Menurut artikel di psychologytoday.com, kesamaan dalam hubungan itu bukan hal mutlak yang penting dan harus penuhi. Hanya karena keduanya cenderung beda, nggak berarti pasangan yang punya banyak kesamaan akan punya hubungan yang lebih memuaskan atau hubungan mereka bertahan lebih lama. Mungkin aja, pasangan yang punya banyak perbedaan, kurang umum diketahui, tapi ya nyatanya level kepuasan dan kelanggengannya sama dengan pasangan yang punya banyak kemiripan. Nah, gue udah ngajakin dua orang teman: Gilang @glngstr, seorang penulis, dan Mustika @mamanyasenja, seorang guru. Di episode ini juga ada cerita dan opini dari @laksmiwrites, seorang penulis, beberapa karyanya “Amba”, “Aruna dan Lidahnya”, “Kekasih Musim Gugur”, dan buku terbarunya “Kitab Kawin”. Apakah benar, perbedaan yang cukup signifikan malah membuat masing-masing merasa jauh lebih menarik karena ada hal baru yang belum diketahui dan bisa saling eksplorasi? Nah, jadi baiknya yang kayak gimana nih, ketika kita milih pasangan: yang punya banyak kesamaan atau yang beda sekalian? Lalu, apa hubungannya sama kelanggengan dalam sebuah hubungan? Dengarkan selengkapnya di sini!

Segmen #belahanjiwa kali ini, membahas seberapa penting mendapatkan restu orangtua sebelum menikah. Ada @idhaumamah dan @abjadtersirat yang akan ngobrolin pro-kontra tentang restu orangtua beserta konteksnya, plus belajar dari series di WeTV, Layangan Putus. Tahu kan, kalau Kinan (Putri Marino) sebetulnya nggak mendapat restu dari orangtua, terutama dari ibunya, ketika kali pertama dia mengenalkan Aris (Reza Rahadian) kepada ibunya di rumah. Nah, memang kenapa, sih? Ada hubungannya sama kelanggengan hubungan dan drama perselingkuhan Aris?  Dengarkan selengkapnya di sini!

Di #belahanjiwa kali ini, gue dan @abjadtersirat membahas perkara pinjam-meminjam uang ke gebetan yang problematik. Sebagian dari kita pasti pernah dilema ketika sang gebetan atau orang yang baru dikenal (tapi lagi dekat), meminta bantuan dengan alasan dia sedang kesulitan, mau kita pinjamin atau nggak? Nah, belajar dari film dokumenter "The Tinder Swindler" yang tayang di Netflix, kami berdua mau ngasih opini, bagaimana cara kita menyikapi dilema tersebut, dan bagaimana sebaiknya kita mengantisipasi hal-hal buruk biar nggak rugi? Dengarkan selengkapnya di bit.ly/podcastdating!

Ada 3 cerita yang berisi pengalaman buruk para pengguna dating apps. Ketiganya merupakan korban scamming atau penipuan di dunia digital. Pelaku menggunakan beberapa modus untuk memanipulasi para korban, mulai dari mengincar materi, hingga mempermainkan hati. Pelibatan emosi yang dilakukan pelaku, tentu menjadi red flag yang harus diwaspadai, karena tiap-tiap dari kita punya momen rentannya pada situasi tertentu. Bagaimana para pelaku memanipulasi korban dengan modusnya? Dan, apa yang bisa kita pelajari dari pengalaman para korban? Dengarkan episode lengkapnya di sini!

Ada #suratcinta2022 dari @pradiptanugrahanto. Sebagai seorang yang lumayan sering dulunya sering dapat surat (cinta), kadang jadi mempertanyakan, kenapa sih, orang bisa punya kedekatan dari selembar kertas? Lewat kalimat-kalimat yang ada di dalam surat, seseorang menunggu balasan, menunggu kapan waktu yang tepat untuk mengungkapkan perasaan.  Seperti apa surat dari @pradiptanugrahanto untuk mereka di masa lalu, dan dia di sebelahku, yang ia buat? Dengarkan selengkapnya di sini!

Ada #suratcinta2022 dari @firnnita. Katanya, ia senang menulis surat. Ia juga ingin mengirim surat ini seakan-akan turut mendoakan agar yang dicari segera ditemukan, dan yang sedang mencari juga segera menemukan. Ia merasa surat ini adalah surat yang bisa mewakilkan perasaannya dan perasaan orang-orang yang sedang mencari dan menunggu pasangan hidupnya. Jika belum sekarang, tak apa. Karena yang terpenting, bahagia dengan dirimu sendiri dulu. Seperti apa surat untuk future partner yang dibuatnya? Dengarkan selengkapnya di sini! Kirim surat cintamu ke bit.ly/suratcinta2022. Ditunggu sampai 20 Februari, ya.

Ada #suratcinta2022 dari @mogalihsa, buat @prasidhilaskmi. Galih ingin meluapkan semua yang ada di dalam kepala dan yang menyesak di dada. Ia nggak ingin menyesal. Setidaknya, katanya, apa yang ia rasakan sudah pernah diluapkan, yaitu tentang perasaan yang ia punya kepada Galuh. Menurut Galih, lebih baik mencoba mengutarakan daripada tidak sama sekali. Dengarkan selengkapnya di sini!

Huru-hara predator seksual di dating apps terus berlanjut. Beberapa minggu terakhir, muncul utas di Twitter tentang pelaku predator seksual yang masih berkeliaran. Korban pun mulai angkat bicara di akun Instagram @aliskamugemash. Bermain dating apps emang menyenangkan, tapi kamu juga harus tahu langkah aman mencegah hal buruk terjadi. Tindakan menyimpang seperti verbal abuse, hingga pelecehan seksual, harus kita pahami tanda-tandanya biar bisa kita antisipasi. Nah, di episode ini, gue membagi 6 tips paling dasar untuk melindungi diri dari oknum predator seksual. Yuk, dengerin!

#darihati membahas kapan waktu yang tepat untuk menyatakan perasaan atau 'nembak' gebetan. Selama ini, kita mungkin berharap lebih, begitu tahu bahwa orang yang kita taksir sepertinya nyaman dengan, bahkan sering banget ngajak jalan berdua. Dari sinilah, biasanya akan timbul pertanyaan, "jadi, kita ini apa?" Nah, pertanyaan tersebut butuh jawaban pastinya. Apakah dia juga sayang sama kita? Dan, kalau ya, kenapa belum nembak juga? Atau, alih-alih kita nunggu, kita malah inisiatif 'nembak' duluan. Cuma masalahnya, kadang ragu, apakah waktunya terlalu terburu-buru?  Berdasarkan hasil polling di Instagram @wannadateyou_podcast, 83% orang menganggap, cukup sekitar 3 bulan untuk pedekate dengan gebetan, dan sisanya menjawab lebih dari 6 bulan, bahkan setahun. Oleh karena itu, di episode ini, gue udah mengumpulkan 5 cerita dari pengalaman teman-teman, soal kapan waktu yang tepat buat 'nembak' gebetan atau menyatakan perasaan. Dengarkan episode lengkapnya, di sini.

Di #belahanjiwa kali ini, gue dan @stefaneych membahas bagaimana cara agar kita terbebas dari hubungan yang toxic. Kami berdua baru saja menamatkan film teranyar dari Visinema, yaitu Story of Dinda. Film ini bercerita tentang alasan kenapa Dinda (Aurelie Moeremans) akhirnya berani untuk mengakhiri toxic relationship dengan Kale (Ardhito Pramono). Dinda ingin putus dengan Kale, tapi rasa sayangnya malah bikin dia bertahan di hubungan yang nggak sehat. Lalu, Dinda nggak sengaja ketemu Pram (Abimana Aryasatya), yang bikin Dinda seolah tercerahkan untuk berani mengambil keputusan, yaitu meninggalkan Kale. Jadi, gue dan @stefaneych juga ikut bercerita sedikit soal pengalaman-pengalaman ketika berada di hubungan toxic, dan cara kami keluar dari hubungan tsb. Lalu, apakah kami trauma dan menyesali masa-masa itu? Dan, kalau lagi di tengah hubungan toxic, gimana jalan keluarnya? Simak episode lengkapnya di sini!