AWR Indonesian - Sabbath School Lesson

Teologi “dari bawah” adalah teologi yang menetapkan aturan-aturan dan standar-standar bagi Allah dan Firman-Nya. Teologi "dari atas" merespons dengan iman, dengan mengutamakan kepercayaan kepada Allah dan Firman-Nya.

Jika tidak berhati-hati, tidak berserah dalam iman & penurutan kepada Allah, kita berada dalam bahaya membaca ayat Kitab Suci hanya berdasarkan keinginan, kehendak, dan perspektif kita sendiri, yang jauh lebih mudah dilakukan daripada yang kita sadari.

Tuhan, apakah yang akan terjadi dengan dia ini?" "...itu bukan urusanmu. Tetapi engkau: ikutlah Aku" Fokus pada Yesus, dan bukannya pada orang lain.

Injil Yohanes diakhiri dengan pertemuan di Galilea. Kerendahan hati adalah salah satu kualifikasi terbesar untuk pelayanan, karena fokusnya adalah Yesus Kristus, dan bukan diri sendiri.

Bahaya bila mendengar atau membaca Firman Tuhan, tetapi tidak memperhatikan, tidak tinggal dalamnya, tidak menurutinya. Artinya, tidak menerima Firman Tuhan sebagai terang yang seharusnya menuntun pikiran dan tindakan kita.

Kepada para malaikat dan dunia-dunia yang tidak jatuh seruan "Sudah selesai" bermakna mendalam. Bagi mereka dan kita pekerjaan penebusan yang besar telah dilaksanakan. Mereka & kita mengambil bagian dari buah-buah kemenangan Kristus.

Orang Asing itu mengucapkan satu kata, "Maria." Itu adalah satu kata yang mengubah dunia. Maria yang terkejut menyadari bahwa Yesus yang telah bangkit sedang berbicara kepadanya dan mengenal-Nya.

Setelah hari Sabat, para wanita membeli rempah-rempah dan membawa ke kubur Minggu pagi. Yang mengejutkan, batu itu terguling dan kubur itu kosong. Yohanes melihat kain peluh yang tergulung, ia percaya bahwa Yesus telah bangkit dari kematian.

Ketika Yesus berkata, "Sudah selesai!" Dia sedang menyelesaikan, menggenapi, pekerjaan yang Bapa berikan kepada-Nya untuk dilakukan. Betapa pun mengerikannya pemandangan itu, semuanya telah digenapi, diselesaikan, disempurnakan.

Pilatus menyerukan kepada orang banyak "Lihatlah manusia itu!" saat menghadapkan Mesias dengan pakaian raja kepada bangsa Israel, ingin membebaskan Yesus, tapi para pemimpin rohani, yang seharusnya mengakui Yesus, justru menuntut agar Yesus disalibkan!