Noice Logo
Masuk

(SPESIAL HARI BURUH 2024) Cemasnya Buruh Kepada Pemerintahan Baru

1 Jam, 14 Menit

(SPESIAL HARI BURUH 2024) Cemasnya Buruh Kepada Pemerintahan Baru

1 Mei 2024

49

Mengapa buruh cemas dengan pemerintahan baru? Apakah permasalahan lama yang tidak selesai? Menghadirkan SINDIKASI (Serikat Pekerja Media dan Industri Kreatif untuk Demokrasi) dan Partai Buruh Cania Mania, mohon maaf Cania harus izin di tengah-tengah untuk pamit dari episodenya, karena selama rekaman, Cania jatuh sakit. Yuk ucapkan lekas pulih untuk Cania :)

Komentar
Lihat Semua (49)








Lihat episode lain
Transkrip
00:00:00 - 00:00:09
Tiga opini terhadap tiga berita di dalam satu meja. Selamat datang di Ruang 28.
00:00:09 - 00:00:28
Halo para noise, noiser dan kanyemania dan semua pendengar yang ada di aplikasi noise tentu saja.
00:00:28 - 00:00:34
Saya jadi bingung sendiri. Anda sudah ada di tempat yang tepat yaitu di Ruang 28.
00:00:34 - 00:00:42
Karena Ruang 28 adalah podcast terbaik, terprogresif di noise, tulang punggung dari industri podcast itu sendiri.
00:00:42 - 00:00:49
Saya juga entah kenapa saya cek di noise, entah kenapa masih ada podcast lain yang saya nggak tahu apa gunanya podcast-podcast lainnya.
00:00:49 - 00:00:53
Aneh juga, kalau ada yang masih dengerin podcast lain juga aneh juga sih, saya juga bingung.
00:00:53 - 00:00:58
Karena saya yang ngomong pertama, jadi saya ketua sidang di episode Ruang 28 hari ini.
00:00:58 - 00:01:01
Bersama saya sudah ada, siapa panelis pertama?
00:01:01 - 00:01:02
Kania Cita.
00:01:02 - 00:01:05
Kania Cita, terima kasih sudah hadir di sini.
00:01:05 - 00:01:09
Terima kasih bilang bahasa, tadi belum disebut nama.
00:01:09 - 00:01:12
Oh iya, yang kedua ada jauh di sana, mana suaranya?
00:01:12 - 00:01:16
Hai, spada.
00:01:16 - 00:01:18
Lagi di mana Mat, masih di Fak-Fak?
00:01:18 - 00:01:19
Di Jogja dong.
00:01:19 - 00:01:20
Kok di Jogja?
00:01:20 - 00:01:21
Udah balik dari Fak-Fak.
00:01:21 - 00:01:23
Kenapa nggak ke Jakarta langsung?
00:01:23 - 00:01:28
Kemarin sudah ke Jakarta antar nyokap doang, terus habis itu ada kerjaan dan urusan di Jogjakarta.
00:01:28 - 00:01:34
Sehingga saya harus bergerak ke Jogjakarta dan tidak bisa hadir di studio itu.
00:01:34 - 00:01:35
Begitu, Saudara Gilang.
00:01:35 - 00:01:38
Oh baik, ini masih bagian dari mengurus pernikahan ya ke Jogja ya?
00:01:38 - 00:01:40
Salah satunya.
00:01:42 - 00:01:43
Ada urusan lain juga?
00:01:43 - 00:01:44
Iya.
00:01:44 - 00:01:45
Bisnisnya?
00:01:45 - 00:01:51
Benar kayaknya sih, udah mau mulai merambah ke Jawa Tengah, ke Jogja ya, pura-pura dia.
00:01:51 - 00:01:52
Ngaku aja Mat.
00:01:53 - 00:01:54
Tidak.
00:01:54 - 00:01:55
Oh yaudah, oke.
00:01:56 - 00:01:59
Saya mau ini, urus demo buat 1 Mei di Jogja.
00:01:59 - 00:02:00
Asik, asik, asik.
00:02:00 - 00:02:03
Oh iya, kita harus siapin Selamat Hari Buruh dulu.
00:02:03 - 00:02:07
Iya, karena kan hari ini tayangnya bertepatan dengan 1 Mei.
00:02:07 - 00:02:09
Iya, Selamat Hari Buruh.
00:02:09 - 00:02:15
Selamat Hari Buruh buat teman-teman semuanya yang merayakan.
00:02:15 - 00:02:20
Untuk teman-teman non pemilik modal, jadi kita sama-sama semua.
00:02:20 - 00:02:27
Hari ini karena pas tanggal 1 Mei, jadi sudah dibahas juga kan ya, kita akan bahas soal hari buruh, soal buruhnya juga.
00:02:28 - 00:02:31
Kurang lebihnya soal seluk-beluk buruh lah.
00:02:31 - 00:02:34
Untuk itu sudah ada 2 tamu hari ini yang sudah hadir.
00:02:34 - 00:02:38
Yang pertama dari Partai Buruh ada Pak Ilham Syah.
00:02:38 - 00:02:39
Selamat datang Pak.
00:02:39 - 00:02:41
Pak Ilham, selamat datang di ruang 28.
00:02:41 - 00:02:42
Iya, terima kasih.
00:02:42 - 00:02:44
Ini agak didekatin ke mulut Pak dikit.
00:02:44 - 00:02:46
Nah, aman. Oke.
00:02:47 - 00:02:48
Pak Ilham Syah, terima kasih.
00:02:48 - 00:02:53
Yang kedua dari sindikasi, yaitu adalah Serikat, saya sudah hafal nih,
00:02:53 - 00:02:57
Serikat Pekerja Media dan Pekerja Kreatif untuk Demokrasi, benar nggak?
00:02:57 - 00:02:58
Lebih kurang begitu.
00:02:58 - 00:02:59
Iya, benar.
00:02:59 - 00:03:01
Ada Mas Iksan, selamat datang Mas Iksan.
00:03:01 - 00:03:02
Terima kasih.
00:03:02 - 00:03:04
Selamat datang Mas Iksan.
00:03:04 - 00:03:08
Selamat datang abang-abang.
00:03:12 - 00:03:16
Oke, sekarang saatnya kita mulai membahas yang utama yaitu soal buruh nih.
00:03:16 - 00:03:22
Seperti biasa di ruang 28, kami bertiga akan ada overview apa hal yang akan kami bahas
00:03:22 - 00:03:25
atau kami tanyakan kepada narasumber terutama.
00:03:26 - 00:03:29
Dari kaninya dulu, ada tentang apa yang mau dibahas?
00:03:29 - 00:03:31
Ya, buruh versus karyawan.
00:03:31 - 00:03:32
Wah, klasik ya.
00:03:32 - 00:03:33
Sebenarnya lucu sih.
00:03:33 - 00:03:34
Ya, lucu sebenarnya.
00:03:34 - 00:03:38
Apakah mereka sama? Apakah mereka tidak sama?
00:03:38 - 00:03:45
Iya, kalau buat anak visib itu sebenarnya kayak kata buruh itu sudah mencakup semuanya itu
00:03:45 - 00:03:49
sudah umum gitu kan, tapi kalau di masyarakat umum kan nggak gitu ya.
00:03:49 - 00:03:55
Maksudnya terminologi atau istilah buruh itu spesifik buat blue collar.
00:03:55 - 00:03:56
Iya, harus kotor lah tangannya pokoknya.
00:03:56 - 00:04:00
Kalau buruh itu kayaknya kerjanya harus kotor, kalau karyawan itu adem.
00:04:00 - 00:04:05
Kulibangan gitu kali ya yang dianggap orang-orang sebagai buruh gitu maksudnya term buruh.
00:04:05 - 00:04:13
Nah, tapi kita nanti ingin ngobrolin kayak sebenarnya gimana sih nih relasi antara buruh dan karyawan
00:04:13 - 00:04:15
walaupun sebenarnya harusnya karyawan termasuk dalam buruh juga,
00:04:15 - 00:04:20
tapi kan selama ini kayaknya ini tersegregasi, terpisah nih dua kelompok.
00:04:20 - 00:04:21
Ya, betul.
00:04:21 - 00:04:22
Nah, kita akan ngomongin itu.
00:04:22 - 00:04:23
Oke, baik.
00:04:23 - 00:04:27
Yang kedua dari saya, saya akan membahas atau bertanya soal kesejahteraannya nih ya
00:04:27 - 00:04:35
dari buruhnya atau pekerja kreatif, kayak gimana sih jaminan sosial atau jaminan kesejahteraannya gitu.
00:04:36 - 00:04:42
Karena kan tidak semua seperti yang karyawan tetap yang udah dijamin sama kantornya.
00:04:42 - 00:04:46
Kalau yang pekerja kreatif atau pekerja media mungkin ada beberapa yang freelance dan segala macam.
00:04:46 - 00:04:48
Kayak gitunya sih kalau dari saya.
00:04:48 - 00:04:50
Dari Mahmad ada apa yang mau ditanyakan?
00:04:50 - 00:04:57
Harapan dan keinginan daripada teman-teman buruh ini termasuk yang organisasi-organisasinya
00:04:57 - 00:05:01
untuk pemerintahan yang baru, itu sih dari saya.
00:05:01 - 00:05:02
Oke, itu ya.
00:05:02 - 00:05:03
Iya.
00:05:03 - 00:05:09
Ya, berarti dari, karena kan presiden baru jadi di pemerintahan baru kira-kira gimana nih nasib buruh dan lain-lain.
00:05:09 - 00:05:13
Apa harapannya, apa yang belum terselesaikan di masa pemerintahan sebelumnya,
00:05:13 - 00:05:17
apa yang dititipkan di pemerintahan baru ini.
00:05:17 - 00:05:20
Iya, oke.
00:05:20 - 00:05:23
Sebelum mulai mungkin ini dulu kali ya, kita tanya dulu nih,
00:05:23 - 00:05:28
Partai Buruh Sindikasi ini apa sih sebenarnya isinya nih, ngapain aja gitu isinya.
00:05:28 - 00:05:30
Dari Mas Iksan mungkin boleh.
00:05:30 - 00:05:32
Jadi sindikasi ini apa sebenarnya nih?
00:05:32 - 00:05:36
Oke, makasih ya pertama kesempatannya udah mengundang saya.
00:05:36 - 00:05:44
Saya Iksan Raharjo, kebetulan di sindikasi sejak Januari 2024 kemarin diminta menjadi Ketua Umum.
00:05:44 - 00:05:50
Sindikasi itu adalah serikat pekerja yang kami mengorganisir teman-teman pekerja
00:05:50 - 00:05:53
di sektor media dan industri kreatif.
00:05:53 - 00:05:57
Kalau industri kreatif sendiri ada sekitar 17 subsektor di dalamnya,
00:05:57 - 00:06:03
pekerja film, pekerja musik, advertising agency, kemudian desainer grafis,
00:06:03 - 00:06:08
lintas profesi semua, lintas perusahaan dan mayoritas teman-teman yang kami organisir,
00:06:08 - 00:06:13
yang bergabung ke sindikasi adalah mereka yang punya status kerja freelance.
00:06:13 - 00:06:15
Kerja lepas gitu ya.
00:06:15 - 00:06:18
Dari satu proyek ke proyek yang lain gitu kira-kira.
00:06:18 - 00:06:20
Gambaran singkatnya.
00:06:20 - 00:06:21
Oke, paham lah.
00:06:21 - 00:06:25
Jadi ini menaungi itu lah ya, teman-teman itu yang freelance lah kebanyakan.
00:06:25 - 00:06:27
Benar, karena bingung orang-orang freelance.
00:06:27 - 00:06:32
Mau ngambil KPR bingung, mau bayar pajak bingung,
00:06:32 - 00:06:36
ngumpulin potongan-potongan pajaknya, harus ngumpulin sendiri.
00:06:36 - 00:06:43
Iya, benar. Padahal banyak lah sih ya yang freelance tuh di Indonesia ini lah gitu.
00:06:43 - 00:06:47
Orang yang freelance kan, termasuk kita-kita ini lah.
00:06:47 - 00:06:51
Kalau dari Pak Ilham nih, Partai Buruh nih.
00:06:51 - 00:06:53
Ya dari namanya udah jelas sebenarnya sih, Partai Buruh.
00:06:53 - 00:06:59
Cuma apa sih ini yang di utamanya itu ide utama dari Partai Buruh ini?
00:06:59 - 00:07:04
Ya pertama saya jelaskan, Partai Buruh ini partai yang baru sekitar 3 tahun ini
00:07:04 - 00:07:09
didirikan oleh 11 organisasi Serikat Buruh, ada Serikat Petani,
00:07:09 - 00:07:12
ada Kelompok Perempuan, ada Guru Honorer.
00:07:12 - 00:07:14
Jadi ada 11 organisasi.
00:07:14 - 00:07:19
11 organisasi ini akhirnya mendirikan partai tentu ada satu kesimpulan
00:07:19 - 00:07:25
dari proses perjuangan yang dilakukan oleh 11 organisasi ini selama ini
00:07:25 - 00:07:30
yang selalu mendapatkan kekecewaan setiap kali ada pergantian pemerintah.
00:07:30 - 00:07:34
Sehingga kami berkesimpulan tidak percaya lagi dengan partai-partai politik
00:07:34 - 00:07:36
yang ada pada hari ini.
00:07:36 - 00:07:41
Itulah salah satu yang memicu belahirnya Partai Buruh
00:07:41 - 00:07:44
sejak dikeluarkannya Undang-Undang Cipta Kerja.
00:07:44 - 00:07:49
Nah tentu kalau Partai Buruh di seluruh dunia
00:07:49 - 00:07:52
yang dicita-citakan adalah negara kesejahteraan.
00:07:52 - 00:07:56
Nah negara kesejahteraan seperti apa tentu akan panjang penjelasannya
00:07:56 - 00:08:01
tapi paling tidak ada tiga prinsip yang selalu diperjuangkan oleh
00:08:01 - 00:08:03
Partai Buruh di seluruh dunia.
00:08:03 - 00:08:05
Pertama, kesetaraan kesempatan.
00:08:05 - 00:08:08
Kedua, redistribusi kekayaan.
00:08:08 - 00:08:10
Dan yang ketiga, tanggung jawab publik.
00:08:10 - 00:08:13
Nah tentu itu menjadi prinsip dasar sebenarnya
00:08:13 - 00:08:16
dalam perjuangan Partai Buruh di seluruh dunia.
00:08:16 - 00:08:17
Kira-kira begitu.
00:08:17 - 00:08:19
Oke, terima kasih Pak Ilham.
00:08:19 - 00:08:21
Menarik, menarik, menarik.
00:08:21 - 00:08:24
Oke langsung aja kita mulai kali ya biar langsung berjalan diskusinya.
00:08:24 - 00:08:27
Dari Kania dulu silahkan tadi yang mau dibahas.
00:08:27 - 00:08:29
Ya Pak Ilham, Mas Ikhsan.
00:08:29 - 00:08:36
Jadi kan kita tahu ya di masyarakat itu terminologi buruh itu hanya mencakup
00:08:36 - 00:08:39
pekerja blue collar lah gitu.
00:08:39 - 00:08:41
Maksudnya kayak pekerja pabrik gitu.
00:08:41 - 00:08:44
Terutama mungkin orang taunya pekerja pabrik lah.
00:08:44 - 00:08:48
Nah sedangkan kayak misalnya karyawan kantoran gitu
00:08:48 - 00:08:51
biasanya orang bilangnya itu karyawan gitu.
00:08:51 - 00:08:54
Dan karyawan itu bukan buruh.
00:08:54 - 00:08:55
Nah ini benar gak?
00:08:55 - 00:08:59
Maksudnya ada fenomena seperti ini kalau dari pengamatan Mas Ikhsan dan Pak Ilham.
00:08:59 - 00:09:00
Mungkin Pak Ilham dulu deh.
00:09:00 - 00:09:03
Ya itu memang nyata ya.
00:09:03 - 00:09:09
Dan kita harus tahu bahwa itu baru terjadi setelah Orde Baru.
00:09:09 - 00:09:12
Dulu sebelum Orde Baru gak ada itu.
00:09:12 - 00:09:14
Semua buruh.
00:09:14 - 00:09:17
Bahkan sebelum perjuangan kemerdekaan Indonesia
00:09:17 - 00:09:21
serikat-serikat buruh tebu, serikat buruh penggadaian, serikat buruh-serikat buruh
00:09:21 - 00:09:24
semua memakai kata yang sama adalah buruh.
00:09:24 - 00:09:25
Buruh.
00:09:25 - 00:09:28
Baru setelah Orde Baru berkuasa
00:09:28 - 00:09:32
dia mulai mengganti nama buruh itu
00:09:32 - 00:09:35
salah satu tujuannya adalah
00:09:35 - 00:09:41
untuk menghilangkan jejak-jejak sejarah revolusioner dari perjuangan buruh masa lalu.
00:09:41 - 00:09:43
Dia pengen menghapus itu.
00:09:43 - 00:09:48
Sehingga mulailah diganti nama pertama Menteri Perburuhan di jaman Soekarno
00:09:48 - 00:09:50
itu namanya Menteri Perburuhan
00:09:50 - 00:09:52
menjadi Menteri Tenaga Kerja.
00:09:52 - 00:09:56
Nah baru disitu istilah buruh itu
00:09:56 - 00:10:01
dimulai ada kata karyawan, ada
00:10:01 - 00:10:03
macam-macam lah sebutannya.
00:10:03 - 00:10:04
Pegawai.
00:10:04 - 00:10:06
Pegawai, ya kayak gitu.
00:10:06 - 00:10:09
Jadi mulai untuk menghilangkan
00:10:09 - 00:10:13
yang saya bilang tadi jejak sejarah di masa lalu
00:10:13 - 00:10:15
karena bagaimanapun juga
00:10:15 - 00:10:18
Orde Baru pergantian
00:10:18 - 00:10:21
sebenarnya kan pergantian ideologi kan
00:10:21 - 00:10:24
dimana Orde Baru yang mulai berkuasa
00:10:24 - 00:10:29
mulai membuka modal sebesar-besarnya
00:10:29 - 00:10:34
karena Undang-Undang pertama yang dikeluarkan oleh Soeharto setelah dia berkuasa adalah
00:10:34 - 00:10:36
Undang-Undang nomor satu tahun 1967
00:10:36 - 00:10:38
Undang-Undang Penanaman Modal Asing.
00:10:38 - 00:10:42
Nah tentu dia akan mengantisipasi
00:10:42 - 00:10:45
bangkitnya kekuatan gerakan buruh
00:10:45 - 00:10:47
yang memang sebelumnya sudah dipukul habis
00:10:47 - 00:10:50
setelah waktu 1965-1967.
00:10:50 - 00:10:52
Nah sampai sekarang
00:10:52 - 00:10:55
akhirnya karena kita generasi yang sudah sekian tahun
00:10:55 - 00:11:02
kita menjadi terkotak-kotak jadinya.
00:11:02 - 00:11:05
Jadi buruh yang pada prinsipnya adalah
00:11:05 - 00:11:08
orang yang menerima upah, orang yang menerima perintah
00:11:08 - 00:11:10
orang yang mengerjakan sesuatu
00:11:10 - 00:11:14
atau orang yang tidak memiliki alat produksi
00:11:14 - 00:11:19
akhirnya dalam bahasanya
00:11:19 - 00:11:21
merasa bahwa saya bukan buruh
00:11:21 - 00:11:26
saya karyawan, saya bekerja, saya pegawai, saya profesional muda
00:11:26 - 00:11:29
tapi substansinya
00:11:29 - 00:11:31
biarpun dia bekerja di bank
00:11:31 - 00:11:33
dia bekerja di media
00:11:33 - 00:11:35
dia bekerja di berbagai macam perusahaan
00:11:35 - 00:11:37
atau buruh kerah putih yang istilahnya
00:11:37 - 00:11:39
yang ditambahin Sudirman Kuningan gitu
00:11:39 - 00:11:42
pada prinsipnya dia adalah
00:11:42 - 00:11:44
orang yang menerima upah
00:11:44 - 00:11:47
yang sewaktu-waktu dia bisa di PHK
00:11:47 - 00:11:51
karena dia tidak berkuasa terhadap alat produksi itu
00:11:51 - 00:11:53
karena itu bukan milik dia
00:11:53 - 00:11:56
nah tapi hegemoni yang sudah sekian tahun tadi
00:11:56 - 00:11:59
membuat terjadinya perpecahan
00:11:59 - 00:12:02
dan inilah yang diinginkan oleh Orde Baru sesungguhnya
00:12:02 - 00:12:04
tidak adanya persatuan
00:12:04 - 00:12:08
artinya salah satu keinginan pemerintah terdahulu adalah
00:12:08 - 00:12:12
mereduksi kekuatan daripada buruh
00:12:12 - 00:12:14
atau kelas pekerja ini
00:12:14 - 00:12:17
supaya tidak terlalu overpower
00:12:17 - 00:12:19
atau tidak terlalu punya power
00:12:19 - 00:12:22
sehingga mereka bisa atur-atur
00:12:22 - 00:12:24
itu yang terjadi di Indonesia maksudnya gitu ya bang?
00:12:24 - 00:12:26
betul sekali
00:12:26 - 00:12:29
betul sekali dia untuk mereduksi kekuatan itu
00:12:29 - 00:12:32
dengan cara salah satunya memecah-mecah, mengelompokkan
00:12:32 - 00:12:36
sehingga tidak ada satu kekuatan yang bisa kuat
00:12:36 - 00:12:38
untuk mengganggu kepentingan modal
00:12:38 - 00:12:39
kira-kira begitulah
00:12:39 - 00:12:41
sehingga kita hari ini yang kita perdebatkan
00:12:41 - 00:12:43
sebenarnya bukan hal yang substansi
00:12:43 - 00:12:46
dari problem yang dihadapi oleh orang upahan ini
00:12:46 - 00:12:48
tapi kita akhirnya berdebat tentang
00:12:48 - 00:12:51
saya bukan buruh, saya pegawai, saya pekerja
00:12:51 - 00:12:53
lalu yang nyinyir-nyinyir lihat tuh
00:12:53 - 00:12:54
buruh gak tahu diri
00:12:54 - 00:12:55
padahal dia juga buruh
00:12:55 - 00:12:57
iya benar, itu yang terjadi sekarang
00:12:57 - 00:12:59
misalnya aksi orang di Tamrin Sudirman
00:12:59 - 00:13:01
misalnya ada aksi buruh
00:13:01 - 00:13:02
misalnya aksi
00:13:02 - 00:13:06
padahal apa yang diperjuangkan oleh kawan-kawan yang di jalanan itu
00:13:06 - 00:13:09
itu juga berkaitan langsung dengan dirinya
00:13:09 - 00:13:13
yang bekerja di gedung-gedung penjata langit itu gitu
00:13:13 - 00:13:14
dia tidak menyadari itu
00:13:14 - 00:13:16
nah tentu mudah-mudahan kan
00:13:16 - 00:13:18
podcast ini juga mengedukasi mereka
00:13:18 - 00:13:20
bahwa mereka sebenarnya adalah buruh
00:13:20 - 00:13:21
buruh juga ya
00:13:21 - 00:13:22
mereka adalah orang upahan
00:13:22 - 00:13:24
mereka adalah orang yang rentan
00:13:24 - 00:13:26
yang sewaktu-waktu dia bisa di PHK
00:13:26 - 00:13:27
betul
00:13:27 - 00:13:28
itu dia
00:13:28 - 00:13:29
karena yang terjadi benar-benar itu sih
00:13:29 - 00:13:31
kalau yang udah-udah kan yang kita lihat
00:13:31 - 00:13:32
kalau kita lihat di Twitter
00:13:32 - 00:13:35
ada karyawan yang mau berangkat kerja
00:13:35 - 00:13:37
marah-marah karena ada buruh demo
00:13:37 - 00:13:39
gitu kan jadinya ya
00:13:39 - 00:13:40
iya yang paling kocak tuh
00:13:40 - 00:13:42
waktu itu pernah ada orang marah
00:13:42 - 00:13:43
gara-gara disebut buruh
00:13:43 - 00:13:44
iya ya ada ya?
00:13:44 - 00:13:45
iya
00:13:45 - 00:13:47
iya iya ada tuh ada beberapa
00:13:47 - 00:13:48
iya kaya
00:13:48 - 00:13:50
eh lu tuh buruh juga tau
00:13:50 - 00:13:51
gila lu gitu
00:13:51 - 00:13:53
lu ngatain gue gitu
00:13:53 - 00:13:54
kaya apa sih
00:13:54 - 00:13:55
kok jadi kaya ngatain ya
00:13:55 - 00:13:57
iya gue juga bingung
00:13:57 - 00:13:58
kalau kita bilang dia buruh
00:13:58 - 00:13:59
berarti dia punya kerjaan kan
00:13:59 - 00:14:00
iya
00:14:00 - 00:14:01
itu kan gak ngatain
00:14:01 - 00:14:02
aku juga kalau ngelihat kaya gitu
00:14:02 - 00:14:03
juga bingung
00:14:03 - 00:14:04
kok bisa gini ya
00:14:04 - 00:14:05
padahal kan buruh
00:14:05 - 00:14:06
kaya emang dia buruh gitu
00:14:06 - 00:14:07
emang buruh gitu
00:14:07 - 00:14:08
emang dia mau kerja
00:14:08 - 00:14:10
tapi ternyata emang ada sejarah panjang
00:14:10 - 00:14:11
dimana kata buruh itu
00:14:11 - 00:14:13
kaya dihilangkan ya dari
00:14:13 - 00:14:16
bahkan di wilayah saya ya
00:14:16 - 00:14:17
kata buruh itu
00:14:17 - 00:14:19
hanya diselamatkan untuk
00:14:19 - 00:14:21
tenaga-tenaga pelabuhan itu
00:14:21 - 00:14:22
buruh bagasi
00:14:22 - 00:14:24
oh yang bantuin ngeluarin ini
00:14:24 - 00:14:25
itu doang
00:14:25 - 00:14:26
kalau yang kerja
00:14:26 - 00:14:27
kalau yang kerja di pabrik
00:14:27 - 00:14:28
disebutannya apa
00:14:28 - 00:14:29
ada pabrik kali disana
00:14:29 - 00:14:30
atau
00:14:30 - 00:14:32
ya pabrik ada
00:14:32 - 00:14:34
tapi sebutannya pegawai
00:14:34 - 00:14:35
pegawai pabrik gitu ya
00:14:35 - 00:14:36
iya sebutannya
00:14:36 - 00:14:38
iya pegawai pabrik
00:14:38 - 00:14:40
jadi buruh itu
00:14:40 - 00:14:42
buruh itu bisa jadi orang tersinggung
00:14:42 - 00:14:43
kalau dibilang buruh
00:14:43 - 00:14:45
ya karena istilahnya itu
00:14:45 - 00:14:47
hanya digunakan untuk
00:14:47 - 00:14:49
yang angkut-angkut barang di pelabuhan
00:14:49 - 00:14:50
hmm
00:14:50 - 00:14:52
ya buruh pelabuhan itu ya
00:14:52 - 00:14:53
makanya jadi tersinggung
00:14:53 - 00:14:54
dibilang buruh
00:14:54 - 00:14:55
dan itu
00:14:55 - 00:14:57
levelnya maksudnya di mata masyarakat
00:14:57 - 00:14:59
rendah
00:14:59 - 00:15:00
lebih rendah daripada
00:15:00 - 00:15:02
apa pekerjaan yang lain lah gitu
00:15:02 - 00:15:04
iya jadi di beberapa daerah
00:15:04 - 00:15:06
bahkan kata buruh itu
00:15:06 - 00:15:08
hanya berlaku kepada satu
00:15:08 - 00:15:09
atau dua pekerjaan
00:15:09 - 00:15:11
justru pekerjaan buruh itu
00:15:11 - 00:15:12
bukan
00:15:12 - 00:15:13
apa namanya
00:15:13 - 00:15:14
bukan
00:15:14 - 00:15:16
apa ya
00:15:16 - 00:15:18
bukan mengelompokkan semuanya
00:15:18 - 00:15:20
di dalam satu kata itu
00:15:20 - 00:15:21
tapi justru
00:15:21 - 00:15:24
hanya untuk satu dua jenis pekerjaan
00:15:24 - 00:15:26
iya benar benar
00:15:26 - 00:15:28
tidak bisa jadi ada yang tersinggung
00:15:28 - 00:15:30
kemauan order baru berhasil berarti
00:15:30 - 00:15:32
iya udah hilang dari ini
00:15:32 - 00:15:34
bikin buruh itu kayaknya
00:15:34 - 00:15:36
jelek gitu
00:15:36 - 00:15:38
biar jadi less organize kan
00:15:38 - 00:15:40
kalau misalnya namanya di pecah-pecah
00:15:40 - 00:15:42
jadi gak bersatu
00:15:42 - 00:15:45
kalau di sindikasi gimana mas Iksan?
00:15:45 - 00:15:47
tadi nama organisasi itu
00:15:47 - 00:15:49
Serikat Pekerjaan
00:15:49 - 00:15:51
itu juga memang di awal
00:15:51 - 00:15:53
jadi sindikasi berdiri 2017
00:15:53 - 00:15:55
di awal itu
00:15:55 - 00:15:57
kami juga menimbang banyak
00:15:57 - 00:15:59
ini penggunaan nama
00:15:59 - 00:16:01
awalnya apakah kita pakai kata Serikat Pekerja
00:16:01 - 00:16:02
atau ganti yang lain
00:16:02 - 00:16:04
apa solidaritas pekerja
00:16:04 - 00:16:06
untuk menghindari terminologi serikat
00:16:06 - 00:16:09
bahkan juga ya itu ada perdebatan disana
00:16:09 - 00:16:10
tapi terus
00:16:10 - 00:16:12
kenapa harus kita ragu-ragu gitu ya
00:16:12 - 00:16:14
kalau memang mau bergerak dalam
00:16:14 - 00:16:15
isu perburuhan ya
00:16:15 - 00:16:17
kita harus tegaskan aja gitu
00:16:17 - 00:16:19
kemudian diambil Serikat Pekerja
00:16:19 - 00:16:21
itu lebih karena
00:16:21 - 00:16:23
alasan praktis aja gitu
00:16:23 - 00:16:25
untuk menghindari debat-debat yang gak perlu
00:16:25 - 00:16:27
udahlah kalian mau sebut diri kalian
00:16:27 - 00:16:29
pekerja profesional, kak pegawai, karyawan
00:16:29 - 00:16:30
terserah
00:16:30 - 00:16:32
tapi sepanjang kalian diupah
00:16:32 - 00:16:34
yaudah gabung aja ke dalam sindikasi gitu loh
00:16:34 - 00:16:37
jadi ada alasan-alasan yang lebih ke
00:16:37 - 00:16:39
praktisnya aja sih sebenarnya gitu
00:16:39 - 00:16:41
tapi tentu kami gak lantas
00:16:41 - 00:16:43
menghilangkan identitas organisasi
00:16:43 - 00:16:45
bahwa ini adalah bagian dari
00:16:45 - 00:16:47
kelas pekerjaan Indonesia makanya kami juga
00:16:47 - 00:16:49
beraliansi dengan teman-teman
00:16:49 - 00:16:51
dari Serikat-Serikat Buruh
00:16:51 - 00:16:53
Manufaktur, Pertambangan dan sebagainya
00:16:53 - 00:16:55
itu sering kami lakukan
00:16:55 - 00:16:57
tapi tadi definisi
00:16:57 - 00:16:59
buruh dari Pak Ilham tadi sih menarik ya
00:16:59 - 00:17:01
untuk kalau misalnya dilempar ke
00:17:01 - 00:17:02
konteks sindikasi gitu
00:17:02 - 00:17:05
tadi kan salah satu indikatornya adalah
00:17:05 - 00:17:07
bukan pemilik alat produksi gitu kan
00:17:07 - 00:17:09
ini yang diupah untuk
00:17:09 - 00:17:12
bekerja ke pemilik alat produksi gitu kan
00:17:12 - 00:17:14
tapi kan kalau di dunia digital itu
00:17:14 - 00:17:16
kayak alat produksi bisa dibilang
00:17:16 - 00:17:18
dimiliki semua orang lah gitu ya
00:17:18 - 00:17:19
oh iya juga sih ya
00:17:19 - 00:17:21
basically kita butuh otak
00:17:21 - 00:17:23
sama paling gadget atau internet lah gitu
00:17:23 - 00:17:25
misalnya nah karena itu bisa diakses
00:17:25 - 00:17:26
sama semua orang terutama
00:17:26 - 00:17:28
kalau dalam konteks sindikasi kan media
00:17:28 - 00:17:30
itu kan produknya adalah ide lah
00:17:30 - 00:17:31
basically ya
00:17:31 - 00:17:32
ya kita bisa bilang
00:17:32 - 00:17:35
practically gak ada kebutuhan akan
00:17:35 - 00:17:38
alat produksi yang hardware lah gitu
00:17:38 - 00:17:39
ya kan
00:17:39 - 00:17:41
nah gimana sindikasi melihat itu
00:17:41 - 00:17:43
apakah sindikasi melihat
00:17:43 - 00:17:45
si pekerja-pekerja freelance
00:17:45 - 00:17:46
di dunia digital ini
00:17:46 - 00:17:49
sebenarnya adalah pemilik alat produksi
00:17:49 - 00:17:51
nah tapi
00:17:51 - 00:17:53
tetap butuh berserikat misalnya
00:17:53 - 00:17:55
nah kalau iya kenapa
00:17:55 - 00:17:56
atau kayak sindikasi melihatnya
00:17:56 - 00:17:58
enggak mereka tetap termasuk buruh juga
00:17:58 - 00:18:00
karena what reason gitu
00:18:00 - 00:18:01
iya itu tepat sekali ya analisisnya
00:18:01 - 00:18:03
memang
00:18:03 - 00:18:05
perkembangan teknologi
00:18:05 - 00:18:06
dan kemajuan segala macem
00:18:06 - 00:18:07
akhirnya menambah kompleks
00:18:07 - 00:18:09
dari perdebatan yang tadi gitu ya
00:18:09 - 00:18:10
tapi kemudian
00:18:10 - 00:18:12
yang kami paham ya adalah
00:18:12 - 00:18:14
bahwa sepanjang ada subordinasi
00:18:14 - 00:18:17
ada ketimpangan gitu
00:18:17 - 00:18:20
antara si pekerja dengan yang memberi kerja
00:18:20 - 00:18:22
maka kemudian kami menilai
00:18:22 - 00:18:25
mereka semuanya adalah bagian dari kelas pekerja gitu
00:18:25 - 00:18:26
betul bahwa
00:18:26 - 00:18:28
mungkin laptop saya punya sendiri
00:18:28 - 00:18:30
kamera sendiri segala macem
00:18:30 - 00:18:31
handphone sebagainya gitu ya
00:18:31 - 00:18:33
tapi sepanjang dia mendapat perintah dari orang
00:18:33 - 00:18:36
dan kemudian dia dibayar untuk itu segala macem ya
00:18:36 - 00:18:38
itu secara definisi adalah
00:18:38 - 00:18:40
bagian dari kelas pekerja juga gitu
00:18:40 - 00:18:42
dan kalau dia tidak melakukan itu
00:18:42 - 00:18:43
maka dia tidak bisa hidup
00:18:43 - 00:18:44
tidak bisa makan
00:18:44 - 00:18:47
tidak bisa memenuhi kebutuhan hidup keluarga dan seterusnya
00:18:47 - 00:18:49
yaudah dia gak ada bedanya
00:18:49 - 00:18:50
yang membedakan kemudian
00:18:50 - 00:18:53
betul bahwa fakta perkembangan dunia
00:18:53 - 00:18:54
ada teknologi dan sebagainya
00:18:54 - 00:18:55
iya betul
00:18:55 - 00:18:56
tapi gak lantas
00:18:56 - 00:18:58
menghapuskan identitas kelas pekerja
00:18:58 - 00:19:01
dari sektor-sektor yang kami organisir di sindikasi
00:19:01 - 00:19:02
selama dia masih menerima upah gitu ya
00:19:02 - 00:19:04
ada yang ngasih
00:19:04 - 00:19:05
kayak klien lah gitu ya
00:19:05 - 00:19:06
ada yang ngasih
00:19:06 - 00:19:08
jadi yang dilihat adalah
00:19:08 - 00:19:10
posisi tawarnya gitu
00:19:10 - 00:19:11
relasi kuasanya
00:19:11 - 00:19:12
siapa yang mengontrol
00:19:12 - 00:19:13
oh iya benar itunya ya
00:19:13 - 00:19:14
selama dia belum
00:19:14 - 00:19:16
bukan dia yang mengontrol ya
00:19:16 - 00:19:18
masih buruh gitu
00:19:18 - 00:19:19
dan
00:19:19 - 00:19:22
celakanya sekarang kan itu semua semakin sumir ya
00:19:22 - 00:19:23
dengan penggunaan istilah yang berkembang
00:19:23 - 00:19:24
kalau tadi kan
00:19:24 - 00:19:26
pegawai, karyawan, segala macem
00:19:26 - 00:19:27
sekarang muncul mitra
00:19:27 - 00:19:28
oh benar
00:19:28 - 00:19:30
seolah-olah mitranya mitra setara gitu
00:19:30 - 00:19:31
seperti ojek ya
00:19:31 - 00:19:32
iya gitu
00:19:32 - 00:19:33
iya kan mitra
00:19:33 - 00:19:34
benar, nyebutnya mitra
00:19:34 - 00:19:36
mitra, mitra sengsara sebenarnya gitu
00:19:36 - 00:19:38
karena kan kalau di tempat kerja kan
00:19:38 - 00:19:40
sesama karyawan itu mitra kan
00:19:40 - 00:19:42
makanya jadi kayaknya setara jadinya ya
00:19:42 - 00:19:44
padahal ini satu perusahaan
00:19:44 - 00:19:45
yang punya satu orang-orang
00:19:45 - 00:19:46
yang disebutnya mitra
00:19:46 - 00:19:48
itu salah satu kunci
00:19:48 - 00:19:50
menurutku itu salah satu
00:19:50 - 00:19:51
rumus atau
00:19:51 - 00:19:52
ramuan penting ya
00:19:52 - 00:19:55
dalam mengelabui hubungan-hubungan ini semua
00:19:55 - 00:19:57
adalah harus ada ilusi yang ditanamkan
00:19:57 - 00:19:58
untuk
00:19:58 - 00:20:00
mengaburkan identitas gitu ya
00:20:00 - 00:20:01
kayak tadi misalnya mitra
00:20:01 - 00:20:02
penyebutan mitra
00:20:02 - 00:20:03
kemudian
00:20:03 - 00:20:04
dulu kalau ingat
00:20:04 - 00:20:06
ketika istilah ekonomi kreatif
00:20:06 - 00:20:07
mulai digembar-gemborkan
00:20:07 - 00:20:08
itu ada wacana
00:20:08 - 00:20:09
entrepreneurship
00:20:09 - 00:20:10
segala macam
00:20:10 - 00:20:11
wira usaha
00:20:11 - 00:20:12
dan
00:20:12 - 00:20:14
itu dimasukkan ke dunia pendidikan
00:20:14 - 00:20:15
dan seterusnya ya
00:20:15 - 00:20:16
lebih kurang itu untuk menanamkan
00:20:16 - 00:20:18
kesadaran baru bahwa
00:20:18 - 00:20:19
ya kalian bukan lagi
00:20:19 - 00:20:20
bagian dari kelas pekerja
00:20:20 - 00:20:21
dan seterusnya gitu loh
00:20:21 - 00:20:23
itu untuk memisahkan itu tadi
00:20:23 - 00:20:24
jadi
00:20:24 - 00:20:25
operasi
00:20:25 - 00:20:26
apa namanya yang tadi
00:20:26 - 00:20:27
jadi order baru sebenarnya juga
00:20:27 - 00:20:28
berkelanjutan sih
00:20:28 - 00:20:29
sampai hari ini juga
00:20:29 - 00:20:30
nah disitu kemudian
00:20:30 - 00:20:31
peran dari
00:20:31 - 00:20:33
Organisasi Serikat Pekerja untuk
00:20:33 - 00:20:35
memblejeti
00:20:35 - 00:20:37
membangunkan kesadaran
00:20:38 - 00:20:40
aku balik ke Pak Ilham dikit
00:20:40 - 00:20:42
soalnya ini partai buruh nih Pak
00:20:42 - 00:20:43
aku pengen tau sih
00:20:43 - 00:20:44
jadinya apakah
00:20:44 - 00:20:45
si
00:20:45 - 00:20:47
orang-orang yang merasa
00:20:47 - 00:20:49
karyawan dan bukan buruh ini
00:20:49 - 00:20:51
udah ada yang tergerak juga
00:20:51 - 00:20:53
untuk ikutan di dalam partai buruh
00:20:53 - 00:20:54
atau sejauh ini Pak Ilham melihatnya
00:20:54 - 00:20:55
oh emang
00:20:55 - 00:20:57
tetap masih dominan tuh buruh
00:20:57 - 00:20:59
atau pekerja pabrik doang gitu
00:20:59 - 00:21:01
secara umum
00:21:01 - 00:21:03
memang
00:21:03 - 00:21:05
berangkat dari
00:21:05 - 00:21:06
buruh-buruh pabrik
00:21:06 - 00:21:07
buruh-buruh yang berserikat gitu
00:21:07 - 00:21:08
berserikat ya
00:21:08 - 00:21:09
tapi
00:21:09 - 00:21:11
setelah perkembangan partai buruh
00:21:11 - 00:21:13
mulai dideklarasikan
00:21:13 - 00:21:14
apalagi pada saat
00:21:14 - 00:21:16
akhir pada mau pemilu
00:21:16 - 00:21:17
justru kita
00:21:17 - 00:21:19
malah banyak mendapatkan
00:21:19 - 00:21:20
dukungan
00:21:20 - 00:21:22
dari kalangan terpelajar
00:21:23 - 00:21:24
baik itu
00:21:24 - 00:21:26
mahasiswa yang ada di dalam negeri
00:21:26 - 00:21:28
maupun yang di luar negeri
00:21:28 - 00:21:29
lalu
00:21:29 - 00:21:30
kayak seperti
00:21:30 - 00:21:32
tadi kita
00:21:32 - 00:21:34
bertemu disini
00:21:34 - 00:21:35
dia bukan buruh yang terorganisir
00:21:35 - 00:21:37
saya kemarin pilih partai buruh
00:21:37 - 00:21:39
kita sering mendapatkan
00:21:39 - 00:21:40
kabar seperti itu
00:21:40 - 00:21:42
artinya apa
00:21:42 - 00:21:43
memang
00:21:43 - 00:21:45
perkembangan teknologi
00:21:45 - 00:21:47
dan informasi pada hari ini
00:21:47 - 00:21:49
orang mulai bisa melihat
00:21:49 - 00:21:51
partai itu
00:21:51 - 00:21:53
berdasarkan kepentingan
00:21:53 - 00:21:55
apakah partai tersebut
00:21:55 - 00:21:57
mengatasnamakan
00:21:57 - 00:21:58
kepentingan dia
00:21:58 - 00:22:00
yang mengakomodir kepentingan dia
00:22:00 - 00:22:01
meskipun dia tidak terorganisir
00:22:01 - 00:22:02
atau
00:22:02 - 00:22:04
mengakomodir kepentingan
00:22:04 - 00:22:05
pemilik modal
00:22:05 - 00:22:07
atau yang partai-partai yang sudah umum
00:22:07 - 00:22:09
nah di kalangan terpelajar
00:22:09 - 00:22:11
itu mulai kita mendapat
00:22:11 - 00:22:12
karena
00:22:12 - 00:22:14
jadi partai buruh mungkin
00:22:15 - 00:22:17
3 minggu sebelum pemilu
00:22:17 - 00:22:20
itu sempat trending topic di twitter
00:22:20 - 00:22:22
termasuk ada Ananda Badudu
00:22:22 - 00:22:24
yang ikut mengkampanyekan
00:22:24 - 00:22:26
lalu berapa
00:22:26 - 00:22:29
namanya orang yang punya
00:22:29 - 00:22:31
banyak pendukung di twitter
00:22:31 - 00:22:33
influencer
00:22:33 - 00:22:35
mereka ikut mengkampanyekan
00:22:35 - 00:22:37
sampai akhirnya mereka
00:22:37 - 00:22:39
membangun komunikasi sendiri
00:22:39 - 00:22:41
diantara ini ide dan gagasan mereka sendiri
00:22:41 - 00:22:42
mereka bikin gemuruh
00:22:42 - 00:22:44
gerakan menangkan partai buruh
00:22:44 - 00:22:46
itu dari kawan-kawan muda
00:22:46 - 00:22:48
yang ada di media sosial
00:22:48 - 00:22:50
jadi saya melihat
00:22:50 - 00:22:52
situasi ini
00:22:52 - 00:22:54
tidak terlepas dari perkembangan informasi
00:22:54 - 00:22:56
dan teknologi orang mulai berpikir
00:22:56 - 00:22:58
dan juga mulai sadar
00:22:58 - 00:23:00
tentang keputusan politik yang ada
00:23:00 - 00:23:02
selama ini di pemerintah sehingga
00:23:02 - 00:23:04
mereka menginginkan alternatif
00:23:04 - 00:23:06
nah jadi tidak hanya konstituennya
00:23:06 - 00:23:08
semua kelas pekerja
00:23:08 - 00:23:10
seluruh
00:23:10 - 00:23:12
gerakan
00:23:12 - 00:23:14
masyarakat yang memang
00:23:14 - 00:23:16
kita harapkan
00:23:16 - 00:23:18
membuat perubahan secara politik
00:23:18 - 00:23:20
tapi ya pemilu sudah
00:23:20 - 00:23:22
berakhir tentu kita harus
00:23:22 - 00:23:24
mulai mengevaluasi diri
00:23:24 - 00:23:26
untuk mempersiapkan
00:23:26 - 00:23:28
ke depan untuk jauh lebih baik
00:23:28 - 00:23:30
untuk
00:23:30 - 00:23:32
ini mungkin off topic sedikit
00:23:32 - 00:23:34
cuman rada penasaran Pak Ilhan
00:23:34 - 00:23:36
soal sistem pemilu
00:23:36 - 00:23:38
proporsional terbuka tertutup ini
00:23:38 - 00:23:40
Pak Ilhan melihatnya untuk kemenangan partai buruh
00:23:40 - 00:23:42
itu lebih tinggi
00:23:42 - 00:23:44
peluangnya tidak kalau misalnya
00:23:44 - 00:23:46
diganti jadi proporsional tertutup
00:23:46 - 00:23:48
ini kita menghadapi
00:23:48 - 00:23:50
undang-undang pemilu yang ada
00:23:50 - 00:23:52
hari ini memang didesain
00:23:52 - 00:23:54
dalam konteks demokrasi liberal
00:23:54 - 00:23:56
dan memang didesain
00:23:56 - 00:23:58
sedemikian rupa
00:23:58 - 00:24:00
oleh partai-partai penguasa
00:24:00 - 00:24:02
partai yang memenang
00:24:02 - 00:24:04
saya mengalami sendiri gitu ya
00:24:04 - 00:24:06
proporsional terbuka dengan
00:24:06 - 00:24:08
proporsional tertutup
00:24:08 - 00:24:10
dalam konteks sekarang ini
00:24:10 - 00:24:12
partai politik yang umum
00:24:12 - 00:24:14
yang dominan pada hari ini
00:24:14 - 00:24:16
mereka tidak membutuhkan
00:24:16 - 00:24:18
kaderisasi di internal partai
00:24:18 - 00:24:20
mereka tidak membutuhkan disiplin partai
00:24:20 - 00:24:22
mereka
00:24:22 - 00:24:24
menyandarkan juga
00:24:24 - 00:24:26
nanti pembiayaan untuk partai itu
00:24:26 - 00:24:28
pada saat pertarungan
00:24:28 - 00:24:30
pemilu kepada caleg-caleg
00:24:30 - 00:24:32
sehingga partai
00:24:32 - 00:24:34
ini dibajak oleh
00:24:34 - 00:24:36
orang-orang yang punya duit
00:24:36 - 00:24:38
orang-orang yang punya popularitas
00:24:38 - 00:24:40
dia tidak perlu ikut sekolah
00:24:40 - 00:24:42
partai tinggal pada saat
00:24:42 - 00:24:44
mau pemilu saya daftar
00:24:44 - 00:24:46
ke partai A
00:24:46 - 00:24:48
dibayar
00:24:48 - 00:24:50
kadang-kadang bayar kan
00:24:50 - 00:24:52
lalu nanti setelah itu
00:24:52 - 00:24:54
dia terserah mau nomor urut berapa saya
00:24:54 - 00:24:56
kadang-kadang saya ngalamin
00:24:56 - 00:24:58
ada orang yang tidak kelihatan dia kampanye
00:24:58 - 00:25:00
ke bawah gitu ya, tapi
00:25:00 - 00:25:02
poster balihonya banyak
00:25:02 - 00:25:04
sembakonya nanti banyak dimana-mana
00:25:04 - 00:25:06
giliran nanti mau
00:25:06 - 00:25:08
pencoblosan ya kita mendengar
00:25:08 - 00:25:10
amplopnya menyebar
00:25:10 - 00:25:12
nah jadi demokrasi
00:25:12 - 00:25:14
kita ini akhirnya akan selalu
00:25:14 - 00:25:16
dengan demokrasi liberal seperti ini
00:25:16 - 00:25:18
pasti akan didominasi oleh
00:25:18 - 00:25:20
orang yang punya duit sama orang yang
00:25:20 - 00:25:22
punya popularitas, makanya artis
00:25:22 - 00:25:24
menjadi batu loncatan
00:25:24 - 00:25:26
bagi dia, menjadi artis itu
00:25:26 - 00:25:28
cuma hanya sementara, tapi
00:25:28 - 00:25:30
pasti nanti menjadi politisi, banyak kan yang kayak gitu
00:25:30 - 00:25:32
banyak yang menang lagi
00:25:32 - 00:25:34
dia punya popularitas
00:25:34 - 00:25:36
nah tapi kalau bagi saya, menurut saya
00:25:36 - 00:25:38
itu
00:25:38 - 00:25:40
menegasikan fungsi partai
00:25:40 - 00:25:42
sebagai satu lembaga
00:25:42 - 00:25:44
yang memang harus dipersiapkan
00:25:44 - 00:25:46
untuk orang-orang yang akan
00:25:46 - 00:25:48
mengisi struktur di pemerintahan
00:25:48 - 00:25:50
harusnya adalah
00:25:50 - 00:25:52
orang-orang yang mempunyai track record
00:25:52 - 00:25:54
orang-orang yang mempunyai perspektif
00:25:54 - 00:25:56
ideologi tentang Indonesia
00:25:56 - 00:25:58
ini mau kita bangun seperti apa
00:25:58 - 00:26:00
dalam hal kebijakan ekonominya
00:26:00 - 00:26:02
mau seperti apa, kebijakan politiknya
00:26:02 - 00:26:04
seperti apa, dalam melihat
00:26:04 - 00:26:06
kebebasan ini seperti apa
00:26:06 - 00:26:08
jadi
00:26:08 - 00:26:10
butuh dia belajar, butuh
00:26:10 - 00:26:12
dia punya pengalaman
00:26:12 - 00:26:14
realitas sosialnya seperti apa
00:26:14 - 00:26:16
dan dia adalah bagian dari itu
00:26:16 - 00:26:18
bukan tiba-tiba orang karena punya uang
00:26:18 - 00:26:20
lalu nyalek, lalu terpilih
00:26:20 - 00:26:22
ya kita bisa tahu, seperti apa
00:26:22 - 00:26:24
kira-kira kualitas dari
00:26:24 - 00:26:26
hasil pemilu
00:26:26 - 00:26:28
seperti ini, yang akhirnya
00:26:28 - 00:26:30
mereka lah yang akan menentukan
00:26:30 - 00:26:32
nasib kita, mereka yang membuat
00:26:32 - 00:26:34
undang-undang yang akan diberlakukan
00:26:34 - 00:26:36
kepada kita
00:26:36 - 00:26:38
nah itu, menurut saya
00:26:38 - 00:26:40
proporsional terbuka
00:26:40 - 00:26:42
berdasarkan suara terbanyak ini
00:26:42 - 00:26:44
lebih banyak
00:26:44 - 00:26:46
hanya menguntungkan
00:26:46 - 00:26:48
orang-orang tertentu
00:26:48 - 00:26:50
segelintir orang tertentu
00:26:50 - 00:26:52
sehingga dalam konteks
00:26:52 - 00:26:54
kepartaian, tentu partai buruh akan
00:26:54 - 00:26:56
sangat dirugikan dalam hal itu, karena kita memang
00:26:56 - 00:26:58
buruh-buruh gak mungkin kita
00:26:58 - 00:27:00
mengikuti cara seperti mereka
00:27:00 - 00:27:02
iya, harus gaming
00:27:02 - 00:27:04
harus satu orang dan setiap orang harus populer
00:27:04 - 00:27:06
setiap caleg di semua
00:27:06 - 00:27:08
dapil itu berribu
00:27:08 - 00:27:10
berapa, puluh ribu apa berapa ini
00:27:10 - 00:27:11
dapil kan?
00:27:11 - 00:27:13
kalau kita kan modalnya jaringan aja kan, jaringan organisasi
00:27:13 - 00:27:15
jaringan struktur, jaringan yang
00:27:15 - 00:27:17
orang-orang yang pernah kita advokasi
00:27:17 - 00:27:19
nah tapi
00:27:19 - 00:27:21
ini, tapi bagaimanapun ini realita, tentu
00:27:21 - 00:27:23
kita akan terus memperjuangkan
00:27:23 - 00:27:25
karena undang-undang pemilu ini
00:27:25 - 00:27:27
adalah bentuk konkret
00:27:27 - 00:27:29
dari sistem demokrasi kita
00:27:29 - 00:27:31
kalau seandainya demokrasi kita
00:27:31 - 00:27:33
ingin lebih baik, undang-undangnya
00:27:33 - 00:27:35
harus lebih baik, undang-undangnya
00:27:35 - 00:27:37
harus akomodatif, jadi tidak
00:27:37 - 00:27:39
hanya sebenarnya masalah
00:27:39 - 00:27:41
proporsional terbuka, ada
00:27:41 - 00:27:43
di situ parlementari threshold
00:27:43 - 00:27:45
ada presiden threshold
00:27:45 - 00:27:47
ada lagi yang merugikan bagi buruh
00:27:47 - 00:27:49
dalam undang-undang itu, pemilih
00:27:49 - 00:27:51
harus berdasarkan
00:27:51 - 00:27:53
alamat KTP
00:27:53 - 00:27:55
nah sedangkan
00:27:55 - 00:27:57
buruh-buruh itu kan mau
00:27:57 - 00:27:59
dimanapun, kebanyakan kan
00:27:59 - 00:28:01
orang-orang urban kan
00:28:01 - 00:28:03
orang yang dari merantau, KTP
00:28:03 - 00:28:05
budenya masih di kampung, pada saat
00:28:05 - 00:28:07
dia mau masuk pencoblosan
00:28:07 - 00:28:09
mencoblos tidak boleh
00:28:09 - 00:28:11
sesuai dengan domisili, tapi
00:28:11 - 00:28:13
harus berdasarkan alamat KTP, dia untuk
00:28:13 - 00:28:15
pulang kampung ke Jawa, dia pasti akan
00:28:15 - 00:28:17
berpikir, wah 300 ribu
00:28:17 - 00:28:19
400 ribu, mending saya gak usah
00:28:19 - 00:28:21
nyoblos, nah suara
00:28:21 - 00:28:23
buruh, suara kelas pekerja
00:28:23 - 00:28:25
dengan sistem undang-undang aturan
00:28:25 - 00:28:27
seperti itu, itu akan sangat dirugikan
00:28:27 - 00:28:29
tapi terbalik
00:28:29 - 00:28:31
misalnya kan
00:28:31 - 00:28:33
yang di Indonesia
00:28:33 - 00:28:35
yang berdasarkan
00:28:35 - 00:28:37
domisili tadi, dia cuma hanya bisa
00:28:37 - 00:28:39
memilih presiden kan, tidak boleh
00:28:39 - 00:28:41
dia memilih anggota DPR RI
00:28:41 - 00:28:43
DPRD
00:28:43 - 00:28:45
tidak boleh, dia boleh punya hak
00:28:45 - 00:28:47
tapi hanya presiden, tapi bagaimana
00:28:47 - 00:28:49
dengan orang yang di luar negeri
00:28:49 - 00:28:51
dia kan gak sesuai dengan domisilinya
00:28:51 - 00:28:53
juga, tapi kenapa dia boleh juga
00:28:53 - 00:28:55
memilih anggota DPR, DPR boleh
00:28:55 - 00:28:57
nah ini kan undang-undangnya
00:28:57 - 00:28:59
kan gak fair gitu
00:28:59 - 00:29:01
kelas pekerja
00:29:01 - 00:29:03
itu sangat dirugikan, sehingga suara
00:29:03 - 00:29:05
kita banyak yang hilang
00:29:05 - 00:29:07
ya, terima kasih
00:29:07 - 00:29:09
gak pake artis ya pak, kemarin partai buruh
00:29:09 - 00:29:11
ada artis partai buruh
00:29:11 - 00:29:13
hebat, hebat
00:29:13 - 00:29:15
banyak kok yang muncul
00:29:15 - 00:29:17
kan di sosial media tuh, akhirnya caleg-caleg
00:29:17 - 00:29:19
iya, sempet ada yang tukang ojek
00:29:19 - 00:29:21
ada nih satu yang di Jakarta Selatan
00:29:21 - 00:29:23
yang mbak Yuni, dia ARC
00:29:23 - 00:29:25
asisten rumah tangga
00:29:25 - 00:29:27
dia gaji, berapa modal kampanye
00:29:27 - 00:29:29
2.500.000
00:29:29 - 00:29:31
tapi suara dia melampaui ada
00:29:31 - 00:29:33
salah seorang artis yang nyalik di dapil dia
00:29:33 - 00:29:35
oh iya, hebat
00:29:35 - 00:29:37
oke cukup ya
00:29:37 - 00:29:39
bagian topik ini
00:29:41 - 00:29:43
cukup untuk
00:29:43 - 00:29:45
topik ini ya
00:29:45 - 00:29:47
oke kalau gitu sekarang
00:29:47 - 00:29:49
saya ya, bagian gue tentang
00:29:49 - 00:29:51
kesejahteraan nih
00:29:51 - 00:29:53
saya ke mas Iksan deh
00:29:53 - 00:29:55
nah ini kan tadi tuh pekerja media
00:29:55 - 00:29:57
kreatif, tadi masuk juga
00:29:57 - 00:29:59
pekerja film gitu yang saya tau kan
00:29:59 - 00:30:01
banyak yang
00:30:01 - 00:30:03
sekarang mau bahas soal kesejahteraan nih
00:30:03 - 00:30:05
banyak yang kayak keselamatan saat
00:30:05 - 00:30:07
kerjaan yang gak tau gitu siapa yang
00:30:07 - 00:30:09
jamin gitu, jam kerjanya
00:30:09 - 00:30:11
apalagi kalau syuting-syutingan
00:30:11 - 00:30:13
tuh kan bisa pagi ketemu pagi lagi
00:30:13 - 00:30:15
besoknya udah pagi lagi siap-siap
00:30:15 - 00:30:17
apalagi kalau saya pernah berapa kali ikut syuting tuh kan
00:30:17 - 00:30:19
saya aja yang pemain atau
00:30:19 - 00:30:21
yang talent kan dateng tuh udah jadi
00:30:21 - 00:30:23
set gitu, ini lampu-lampu
00:30:23 - 00:30:25
disiapin dari jam berapa ini
00:30:25 - 00:30:27
kalau saya aja calling-an jam 6
00:30:27 - 00:30:29
mereka jam 4 mungkin jam 3
00:30:29 - 00:30:31
kalau dari yang dilihat sindikasi tuh ya
00:30:31 - 00:30:33
mungkin dari 2017
00:30:33 - 00:30:35
sindikasi berdiri atau dari sebelumnya yang pernah
00:30:35 - 00:30:37
dilihat sampai sekarang ada kemajuan gak sih soal
00:30:37 - 00:30:39
kesejahteraan atau
00:30:39 - 00:30:41
jaminan keselamatan, kesehatan dan lain-lain
00:30:41 - 00:30:43
untuk pekerja-pekerja kayak gitu
00:30:43 - 00:30:45
gini, sayangnya
00:30:45 - 00:30:47
gak ada perubahan sama sekali
00:30:47 - 00:30:49
bahkan sejak
00:30:49 - 00:30:51
narasi ekonomi kreatif
00:30:51 - 00:30:53
ditumbuh kembangkan dari
00:30:53 - 00:30:55
satu pemerintah ke pemerintahan yang lain
00:30:55 - 00:30:57
itu sama sekali mereka gak
00:30:57 - 00:30:59
memasukkan atau
00:30:59 - 00:31:01
mempertimbangkan aspek kesejahteraan pekerjanya
00:31:01 - 00:31:03
jadi ekonomi kreatif
00:31:03 - 00:31:05
dibesarkan
00:31:05 - 00:31:07
tapi isu pekerjanya relatif tidak
00:31:07 - 00:31:09
terbicarakan, padahal ada 7,2 juta
00:31:09 - 00:31:11
orang yang bekerja
00:31:11 - 00:31:13
dalam ekonomi kreatif, se-Indonesia
00:31:13 - 00:31:15
nah kalau bicara
00:31:15 - 00:31:17
agak spesifik misalnya ya
00:31:17 - 00:31:19
di pekerja kreatif, kami di sindikasi
00:31:19 - 00:31:21
itu pernah melakukan riset
00:31:21 - 00:31:23
dan menyimpulkan bahwa pekerja
00:31:23 - 00:31:25
ekonomi kreatif di Indonesia itu mengalami
00:31:25 - 00:31:27
apa yang disebut dengan
00:31:27 - 00:31:29
gabungan dari
00:31:29 - 00:31:31
fleksibilitas sama eksploitasi
00:31:31 - 00:31:33
jadi gampangnya dia adalah
00:31:33 - 00:31:35
sebuah kerentanan yang secara khas
00:31:35 - 00:31:37
dialami oleh pekerja
00:31:37 - 00:31:39
yang berada dalam hubungan kerja non-standar
00:31:39 - 00:31:41
misalnya
00:31:41 - 00:31:43
freelancer, kemudian
00:31:43 - 00:31:45
ada mitra, konsultan dan seterusnya
00:31:45 - 00:31:47
itu orang-orang yang
00:31:47 - 00:31:49
bekerja dalam satu periode
00:31:49 - 00:31:51
waktu yang singkat dan berpindah-pindah
00:31:51 - 00:31:53
ke pemberi kerja yang
00:31:53 - 00:31:55
berbeda, nah itu
00:31:55 - 00:31:57
dicirikan dari
00:31:57 - 00:31:59
beberapa hal, yang pertama
00:31:59 - 00:32:01
dia relatif tidak punya jaminan pelindungan hukum
00:32:01 - 00:32:03
misalnya dalam bentuk
00:32:03 - 00:32:05
perjanjian kerja tertulis
00:32:05 - 00:32:07
biasanya freelancer di industri kreatif itu
00:32:07 - 00:32:09
pekerjaannya cuma lewat
00:32:09 - 00:32:11
WA, telepon, email, segala macam
00:32:11 - 00:32:13
besok bisa enggak?
00:32:13 - 00:32:15
budget segini, kapan dibayar?
00:32:15 - 00:32:17
nah gampang nanti aja gitu
00:32:17 - 00:32:19
kasualisasi seperti itu
00:32:19 - 00:32:21
ternyata membawa
00:32:21 - 00:32:23
dampak buruk buat si pekerjaannya
00:32:23 - 00:32:25
dia jadi lebih rentan
00:32:25 - 00:32:27
dan sialnya juga
00:32:27 - 00:32:29
pekerja itu dalam posisi
00:32:29 - 00:32:31
yaudahlah kalau memang
00:32:31 - 00:32:33
maunya begitu yaudah saya ikutin aja
00:32:33 - 00:32:35
daripada enggak dapat kerjaan
00:32:35 - 00:32:37
jadi itu satu, soal pelindungan hukum yang lemah
00:32:37 - 00:32:39
yang kedua, tentang jam kerja yang sangat panjang
00:32:39 - 00:32:41
tadi kan disebut film ya
00:32:41 - 00:32:43
kebetulan saya juga meneliti film
00:32:43 - 00:32:45
teman-teman pekerja film
00:32:45 - 00:32:47
dan film ini cerita panjang dan iklan
00:32:47 - 00:32:49
jadi dalam penelitian kami
00:32:49 - 00:32:51
dalam satu hari syuting, teman-teman pekerja
00:32:51 - 00:32:53
film di Indonesia itu menghabiskan 16
00:32:53 - 00:32:55
sampai 20 jam
00:32:55 - 00:32:57
untuk syutingnya aja, untuk kerjanya ya
00:32:57 - 00:32:59
jadi mereka datang ke
00:32:59 - 00:33:01
lokasi syuting itu jam 5 pagi
00:33:01 - 00:33:03
kemudian jam normalnya itu berakhir di
00:33:03 - 00:33:05
12 malam, nanti akan ada
00:33:05 - 00:33:07
lemburnya di atas jam 12 malam
00:33:07 - 00:33:09
tapi ya seringkali juga
00:33:09 - 00:33:11
enggak dapat kompensasi untuk itu
00:33:11 - 00:33:13
kembali di lokasi syuting di jam yang sama
00:33:13 - 00:33:15
kemudian harinya, bayangkan kalau itu terjadi
00:33:15 - 00:33:17
selama berhari-hari
00:33:17 - 00:33:19
berpekan-pekan, padahal
00:33:19 - 00:33:21
ILO atau Lembaga Perburuan Internasional
00:33:21 - 00:33:23
dan WHO, Badan Kesehatan Dunia
00:33:23 - 00:33:25
itu sudah memberikan alarm
00:33:25 - 00:33:27
bahwa apabila seseorang bekerja
00:33:27 - 00:33:29
di atas 55 jam setiap
00:33:29 - 00:33:31
pekannya, dia punya
00:33:31 - 00:33:33
risiko tinggi meninggal akibat
00:33:33 - 00:33:35
serangan jantung iskemik atau
00:33:35 - 00:33:37
stroke, sementara tadi
00:33:37 - 00:33:39
konteksnya, pekerja film
00:33:39 - 00:33:41
16-20 jam satu hari saja
00:33:41 - 00:33:43
jadi hampir dua kali lipat
00:33:43 - 00:33:45
dari alarm yang dibunyikan oleh WHO
00:33:45 - 00:33:47
dan ILO, jam kerjanya ini
00:33:47 - 00:33:49
enggak berubah, data BPS
00:33:49 - 00:33:51
data resmi negara itu, sepertiga
00:33:51 - 00:33:53
dari pekerja ekonomi kreatif Indonesia
00:33:53 - 00:33:55
mengalami overwork, mereka bekerja di atas
00:33:55 - 00:33:57
48 jam setiap
00:33:57 - 00:33:59
pekannya, jadi kondisinya mungkin jauh beda
00:33:59 - 00:34:01
dengan teman-teman yang di manufaktur
00:34:01 - 00:34:03
yang jauh lebih sehat jam kerjanya
00:34:03 - 00:34:05
kalau di konteks industri kreatif itu
00:34:05 - 00:34:07
ugal-ugalan dalam sisi jam kerja
00:34:07 - 00:34:09
lagi bicara jaminan sosial
00:34:09 - 00:34:11
teman-teman itu semua
00:34:11 - 00:34:13
rentan, sebab
00:34:13 - 00:34:15
ketika terjadi resiko
00:34:15 - 00:34:17
kerja, semua akan dia tanggung
00:34:17 - 00:34:19
sendirian, makanya enggak heran kalau kita sering
00:34:19 - 00:34:21
melihat mungkin di medsos, ada yang
00:34:21 - 00:34:23
open donasi untuk siapa kawannya
00:34:23 - 00:34:25
yang begini, segala macam
00:34:25 - 00:34:27
ya itu karena memang
00:34:27 - 00:34:29
mereka enggak masuk dalam jaminan
00:34:29 - 00:34:31
sosial, mereka karena enggak masuk dalam
00:34:31 - 00:34:33
skema jaminan sosial, jadi
00:34:33 - 00:34:35
negara enggak bisa memonitor mereka
00:34:35 - 00:34:37
karena di luar radar
00:34:37 - 00:34:39
jadi itu yang jadi masalah
00:34:39 - 00:34:41
ketika pandemi dan itu jadi
00:34:41 - 00:34:43
momentum penting buat kami untuk
00:34:43 - 00:34:45
memprioritaskan kawan-kawan freelancer
00:34:45 - 00:34:47
dengan segala kerentanannya
00:34:47 - 00:34:49
dengan segala kekhasan
00:34:49 - 00:34:51
pekerjaannya untuk kemudian
00:34:51 - 00:34:53
di organisir dan dibantu
00:34:53 - 00:34:55
diadvokasi banyak hal
00:34:55 - 00:34:57
karena kalau ada kerjaan dengan
00:34:57 - 00:34:59
jam kerja fleksibel, itu jumakan banget
00:34:59 - 00:35:01
orang mikirnya kan
00:35:01 - 00:35:03
bisa kerja di mana saja nih, bisa santai
00:35:03 - 00:35:05
jam kerja fleksibel artinya
00:35:05 - 00:35:07
lu bisa weekend di telpon sama bos
00:35:07 - 00:35:09
malam di
00:35:09 - 00:35:11
ya itu jebakan banget
00:35:11 - 00:35:13
tapi gue sendiri denger dari
00:35:13 - 00:35:15
si kayak aktris
00:35:15 - 00:35:17
atau aktor yang
00:35:17 - 00:35:19
di dunia, maksudnya
00:35:19 - 00:35:21
sinetron, terutama FTV
00:35:21 - 00:35:23
mereka sendiri tuh
00:35:23 - 00:35:25
emang juga susah
00:35:25 - 00:35:27
untuk sepakat bahwa
00:35:27 - 00:35:29
bahwa ini bukan
00:35:29 - 00:35:31
kondisi yang sehat, jadi banyak juga
00:35:31 - 00:35:33
yang udah biasa, gue bisa kok
00:35:33 - 00:35:35
jadi gak mau diajakin
00:35:35 - 00:35:37
kita nego untuk
00:35:37 - 00:35:39
better working condition tuh
00:35:39 - 00:35:41
mereka gak mau
00:35:41 - 00:35:43
karena ya gue bisa, yaudah kalau lu gak bisa
00:35:43 - 00:35:45
ya bagus lah, jadi lu
00:35:45 - 00:35:47
kelempar dari kompetisi
00:35:47 - 00:35:49
itu ada, itu menormalisasi
00:35:49 - 00:35:51
kondisi buruk yang terjadi gitu ya
00:35:51 - 00:35:53
bahkan sampai ada persepsi bahwa ya lu kalau
00:35:53 - 00:35:55
mau, terutama pekerja muda ya misalnya
00:35:55 - 00:35:57
mau masuk film, ya kalau mau karir
00:35:57 - 00:35:59
di industri film ya harus begitu memang
00:35:59 - 00:36:01
tapi ada lucunya gini ya, di penelitian
00:36:01 - 00:36:03
yang sama, jadi gini kebetulan
00:36:03 - 00:36:05
ada satu judul film Indonesia
00:36:05 - 00:36:07
yang mendapat piala citra
00:36:07 - 00:36:09
untuk beberapa kategori
00:36:09 - 00:36:11
dia syuting itu di dua lokasi
00:36:11 - 00:36:13
pertama di Jakarta dan
00:36:13 - 00:36:15
di New York, Jakarta itu mungkin sekitar
00:36:15 - 00:36:17
10% lah dari total durasi film
00:36:17 - 00:36:19
sisanya di New York
00:36:19 - 00:36:21
nah ketika mereka, kru semuanya
00:36:21 - 00:36:23
berangkat ke New York, mau gak mau
00:36:23 - 00:36:25
itu semua akan ngikut sama sistem kerja
00:36:25 - 00:36:27
di New York, semua sehat
00:36:27 - 00:36:29
semuanya sehat gitu ya
00:36:29 - 00:36:31
90% dari durasi film
00:36:31 - 00:36:33
dikerjakan dengan cara yang baik, semuanya
00:36:33 - 00:36:35
tertip lah, karena memang disana kan serikat pekerja
00:36:35 - 00:36:37
filmnya kuat ya, mereka bisa
00:36:37 - 00:36:39
menentukan banyak hal gitu
00:36:39 - 00:36:41
begitu kembali ke Indonesia, untuk membuat yang
00:36:41 - 00:36:43
10% aja, kacau balau lagi
00:36:43 - 00:36:45
balik lagi 16 sampai 20 jam
00:36:45 - 00:36:47
itu satu film yang sama gitu
00:36:47 - 00:36:49
jadi artinya sebenarnya itu bisa
00:36:49 - 00:36:51
dilakukan. Enggak dan bukan cuman
00:36:51 - 00:36:53
itu, kalau misalnya kita ngelihat
00:36:53 - 00:36:55
dari industri nya sendiri, kan kita tahu ya
00:36:55 - 00:36:57
produksi
00:36:57 - 00:36:59
industri film
00:36:59 - 00:37:01
ataupun siri segala macam
00:37:01 - 00:37:03
di Hollywood itu kan
00:37:03 - 00:37:05
kuat banget gitu kan, maksudnya
00:37:05 - 00:37:07
berhasil banget, sukses banget
00:37:07 - 00:37:09
tapi pada saat yang sama mereka juga bisa
00:37:09 - 00:37:11
berserikat untuk membentuk
00:37:11 - 00:37:13
kondisi kerja yang lebih sehat
00:37:13 - 00:37:15
berarti kan itu bahkan tidak
00:37:15 - 00:37:17
dikotomis dengan profit misalnya
00:37:17 - 00:37:19
kayak its a
00:37:19 - 00:37:21
billions of dollars of industry
00:37:21 - 00:37:23
disana, dan bukan berarti orang harus mati
00:37:23 - 00:37:25
untuk ngelakuin itu
00:37:25 - 00:37:27
kalau disini kan bilang kan justru biar
00:37:27 - 00:37:29
karena gak ada budget lah atau apa
00:37:29 - 00:37:31
di Indonesia kan banyak kejar tayang
00:37:31 - 00:37:33
sedangkan skala industri lu tuh
00:37:33 - 00:37:35
kayak cupu banget gitu
00:37:35 - 00:37:37
dibandingin Hollywood gitu, kayak nothing lah
00:37:37 - 00:37:39
mereka gak ada sinetron yang tiap hari kali
00:37:39 - 00:37:41
skala duitnya, mereka gak ada sinetron
00:37:41 - 00:37:43
tiap hari, nah justru itu kan pertanyaan
00:37:43 - 00:37:45
gue kan gini ya, kenapa misalnya kayak
00:37:45 - 00:37:47
series kayak The West Wing atau Friends
00:37:47 - 00:37:49
mereka tidak ada sinetron yang paginya syuting, sorenya tayang
00:37:49 - 00:37:51
kak, nah itu dia kan
00:37:51 - 00:37:53
tapi tetep berhasil
00:37:53 - 00:37:55
kenapa mereka bisa gak perlu kayak gitu
00:37:55 - 00:37:57
dan tetep berjalan industri nya
00:37:57 - 00:37:59
iya berjalan bahkan besar sekali
00:37:59 - 00:38:01
disini tuh juga denger cerita bahkan aktrisnya aja
00:38:01 - 00:38:03
syuting sambil di infus
00:38:03 - 00:38:05
disini, tapi deteknya segini doang nih
00:38:05 - 00:38:07
karena tangannya lagi di infus
00:38:07 - 00:38:09
aduh ya, jadi sampai udah
00:38:09 - 00:38:11
di open itu Pak Ilham
00:38:11 - 00:38:13
dan itu mereka juga yang bela
00:38:13 - 00:38:15
manusia manusia serigala
00:38:15 - 00:38:17
oh gitu ya
00:38:17 - 00:38:19
dan itu mereka juga yang bela
00:38:19 - 00:38:21
saya denger ceritanya Prilly
00:38:21 - 00:38:23
di podcast, Prilly pernah cerita di podcast bahkan
00:38:23 - 00:38:25
waktu ganteng-ganteng serigala
00:38:25 - 00:38:27
itu dia di infus, tapi deteknya
00:38:27 - 00:38:29
segini nih, jadi sambil
00:38:29 - 00:38:31
di infus, bahkan bukan cuma Prilly
00:38:31 - 00:38:33
aktrisnya loh, karena kan ya tadi
00:38:33 - 00:38:35
sinetron itu kan, kalau sinetron kita kan gitu kan
00:38:35 - 00:38:37
sinetron oke, kok bisa tiap hari ini tayang nih
00:38:37 - 00:38:39
ya gimana kadang syuting malam
00:38:39 - 00:38:41
sorenya masih ditulis skripnya, kenapa
00:38:41 - 00:38:43
ya itu, sakit pulang pagi
00:38:43 - 00:38:45
masih syuting lagi, ya gimana
00:38:45 - 00:38:47
ada satu sinematografer orang Amerika
00:38:47 - 00:38:49
dia baru beberapa tahun belakangan
00:38:49 - 00:38:51
kerja di Indonesia nih, di Amerika dia
00:38:51 - 00:38:53
anggota serikat pekerja film disana
00:38:53 - 00:38:55
begitu kerja di Indonesia, dia langsung bersyukur
00:38:55 - 00:38:57
wah gila, ternyata apa yang terjadi di Amerika itu
00:38:57 - 00:38:59
bukan pemberian dari langit gitu ya
00:38:59 - 00:39:01
diperjuangkan, karena sekarang
00:39:01 - 00:39:03
di Indonesia gini, kacau banget
00:39:03 - 00:39:05
ngapain dia ke Indonesia?
00:39:05 - 00:39:07
ya mungkin dia pikir ada karir yang oke kali disini
00:39:07 - 00:39:09
ternyata gitu
00:39:09 - 00:39:11
atau dia ngincer ini, kalau di tempat syuting tuh
00:39:11 - 00:39:13
kalau syuting sampai jam 12, dapet MTM
00:39:13 - 00:39:15
makan tengah malam
00:39:15 - 00:39:17
kalau disana kan mungkin jam 10 udah pulang
00:39:17 - 00:39:19
wah dapet makan tengah malam nih
00:39:19 - 00:39:21
biasanya nasi goreng tuh
00:39:21 - 00:39:23
baru sih yang ngomong nasi goreng
00:39:23 - 00:39:25
sering dapet ya anda ya
00:39:25 - 00:39:27
makan tengah malam ya
00:39:27 - 00:39:29
sering sekali
00:39:29 - 00:39:31
Matt lu sebagai yang jauh lebih sering syuting film
00:39:31 - 00:39:33
dibanding kami-kami disini
00:39:33 - 00:39:35
ada apa yang mau ditanyakan nih?
00:39:35 - 00:39:37
enggak, bahkan saya pernah syuting
00:39:37 - 00:39:39
26 jam
00:39:39 - 00:39:41
non stop
00:39:41 - 00:39:43
dari pagi ke pagi lagi
00:39:43 - 00:39:45
lewat dari jam itu dikit 2 jam
00:39:47 - 00:39:49
tapi kan ada bayaran tambahan
00:39:49 - 00:39:51
kok banyak nunggunya?
00:39:51 - 00:39:53
atau emang syutingnya lama?
00:39:53 - 00:39:55
emang kejar hari
00:39:55 - 00:39:57
bukan kejar tayang
00:39:57 - 00:39:59
tapi kejar hari syuting
00:39:59 - 00:40:01
kenapa
00:40:01 - 00:40:03
sutradara-sutradara
00:40:03 - 00:40:05
atau lain produser itu
00:40:05 - 00:40:07
bingung untuk
00:40:07 - 00:40:09
bisa bikin syuting sehat
00:40:09 - 00:40:11
tapi aku syuting sehat juga banyak ya
00:40:11 - 00:40:13
film yang bisa syuting cuma 8 jam
00:40:13 - 00:40:15
yang kalau syutingnya malam
00:40:15 - 00:40:17
dia paginya enggak usah ada yang
00:40:17 - 00:40:19
syuting
00:40:19 - 00:40:21
itu banyak banget juga
00:40:21 - 00:40:23
tapi ada kejadian-kejadian yang kayak gini
00:40:23 - 00:40:25
jadi kayak day syutingnya itu karena luar kota
00:40:25 - 00:40:27
day syutingnya sedikit
00:40:27 - 00:40:29
produsernya enggak mau
00:40:29 - 00:40:31
keluarin duit lagi, sehingga harus dimepetin
00:40:31 - 00:40:33
sewa lokasinya
00:40:33 - 00:40:35
alatnya dan macam-macam
00:40:35 - 00:40:37
harus di pepet-pepetin
00:40:37 - 00:40:39
makanya budget produksi kita
00:40:39 - 00:40:41
terus day
00:40:41 - 00:40:43
produksi day-nya
00:40:43 - 00:40:45
kita itu
00:40:45 - 00:40:47
jauh lah dibandingkan dengan Amerika
00:40:47 - 00:40:49
Amerika kerjaan film bisa setahun, kita sebulan kelar
00:40:49 - 00:40:51
iya benar
00:40:51 - 00:40:53
kita syuting di bawah 30 hari loh
00:40:53 - 00:40:55
untuk satu film bisa di bawah 30 hari syuting
00:40:55 - 00:40:57
iya, sementara di luar negeri
00:40:57 - 00:40:59
kita tau banget, kayak oh ini baru mulai
00:40:59 - 00:41:01
disyuting nih, nanti tayang 2000
00:41:01 - 00:41:03
berapa gitu, wih 3 tahun
00:41:03 - 00:41:05
lagi baru tayang, mereka udah syuting
00:41:05 - 00:41:07
dari sekarang gitu
00:41:07 - 00:41:09
nah kita itu syuting 3 bulan
00:41:09 - 00:41:11
iya
00:41:11 - 00:41:13
produksinya sampe film itu tayang
00:41:13 - 00:41:15
itu 3 bulan doang
00:41:15 - 00:41:17
kadang-kadang
00:41:17 - 00:41:19
jadi biasa lah itu yang syuting
00:41:19 - 00:41:21
kayak 20 jam
00:41:21 - 00:41:23
20, aku 26
00:41:23 - 00:41:25
pernah tuh
00:41:25 - 00:41:27
benar-benar pulangnya tuh pagi jam 8
00:41:27 - 00:41:29
sementara callingannya jam 6 pagi
00:41:29 - 00:41:31
hari sebelumnya
00:41:31 - 00:41:33
ah callingannya jam, ah pulang jam 8
00:41:33 - 00:41:35
jadi sebelumnya tuh hari sebelumnya jam 6 pagi
00:41:35 - 00:41:37
pulangnya jam 8 pagi
00:41:37 - 00:41:39
hari sebelumnya jam 6 pagi kan, callingan kan
00:41:39 - 00:41:41
iya benar-benar yang kayak gitu-gitu tuh
00:41:41 - 00:41:43
yang jadi apa ya
00:41:43 - 00:41:45
jadi biasa lah bener di industri
00:41:45 - 00:41:47
normalisasi
00:41:47 - 00:41:49
iya, saya tuh sampe
00:41:49 - 00:41:51
sampe kayak nanya ke produser sutradara
00:41:51 - 00:41:53
kalian pikir semua pemain film pake narkoba
00:41:53 - 00:41:55
bangsat, ini baren udah
00:41:55 - 00:41:57
udah runtuh ini
00:41:57 - 00:41:59
ga semua nyabu ya
00:41:59 - 00:42:01
biar balik terus ya
00:42:01 - 00:42:03
tolong
00:42:03 - 00:42:05
ada yang jauh lebih menderita
00:42:05 - 00:42:07
daripada kita pekerja ini nya
00:42:07 - 00:42:09
apa namanya, kru nya
00:42:09 - 00:42:11
kru nya
00:42:11 - 00:42:13
ekstras nya, ekstras dibayar ga seberapa
00:42:13 - 00:42:15
tunggu nya sampe bareng kita gitu
00:42:15 - 00:42:17
iya benar
00:42:17 - 00:42:19
ekstras ya kesian
00:42:19 - 00:42:21
kita mau minta apa aja tinggal teriakan
00:42:21 - 00:42:23
tapi bersyukur ada orang yang
00:42:23 - 00:42:25
dia harus beli sendiri gitu, sementara
00:42:25 - 00:42:27
waktu tunggu nya sama kayak kita
00:42:27 - 00:42:29
itu kadang-kadang yang bikin kita, oh yaudahlah gapapa
00:42:29 - 00:42:31
kru juga cape sih gitu
00:42:31 - 00:42:33
kita ada pemakluman-pemakluman
00:42:33 - 00:42:35
yang sebenernya tolol pemaklumannya
00:42:35 - 00:42:37
iya iya iya
00:42:37 - 00:42:39
dan untungnya cerita-cerita kayak gini, kayak cerita mama
00:42:39 - 00:42:41
terus cerita yang saya denger perilih di info
00:42:41 - 00:42:43
sambil syuting itu, mereka bisa cerita ketawa-tawa
00:42:43 - 00:42:45
karena udah lewat dan mereka nya
00:42:45 - 00:42:47
selamat gitu, baik-baik aja, untuk orang-orang
00:42:47 - 00:42:49
yang ga selamat tuh jadi ga lucu tuh cerita-cerita itu
00:42:49 - 00:42:51
gitu lah, kerja 18 jam
00:42:51 - 00:42:53
20 jam, kayak gitu ya
00:42:53 - 00:42:55
itu bener sih, karena saya sering
00:42:55 - 00:42:57
liat juga, jadi emang nih gila banget sih
00:42:57 - 00:42:59
kerja kayak gini gitu nih
00:42:59 - 00:43:01
emang gimana, jam berapa tidurnya
00:43:01 - 00:43:03
pagi udah siap lagi nih, lampu-lampu dan set
00:43:03 - 00:43:05
segala macem
00:43:05 - 00:43:07
ke Pak Ilham saya sekarang, kalau
00:43:07 - 00:43:09
kesejahteraan untuk
00:43:09 - 00:43:11
yang partai buruh liat gitu ya, dari
00:43:11 - 00:43:13
entah buruh
00:43:13 - 00:43:15
untuk buruh manufaktur, atau untuk karyawan
00:43:15 - 00:43:17
atau gimana, ada ga sih
00:43:17 - 00:43:19
perubahannya Pak Ilham
00:43:19 - 00:43:21
kalau yang dari partai buruh liat tuh
00:43:21 - 00:43:23
sejak apa makin baik jaminannya, atau
00:43:23 - 00:43:25
gitu-gitu aja, atau gimana Pak?
00:43:25 - 00:43:27
ya tadi menarik masalah
00:43:27 - 00:43:29
jam kerja tadi ya
00:43:29 - 00:43:31
temanya May Day
00:43:31 - 00:43:33
poin utama yang diperjuangkan
00:43:33 - 00:43:35
oleh buruh-buruh
00:43:35 - 00:43:37
di abad ke-18 dulu adalah
00:43:37 - 00:43:39
pengurangan jam kerja
00:43:39 - 00:43:41
dulu jam kerja sama
00:43:41 - 00:43:43
seperti sekarang, 16-20 jam
00:43:43 - 00:43:45
mereka minta pengurangan jam kerja
00:43:45 - 00:43:47
8 jam kerja
00:43:47 - 00:43:49
8 jam istirahat
00:43:49 - 00:43:51
8 jam tidur, nah itu
00:43:51 - 00:43:53
poin utama, tapi ternyata
00:43:53 - 00:43:55
setelah sekian abad di negeri kita
00:43:55 - 00:43:57
kembali terjadi
00:43:57 - 00:43:59
kita masih
00:43:59 - 00:44:01
kita masih abad ke-18 ga sih?
00:44:01 - 00:44:03
kita lagi abad ke-8 ini
00:44:03 - 00:44:05
lagi abad ke-8
00:44:05 - 00:44:07
sebenernya emang di dunia kreatif kayaknya ga pernah
00:44:07 - 00:44:09
masuk deh Pak
00:44:09 - 00:44:11
8 jam kerja
00:44:11 - 00:44:13
emang ga pernah, jadi bukan balik lagi
00:44:13 - 00:44:15
tapi emang kita ga pernah berhasil
00:44:15 - 00:44:17
tapi selain dari
00:44:17 - 00:44:19
industri kreatif, itu juga
00:44:19 - 00:44:21
di industri manufaktur, di industri pelabuhan
00:44:21 - 00:44:23
di sektor transportasi
00:44:23 - 00:44:25
itu umum terjadi, masalah jam kerja
00:44:25 - 00:44:27
makanya tingkat kecelakaan kerja
00:44:27 - 00:44:29
di Indonesia ini salah satu yang tertinggi
00:44:29 - 00:44:31
nah terkait tadi tentang kesejahteraan
00:44:31 - 00:44:33
apakah
00:44:33 - 00:44:35
lebih baik atau tidak gitu ya
00:44:35 - 00:44:37
kita
00:44:37 - 00:44:39
mengukur kesejahteraan
00:44:39 - 00:44:41
itu kan pasti pertama dari pendapatannya
00:44:41 - 00:44:43
lalu apakah pendapatannya
00:44:43 - 00:44:45
itu bisa memenuhi kebutuhannya
00:44:45 - 00:44:47
kebutuhan dasarnya
00:44:47 - 00:44:49
nah sekarang dalam ukuran
00:44:49 - 00:44:51
untuk menentukan pendapatannya
00:44:51 - 00:44:53
kita bisa melihat, dulu dalam
00:44:53 - 00:44:55
undang-undang 13 tahun
00:44:55 - 00:44:57
2003, cara untuk
00:44:57 - 00:44:59
mengukur, menentukan
00:44:59 - 00:45:01
nilai upah minimum
00:45:01 - 00:45:03
provinsi, upah minimum kota itu
00:45:03 - 00:45:05
berdasarkan ada
00:45:05 - 00:45:07
64 item kebutuhan
00:45:07 - 00:45:09
seseorang
00:45:09 - 00:45:11
dari 64 itu
00:45:11 - 00:45:13
nanti dilakukan metode survei
00:45:13 - 00:45:15
lalu hasil survei itu dirembukkan
00:45:15 - 00:45:17
oleh 3 unsur, ada
00:45:17 - 00:45:19
serikat pekerja, serikat buruh, ada
00:45:19 - 00:45:21
pengusaha, ada pemerintah, ada akademisi
00:45:21 - 00:45:23
sorry 4, nah dari
00:45:23 - 00:45:25
situlah nanti ditemukan
00:45:25 - 00:45:27
angka berapa kebutuhan hidup layaknya
00:45:27 - 00:45:29
nah tapi di undang-undang
00:45:29 - 00:45:31
tersebut
00:45:31 - 00:45:33
dibuat peraturan baru
00:45:33 - 00:45:35
PP 78
00:45:35 - 00:45:37
tidak memakai ini lagi
00:45:37 - 00:45:39
tidak melakukan 64 item
00:45:39 - 00:45:41
tidak perlu melakukan survei lagi
00:45:41 - 00:45:43
hanya cukup dengan inflasi
00:45:43 - 00:45:45
dan pertumbuhan ekonomi, itu tahun
00:45:45 - 00:45:47
2015
00:45:47 - 00:45:49
nilainya akhirnya berkurang
00:45:49 - 00:45:51
dari yang metode yang sebelumnya
00:45:51 - 00:45:53
setelah PP 78 ini
00:45:53 - 00:45:55
diterapkan, kenaikan
00:45:55 - 00:45:57
upah rata-rata secara nasional
00:45:57 - 00:45:59
itu mulai turun, nah setelah
00:45:59 - 00:46:01
PP 78, keluar lagi yang
00:46:01 - 00:46:03
terbaru undang-undang cipta kerja
00:46:03 - 00:46:05
kalau di PP 78
00:46:05 - 00:46:07
inflasi dan pertumbuhan ekonomi
00:46:07 - 00:46:09
ditambahkan dalam undang-undang cipta
00:46:09 - 00:46:11
kerja, cukup hanya inflasinya saja
00:46:11 - 00:46:13
nah dari
00:46:13 - 00:46:15
regulasinya saja, ini
00:46:15 - 00:46:17
semakin membuat upah
00:46:17 - 00:46:19
kenaikan upah semakin kecil
00:46:19 - 00:46:21
nah prakteknya
00:46:21 - 00:46:23
kita lihat pada hari ini
00:46:23 - 00:46:25
upah tertinggi di Indonesia
00:46:25 - 00:46:27
ini, itu ada di
00:46:27 - 00:46:30
kota Bekasi, itu 5,3 juta
00:46:30 - 00:46:32
upah terendah
00:46:32 - 00:46:34
ada di wilayah Jawa Tengah
00:46:34 - 00:46:37
itu 2.036.000
00:46:37 - 00:46:39
kalau kita ambil rata-rata
00:46:39 - 00:46:41
mungkin sekitar 3 juta lah ya
00:46:41 - 00:46:43
upah rata-rata di Indonesia, nah sekarang
00:46:43 - 00:46:45
dengan upah rata-rata 3 juta
00:46:45 - 00:46:47
kebutuhan dasar
00:46:47 - 00:46:49
seorang manusia ini apa?
00:46:49 - 00:46:51
sandang, pangan
00:46:51 - 00:46:53
mapan, perumahan
00:46:53 - 00:46:55
kesehatan, pendidikan
00:46:55 - 00:46:57
nah dengan
00:46:57 - 00:46:59
uang segitu, kalau seandainya
00:46:59 - 00:47:01
kita mengukur standarisasi
00:47:01 - 00:47:03
kesejahteraan, misalnya tentang
00:47:03 - 00:47:05
sandang, kebutuhan untuk
00:47:05 - 00:47:07
pakaian, dengan upah
00:47:07 - 00:47:09
buruh paling bisa berganti baju
00:47:09 - 00:47:11
setahun sekali mau lebaran
00:47:11 - 00:47:13
sehari-hari
00:47:13 - 00:47:15
kalau seandainya dia beli baju
00:47:15 - 00:47:17
lebih banyak beli baju bekas
00:47:17 - 00:47:19
trifting
00:47:19 - 00:47:21
impor baju bekas
00:47:21 - 00:47:23
dari Jepang, dari Korea, itu banyak
00:47:23 - 00:47:25
masuk, nah kalau
00:47:25 - 00:47:27
buruh untuk
00:47:27 - 00:47:29
beli rumah, kebayangkan
00:47:29 - 00:47:31
sekarang dengan status
00:47:31 - 00:47:33
kerja outsourcing kontrak
00:47:33 - 00:47:35
yang mendominasi, siapa yang mau
00:47:35 - 00:47:37
memberikan kredit?
00:47:37 - 00:47:39
kalaupun dikasih kredit
00:47:39 - 00:47:41
gaji 3 juta, gaji 4 juta
00:47:41 - 00:47:43
gaji 5 juta, mana mungkin dia akan
00:47:43 - 00:47:45
bisa mendapatkan kredit untuk membeli rumah
00:47:45 - 00:47:47
mungkin 60 tahun cicilannya
00:47:47 - 00:47:49
60 tahun?
00:47:49 - 00:47:51
nah lalu untuk kebutuhan pendidikan
00:47:51 - 00:47:53
coba lihat
00:47:53 - 00:47:55
anak-anak Indonesia rata-rata
00:47:55 - 00:47:57
berapa persen
00:47:57 - 00:47:59
lulusan universitas di Indonesia
00:47:59 - 00:48:01
tata-tata itu
00:48:01 - 00:48:03
sangat kecil sekali
00:48:03 - 00:48:05
untuk sekolah
00:48:05 - 00:48:07
anak-anak buruh, anak petani
00:48:07 - 00:48:09
anak nelayan, anak kelas pekerja ini
00:48:09 - 00:48:11
itu makanya rata-rata
00:48:11 - 00:48:13
angkatan kerja kita itu rata-rata pendidikannya
00:48:13 - 00:48:15
hanya SMP
00:48:15 - 00:48:17
rata-rata pendidikan
00:48:17 - 00:48:19
karena dia tidak akan sanggup untuk
00:48:19 - 00:48:21
membiayai kuliah anaknya
00:48:21 - 00:48:23
oh sekolah negeri gratis
00:48:23 - 00:48:25
mana ada, coba kita hitung
00:48:25 - 00:48:27
saja setiap tahun
00:48:27 - 00:48:29
mana yang lebih banyak sekolah
00:48:29 - 00:48:31
negeri yang dibangun oleh negara
00:48:31 - 00:48:33
atau sekolah swasta
00:48:33 - 00:48:35
benar, sekolah swasta
00:48:35 - 00:48:37
muncul dimana-mana, sekolah negeri
00:48:37 - 00:48:39
tidak pernah nambah-nambah
00:48:39 - 00:48:41
sudah begitu pakai zonasi lagi
00:48:41 - 00:48:43
susah masuknya
00:48:43 - 00:48:45
zonasi itu kan jumlah penduduk disana kan terus bertambah
00:48:45 - 00:48:47
sedangkan
00:48:47 - 00:48:49
ruang kelasnya tetap segitu
00:48:49 - 00:48:51
dan rumahnya bisa belinya jauh dari sekolah
00:48:51 - 00:48:53
tidak masuk zonasi pak
00:48:53 - 00:48:55
tentu bagaimana dia mau sejahtera
00:48:55 - 00:48:57
pendidikan saja tidak terpenuhi
00:48:57 - 00:48:59
bagaimana generasi Indonesia
00:48:59 - 00:49:01
akan bisa menjadi
00:49:01 - 00:49:03
generasi yang terdidik dan mempunyai
00:49:03 - 00:49:05
ilmu pengetahuan menguasai sen dan teknologi
00:49:05 - 00:49:07
kayaknya makin jauh
00:49:07 - 00:49:09
hal-hal kayak gitu dengan kondisi upah
00:49:09 - 00:49:11
yang ada, lalu kita lihat juga
00:49:11 - 00:49:13
masalah kesehatan, sama
00:49:13 - 00:49:15
halnya, kayak misalnya pembangunan
00:49:15 - 00:49:17
rumah sakit negeri dengan rumah sakit swasta
00:49:17 - 00:49:19
karena tidak semua
00:49:19 - 00:49:21
kawan-kawan di industri kreatif
00:49:21 - 00:49:23
tadi kan tidak di cover oleh BPJS
00:49:23 - 00:49:25
karena banyak pekerja, karena
00:49:25 - 00:49:27
kalau saya lihat dari data
00:49:27 - 00:49:29
yang terdaftar, kalau saya tidak salah
00:49:29 - 00:49:31
itu sekitar 7 juta yang terdaftar di BPJS
00:49:31 - 00:49:33
sedangkan
00:49:33 - 00:49:35
pekerja formal ada 58 juta
00:49:35 - 00:49:37
pekerja informal ada
00:49:37 - 00:49:39
70 juta lebih, artinya apa
00:49:39 - 00:49:41
mayoritas orang tidak tercover kesehatan
00:49:41 - 00:49:43
mau tidak mau dia harus nanti dirawat
00:49:43 - 00:49:45
di rumah sakit swasta, yang gak punya
00:49:45 - 00:49:47
uang ya akhirnya mati
00:49:47 - 00:49:49
kita pernah dengar kasus dulu kan
00:49:49 - 00:49:51
seorang bapak
00:49:51 - 00:49:53
menggendong mayat
00:49:53 - 00:49:55
anaknya dari RSCM
00:49:55 - 00:49:57
ke Bogor, naik angkot
00:49:57 - 00:49:59
lalu naik kereta api karena tidak
00:49:59 - 00:50:01
bisa membayar ambulansi
00:50:01 - 00:50:03
itu terjadi di negeri kita
00:50:03 - 00:50:05
nah boro-boro akan
00:50:05 - 00:50:07
membuat misalnya untuk kebutuhan
00:50:07 - 00:50:09
refreshing itu sebagai satu standarisasi
00:50:09 - 00:50:11
kesejahteraan
00:50:11 - 00:50:13
dengan kondisi seperti ini
00:50:13 - 00:50:15
yang
00:50:15 - 00:50:17
paling terancam itu siapa
00:50:17 - 00:50:19
anak muda
00:50:19 - 00:50:21
anak muda itu gak punya masa depan
00:50:21 - 00:50:23
dia tidak bisa membuat
00:50:23 - 00:50:25
perencanaan dalam hidupnya
00:50:25 - 00:50:27
seorang anak muda itu kan
00:50:27 - 00:50:29
pasti punya mimpi yang banyak kan
00:50:29 - 00:50:31
saya kerja 2 tahun nanti
00:50:31 - 00:50:33
saya pengen liburan ke Bali
00:50:33 - 00:50:35
saya kerja 5 tahun
00:50:35 - 00:50:37
saya pengen nikah, saya nabung
00:50:37 - 00:50:39
saya pengen nikah, kerja saya 10 tahun
00:50:39 - 00:50:41
saya sudah harus punya rumah sendiri
00:50:41 - 00:50:43
sekarang orang gak bisa
00:50:43 - 00:50:45
membuat perencanaan dalam hidupnya
00:50:45 - 00:50:47
selain dari upahnya
00:50:47 - 00:50:49
yang kecil tadi gak mampu untuk itu
00:50:49 - 00:50:51
kedua
00:50:51 - 00:50:53
status hubungan kerja
00:50:53 - 00:50:55
sekarang ini dengan undang-undang cipta kerja
00:50:55 - 00:50:57
ini semua jenis pekerjaan sekarang
00:50:57 - 00:50:59
bisa di outsourcing
00:50:59 - 00:51:01
gampang direkrut, gampang di pecat
00:51:01 - 00:51:03
nah
00:51:03 - 00:51:05
jadi
00:51:05 - 00:51:07
angkatan muda sekarang ini kalau dia
00:51:07 - 00:51:09
paham, dia mulai
00:51:09 - 00:51:11
melihat itu
00:51:11 - 00:51:13
dia pasti akan, saya gimana ya
00:51:13 - 00:51:15
masa depan saya ke depan
00:51:15 - 00:51:17
saya punya banyak mimpi
00:51:17 - 00:51:19
tapi dia gak bisa akan mengwujudkan itu
00:51:19 - 00:51:21
karena ancaman PHK selalu
00:51:21 - 00:51:23
nah dengan kondisi kayak gitu
00:51:23 - 00:51:25
walaupun diajak untuk berorganisasi
00:51:25 - 00:51:27
diajak untuk berjuang
00:51:27 - 00:51:29
mungkin satu saat
00:51:29 - 00:51:31
nanti akan puncaknya pasti ada
00:51:31 - 00:51:33
tapi dalam kondisi sekarang ini faktanya
00:51:33 - 00:51:35
orang makin ketakutan
00:51:35 - 00:51:37
untuk menjadi anggota serikat, untuk berjuang
00:51:37 - 00:51:39
menuntut haknya, karena dengan hak yang
00:51:39 - 00:51:41
minimum itu tadi
00:51:41 - 00:51:43
faktanya di lapangan masih banyak juga yang dilanggar oleh
00:51:43 - 00:51:45
di perusahaan-perusahaan manapun
00:51:45 - 00:51:47
bahkan di ibu kotain
00:51:47 - 00:51:49
masih banyak, upahnya udah kecil
00:51:49 - 00:51:51
tapi masih aja dilanggar sama perusahaan
00:51:51 - 00:51:53
memberikan upah dibawah itu
00:51:53 - 00:51:55
nah semakin dia ketakutan
00:51:55 - 00:51:57
semakin
00:51:57 - 00:51:59
nanti kalau saya
00:51:59 - 00:52:01
ikut organisasi, nanti kalau saya
00:52:01 - 00:52:03
menuntut hak saya, saya nanti dipecat
00:52:03 - 00:52:05
saya gak diperpanjang kontraknya
00:52:05 - 00:52:07
semakin ketakutan
00:52:07 - 00:52:09
nah kita ada dalam hidup seperti ini
00:52:09 - 00:52:11
gak tau
00:52:11 - 00:52:13
Indonesia bangsa ini mau jadi
00:52:13 - 00:52:15
apa jadinya kan
00:52:15 - 00:52:17
bangsa yang mana anak mudanya
00:52:17 - 00:52:19
yang mayoritas
00:52:19 - 00:52:21
kalau anak-anak orang kaya sih dia bisa
00:52:21 - 00:52:23
membangun mimpinya
00:52:23 - 00:52:25
ini kan kita berbicara mayoritas anak-anak
00:52:27 - 00:52:29
ini anak-anak
00:52:29 - 00:52:31
kelas pekerja
00:52:31 - 00:52:33
buruh, petani, nilaian
00:52:33 - 00:52:35
yang mayoritas di negeri
00:52:35 - 00:52:37
dia tidak akan bisa membangun mimpinya
00:52:37 - 00:52:39
kalau seandainya sistem
00:52:39 - 00:52:41
ekonomi politik di Indonesia masih seperti ini
00:52:41 - 00:52:43
makanya anak muda
00:52:43 - 00:52:45
paling berkepentingan sebenarnya
00:52:45 - 00:52:47
untuk peduli dan mau untuk berjuang bersama-sama
00:52:47 - 00:52:49
makanya juga saya jadi
00:52:49 - 00:52:51
paham kenapa banyak yang pengen jadi PNS
00:52:51 - 00:52:53
pengen nyari aman
00:52:53 - 00:52:55
aja udah hidupnya
00:52:55 - 00:52:57
kenapa pengen segitunya
00:52:57 - 00:52:59
pengen jadi PNS orang-orangnya
00:52:59 - 00:53:01
sampai bayar segala
00:53:01 - 00:53:03
banyak pak
00:53:03 - 00:53:05
emang anak muda sih paling kasihan
00:53:05 - 00:53:07
saya jadi tau kenapa, saya kan baru baca
00:53:07 - 00:53:09
berita kemarin pak
00:53:09 - 00:53:11
mantan kementan yang
00:53:11 - 00:53:13
kena kasus korupsi itu
00:53:13 - 00:53:15
kan ternyata duitnya buat beliin
00:53:15 - 00:53:17
ulang tahun cucu
00:53:17 - 00:53:19
sunatan cucu
00:53:19 - 00:53:21
tititnya punya negara lho pak cucunya itu
00:53:21 - 00:53:23
skin care cucu
00:53:23 - 00:53:25
gak disita ya sama KPK
00:53:25 - 00:53:27
itu lagi dicari kulupnya
00:53:27 - 00:53:29
kulupnya lagi dicari, saya jadi tau kenapa
00:53:29 - 00:53:31
segitu susahnya anak muda untuk hidup
00:53:31 - 00:53:33
sampai kakeknya harus korupsi
00:53:33 - 00:53:35
untuk bantu anak-anak itu, cucunya semua yang dibantu lho
00:53:35 - 00:53:37
anak, cucu
00:53:37 - 00:53:39
kurban pake uang korupsi pak
00:53:39 - 00:53:41
1, sekian M lho
00:53:41 - 00:53:43
beli sapi, ya Allah
00:53:43 - 00:53:45
kalau kita nih yang dengerin semua
00:53:45 - 00:53:47
yang bisa bayarin sunat anaknya
00:53:47 - 00:53:49
yang bisa ulang tahun anak, yang bisa bayar kurban sendiri
00:53:49 - 00:53:51
anda udah lebih baik daripada
00:53:51 - 00:53:53
menteri
00:53:53 - 00:53:55
oke kalau dari saya itu sih, cukup pembahasan saya
00:53:55 - 00:53:57
udah cukup panjang dan seru nih
00:53:57 - 00:53:59
oke sudah pembahasan saya sudah cukup lah, saya sudah cukup paham
00:53:59 - 00:54:01
sekarang lanjutnya pembahasan
00:54:01 - 00:54:03
dari mas mamat yang ada disana
00:54:03 - 00:54:05
yang akan melanjutkan diskusi ini
00:54:05 - 00:54:07
silahkan mamat
00:54:07 - 00:54:09
bentar-bentar, masuk ke mamat, sorry nih
00:54:09 - 00:54:11
kami mau pamit duluan
00:54:11 - 00:54:13
ini besok kan ya
00:54:15 - 00:54:17
sebenernya mau berobat
00:54:17 - 00:54:19
oke oke, kalau begitu
00:54:19 - 00:54:21
thank you guys
00:54:21 - 00:54:23
kami mau pamit duluan, mau mandi katanya
00:54:23 - 00:54:25
kok mau mandi
00:54:25 - 00:54:27
engga, aku kan emang gak mandi
00:54:27 - 00:54:29
ada mitos lagi di twitter kan
00:54:29 - 00:54:31
kania gak pernah mandi
00:54:31 - 00:54:33
ada lagi mitosnya
00:54:33 - 00:54:35
oke kania thank you ya
00:54:35 - 00:54:37
oke, silahkan mamat
00:54:37 - 00:54:39
oke, melanjutkan
00:54:39 - 00:54:41
dari saya
00:54:41 - 00:54:43
tentunya ya Bang Ilham
00:54:43 - 00:54:45
di kelas pekerja ya
00:54:45 - 00:54:47
atau di organisasi apapun
00:54:47 - 00:54:49
kita itu selalu
00:54:49 - 00:54:51
bergantungnya kepada regulator
00:54:51 - 00:54:53
yang membuat aturan
00:54:53 - 00:54:55
nanti aturan itu akan turun
00:54:55 - 00:54:57
dan mengikat kepada
00:54:57 - 00:54:59
bos-bosnya kelas pekerja
00:54:59 - 00:55:01
artinya
00:55:01 - 00:55:03
bos-bos kita gitu
00:55:03 - 00:55:05
nah itu kan yang menjadi jaminan
00:55:05 - 00:55:07
buat kita ke depan secara upah
00:55:07 - 00:55:09
terus kemudian secara
00:55:09 - 00:55:11
jaminan sosial
00:55:11 - 00:55:13
terus kemudian pembayaran
00:55:13 - 00:55:15
apa-apa gitu
00:55:15 - 00:55:17
pastinya kita butuh sekali dengan
00:55:17 - 00:55:19
pemerintah-pemerintah yang mengatur itu
00:55:19 - 00:55:21
nah
00:55:21 - 00:55:23
pemerintah kan berganti
00:55:23 - 00:55:25
tiap tahun gitu, tapi kok yang saya
00:55:25 - 00:55:27
lihat ya pertama adalah
00:55:27 - 00:55:29
harapannya kok sama-sama aja nih Bang
00:55:29 - 00:55:31
apa karena tidak terpenuhi dari
00:55:31 - 00:55:33
yang sebelumnya, ataukah
00:55:33 - 00:55:35
memang
00:55:35 - 00:55:37
jaminannya itu
00:55:37 - 00:55:39
sangat tinggi gitu
00:55:39 - 00:55:41
sehingga
00:55:41 - 00:55:43
diselesainya atau disetujuinya
00:55:43 - 00:55:45
pelan-pelan gitu
00:55:45 - 00:55:47
gimana itu dulu sih dari saya buat
00:55:47 - 00:55:49
Bang Ilham dan Bang Siksan
00:55:49 - 00:55:51
iya memang kalau bicara pemerintah
00:55:51 - 00:55:53
ya gimana ya
00:55:53 - 00:55:55
susah-susah gampang ya ngomonginnya
00:55:55 - 00:55:57
susah aja kok, gak gampang
00:55:57 - 00:55:59
susah-susah
00:55:59 - 00:56:01
mudah kau
00:56:01 - 00:56:03
berdekati
00:56:03 - 00:56:05
emang gimana ya
00:56:05 - 00:56:07
misalnya kalau spesifik di industri kreatif aja
00:56:07 - 00:56:09
gini ya
00:56:09 - 00:56:11
jadi waktu, di 2019
00:56:11 - 00:56:13
ada satu undang-undang namanya undang-undang
00:56:13 - 00:56:15
ekonomi kreatif, ketika
00:56:15 - 00:56:17
pemerintah dan DPR merancang
00:56:17 - 00:56:19
undang-undang itu, kan dibuat
00:56:19 - 00:56:21
penelitian, dilakukan oleh
00:56:21 - 00:56:23
banyak pihak lah gitu ya
00:56:23 - 00:56:25
angka yang selalu muncul itu 7,2
00:56:25 - 00:56:27
juta orang
00:56:27 - 00:56:29
terlibat dalam ekonomi ini
00:56:29 - 00:56:31
potensinya besar apa segala macem
00:56:31 - 00:56:33
tapi ketika kita bicara
00:56:33 - 00:56:35
produk politik dalam hal ini undang-undang
00:56:35 - 00:56:37
7,2 juta orang
00:56:37 - 00:56:39
itu kemudian tidak muncul
00:56:39 - 00:56:41
dalam undang-undang ekonomi kreatif
00:56:41 - 00:56:43
gitu loh, jadi
00:56:43 - 00:56:45
dia diakui sebagai sebuah
00:56:45 - 00:56:47
faktor penting
00:56:47 - 00:56:49
yang mendukung pengembangan ekonomi kreatif
00:56:49 - 00:56:51
tapi ketika bicara
00:56:51 - 00:56:53
keberpihakan dalam bentuk undang-undang
00:56:53 - 00:56:55
dia tidak muncul disitu, dia tidak
00:56:55 - 00:56:57
diakui keberadaannya
00:56:57 - 00:56:59
jadi di undang-undang ekonomi kreatif itu cuma ada istilah
00:56:59 - 00:57:01
pelaku ekonomi kreatif yang sebenarnya
00:57:01 - 00:57:03
kalau di definisikan itu
00:57:03 - 00:57:05
ya sebenarnya itu kepada pencipta karya
00:57:05 - 00:57:07
mungkin kayak komposer musik
00:57:07 - 00:57:09
atau penulis novel
00:57:09 - 00:57:11
segala macem, tapi orang-orang
00:57:11 - 00:57:13
7 jutaan orang itu yang berada di belakang
00:57:13 - 00:57:15
misalnya
00:57:15 - 00:57:17
sebuah konser musik, itu
00:57:17 - 00:57:19
gak dilibatkan disana, gak
00:57:19 - 00:57:21
diakui, dan pada akhirnya
00:57:21 - 00:57:23
konsekuensinya adalah
00:57:23 - 00:57:25
ya mereka tidak terlindungi dengan
00:57:25 - 00:57:27
baik, jadi ya sekali lagi
00:57:27 - 00:57:29
mereka kalau istilah
00:57:29 - 00:57:31
ilmu politiknya mungkin himpunan kosong
00:57:31 - 00:57:33
jadi mereka faktor yang penting
00:57:33 - 00:57:35
tapi kemudian tidak
00:57:35 - 00:57:37
diakui keberadaannya ketika
00:57:37 - 00:57:39
ngomongin hal-hal yang lebih strategis
00:57:39 - 00:57:41
nah itu yang kemudian saya kira
00:57:41 - 00:57:43
perlu menjadi
00:57:43 - 00:57:45
PR besar ya bagi
00:57:45 - 00:57:47
pemerintahan baru
00:57:47 - 00:57:49
kalau memang serius, mau mengembangkan
00:57:49 - 00:57:51
ekonomi kreatif, mau memajukan
00:57:51 - 00:57:53
kebudayaan, kemudian ekosistem
00:57:53 - 00:57:55
media juga mau dibikin sehat
00:57:55 - 00:57:57
ngomongin juga dong isu pekerjanya
00:57:57 - 00:57:59
nah disitu kemudian kehadiran
00:57:59 - 00:58:01
organisasi Serikat Pekerja
00:58:01 - 00:58:03
jadi relevan untuk naik
00:58:03 - 00:58:05
meningkatkan posisi tawar
00:58:05 - 00:58:07
si pekerja, baik di
00:58:07 - 00:58:09
hadapan pemberi kerjanya
00:58:09 - 00:58:11
maupun kepada negara dalam konteks
00:58:11 - 00:58:13
pembuatan kebijakan, jadi kami juga mau
00:58:13 - 00:58:15
sebenarnya terlibat dalam
00:58:15 - 00:58:17
ke arah mana nih
00:58:17 - 00:58:19
ekosistem seni, budaya
00:58:19 - 00:58:21
dan kreatif ini mau dibawa, karena disitu
00:58:21 - 00:58:23
kemudian ada aspek-aspek
00:58:23 - 00:58:25
pekerja yang selama ini gak muncul
00:58:25 - 00:58:27
gitu ya, mungkin bisa jadi
00:58:27 - 00:58:29
juga karena gak ada representasi
00:58:29 - 00:58:31
kelas pekerja ya dalam
00:58:31 - 00:58:33
kursi-kursi pemerintahan, dalam
00:58:33 - 00:58:35
parlemen segala macem, ya kita tahu kan
00:58:35 - 00:58:37
data dari kompas kalau gak salah itu ya
00:58:37 - 00:58:39
ada angka yang cukup
00:58:39 - 00:58:41
signifikan ya ke terwakilan
00:58:41 - 00:58:43
pengusaha
00:58:43 - 00:58:45
yang anggota parlemen yang punya
00:58:45 - 00:58:47
latar belakang, pengusaha dan bisnis
00:58:47 - 00:58:49
gitu ya, mungkin itu jadi
00:58:49 - 00:58:51
salah satu, berarti mereka kan
00:58:51 - 00:58:53
membuat regulasi yang menguntungkan bagi
00:58:53 - 00:58:55
mereka, tapi sebaliknya bagi
00:58:55 - 00:58:57
kelompok pekerja ya
00:58:57 - 00:58:59
gitu lah kira-kira mungkin ya, selama ini
00:58:59 - 00:59:01
kalau dari
00:59:01 - 00:59:03
Partai Buruh, bagaimana Bang Ilham?
00:59:03 - 00:59:05
sejauh apa sih
00:59:05 - 00:59:07
sebenarnya Partai Buruh itu
00:59:07 - 00:59:09
itu selalu pertanyaan saya dari dulu
00:59:09 - 00:59:11
memperjuangkan kelas pekerja
00:59:11 - 00:59:13
tetapi tidak
00:59:13 - 00:59:15
ya kan politik itu
00:59:15 - 00:59:17
serba apa ya, serba
00:59:17 - 00:59:19
serba tengah-tengah lah
00:59:19 - 00:59:21
artinya, ya memperjuangkan
00:59:21 - 00:59:23
tetapi politiknya pasti
00:59:23 - 00:59:25
dipikirin dong gitu, nah
00:59:25 - 00:59:27
kebijakan-kebijakan yang Partai Buruh ke arah politik
00:59:27 - 00:59:29
sementara itu bertentangan
00:59:29 - 00:59:31
dengan apa yang terjadi di bawah
00:59:31 - 00:59:33
itu gimana jatuhnya Bang
00:59:33 - 00:59:35
secara politik gitu
00:59:35 - 00:59:37
enggak, saya mau
00:59:37 - 00:59:39
masuknya dari
00:59:41 - 00:59:43
dari kondisi sekarang ya
00:59:43 - 00:59:45
realita kondisi politik sekarang ini
00:59:45 - 00:59:47
apakah
00:59:47 - 00:59:49
nanti, ini kan kita akan
00:59:49 - 00:59:51
mendapatkan pemerintahan baru nih
00:59:51 - 00:59:53
hasil dari
00:59:53 - 00:59:55
pilihan rakyat nih
00:59:55 - 00:59:57
Partai Buruh sudah berupaya mencoba
00:59:57 - 00:59:59
untuk bertarung dalam arena ini
00:59:59 - 01:00:01
ternyata kita masih kalah
01:00:01 - 01:00:03
nah lalu
01:00:03 - 01:00:05
apakah kita akan
01:00:05 - 01:00:07
bisa punya harapan
01:00:07 - 01:00:09
dengan terbentuknya pemerintahan baru hasil
01:00:09 - 01:00:11
pemilu ini
01:00:11 - 01:00:13
kalau saya pribadi
01:00:13 - 01:00:15
saya dan juga banyak kawan yang
01:00:15 - 01:00:17
di Partai Buruh pastinya
01:00:17 - 01:00:19
itu kita, kalau saya enggak percaya
01:00:19 - 01:00:21
akan ada perubahan
01:00:21 - 01:00:23
karena kenapa? sebenarnya
01:00:23 - 01:00:25
kalau pemerintahan
01:00:25 - 01:00:27
bukan sebenarnya
01:00:27 - 01:00:29
Prabowo
01:00:29 - 01:00:31
kemarin ini jelas-jelas dia mengatakan
01:00:31 - 01:00:33
akan meneruskan pemerintahan
01:00:33 - 01:00:35
Jokowi
01:00:35 - 01:00:37
nah pemerintahan Jokowi sebenarnya
01:00:37 - 01:00:39
juga sebenarnya meneruskan
01:00:39 - 01:00:41
kebijakan SBY
01:00:41 - 01:00:43
dan SBY juga meneruskan
01:00:43 - 01:00:45
kebijakan Megawati
01:00:45 - 01:00:47
yang saya maksud
01:00:47 - 01:00:49
kita waktu reformasi dulu
01:00:49 - 01:00:51
kita tidak bisa merubah
01:00:51 - 01:00:53
arah kebijakan ekonomi kita
01:00:53 - 01:00:55
kita memang mampu
01:00:55 - 01:00:57
membuka ruang demokrasi
01:00:57 - 01:00:59
memberikan kebebasan
01:00:59 - 01:01:01
orang untuk berorganisasi
01:01:01 - 01:01:03
berserikat, membangun partai
01:01:03 - 01:01:05
tapi secara
01:01:05 - 01:01:07
ekonomi tahun
01:01:07 - 01:01:09
1998 justru itu
01:01:09 - 01:01:11
adalah pintu masuk
01:01:11 - 01:01:13
neoliberalisme di Indonesia
01:01:13 - 01:01:15
sehingga
01:01:15 - 01:01:17
kebijakan ekonomi pasca reformasi
01:01:17 - 01:01:19
hingga hari ini
01:01:19 - 01:01:21
yang akan juga dilanjutkan oleh
01:01:21 - 01:01:23
Prabowo, tidak ada yang berubah
01:01:23 - 01:01:25
justru
01:01:25 - 01:01:27
semakin dalam cengkraman
01:01:27 - 01:01:29
kepentingan pemilik modal itu
01:01:29 - 01:01:31
nah
01:01:31 - 01:01:33
10 tahun pemerintahan
01:01:33 - 01:01:35
Jokowi ini
01:01:35 - 01:01:37
dia sudah membuat
01:01:37 - 01:01:39
itu banyak undang-undang
01:01:39 - 01:01:41
ya
01:01:41 - 01:01:43
yang paling fenomenal kemarin itu kan
01:01:43 - 01:01:45
ada undang-undang
01:01:45 - 01:01:47
cipta kerja, ada revisi
01:01:47 - 01:01:49
terhadap undang-undang KPK
01:01:49 - 01:01:51
ditumpulkan KPK ini
01:01:51 - 01:01:53
agar mereka makin liar
01:01:53 - 01:01:55
dan makin ganas, lalu
01:01:55 - 01:01:57
undang-undang Minerba, undang-undang
01:01:57 - 01:01:59
Ormas, dan banyak lagi undang-undang
01:01:59 - 01:02:01
yang sudah dikeluarkan
01:02:01 - 01:02:03
di masa pemerintahan
01:02:03 - 01:02:05
Jokowi ini
01:02:05 - 01:02:07
yang kesemuanya
01:02:07 - 01:02:09
substansinya
01:02:09 - 01:02:11
itu adalah
01:02:11 - 01:02:13
untuk memberikan banyak kemudahan
01:02:13 - 01:02:15
bagi investasi
01:02:15 - 01:02:17
jadi logika yang
01:02:17 - 01:02:19
selalu dibangun
01:02:19 - 01:02:21
coba aja logika yang dibangun oleh
01:02:21 - 01:02:23
Jokowi waktu dia mendorong
01:02:23 - 01:02:25
Omnibus
01:02:25 - 01:02:27
menarik investasi sebanyak-banyaknya
01:02:27 - 01:02:29
dalam kerangka
01:02:29 - 01:02:31
menciptakan lapangan kerja
01:02:31 - 01:02:33
artinya pemilik modal
01:02:33 - 01:02:35
tetap menjadi peringkat pertama
01:02:35 - 01:02:37
yang diperlukan
01:02:37 - 01:02:39
karena mereka yang berkuasa
01:02:39 - 01:02:41
mereka yang
01:02:41 - 01:02:43
partai-partai politik yang ada
01:02:43 - 01:02:45
mereka masuknya dari partai politik
01:02:45 - 01:02:47
makanya partai politik
01:02:47 - 01:02:49
diluar partai buruk, partai mana yang
01:02:49 - 01:02:51
tidak diisi oleh pengusaha
01:02:51 - 01:02:53
pengusaha
01:02:53 - 01:02:55
batubara, pengusaha nikel
01:02:55 - 01:02:57
perusahaan pekebunan
01:02:57 - 01:02:59
semua, tambang
01:02:59 - 01:03:01
itu raja-rajanya
01:03:01 - 01:03:03
itu yang orang bilang oligarki
01:03:03 - 01:03:05
nah tentu
01:03:05 - 01:03:07
semua infrastruktur
01:03:07 - 01:03:09
aturan hukum yang ada
01:03:09 - 01:03:11
sudah disiapkan oleh pemerintahan
01:03:11 - 01:03:13
Jokowi, kalau seandainya
01:03:13 - 01:03:15
pemerintahan dilantik
01:03:15 - 01:03:17
pemerintahan baru nanti
01:03:17 - 01:03:19
tentu dia tinggal menjalankan
01:03:19 - 01:03:21
modal akan
01:03:21 - 01:03:23
semakin banyak
01:03:23 - 01:03:25
akan semakin banyak hutan kita
01:03:25 - 01:03:27
yang akan dibabat
01:03:27 - 01:03:29
akan semakin banyak suku-suku anak dalam
01:03:29 - 01:03:31
suku-suku di pedalaman
01:03:31 - 01:03:33
yang akan tergusur
01:03:33 - 01:03:35
akan semakin banyak petani-petani
01:03:35 - 01:03:37
yang akan tercemar lahan pertaniannya
01:03:37 - 01:03:39
karena industri yang
01:03:39 - 01:03:41
anarkis ini masuk begitu
01:03:41 - 01:03:43
banyak, izin sudah
01:03:43 - 01:03:45
dipermudah
01:03:45 - 01:03:47
berbagai macam
01:03:47 - 01:03:49
aturan sudah disiapkan
01:03:49 - 01:03:51
tentu mereka akan
01:03:51 - 01:03:53
berpesta pora
01:03:53 - 01:03:55
masa pemerintahan ini
01:03:55 - 01:03:57
kedepan ini setelah dilantik adalah
01:03:57 - 01:03:59
masa dimana kaum
01:03:59 - 01:04:01
oligarki itu akan berpesta pora
01:04:01 - 01:04:03
merampok semua
01:04:03 - 01:04:05
yang ada di kekayaan alam kita
01:04:05 - 01:04:07
bahkan merampok diri kita
01:04:07 - 01:04:09
dalam bentuk apa
01:04:09 - 01:04:11
pajak akan dinaikkan
01:04:11 - 01:04:13
subsidi akan dikurangi
01:04:13 - 01:04:15
dan itu
01:04:15 - 01:04:17
yang akan kita hadapi
01:04:17 - 01:04:19
nah tentu
01:04:19 - 01:04:21
kalau seandainya ditanya tadi apakah
01:04:21 - 01:04:23
punya harapan, ya saya bilang saya gak punya harapan
01:04:23 - 01:04:25
yang akan pemerintahan baru
01:04:25 - 01:04:27
ini akan merubah
01:04:27 - 01:04:29
karena dia melanjutkan sekali lagi
01:04:29 - 01:04:31
dia melanjutkan dari apa
01:04:31 - 01:04:33
yang sudah
01:04:33 - 01:04:35
dikerjakan oleh
01:04:35 - 01:04:37
Jokowi ini dan tentu
01:04:37 - 01:04:39
sekali lagi
01:04:39 - 01:04:41
berdasarkan kebijakan
01:04:41 - 01:04:43
yang sudah dikeluarkan orientasinya
01:04:43 - 01:04:45
adalah untuk kepentingan modal
01:04:45 - 01:04:47
dan mereka yang akan
01:04:47 - 01:04:49
berpesta pora, jadi kita ini akan
01:04:49 - 01:04:51
tetap makin miskin aja
01:04:51 - 01:04:53
rakyat makin banyak nanti yang mati
01:04:53 - 01:04:55
kelaparan ya itu boleh
01:04:55 - 01:04:57
kita akan masih akan
01:04:57 - 01:04:59
tetap akan lihat 5 tahun ke depan
01:04:59 - 01:05:01
tapi harapannya adalah itu tidak
01:05:01 - 01:05:03
terjadi ya
01:05:03 - 01:05:05
sulit saya mengatakan itu tidak akan
01:05:05 - 01:05:07
terjadi karena
01:05:07 - 01:05:09
ya harapan berarti artinya harapan dari
01:05:09 - 01:05:11
partai, harapannya adalah
01:05:11 - 01:05:13
bahwa hal-hal yang kita pikirkan akan terjadi
01:05:13 - 01:05:15
tidak terjadi bagiannya
01:05:15 - 01:05:17
nah itu bisa
01:05:17 - 01:05:19
biar tidak menjadi harapan tentu
01:05:19 - 01:05:21
bentuk konkrit nanti
01:05:21 - 01:05:23
partai buruh
01:05:23 - 01:05:25
kawan-kawan dari berbagai
01:05:25 - 01:05:27
macam organisasi
01:05:27 - 01:05:29
harus menghimpun
01:05:29 - 01:05:31
kekuatan, menyatukan
01:05:31 - 01:05:33
kekuatan agar kita
01:05:33 - 01:05:35
punya posisi tawar yang
01:05:35 - 01:05:37
kuat, agar kita juga
01:05:37 - 01:05:39
punya posisi yang bisa untuk mendesak
01:05:39 - 01:05:41
mereka, nah cuman
01:05:41 - 01:05:43
satu-satunya cara, makanya bang
01:05:43 - 01:05:45
kalau usul saya organisasi-organisasi
01:05:45 - 01:05:47
itu sisanya dibubarin
01:05:47 - 01:05:49
aja, sisain satu aja bang
01:05:49 - 01:05:51
jadi semua itu di satu organisasi
01:05:51 - 01:05:53
jadi biar kuat
01:05:53 - 01:05:55
kalau banyak
01:05:55 - 01:05:57
ya apa aja silahkan dirembukin
01:05:57 - 01:05:59
misalnya partai buruh doang
01:05:59 - 01:06:01
sisanya dibubarin aja
01:06:01 - 01:06:03
fokusnya disatu
01:06:03 - 01:06:05
fokusnya disatu aja
01:06:05 - 01:06:07
atau
01:06:07 - 01:06:09
bikin kelas pekerja
01:06:09 - 01:06:11
organisasi
01:06:11 - 01:06:13
kelas pekerja, semua kelas pekerja
01:06:13 - 01:06:15
masuk disitu, jadi sisa satu aja
01:06:15 - 01:06:17
jadi kuat ini
01:06:17 - 01:06:19
kalau terbagi-bagi banyak
01:06:19 - 01:06:21
aduh kepentingan politiknya beda
01:06:21 - 01:06:23
dengan organisasi yang sama tapi
01:06:23 - 01:06:25
himpunannya beda
01:06:25 - 01:06:27
gitu-gitu kan
01:06:27 - 01:06:29
jadinya gak kuat
01:06:29 - 01:06:31
gimana usulan
01:06:31 - 01:06:33
saya diterima bang?
01:06:33 - 01:06:35
nah sekarang aja disini ada dua
01:06:35 - 01:06:37
lu harus tutup
01:06:37 - 01:06:39
atau dua-duanya tutup
01:06:39 - 01:06:41
coba deh
01:06:41 - 01:06:43
kita boleh kritik ke atas
01:06:43 - 01:06:45
atau kritik ke bawah juga
01:06:45 - 01:06:47
itu pernah dilakukan
01:06:47 - 01:06:49
semasa Orde Baru
01:06:49 - 01:06:51
hanya satu organisasi yang diperbolehkan
01:06:51 - 01:06:53
untuk Serikat Buruh
01:06:53 - 01:06:55
tapi itu pemerintah yang kontrol
01:06:55 - 01:06:57
pemerintah yang bentuk
01:06:57 - 01:06:59
kalau ini kita yang rapatin
01:06:59 - 01:07:01
ayo semua organisasi merapat
01:07:01 - 01:07:03
kita tentuin sisain satu apa
01:07:03 - 01:07:05
ah iya bener
01:07:05 - 01:07:07
kalau lu yang ngomong mat, nurut sih semua
01:07:07 - 01:07:09
jangan, nanti suruh saya kepalkan tangan kiri
01:07:09 - 01:07:11
bahaya ini
01:07:11 - 01:07:13
mamat ada lagi
01:07:13 - 01:07:15
tambahan mat?
01:07:15 - 01:07:17
cukup dari saya
01:07:17 - 01:07:19
saya cuma inginnya bersatulah
01:07:19 - 01:07:21
banyak organisasi-organisasi ini
01:07:21 - 01:07:23
iya karena kan
01:07:23 - 01:07:25
intinya semua ingin menyuarakan
01:07:25 - 01:07:27
hal yang sama untuk Sejahteraan Buruh
01:07:27 - 01:07:29
bersama, iya biar kuat
01:07:29 - 01:07:31
karena kalau namanya kita
01:07:31 - 01:07:33
tiap 1 Mei ikut demo
01:07:33 - 01:07:35
tapi kalau gak kuat, gampang
01:07:35 - 01:07:37
dibilang kayak ngapain
01:07:37 - 01:07:39
terus sudah 100 orang hilang
01:07:39 - 01:07:41
ngapain juga
01:07:41 - 01:07:43
makin tahun seseorang hilang, gak ada lagi
01:07:43 - 01:07:45
lama-lama ya
01:07:45 - 01:07:47
iya gitu, kan masih banyak juga
01:07:47 - 01:07:49
yang dari buruh aja
01:07:49 - 01:07:51
berpikirnya beda-beda
01:07:51 - 01:07:53
apalagi yang
01:07:53 - 01:07:55
pemodalnya
01:07:55 - 01:07:57
pemodalnya
01:07:57 - 01:07:59
pemodal aja bisa bersatu tuh, membentuk oligarki
01:07:59 - 01:08:01
masa yang kelas pekerja terpecah-pecah
01:08:01 - 01:08:03
karena pemodal istilahnya 1
01:08:03 - 01:08:05
kalau kita kan istilah buruh karyawan aja
01:08:05 - 01:08:07
masih ribut, kalau mereka pemusaha yaudah
01:08:07 - 01:08:09
oligarki 1 gitu
01:08:09 - 01:08:11
harusnya dibikin istilah
01:08:11 - 01:08:13
mereka ributnya
01:08:13 - 01:08:15
cuma 1
01:08:15 - 01:08:17
dia ini partai yang merah
01:08:17 - 01:08:19
apa yang kuning sekarang gitu
01:08:19 - 01:08:21
pengusaha gitu ya ributnya ya
01:08:21 - 01:08:23
iya
01:08:23 - 01:08:25
kita ributnya
01:08:25 - 01:08:27
kamu organisasi apa, serikatnya jadi gak
01:08:27 - 01:08:29
kayaknya banyak yang di kuning sih ya
01:08:29 - 01:08:31
aduh panjang
01:08:31 - 01:08:33
panjang
01:08:33 - 01:08:35
iya, oke kalau begitu
01:08:35 - 01:08:37
terakhir kali ya
01:08:37 - 01:08:39
di hari 1 Mei ini
01:08:39 - 01:08:41
mungkin apa yang mau disampaikan
01:08:41 - 01:08:43
dari partai buruh duluan kali ya
01:08:43 - 01:08:45
apa yang mau disampaikan di tanggal 1 Mei 2024 ini
01:08:45 - 01:08:47
iya
01:08:47 - 01:08:49
1 Mei
01:08:49 - 01:08:51
kita selalu memaknai
01:08:51 - 01:08:53
1 Mei itu bukan hanya semata-mata
01:08:53 - 01:08:55
perayaan dan peringatan
01:08:55 - 01:08:57
karena kita ada di dalam
01:08:57 - 01:08:59
keadaan yang memang
01:08:59 - 01:09:01
tidak baik-baik saja, jadi
01:09:01 - 01:09:03
agenda 1 Mei itu adalah bagian
01:09:03 - 01:09:05
dari upaya perjuangan
01:09:05 - 01:09:07
terus-menerus yang kita lakukan
01:09:07 - 01:09:09
dari seluruh kelas pekerja
01:09:09 - 01:09:11
kedua
01:09:11 - 01:09:13
1 Mei itu bukan hanya milik buruh
01:09:13 - 01:09:15
pada hari ini, hampir
01:09:15 - 01:09:17
seluruh elemen gerakan
01:09:17 - 01:09:19
demokrasi di Indonesia
01:09:19 - 01:09:21
itu menjadikan
01:09:21 - 01:09:23
1 Mei itu sebagai satu momentum
01:09:23 - 01:09:25
dimana seluruh kekuatan
01:09:25 - 01:09:27
demokratik itu
01:09:27 - 01:09:29
memobilisasi
01:09:29 - 01:09:31
anggotanya, menyuarakan
01:09:31 - 01:09:33
keseluruhannya
01:09:33 - 01:09:35
apa yang dibilang Mamat tadi
01:09:35 - 01:09:37
tentu itu juga menjadi keinginan bagi kita
01:09:37 - 01:09:39
bagaimana
01:09:39 - 01:09:41
fragmentasi yang ada pada hari ini
01:09:41 - 01:09:43
itu semakin
01:09:43 - 01:09:45
bisa disatukan sehingga
01:09:45 - 01:09:47
benar-benar menjadi sebuah
01:09:47 - 01:09:49
kekuatan yang kuat
01:09:49 - 01:09:51
tidak terpecah-pecah, tidak tercerai-berai
01:09:51 - 01:09:53
karena kita sadar betul
01:09:53 - 01:09:55
yang akan kita hadapi
01:09:55 - 01:09:57
ke depan itu, bukannya
01:09:57 - 01:09:59
semakin ringan, tapi justru
01:09:59 - 01:10:01
akan semakin berat
01:10:01 - 01:10:03
tentu momentum Mei Day ini
01:10:03 - 01:10:05
menjadi refleksi bagi kita
01:10:05 - 01:10:07
seluruh kawan-kawan Serikat Buruh
01:10:07 - 01:10:09
mahasiswa, petanda, seluruh
01:10:09 - 01:10:11
elemen gerakan demokratik yang ada
01:10:11 - 01:10:13
untuk sadar akan pentingnya
01:10:13 - 01:10:15
persatuan, jadi apa yang
01:10:15 - 01:10:17
dibilang Mamat, nanti mudah-mudahan
01:10:17 - 01:10:19
kalau seandainya satu waktu
01:10:19 - 01:10:21
Mamat bisa
01:10:21 - 01:10:23
berbicara juga
01:10:23 - 01:10:25
di hadapan kawan-kawan buruh, kawan-kawan
01:10:25 - 01:10:27
gerakan, itu akan jauh lebih baik
01:10:27 - 01:10:29
dan tentu itu sebagai bentuk
01:10:29 - 01:10:31
dukungan, support dari berbagai macam
01:10:31 - 01:10:33
kalangan yang menginginkan kekuatan
01:10:33 - 01:10:35
ini bersatu, jadi
01:10:35 - 01:10:37
mudah-mudahan
01:10:37 - 01:10:39
ke depan ini kita
01:10:39 - 01:10:41
dalam konteks gerakan, bisa
01:10:41 - 01:10:43
semakin lebih kuat, dan yang
01:10:43 - 01:10:45
menjadi penyatu
01:10:45 - 01:10:47
utamanya itu adalah ideologi
01:10:47 - 01:10:49
karena
01:10:49 - 01:10:51
kalau ideologi tujuannya
01:10:51 - 01:10:53
berbeda-beda tentu
01:10:53 - 01:10:55
sulit juga dia menyatu, tapi kalau ideologi
01:10:55 - 01:10:57
bisa
01:10:57 - 01:10:59
menjadi satu hal yang memang
01:10:59 - 01:11:01
bisa menyatukan
01:11:01 - 01:11:03
harusnya ini akan jauh
01:11:03 - 01:11:05
lebih baik dan menjadi lebih kuat
01:11:05 - 01:11:07
sehingga gerak bersamanya
01:11:07 - 01:11:09
akan bisa terwujud.
01:11:09 - 01:11:11
Kalau dari Mas Iksan?
01:11:11 - 01:11:13
Kalau di tahun ini May Day
01:11:13 - 01:11:15
1 May 2024 jadi spesial
01:11:15 - 01:11:17
tentu bukan hanya karena ini adalah
01:11:17 - 01:11:19
peringatan yang terakhir ya
01:11:19 - 01:11:21
di era dua periode Presiden Jokowi
01:11:21 - 01:11:23
akan banyak evaluasi di sana
01:11:23 - 01:11:25
tapi juga bagi
01:11:25 - 01:11:27
organisasi kami, bagi sindikasi
01:11:27 - 01:11:29
ini juga menjadi penting, sebab ini kali pertama
01:11:29 - 01:11:31
sejak tujuh tahun organisasi
01:11:31 - 01:11:33
berdiri kami akan menyelenggarakan
01:11:33 - 01:11:35
atau merayakan May Day di lima kota
01:11:35 - 01:11:37
biasanya selama ini hanya di Jakarta
01:11:37 - 01:11:39
tapi seiring berjalannya waktu
01:11:39 - 01:11:41
proses pengorganisasian
01:11:41 - 01:11:43
itu menemukan sebuah titik yang
01:11:43 - 01:11:45
mengembirakan, visi kami
01:11:45 - 01:11:47
kemudian ditangkap oleh banyak pekerja media
01:11:47 - 01:11:49
dan industri kreatif di
01:11:49 - 01:11:51
lima kota setidaknya gitu ya
01:11:51 - 01:11:53
dan kami semua bersepakat
01:11:53 - 01:11:55
di tanggal 1 May akan turun
01:11:55 - 01:11:57
ini untuk menyampaikan pesan bahwa
01:11:57 - 01:11:59
kami sudah tidak mau lagi hidup dalam
01:11:59 - 01:12:01
kondisi kerja yang buruk seperti ini
01:12:01 - 01:12:03
kami juga tidak mau lagi
01:12:03 - 01:12:05
dipinggirkan dalam pembuatan
01:12:05 - 01:12:07
kebijakan dan sebagainya, nah ini juga jadi
01:12:07 - 01:12:09
pesan penting, ada
01:12:09 - 01:12:11
di Jakarta akan ada ratusan pekerja
01:12:11 - 01:12:13
yang akan terlibat
01:12:13 - 01:12:15
dalam May Day dan tentu saja
01:12:15 - 01:12:17
bergabung dalam aliansi buruh yang lebih luas
01:12:17 - 01:12:19
kemudian di Bandung
01:12:19 - 01:12:21
Surabaya, Makassar dan juga
01:12:21 - 01:12:23
Mamat yang ada di Jogja juga bisa merapat
01:12:23 - 01:12:25
ke kawan-kawan sindikasi yang ada di Jogja
01:12:25 - 01:12:27
itu yang harapannya
01:12:27 - 01:12:29
jadi momentum ya, buat menyadarkan
01:12:29 - 01:12:31
lebih banyak pekerja bahwa
01:12:31 - 01:12:33
problem yang mereka hadapi itu
01:12:33 - 01:12:35
bukan problem sendiri, bukan problem
01:12:35 - 01:12:37
individual, tapi
01:12:37 - 01:12:39
ini adalah masalah struktural, ini adalah masalah
01:12:39 - 01:12:41
sistemik, sehingga penyelesaiannya
01:12:41 - 01:12:43
juga harus struktural dan juga
01:12:43 - 01:12:45
menggunakan cara-cara kolektif gitu ya, alih-alih
01:12:45 - 01:12:47
menggunakan atau menghadapinya secara
01:12:47 - 01:12:49
individu, karena percayalah kekuatan kolektif
01:12:49 - 01:12:51
akan jauh lebih efektif dalam
01:12:51 - 01:12:53
menangani masalah-masalah keseharian kita
01:12:53 - 01:12:55
Mungkin begitu dari saya.
01:12:55 - 01:12:57
Oke, baik. Oke, udah cukup ya
01:12:57 - 01:12:59
kayaknya hari ini ya, pembahasannya seru
01:12:59 - 01:13:01
cukup seru nih hari ini ya, semoga
01:13:01 - 01:13:03
bermanfaat juga bagi yang mendengarkan dan bisa
01:13:03 - 01:13:05
mengambillah inti-inti yang baiknya
01:13:05 - 01:13:07
dari nama sumber yang sudah hadir. Terima kasih banyak Pak Ilham
01:13:07 - 01:13:09
terima kasih.
01:13:09 - 01:13:11
Mas Ikhsan, terima kasih banyak juga.
01:13:11 - 01:13:13
Terima kasih.
01:13:13 - 01:13:15
Sehat semua.
01:13:15 - 01:13:17
Selamat ya.
01:13:17 - 01:13:19
Yoi, Kakak Gilang.
01:13:19 - 01:13:21
Ketua Sidangku. Kapan kita ketemu?
01:13:21 - 01:13:23
Next
01:13:23 - 01:13:25
shootingnya dong, tanggal
01:13:25 - 01:13:27
berapa itu? Oh, minggu depan ya?
01:13:27 - 01:13:29
Kita ketemu dong. Udah disini ya?
01:13:29 - 01:13:31
Iya. Mama, ada kesimpulan? Kalau dari Mama
01:13:31 - 01:13:33
ada kesimpulan yang bisa diambil dari episode ini?
01:13:33 - 01:13:35
Wah, kesimpulan
01:13:35 - 01:13:37
tidak ada harapan untuk
01:13:37 - 01:13:39
pemerintahan baru. Itu kesimpulannya
01:13:39 - 01:13:41
Bang ini ya, Pak Ilham tadi ya
01:13:41 - 01:13:43
bukan saya ya.
01:13:43 - 01:13:45
Pak Ilham mengambil kesimpulan orang ya.
01:13:45 - 01:13:47
Iya, bagus.
01:13:47 - 01:13:49
Walaupun saya juga
01:13:49 - 01:13:51
dari hati kecil saya juga setuju sih.
01:13:51 - 01:13:53
Tidak ada harapan sih memang.
01:13:53 - 01:13:55
Tidak akan maju kok negara ini.
01:13:55 - 01:13:57
Tidak usah ribet-ribet. Tidak usah capek-capek.
01:13:57 - 01:13:59
Tidak akan maju.
01:13:59 - 01:14:01
Terima kasih banyak ya
01:14:01 - 01:14:03
untuk Noiser, para Nois, Kania, Mania
01:14:03 - 01:14:05
Kania juga terima kasih walaupun sudah pulang
01:14:05 - 01:14:07
untuk semua yang sudah mendengarkan
01:14:07 - 01:14:09
episode Ruang 28 hari ini
01:14:09 - 01:14:11
jangan lupa di subscribe Ruang 28
01:14:11 - 01:14:13
di aplikasi Nois episode baru
01:14:13 - 01:14:15
tiap hari Rabu
01:14:15 - 01:14:17
nyalain notifikasinya biar tahu kalau ada episode baru.
01:14:17 - 01:14:19
Kampanye Tandingan masih bisa dibeli ya
01:14:19 - 01:14:21
masih ada loh, masih ada di aplikasi Nois
01:14:21 - 01:14:23
masih bisa dibeli juga. Ada Musum Masyarakat, ada Dustin
01:14:23 - 01:14:25
ada kami juga disitu. Silahkan
01:14:25 - 01:14:27
ditonton hanya di aplikasi Nois.
01:14:27 - 01:14:29
Sampai jumpa di episode berikutnya dari
01:14:29 - 01:14:31
Ruang 28. Bye-bye.
01:14:31 - 01:14:41
Da-dah!
Buka semua fitur dengan download aplikasi Noice
Kunjungi App