Noice Logo
Masuk

27-4-2023 - Kemurnian Hati (PST GKJ Bahasa Indonesia)

3 Menit

27-4-2023 - Kemurnian Hati (PST GKJ Bahasa Indonesia)

19 April 2023

Nats Alkitab : Matius 5:23-24 Penulis : G.I. Hady Sonatan Sebagai makhluk sosial kita tidak akan bisa hidup hanya sendiri saja. Namun tidak bisa dipungkiri konflik itu bisa saja terjadi ketika kita hidup bersama dengan sesama kita. Entah itu dengan anggota keluarga kita, teman kita ataupun orang-orang lainnya. Yang terpenting ketika terjadi konflik kita harus bisa kembali berdamai dengan satu sama dengan lainnya. Dalam nas hari ini, termasuk dalam bagian khotbah dibukit. Dalam bagian tersebut kita dapat melihat Tuhan Yesus mengingatkan suatu hal kepada pendengar-Nya. Hal itu adalah apabila ada di antara mereka yang mau memberikan persembahan, tetapi memiliki ganjalan di dalam hati; karena ada konflik dengan sesamanya. Mereka perlu berdamai dengan orang yang bersangkutan. Dalam hal ini tentu bukanlah secara harfiah langsung dilakukan oleh seseorang pada saat itu juga, dengan berhenti dan meninggalkan persembahannya dan langsung menemui seseorang untuk berdamai. Melalui bagian ini, Tuhan Yesus ingin mengajarkan bahwa yang terpenting baginya bukan praktik keagamaan seperti memberikan persembahan, melainkan kemurnian hati seseorang. Seseorang yang dekat dengan Tuhan tentu akan menjaga hati mereka tetap murni. Salah satu wujud nyata dari menjaga kemurnian hati adalah berdamai dengan seseorang yang membuat hatinya tidak enak sebelum datang beribadah kepada Tuhan. Karena tidak dapat dipungkiri tanpa rasa damai dihati tentu akan mengganggu ketika seseorang beribadah. Kehidupan orang percaya tidak terlepas dari yang namanya konflik; bahkan bisa terjadi antar sesama saudara seiman di dalam gereja. Hari ini kita diingatkan bagi Tuhan yang terpenting bukanlah persembahan melainkan kemurnian hati. Kemurnian hati itu ditunjukkan dengan hidup yang mau berdamai dengan sesama. Dengan adanya rasa damai, hal tersebut akan menolong kita untuk lebih fokus selama beribadah kepada-Nya. Jadi, marilah kita lakukan apa yang menjadi bagian kita. Kita yang sudah lebih dahulu menerima dan merasakan pendamaian dari Tuhan, mari kita juga menerapkan itu dalam hidup kita dengan selalu mengusahakan damai dengan sesama. “Hidup yang berkonflik dengan sesama tidak menjadi persembahan yang hidup bagi Tuhan. Karena itu berdamailah!” Pertanyaan untuk direnungkan: 1. Adakah anda masih berkonflik dengan sesama saat ini? Siapakah orang itu? Apa yang seharusnya anda lakukan? 2. Menurut anda, apakah yang menjadi halangan utama bagi seseorang untuk berdamai dengan sesama?

Komentar








Lihat episode lain
Buka semua fitur dengan download aplikasi Noice
Kunjungi App