Untuk siapapun yang senang dan sedang mendengarkan siniar ini, terima kasih banyak ya, sudah mau kembali lagi setelah satu tahun lebih siniar ini terabaikan. Mari Patah Hati Malam Ini.

Berat sekali rasanya memainkan peran yang tak pernah dipandang. Mencintai pemeran utama yang lebih senang bermonolog karena kehilangan lawan mainnya. Sementara tak punya hak untuk mengubah jalan cerita, karena ia masih terjebak pada cerita yang lama. Mari Patah Hati Malam Ini.

Rasanya menyebalkan, khawatir takut kehilangan. Padahal, belum tentu bisa digenggam. Mungkin, sebaiknya perasaan ini memang tidak perlu diungkapkan. Biar saja aku simpan dan ku tenggelamkan ke lautan yang paling dalam. Mari patah hati malam ini.

Maaf kalau aku tak pernah selesai menceritakan apapun tentangmu, seiring dengan perasaanmu yang selalu berputar di duniaku. Terima kasih sudah menjadi pemeran utama dari perasaan yang tak pernah ada akhirnya. Titip salamku untuk setiap harapan yang takkan pernah kita wujudkan. Mari patah hati malam ini.

Seandainya saja waktu itu kamu tidak lahir ke dunia, mungkin malam ini aku tak perlu patah hati dan kecewa. Seandainya waktu bisa diputar kembali, aku lebih memilih untuk tidak mengenalmu, kalau akhirnya aku yang patah hati. Jadi, untuk apa ada pertemuan kalau berakhir menjadi perpisahaan? Mari patah hati malam ini.

Di setiap harinya patah hati dan kecewa merupakan bagian dari perasaan seseorang yang tak bisa dihiraukan. Entah tentang pekerjaan, hubungan dengan pasangan, keluarga, atau sekedar pikiran yang terlalu takut untuk menghadapi kenyataan. Semoga, banyak hal baik yang bisa disampaikan kepada siapapun yang sedang mendengarkan. Mari patah hati malam ini.