<p>Usai. Itu kata yang mungkin paling tepat untuk menggambarkan perjalanan ini. Usai bukan berarti akhir, tetapi awal dari sebuah harapan baru. Dan di sinilah, di kafe ini, aku mulai menulis ulang cerita cintaku, satu kata sekaligus.</p>

<p>Sepi, dalam pandanganku, adalah ruang untuk merenung. Di antara keramaian, aku menemukan diriku yang sebenarnya. Sosok yang sering kali terabaikan dalam riuhnya percakapan, dalam kesibukan yang membelenggu. Ada perasaan hampa yang menggelayuti, seperti ruang kosong di dalam dada yang tak bisa diisi oleh apapun.</p><p></p>

<p>Matahari mulai terbenam, memancarkan cahaya oranye yang hangat. Seperti harapan yang takkan padam, aku melangkah ke arah stasiun. Dalam perjalanan ini, aku membawa semua yang bermakna: cinta, harapan, dan kenangan. Meski pergi terasa menyakitkan, aku tahu bahwa setiap perpisahan adalah awal dari sesuatu yang baru.</p>

<p>Jarak membuat kita terpisah, bukan hanya oleh fisik, tetapi juga oleh waktu. Setiap detik yang berlalu seakan mempertegas betapa jauh kita melangkah dari satu sama lain. Namun, di dalam hati, aku tahu bahwa cinta tidak mengenal batas. Meski kita terpisah oleh ribuan kilometer, rasa itu tetap ada, mengikat kita dalam kesunyian.</p><p></p>