SEJAK (Selasa Bersajak)

<p><strong>S</strong>ebuah sajak yang menggambarkan bahwa hidup hanyalah seperti bermain. ketika pagi kita "bermain" di jalanan untuk pergi ke tempat kerja. ketika di kantor, kita hanya "bermain" dengan teman, ketawa haha hihi, dan bermain dengan alat tulis kantor. Hidup terlalu serius juga tidak menyenangkan bagi diri sendiri dan lingkungan sosial. Hidup serius tapi santai agaknya sesuai dengan mobilitas perkotaan yang serba cepat. Di samping itu, hal tersebut bisa menjadi alternatif untuk tetap waras dalam berkegiatan sehari-hari di tengah persoalan mental health.</p><p>Konten ini sudah bisa didengarkan di YouTube dan Noice, Ketik "Selasa Bersajak" di aplikasi Noice. Cari kanal "Forest &amp; Sea Network" di YouTube.</p><p>Tautan: <a target="_blank" rel="noopener noreferrer nofollow" href="http://linktr.ee/forestseanetwork">linktr.ee/forestseanetwork</a></p>

<p><strong>S</strong>ajak ini terinspirasi lagu berjudul Sorry dari 510. Sajak ini menggambarkan seorang pria yang memiliki rasa luka mendalam karena patah hati. Pria ini masih memiliki rasa denial dan bargaining, serta masih tidak rela bahwa pacarnya memutuskannya tanpa alasan yang jelas dan diam-diam sudah berpacaran dengan pria lain.</p><p>.</p><p>Konten ini sudah bisa didengarkan di YouTube dan Noice, Ketik "Selasa Bersajak" di aplikasi Noice. Cari kanal "Forest &amp; Sea Network" di YouTube.</p><p>Tautan: <a target="_blank" rel="noopener noreferrer nofollow" href="http://linktr.ee/forestseanetwork">linktr.ee/forestseanetwork</a></p><p>.</p><p>Di Balik Layar: Penulis &amp; Editor: Fikri Haykal Latar Musik: Jeki Jensen – Sajak Senja</p>

<p><strong>H</strong>ari ke hari waktu berjalan tanpa jeda, terus berputar tanpa tahu dimana ujungnya. Waktu sore dewasa ini tidak seindah ketika kita masih kecil, dimana kita masih bermain dengan teman-teman hingga matahari tenggelam.</p><p>Rasa-rasanya hari ini sore menjadi waktu perenggut energi kita tanpa belas kasih. Rasa lemas, lesu, lapar, dan capek pikiran menjadi teman baru di sore hari. Mereka bukan teman yang tidak baik, justru mereka datang untuk memberi tahu kita untuk "eh berhenti bentar yuk, jangan lari terus, sesekali jalan pelan gapapa kok".</p><p>Sajak ini menggambarkan bagaimana keadaan orang-orang di sore hari sebagai pelajar ataupun pekerja yang sudah bangun pagi hari untuk mengejar mimpi, cita-cita, ataupun nafkah. Sajak ini ingin menyampaikan bahwa setiap lelah dan peluh di sore hari pasti akan hilang atau enyah dengan senyuman dan masakan di rumah. Hal tersebut sudah menjadi obat paling manjur untuk melepaskan semua beban apapun selama satu hari itu.</p><p>Saya sebagai penulis tak pernah henti untuk menyampaikan semangat terus dan jangan pernah lelah kepada para pejuang mimpi dan pejuang nafkah. Sore hari hanya sesaat, peluh juga 'kan enyah dalam sesaat.</p><p></p><p>Dengarkan konten ini di YouTube dan Noice, Ketik "Selasa Bersajak" di aplikasi Noice. Cari kanal "Forest &amp; Sea Network" di YouTube.</p><p></p><p>Tautan: <a target="_blank" rel="noopener noreferrer nofollow" href="http://linktr.ee/forestseanetwork">linktr.ee/forestseanetwork</a></p><p></p><p>Di Balik Layar:</p><p>Penulis &amp; Editor: Fikri Haykal</p><p>Latar Musik: Jeki Jensen – Sajak Senja</p>

<p><strong>S</strong>ajak ini menggambarkan orang-orang yang sedang berusaha namun seringkali usahanya tidak setimpal dengan hasilnya. Sajak ini mewakili emosi bingung, ragu, dan capek. Sebagai penulis, saya ingin menyampaikan bahwa sajak ini mungkin sangat pesimis, namun harus dimaknai secara positif, dimana semua usaha itu akan mendapat "bayaran" yang setimpal pada waktunya kelak. Maka dari itu, jangan cepat mengeluh, jangan cepat menyerah, dan berserah diri kepada Tuhan.</p><p></p><p>Penulis, Narator: Fikri Haykal</p><p>Editor: Fikri Haykal</p><p>Latar Musik: Jeki Jensen – Sajak Senja</p>

<p><strong>S</strong>ajak ini berasal dari keresahan tentang hari sial yang tidak ada di kalender. Hari sial selalu saja datang tiba-tiba hingga membuat diri seketika itu ingin marah dan ingin mengumpat. Namun, hal tersebut juga ada kesalahan dalam diri kita yang lengah. Jadi, mari kita lihat sisi positifnya saja bahwa dunia ingin kita lebih teliti lagi kedepannya.</p>

<p><strong>S</strong>ajak ini tercipta sebagai tempat manusia untuk "lari" sebentar dari dunia yang ramai dan cepat. Bagi saya, manusia berhak untuk bengong/melamun untuk menjadi pikiran tetap waras. Maka, dengarkan sajak ini sambil bengong/melamun lalu niscaya pikiran akan menjadi segar dan memunculkan semangat untuk hari esok.</p><p></p><p>Latar musik oleh Jeki Jensen</p>

<p><strong>S</strong>ajak ini berisi pesan dari seorang laki-laki kepada pasangan hidupnya kelak bahwa dia mungkin hanya bisa memberi cinta dan kasih yang sederhana namun tidak akan setengah-setengah.</p><p></p><p>Latar musik oleh Jeki Jensen</p>

<p><strong>S</strong>ajak ini bercerita tentang keresahan seseorang yang tidak suka lingkungan yang berisik atau bising. Dimana saya sebagai penulis sajak ini juga tidak menyukai hal tersebut. Setiap hari rasanya telinga saya seperti sensitif sekali terhadap suara bising, walau itu hanya suara dari kipas angin</p><p></p><p>Latar Musik: Jeki Jensen</p>

<p><strong>L</strong>atar belakang cerita sajak ini adalah seseorang yang ingin bebas seperti angin agar bisa menggapai seluruh mimpinya tanpa harus memilih mana yang harus diwujudkan.</p><p></p><p>Latar Musik: Jeki Jensen</p>