0 Coin
Tak terasa percepatan waktu datang di sesi akhir sebuah cerita,ia seakan mengulang masa yang telah tercipta, lalu dibuatnya penuh dengan perasa, sehingga semakin berat dirasa semakin berat disana, memberatkan baginya untuk tidak memutar waktu lagi, membuat waktu sungkan untuk berputar kembali, membuat waktu enggan untuk beranjak pergi,
lalu cerita itu mulai terangkai anggun dan terasa tepat, membuat pengingat merenggangkan senyumnya akan kilas balik yang tak akan balik kilasnya, akan merasa yang tak akan dirasa, akan membuat yang tak akan bisa dibuatnya kembali, sesal sesaat mendesak di jaring cerita itu, coba dulu aku lebih sadar akan cerita ceritaku yang nanar
dan setengah siuman, bergumam lebih lebih syarat perihal hal hal yang dulu mestinya kulakukan saja bersama mereka, menghabiskan semua waktu yang berlalu malu, Lalu sekarang apa maumu waktu, berusaha jauh untuk membuatku tak menentu, menarik ulur menghetikan sekenannya, kurasa kau semakin cerdas mengetahui pola rapuhku, kepayauan itu membuatnya mengendarai pengelana liar, walaupun tidak susah baginya untuk menjinakan payung yang tercemar. Berdamai pun masih terasa sesak, berbagi cerita laksana bejana, terima sudah perpisahan pengelana, saatnya berlari kencang bukannya untuk berancang ancang lebih lebih berangan angan.
