JEBAKAN LOGIKA : Membingkai Nalar yang Tersesat (Part 3)
CERITA SEPULANG KERJA
<p>Pernahkah kamu merasa frustrasi saat berdebat di media sosial, di mana gagasan seringkali kalah oleh serangan pribadi dan pemutarbalikan argumen? Aku sering merenung, mengapa kekeliruan logika begitu merajalela di era digital ini, bahkan dalam politik, hubungan pribadi, hingga pendidikan?</p><p>Di episode ini, kita akan menyelami akar permasalahan ini. Kita akan membahas bagaimana sifat alami otak kita yang ingin bereaksi cepat, ditambah dorongan emosi, seringkali membuat kita terjebak dalam <strong>ad hominem, strawman, false dilemma, false cause, slippery slope,</strong> dan <strong>appeal to authority</strong>.</p><p>Bersama-sama, kita akan mengeksplorasi mengapa kita cenderung membangun "echo chamber" di media sosial, bagaimana retorika politik memainkan emosi kita, dan mengapa dalam hubungan pribadi pun kita sering menarik kesimpulan tergesa.</p><p>Lebih dari sekadar identifikasi masalah, aku akan berbagi cara-cara praktis untuk "meretas" nalar yang tersesat: menunda respons cepat, mengajukan pertanyaan mendalam ala Socrates, dan selalu mengecek akurasi informasi.</p><p>Bergabunglah denganku untuk memahami bahwa kekeliruan logika bukan hanya kesalahan berpikir, melainkan cermin dari sifat manusia yang terburu-buru mencari kepastian. Pertanyaannya, beranikah kita menahan diri, untuk berpikir lebih pelan, ketika dunia terus mendesak kita untuk bereaksi?</p><p>#Filsafat #Logika #KekeliruanLogika #BerpikirKritis #Nalar #FilsafatSantai #SelfImprovement #Miskomunikasi #EraDigital #DebatSehat</p>