Bersuara Sajak

Mungkin kau tak pernah bermaksud melukaiku.Hanya saja, egoku yang terlalu tinggi. Hingga aku selalu menikam dada sendiri. Mungkin kau tak pernah berniat menyakitiku. Hanya saja, harapanku yang terlalu besar, hingga membuat diri ini selalu gusar. Aku yang terlalu percaya, bahwa padamu bahagiaku akan tercipta. Menghamba pada hal-hal yang sebenarnya bernada kira-kira. /MIHP

Lalu, apa artinya kebersamaan ini? Jika saja hanya aku yang merasa memiliki. Apa kau bahagia dengan cara membuatku tak bahagia? Apa kau tahu bagaimana cara terbaik untuk melupakanmu?

Pandai sekali kau bermain asmara. Bagaimana mungkin tiba-tiba semua yang aku perjuangkan untukmu kau campakkan begitu saja?

Terkadang beberapa hal dalam hidup terasa lucu...

Sekarang aku merelakanmu dengan hal yang membuatnu pergi. Kita hanya perlu menunggu waktu. Hari ini kau telah menanamkan segala luka. Kelak, entah kapan, percayalah, bisa jadi yang kau perjuangkan dengan cara seperti itu, menjadi menyebalkan dan menghempaskanmu melebihi apa yang kau lakukan kepadaku.

Terkadang, seseorang dari masa lalu datang kembali dengan cara yang teramat lucu ya. Harusnya kau mengajaknya tertawa, kemudian bercermin agar dia lebih bisa menghargai dirinya sendiri juga orang lain. Bagaimana bisa dia kembali setelah dilukai dengan cara yang teramat basi?

Setelah kemarin, begitu sulit rasanya untuk bisa mencintai kembali. Aku tak ingin hal-hal yang dulu kubanggakan berakhir hanya sebatas ingatan tentang luka.

Setelah kau memutuskan untuk pergi. Aku jadi tahu bagaimana caranya merekayasa kebahagiaan. Setelah kau membaca atau mendengar tulisan ini, mungkin aku sudah tak lagi disini. Tak bisa lagi kau peluk, tak bisa lagi kau tatap, dan yang terpenting tak bisa lagi kau sakiti. "Dari aku Yang Hancur Sendirian" Dalam Kumpulan Museum Patah Hati" Karya dxdrav.

Aku tengah mengaduk sesak sembari mengiris senja di pelataran logika. Mencari jejeak terakhirmu di serpihan tawa, memungut sisa senyummu yang dulu biasa kini tiada. Menggantung hebat penasaran yang terbias tenggelamnya kehadiran. Kini, adamu hanya bisa tergambar oleh mimpi dan lamunan. Judul Asli "Pandemi Hepatomegali" Dalam Buku "Distilasi Alkena" Karya: Wira Nagara

Pernah jatuh dan mencintaimu, adalah salah satu doa yang dengan indah pernah Tuhan kabulkan. Sebuah doa dari ketika aku sama sekali belum mengenalmu, hingga waktu kau pergi meninggalkanku. Dalam Buku "Merayakan Kehilangan" Karya: Brian Khrisna