Dunia Ritel Belanja Indonesia Tidak Baik Baik Saja
Cerita Dibalik Duit
Menjelang Lebaran kemarin, dunia ritel belanja Indonesia harus berpisah dengan satu nama yang resmi menutup semua gerai mereka.
Namanya Lulu Hypermarket. Mungkin nama ini agak asing di telinga sebagian besar bro and sis, terutama yang tinggal di luar Jabodetabek. Maklum, dari awal mereka beroperasi hampir 10 tahunan terakhir, mereka hanya ekspansi di sejumlah titik di Jabodetabek. Bisa dibilang hanya terhitung jari lah, seperti di BSD, Sentul dan Cakung. Lulu ini asalnya dari Uni Emirat Arab, atau orang kebanyakan kenalnya Abu Dhabi.
Lulu memutuskan hengkang menjelang Idul Fitri lalu, dan mengumumkan clearance sale atau cuci gudang di media sosial mereka. Berita soal ini juga muncul di Detikcom, dimana jurnalis mereka melaporkan bahwa pembersihan ini sudah terlebih dahulu dilakukan untuk produk produk kebutuhan sehari hari, sehingga sudah hampir tidak ada display barang dan tersisa barang yang belum laku serta sejumlah barang elektronik dan barang fashion yang ikut cuci gudang tadi.
Bentar, giliran gini aja Detikcom cepet amat beritain. Giliran Transmart masih tutup perlahan di sejumlah tempat malah diem diem bae. Eh, kan segrup ya. Lupa ane hehehehhe
Fenomena ini, kemudian Transmart yang masih tutup secara diam diam, meski sudah ngga secepat dibanding beberapa tahun lalu dan sejumlah gonjang ganjing yang makin terdengar di industri ritel belanja mengindikasikan sesuatu hal yang menarik perhatian saya untuk dibahas dalam episode ini. Apakah ini memang isu ekonomi? Atau hanya soal perubahan preferensi pelanggan? Atau kombinasi keduanya? Hmmm…
Baca konten terkait di https://s.id/ritelbelanjaplbk
Follow semua media sosial PLBK di @plbk.investasi.
Dukung keberlanjutan PLBK dan podcast ini melalui teer.id/rinaliando