DIAM (Bahasa Tertua yang Membuka Pintu Langit)
Jejak Inspirasi
Sebelum kata menemukan suara, sebelum aksara dituliskan oleh tangan manusia, dan sebelum segala makhluk memiliki nama, ada satu bahasa purba yang menyatukan semesta dengan Penciptanya: diam. Diam bukan sekadar hening.
la bukan kekosongan yang bisu,melainkan kehadiran yang maha penuh-penuh cahaya,penuh makna, penuh rahasia.
Dalam diam,bumi berputar tanpa bunyi,matahari terbit tanpa pengumuman,dan langit menjatuhkan hujan tanpa pidato.Semua tunduk dalam diam.Semua bergerak karena perintah yang tak pernah diucapkan.
Bukankah jiwa kita pun,di saat-saat paling jujur,memilih diam sebagai tempat pulang?
Ketika air mata mengalir, dan doa tak lagi mampu dilafazkan, jiwa menunduk.lalu berdiam.Dan justru di situlah Tuhan terasa paling dekat.
Diam adalah bahasa yang dikenali oleh langit, tapi dilupakan oleh bumi yang sibuk bersuara.
la adalah bahasa para wali,para kekasih Tuhan, yang menyimpan samudra hikmah dalam tatapan bukan dalam ceramah. Mereka tahu: setiap kata memiliki batas,tapi diam adalah gerbang menuju yang tak terbatas.
Diam bukan karena tidak tahu,melainkan karena telah tahu terlalu dalam. Diam bukan karena kekurangan kata,tapi karena meluapnya makna yang tak muat dalam bahasa.
Dalam diam,Ruh menemukan jalan pulangnya.
Dalam diam,kalbu berbicara kepada Rabb-nya.tanpa perantara, tanpa jeda, tanpa topeng.ketika engkau masuk ke maqam diam, engkau tak lagi bicara tentang Tuhan-engkau bicara dengan Tuhan.
Tak ada suara,tapi getarannya menembus takdir.
Tak ada kalimat,tapi artinya menggetarkan seluruh langit. Inilah maqam para pencinta sejati.
Yang menyadari bahwa yang Maha Mendengar,
tak butuh teriakan.
Yang Maha Tahu,tak menunggu penjelasan.
Dan yang Maha Dekat,telah hadir bahkan sebelum engkau memanggil-Nya.Diam adalah ibadah tertinggi saat kata tak lagi cukup untuk menampung cinta.la adalah sujud hati yang paling dalam.la adalah isyarat rohani yang hanya bisa dibaca oleh sang Pencipta
Lalu engkau pun tahu bahwa langit tidak terbuka karena suara yang keras, melainkan karena diam yang tulus.Bahwa Tuhan tidak tergugah oleh retorika, tapi oleh hati yang sunyi dan berserah.
Maka diamlah,sejenak dari keramaian dunia,
dari gelombang kata yang tak putus,dari egomu sendiri.Sebab saat engkau benar-benar diam langit akan bicara dan Tuhan akan menjawab. Bukan dengan suara tapi dengan rasa yang mengguncangkan jiwa.
Diam Bahasa tertua yang membuka pintu langit.
Diam Bahasa yang membuatmu tak sekadar tahu-tapi menyatu.