketika itu sudah menjadi bagian dari kehidupan politik negara, maka cara hidup tersebut akan menjadi peraturan pemerintah yang harus ditaati oleh semua pihak. Serta adanya sanksi hukum bagi yang tidak menaati, sehingga bukan dengan sukarela lagi. Dan pada ideologi komunis yang menjadi otoritas adalah pemerintah negara dan dalam menjalankan ideologi tersebut, demi pemerataan dan keseimbangan hidup sosial ekonomi, serta bukan karena sang pemerintah terlebih dahulu menunjukkan dan memberikan kasih kepada rakyatnya. Sedangkan, jemaat mula-mula ada karena kasih Kristus terlebih dahulu diberikan bagi mereka. Dalam hal “tidak adanya kepemilikan pribadi”, dalam cara hidup jemaat (Ay. 34), yang dicatat Firman adalah bahwa tidak ada seorang pun yang berkekurangan, namun tidak dikatakan bahwa mereka tidak ada yang berkelebihan, atau tidak boleh ada yang berkelebihan, dan juga tidak dikatakan bahwa semua orang pada akhirnya tidak mempunyai tanah atau rumah sama sekali, sehingga kepemilikan pribadi tidaklah dihapuskan. Dan dalam hal “keseimbangan”, mereka mengusahakan yang terbaik agar tidak ada seorang pun yang berkekurangan di antara mereka (Ay. 34). Bagaimana dengan bangsa kita? masih banyak ketimpangan sosial dan ekonomi. Firman Tuhan hari ini, memberikan prinsip dari cara hidup jemaat mula-mula untuk saling mengasihi sehingga adanya keseimbangan dan menolong mereka yang kekurangan. Kiranya kasih Tuhan dapat dinyatakan bagi bangsa kita melalui kita. “Kumpulan orang percaya memiliki otoritas dan kuasa dari Tuhan untuk mewujudkan keseimbangan dan kesetaraan sosial ekonomi” Pertanyaan untuk Direnungkan: 1. Apa yang menjadi halangan bagi kalangan orang Kristen masa kini yang sudah mengalami kasih karunia yang melimpah-limpah, dalam menjalani cara hidup jemaat mula-mula? 2. Bagaimana kita sebagai orang Kristen masa kini bisa menerapkan cara hidup jemaat mula-mula dalam lingkungan kita saat ini?

Komentar








Lihat episode lain
Buka semua fitur dengan download aplikasi Noice
Kunjungi App