<p>kita pernah saling menggengam begitu erat, tanpa menyadari tangan kita melukai satu sama lain.</p>

<p>ayah, bapak, papa.</p><p>entah kau memamnggilnya seperti apa, seorang laki-laki dengan pundak yang sengaja ia tampakkan tegar dan kuat menyangga beban hidupmu.</p><p>tentu ia juga tak lepas dari rasa benci dan marahmu atas perlakuan atau sikap kerasnya.</p><p></p><p>masih kah kau membencinya?</p><p>sudahkah kau cium tangannya dan meminta maaf?</p>

<p>bagian pertama dalam buku puisi bekal kunjungan yang ditulis nermi silaban</p>

<p>selepas kepergian belanda, indonesia kedatangan "saudara tuanya"</p><p>menyamar sebagai penyelamat yang membawa alur kehidupan baru bagi bangsa yang berjuang dari penjajahan bangsa eropa ratusan tahun, hingga meletusnya peperangan di kota semarang sebagai bentuk perjuangan lainnya menghalau penjajah.</p>

ingin cerita atau puisi mu dimuat dalam podcast kami. emailkan ke @suarajejaklangkah@gmail.com