Masuk
28-8-2024 - Standar-Ku, Bukan Standarmu (PST GKJ Bahasa Indonesia)
5 Menit
27 Agustus 2024
Nats Alkitab : Kisah Para Rasul 2:44-47
Penulis : G.I. Christy Natalie
Hari-hari ini sebuah pertemanan dapat diukur dengan status atau derajat. Jika Anda kaya akan bergaul dengan yang kaya, miskin dengan yang miskin. Jika Anda memiliki karakter yang menyebalkan dan pendapatnya tidak sama dengan suara mayoritas, Anda tidak akan dapat masuk dalam lingkaran pertemanan tersebut. Atau jika Anda tidak berlatar belakang dari suku atau ras yang sama, Anda akan diperlakukan berbeda. Sesungguhnya di dalam gereja apakah tepat jika konsep ini juga diterapkan? Contohnya mungkin di dalam kelompok kecil (komsel) tidak sedikit yang mengalami sakit hati karena kepentingan-kepentingan pribadi yang ditegakkan.
Belajar melalui kehidupan jemaat mula-mula yang baru menerima Tuhan Yesus sebagai Juruselamat, mereka begitu solid. Dikatakan bahwa saat mereka berkumpul bersama, mereka percaya mereka adalah sebuah satu kesatuan. Selalu ada di antara mereka yang menjual harta miliknya, lalu membagikannya kepada yang membutuhkan sesuai keperluan masing-masing. Bukankah begitu indah? Mereka pasti terkumpul dari berbagai macam karakter dan latar belakang yang berbeda. Tetapi mereka belajar untuk saling mengasihi satu sama lain. Jemaat mula-mula hidup bukan menurut standar yang mereka tentukan sendiri, tetapi standar Kristus. Yesus Kristus mengasihi umat-Nya tanpa memandang status, suku, kedudukan, dan derajat. Kristus mengasihi umat-Nya dengan setulus hati yang dibuktikan melalui pengorbanan-Nya di atas kayu Salib. Jika kita hari-hari ini mengasihi orang lain karena standar dunia atau kepentingan diri sendiri, bukankah kita sedang tersesat?
Standar Kristus membuat kita tersadar bahwa kita perlu kasih yang tulus dalam mengasihi orang lain. Kasih yang tulus juga berbicara bagaimana kita dapat merendahkan hati atas kepentingan diri atau keegoisan kita kepada orang lain. Kiranya Tuhan menolong kita untuk dapat mengasihi orang lain dengan standar Kristus.
“Kasih yang tulus akan terpancar melalui bagaimana kita memperlakukan orang lain.”
Pertanyaan untuk Direnungkan:
1. Pernahkah Anda memperlakukan orang lain hanya untuk kepentingan diri sendiri?
2. Jika pernah, mintalah pengampunan dari Tuhan. Jika belum pernah, terus minta kekuatan dari Tuhan untuk dapat terus mengasihi orang lain dengan tulus.
rss
Penuntun Saat Teduh Gereja Kristen Jakarta
55
Subscribers
Subscribe
Komentar
Lihat episode lain