Masuk
Eps 49: Pengecut Akan Terus Pasrah dan Diinjak-injak (Persepsi vs Perspektif)
38 Menit
Harga belum termasuk PPN 11% dan biaya layanan.
21 Juli 2023
84
original
DEDDY ISSUES (Deddy Corbuzier)
70.21 rb
Subscribers
Subscribe
Komentar
Lihat Semua (84)
Lihat episode lain
Transkrip
00:00:00 - 00:00:02
Gua 900 ada pertanyaan orang nanya gue.
00:00:02 - 00:00:04
Maksudnya gimana caranya kita sukses
00:00:04 - 00:00:06
kalau kita nih miskin gak punya apa-apa?
00:00:06 - 00:00:07
Gak punya modal.
00:00:07 - 00:00:09
Gimana caranya kita mau berusaha?
00:00:09 - 00:00:11
Gimana caranya kita berani berjuang?
00:00:11 - 00:00:12
Gua maki-maki tuh orang.
00:00:12 - 00:00:15
Beneran, eh lu tuh udah miskin banyak nanya.
00:00:16 - 00:00:18
Lu udah miskin pake banyak nanya.
00:00:18 - 00:00:20
Pake banyak mikir.
00:00:20 - 00:00:22
Pertanyaan lu tuh bodoh.
00:00:22 - 00:00:24
Kalau gua miskin, kalau gua usaha, gua gimana?
00:00:24 - 00:00:26
Ntar kalau gua gagal gimana?
00:00:26 - 00:00:28
Lu mau gagal apa sih?
00:00:28 - 00:00:30
Lu mau gagal apa sih?
00:00:30 - 00:00:32
Orang udah miskin.
00:00:32 - 00:00:34
Lu mau gagal tetep miskin.
00:00:34 - 00:00:36
Karena jika lu dapat sesuatu yang lu inginkan dalam hidup lu
00:00:36 - 00:00:38
tanpa bahkan berjuang untuk itu,
00:00:38 - 00:00:40
lu akan kelemahan.
00:00:42 - 00:00:44
Oke, Paranoid.
00:00:44 - 00:00:46
Balik lagi di Daily Issues.
00:00:46 - 00:00:48
Ini adalah episode 49.
00:00:48 - 00:00:50
Saya di episode 50 pamit.
00:00:50 - 00:00:52
Belum. Belum sampai 50 udah.
00:00:52 - 00:00:54
Kamu mau pamit ya?
00:00:54 - 00:00:56
Ya kan nanti 50 saya pamit.
00:00:56 - 00:00:58
Biar gak pusing orang-orang.
00:00:58 - 00:01:00
Kok gak ada? Saya kasih peringatan dulu.
00:01:00 - 00:01:02
Nanti di episode 50 saya pamit.
00:01:02 - 00:01:04
Jadi 2 episode lagi.
00:01:04 - 00:01:06
Satu episode lagi abis ini?
00:01:06 - 00:01:08
Ya ini episode ini, terus satu lagi, terus saya pamit.
00:01:08 - 00:01:10
Gak pindah kemana-mana kok saya tuh.
00:01:10 - 00:01:12
Saya tuh orangnya ini.
00:01:12 - 00:01:14
Stagnant.
00:01:14 - 00:01:16
Oke.
00:01:16 - 00:01:18
Jadi karena ini episode udah mau habis-habis,
00:01:18 - 00:01:20
nanti kita ngobrolin yang, saya lagi mikir nanti
00:01:20 - 00:01:22
ngobrolin yang terakhir apa, tapi kita lupakan itu dulu.
00:01:22 - 00:01:24
Kita mau bicara tentang,
00:01:24 - 00:01:26
kakak saya baru meninggal kemarin.
00:01:26 - 00:01:28
Iya. Minggu lalu.
00:01:28 - 00:01:30
Bukan saya yang bunuh ya.
00:01:30 - 00:01:32
Iya dong.
00:01:32 - 00:01:34
Tadi aku mikirnya begitu soalnya.
00:01:34 - 00:01:36
Meninggal karena sakit.
00:01:36 - 00:01:38
Ini udah bisa bercanda.
00:01:38 - 00:01:40
Pada saat itu gak bisa bercanda.
00:01:40 - 00:01:42
Betul dong.
00:01:42 - 00:01:44
Kakak saya meninggal,
00:01:44 - 00:01:46
tapi saya gak apa-apa kakak saya meninggal.
00:01:46 - 00:01:48
Kenapa?
00:01:48 - 00:01:50
Karena sakitnya udah 4 tahun.
00:01:50 - 00:01:52
Jadi begitu meninggal saya merasa bahwa
00:01:52 - 00:01:54
kesian.
00:01:54 - 00:01:56
Kalau hidup tersiksa mau ngapain?
00:01:56 - 00:01:58
Nah itu tersiksa banget karena pada saat
00:01:58 - 00:02:00
hidupnya dia tuh kena penyakit namanya PSB.
00:02:00 - 00:02:02
Dia kayak
00:02:02 - 00:02:04
Steves syndrome. Otaknya jalan,
00:02:04 - 00:02:06
badannya gak bisa ngapa-ngapain.
00:02:06 - 00:02:08
Terus dia juga sempet
00:02:08 - 00:02:10
berkali-kali ngomong.
00:02:10 - 00:02:12
Pada saat bisa ngomong ya,
00:02:12 - 00:02:14
dia masih ngomong dia gak mau hidup. Terus ngomong
00:02:14 - 00:02:16
udah gak bisa. Terus akhirnya mata gak bisa
00:02:16 - 00:02:18
nutup. Jadi
00:02:18 - 00:02:20
kedip juga gak bisa. Jadi kalau Anda lihat
00:02:20 - 00:02:22
dia kayak
00:02:22 - 00:02:24
kesakitan setiap hari.
00:02:24 - 00:02:26
Jadi ketika beliau meninggal,
00:02:26 - 00:02:28
yaudah saya pikir
00:02:28 - 00:02:30
bagus lah. Akhirnya
00:02:30 - 00:02:32
meninggal.
00:02:32 - 00:02:34
Tapi kan kalau cerita tadi tidak ada
00:02:34 - 00:02:36
jadi negatif ya.
00:02:36 - 00:02:38
Walaupun ibu saya teriak-teriak,
00:02:38 - 00:02:40
nangis-nangis gak kharuan. Saya lebih mikirin
00:02:40 - 00:02:42
ibu saya. Nah jadi itu perspektif.
00:02:42 - 00:02:44
Gitu.
00:02:44 - 00:02:46
Perspektif dan persepsi.
00:02:46 - 00:02:48
Meninggal, ketika saya
00:02:48 - 00:02:50
lihat kakak saya meninggal, saya bilang bagus
00:02:50 - 00:02:52
tuh bisa salah. Konteksnya.
00:02:52 - 00:02:54
Kalau dia dengar orang.
00:02:54 - 00:02:56
Kalau orang gak ngerti, ya ini gila nih.
00:02:56 - 00:02:58
Orang kakaknya meninggal, dia bilang bagus.
00:02:58 - 00:03:00
Nah itu
00:03:00 - 00:03:02
yang mau kita bahas sekarang. Jadi kita tuh
00:03:02 - 00:03:04
mau lihat satu perspektif dan
00:03:04 - 00:03:06
gimana orang menilai
00:03:06 - 00:03:08
sesuatu. Karena ini bagus nanti untuk kalian
00:03:08 - 00:03:10
berpikir di hidup kalian.
00:03:10 - 00:03:12
Saya juga baru dari Paris.
00:03:12 - 00:03:14
Ada
00:03:14 - 00:03:16
beberapa teman saya.
00:03:16 - 00:03:18
Teman saya yang ke Paris, tujuan utamanya
00:03:18 - 00:03:20
adalah foto sama Menara Eiffel.
00:03:20 - 00:03:22
Ya banyak orang.
00:03:22 - 00:03:24
Rata-rata. Benar. Ada teman saya juga
00:03:24 - 00:03:26
yang ke Paris, dia bahkan gak mau
00:03:26 - 00:03:28
jalan ke Menara Eiffel. Dia cuman
00:03:28 - 00:03:30
mau belanja.
00:03:30 - 00:03:32
Terus saya nanya,
00:03:32 - 00:03:34
kenapa lo mau foto sama Menara Eiffel?
00:03:34 - 00:03:36
Ya Paris kalau gak foto sama Menara Eiffel tuh
00:03:36 - 00:03:38
kayak ke Jakarta gak ke Monas. Ikonnya.
00:03:38 - 00:03:40
Iya benar. Final banyak orang ke Jakarta
00:03:40 - 00:03:42
gak ke Monas ya. Karena Monas
00:03:42 - 00:03:44
jadi tempat demo.
00:03:44 - 00:03:46
Terus
00:03:46 - 00:03:48
saya tanya sama orang yang gak mau
00:03:48 - 00:03:50
foto di Menara Eiffel.
00:03:50 - 00:03:52
Kenapa lo gak mau foto di Menara Eiffel?
00:03:52 - 00:03:54
Besi rongsokan di foto.
00:03:56 - 00:03:58
Gak salah.
00:03:58 - 00:04:00
Udah lama.
00:04:00 - 00:04:02
Besi tua di foto di Google banyak.
00:04:02 - 00:04:04
Betul.
00:04:04 - 00:04:06
Jadi ini juga perspektif.
00:04:06 - 00:04:08
Ngelihatnya dari sisi mana nih.
00:04:08 - 00:04:10
Sama kalau motivator suka ngomong.
00:04:10 - 00:04:12
Kalau kita melihat gelas yang isinya setengah.
00:04:12 - 00:04:14
Betul.
00:04:14 - 00:04:16
Banyak tuh isinya setengah. Itu kita ngelihatnya gimana?
00:04:16 - 00:04:18
Apakah itu setengah kosong?
00:04:18 - 00:04:20
Atau setengah isi?
00:04:20 - 00:04:22
Atau setengah isi?
00:04:22 - 00:04:24
Iya betul. Artinya beda kan.
00:04:24 - 00:04:26
Yang bodoh itu kan adalah kita gak pernah
00:04:26 - 00:04:28
lihat ini isinya setengah kenapa?
00:04:28 - 00:04:30
Apakah sudah diminum?
00:04:30 - 00:04:32
Apa dituangnya cuma setengah?
00:04:32 - 00:04:34
Apa airnya abis? Apa tadi tumpah?
00:04:34 - 00:04:36
Gak dilihat. Tapi dimasalahkan adalah
00:04:36 - 00:04:38
Anda melihatnya setengah isi atau setengah kosong?
00:04:38 - 00:04:40
Padahal konteksnya
00:04:40 - 00:04:42
setengah.
00:04:42 - 00:04:44
Konteksnya setengah.
00:04:44 - 00:04:46
Lalu dibilang kalau kita ngelihatnya
00:04:46 - 00:04:48
terisi setengah
00:04:48 - 00:04:50
berarti kita optimis.
00:04:50 - 00:04:52
Kalau kita ngelihatnya ini sudah
00:04:52 - 00:04:54
kosong setengah berarti kita pesinis.
00:04:56 - 00:04:58
Yang diumum kayak gitu
00:04:58 - 00:05:00
biasanya terdengar ya.
00:05:00 - 00:05:02
Nah ini ketololan berjamaah.
00:05:02 - 00:05:04
Dan kita setuju lagi denger-denger itu
00:05:04 - 00:05:06
orang ngomong setengah isinya.
00:05:06 - 00:05:08
Lu optimis banget orangnya.
00:05:08 - 00:05:10
Gimana sih tanya bisa setengah isi?
00:05:10 - 00:05:12
Itu cuma gelas
00:05:12 - 00:05:14
dan air. Jadi gak usah lari kemana-mana
00:05:14 - 00:05:16
Anda orangnya pesimis, optimis, dan sebagainya
00:05:16 - 00:05:18
cuman gara-gara gelas.
00:05:18 - 00:05:20
Ini botol saya nih. Isinya setengah.
00:05:20 - 00:05:22
Lihatnya ke isi setengah
00:05:22 - 00:05:24
atau sudah hilang setengah?
00:05:24 - 00:05:26
Itu sudah diminum setengah.
00:05:26 - 00:05:28
Karena Anda tahu. Jadi Anda gak mendebatkan.
00:05:28 - 00:05:30
Tapi orang akan ngomong gitu.
00:05:30 - 00:05:32
Ini isi setengah atau hilang setengah?
00:05:32 - 00:05:34
Jadi motivator-motivator itu banyak yang lihat bahwa
00:05:34 - 00:05:36
segala sesuatu yang kita lihat
00:05:36 - 00:05:38
perspektif kita
00:05:38 - 00:05:40
bisa melihat kepribadian
00:05:40 - 00:05:42
kita sendiri.
00:05:42 - 00:05:44
Sama seperti
00:05:44 - 00:05:46
contohnya. Kalau gagal, coba lagi.
00:05:46 - 00:05:48
Gagal, coba lagi.
00:05:48 - 00:05:50
Gak bisa itu kadang-kadang. Gagal, coba lagi.
00:05:50 - 00:05:52
Banji jumping gagal, gak bisa coba lagi.
00:05:52 - 00:05:54
Benar.
00:05:54 - 00:05:56
Terjun payung gak bisa.
00:05:56 - 00:05:58
Terjun payung gak bisa.
00:05:58 - 00:06:00
Kalau gagal, coba lagi.
00:06:00 - 00:06:02
Gak jadi terjun gue kalau dibilang kayak gitu.
00:06:02 - 00:06:04
Kayak gitu.
00:06:04 - 00:06:06
Maaf, gak usah deh.
00:06:06 - 00:06:08
Oke. Tapi kenapa ini penting?
00:06:08 - 00:06:10
Karena kita akan lihat dulu apa bedanya perspektif
00:06:10 - 00:06:12
sama persepsi. Jadi kalau perspektif itu
00:06:12 - 00:06:14
sudut pandang kita melihat sesuatu. Perspektif itu.
00:06:14 - 00:06:16
Poin of view.
00:06:16 - 00:06:18
Kalau persepsi itu
00:06:18 - 00:06:20
interpretasi kita melihat hal tersebut.
00:06:20 - 00:06:22
Dari sudut pandang kita?
00:06:22 - 00:06:24
Kalau perspektif itu bisa dari sudut pandang
00:06:24 - 00:06:26
orang banyak.
00:06:26 - 00:06:28
Itu perspektif. Kalau persepsi kita
00:06:28 - 00:06:30
yang mempersepsikan itu apa.
00:06:30 - 00:06:32
Kalau kita di perspektif, gelasnya setengah
00:06:32 - 00:06:34
isinya. Kalau persepsi kita
00:06:34 - 00:06:36
ini baru diambil atau udah diminum
00:06:36 - 00:06:38
itu persepsinya kita.
00:06:38 - 00:06:40
Jadi itu hal yang berbeda. Tapi sebenarnya
00:06:40 - 00:06:42
bersangkutan.
00:06:42 - 00:06:44
Jadi kalau kita tadi kayak ngelihat gelas kosong,
00:06:44 - 00:06:46
gak ada jawaban salah, gak ada jawaban benar.
00:06:46 - 00:06:48
Faktanya gelasnya kosong.
00:06:48 - 00:06:50
Setengah. Atau isi?
00:06:50 - 00:06:52
Setengah. Jadi dua-duanya jawabannya
00:06:52 - 00:06:54
benar. Dan tidak mempengaruhi
00:06:54 - 00:06:56
kepribadian Anda.
00:06:56 - 00:06:58
Nah.
00:06:58 - 00:07:00
Jadi
00:07:00 - 00:07:02
ini kayak misalnya ini. Ada cerita
00:07:02 - 00:07:04
tentang
00:07:04 - 00:07:06
orang buta.
00:07:06 - 00:07:08
Lima orang buta yang megang gajah.
00:07:08 - 00:07:10
Kalau yang dipegang
00:07:10 - 00:07:12
belalanya.
00:07:12 - 00:07:14
Dikira gajah kayak ular.
00:07:14 - 00:07:16
Kalau dipegang kupingnya, dipikir gajah itu
00:07:16 - 00:07:18
tipis.
00:07:18 - 00:07:20
Yang diinjak, mati.
00:07:20 - 00:07:22
Luka.
00:07:22 - 00:07:24
Berat.
00:07:24 - 00:07:26
Karena dia buta. Jadi dia gak tahu.
00:07:26 - 00:07:28
Dia gak bisa ngelihat perspektif dan persepsi.
00:07:28 - 00:07:30
Warna yang kita lihat. Ini
00:07:30 - 00:07:32
warna itu kan sebenarnya kan vibrasi doang ke otak kita.
00:07:32 - 00:07:34
Makanya ada orang buta warna.
00:07:34 - 00:07:36
Sebenarnya kan gak ada warna itu.
00:07:36 - 00:07:38
Itu perspektif dan persepsi kita terhadap
00:07:38 - 00:07:40
warna. Jadi kita gak bisa ngelihat
00:07:40 - 00:07:42
sesuatu itu dari satu titik doang.
00:07:42 - 00:07:44
Kayak orang tuli
00:07:44 - 00:07:46
sama
00:07:46 - 00:07:48
orang, iya benar. Orang tuli,
00:07:48 - 00:07:50
orang bisu, sama orang buta
00:07:50 - 00:07:52
makan di warung. Yang bayar yang mana?
00:07:52 - 00:07:54
Ketika dikasih bon.
00:07:56 - 00:07:58
Itu kan perspektif. Yang bayar yang mana?
00:07:58 - 00:08:00
Yang bayar pasti yang ulang tahun.
00:08:00 - 00:08:02
Benar. Yang raktir,
00:08:02 - 00:08:04
yang ngajak ya. Yang ngajak.
00:08:04 - 00:08:06
Biasalah sih.
00:08:06 - 00:08:08
Gue udah serius banget. Gue pikir ini
00:08:08 - 00:08:10
menarik juga. Gue juga lagi pikir siapa yang
00:08:10 - 00:08:12
mulai orang buta.
00:08:12 - 00:08:14
Karena Anda melihat perspektifnya
00:08:14 - 00:08:16
dari masalah tersebut.
00:08:16 - 00:08:18
Iya. Gue langsung mikirnya gak mungkin yang buta
00:08:18 - 00:08:20
karena gak bisa baca.
00:08:20 - 00:08:22
Iya kan? Jadi kita ngelihatnya
00:08:22 - 00:08:24
gitu. Kita gak ngelihat bahwa masalahnya
00:08:24 - 00:08:26
bukan di sana. Masalahnya
00:08:26 - 00:08:28
bukan di sana. Jadi kita harus
00:08:28 - 00:08:30
paham dulu. Tapi kenapa menjadi penting
00:08:30 - 00:08:32
buat hidup kita?
00:08:32 - 00:08:34
Nah, gini. Kalau kita
00:08:34 - 00:08:36
ngelihatnya perspektif,
00:08:36 - 00:08:38
kita harus tahu dulu perspektif induk
00:08:38 - 00:08:40
fungsinya apa. Jadi
00:08:40 - 00:08:42
contohnya nih ya, gue kemarin baru seminar.
00:08:42 - 00:08:44
Gue seminar terus ada pertanyaan orang
00:08:44 - 00:08:46
nanya gue. Oh bagaimana
00:08:46 - 00:08:48
caranya kita sukses
00:08:48 - 00:08:50
kalau kita nih miskin gak punya apa-apa?
00:08:50 - 00:08:52
Gak punya
00:08:52 - 00:08:54
modal. Gimana caranya kita mau
00:08:54 - 00:08:56
berusaha? Gimana caranya kita berani
00:08:56 - 00:08:57
berjuang?
00:08:57 - 00:08:58
Mau sekolah aja gak ada uangnya.
00:08:58 - 00:09:00
Mau sekolah gak ada uang, mau berjuang tuh
00:09:00 - 00:09:02
gimana caranya? Gue maki-maki tuh orangnya.
00:09:02 - 00:09:04
Gak kaget lagi.
00:09:04 - 00:09:06
Gak kaget lagi nih ngajarin gue.
00:09:06 - 00:09:08
Padahal gue seminarnya pada saat itu
00:09:08 - 00:09:10
duduk.
00:09:10 - 00:09:11
Sampai berdiri ya?
00:09:11 - 00:09:13
Iya. Gak-gak pertanyaan itu gue berdiri.
00:09:13 - 00:09:15
Itu gue omelin-omelin tuh orangnya.
00:09:15 - 00:09:17
Beneran. Eh,
00:09:17 - 00:09:19
siapa namanya? Lupa gue.
00:09:19 - 00:09:21
Anggeplah siapalah dulu.
00:09:21 - 00:09:23
Dul,
00:09:23 - 00:09:25
lu tuh udah miskin banyak nanya.
00:09:27 - 00:09:29
Kan ini miskin kan?
00:09:29 - 00:09:31
Lu udah miskin pake banyak nanya.
00:09:31 - 00:09:33
Pake banyak mikir.
00:09:33 - 00:09:35
Pertanyaan lu tuh bodoh.
00:09:35 - 00:09:37
Kalau gue miskin, kalau gue usaha, gue gimana?
00:09:37 - 00:09:39
Ntar kalau gue gagal gimana?
00:09:39 - 00:09:41
Lu mau gagal apa sih? Orang udah miskin.
00:09:41 - 00:09:43
Lu mau gagal tetep miskin.
00:09:43 - 00:09:45
Lu gak akan lebih miskin lagi.
00:09:45 - 00:09:47
Enggak, gak bisa.
00:09:47 - 00:09:49
Kan dapet tok dari bawah.
00:09:49 - 00:09:51
Lu mau coba lagi, gagal lagi, tambah miskin.
00:09:51 - 00:09:53
Iya. Udah miskin aja.
00:09:53 - 00:09:55
Udah biasa kan hidup miskin?
00:09:55 - 00:09:57
Udah biasa hidup miskin.
00:09:57 - 00:09:59
Gue bilang lu kalau gak punya duit,
00:09:59 - 00:10:01
utang pinjol, utang pinjol terus gak bisa bayar,
00:10:01 - 00:10:03
gimana om dikejar-kejar. Ya lu dari dulu juga dikejar-kejar
00:10:03 - 00:10:05
sama tetangga.
00:10:05 - 00:10:07
Sama warung.
00:10:07 - 00:10:09
Gak ada yang beda.
00:10:09 - 00:10:11
Kadang-kadang kita suka mikirnya tuh perspektif kita
00:10:11 - 00:10:13
gimana ngeliat diri kita sendiri.
00:10:13 - 00:10:15
Kalau miskin itu jadi kelebihan,
00:10:15 - 00:10:17
kan ada tuh orang ngomong miskin itu kelebihan,
00:10:17 - 00:10:19
akhirnya ketangkap polisi kan.
00:10:19 - 00:10:21
Sebenernya ada benernya.
00:10:21 - 00:10:23
Karena jika lu dapat sesuatu yang lu inginkan dalam hidup lu
00:10:23 - 00:10:25
tanpa bahkan berjuang untuk itu,
00:10:25 - 00:10:27
lu menjadi lemah.
00:10:27 - 00:10:29
Jadi sebenernya ada benernya gitu loh.
00:10:29 - 00:10:31
Jadi gue beneran, gue ngomel-ngomel gitu.
00:10:31 - 00:10:33
Lu udah miskin, banyak nanya,
00:10:33 - 00:10:35
gak berani nyoba, apa kalau lu anak orang kaya
00:10:35 - 00:10:37
nyoba gagal, goblok.
00:10:37 - 00:10:39
Nah, betul.
00:10:39 - 00:10:41
Udah kaya, punya modal,
00:10:41 - 00:10:43
punya link, punya semuanya.
00:10:43 - 00:10:45
Gagal lagi.
00:10:45 - 00:10:47
Iya, iya.
00:10:47 - 00:10:49
Kalau miskin lu gak punya kelebihan,
00:10:49 - 00:10:51
terus lu gagal, orang kaya, oh yaudah.
00:10:51 - 00:10:53
Udah gak apa-apa, coba lagi.
00:10:53 - 00:10:55
Dia kan gak ganggu orang-orang.
00:10:55 - 00:10:57
Jadi kalau dia perspektifnya
00:10:57 - 00:10:59
berpikir bahwa susah
00:10:59 - 00:11:01
sekali untuk orang miskin gak punya modal
00:11:01 - 00:11:03
untuk bisa sukses.
00:11:03 - 00:11:05
Kalau gue ngeliat perspektifnya adalah
00:11:05 - 00:11:07
justru karena lu miskin, lu harus sukses.
00:11:07 - 00:11:09
Iya, betul.
00:11:09 - 00:11:11
Iya kan? Kalau orang kaya
00:11:11 - 00:11:13
ngapain mau sukses lagi, orang-orang duitnya
00:11:13 - 00:11:15
udah banyak kok, bapak ibunya ada kok.
00:11:15 - 00:11:17
Malah mereka susah kayak mempertahankan
00:11:17 - 00:11:18
kekayaannya.
00:11:18 - 00:11:20
Nah, justru mereka mempertahankan kekayaan aja,
00:11:20 - 00:11:21
susah tuh.
00:11:21 - 00:11:23
Kan anak orang kaya kan zaman sekarang
00:11:23 - 00:11:25
kan sulit untuk mempertahankan kekayaannya.
00:11:25 - 00:11:27
Bapak ibunya yang
00:11:27 - 00:11:29
kaya, anaknya yang habisin
00:11:29 - 00:11:31
duitnya.
00:11:31 - 00:11:33
Yang jalan-jalan pakai motor Harley gitu.
00:11:33 - 00:11:35
Aduh.
00:11:35 - 00:11:37
Itu gara-gara satu orang.
00:11:37 - 00:11:39
Nah, jadi kalau buat gue omongannya
00:11:39 - 00:11:41
gak masuk akal. Sudut pandang
00:11:41 - 00:11:43
gue orang miskin lebih gampang jadi sukses
00:11:43 - 00:11:45
karena dia tidak punya pilihan lain.
00:11:45 - 00:11:47
Dia mau tidak mau harus sukses.
00:11:47 - 00:11:49
Kalau dia gak sukses, dia goblok.
00:11:49 - 00:11:51
Kalau orang kaya,
00:11:51 - 00:11:53
anaknya orang kaya, dia gak usah mikirin sukses.
00:11:53 - 00:11:55
Dia sekolah aja setinggi-tingginya,
00:11:55 - 00:11:57
pindah ke London, Boston, Amerika.
00:11:57 - 00:11:59
Ngambil ijazah sebanyak-banyaknya.
00:11:59 - 00:12:01
Habis itu kerja di teman bapaknya.
00:12:01 - 00:12:03
Terjadi.
00:12:03 - 00:12:05
Banyak terjadi di sekitar kita.
00:12:05 - 00:12:07
Jadi kalau gak sukses, gimana ya?
00:12:07 - 00:12:09
Kayaknya masih ada.
00:12:09 - 00:12:11
Paling jadi rebutan. Tetap bisa hidup.
00:12:11 - 00:12:13
Tetap bisa hidup.
00:12:13 - 00:12:15
Surat kabarnya udah gak ada, hartanya direbutin
00:12:15 - 00:12:17
anak-anaknya. Aduh itu, kisah gitu ada.
00:12:23 - 00:12:25
Ada. Pasti ada.
00:12:25 - 00:12:27
Tinggal di Google.
00:12:27 - 00:12:29
Jadi kalau kita ada di paling bawah,
00:12:29 - 00:12:31
satu-satunya jalan, kita harus naik ke atas.
00:12:31 - 00:12:33
Resikonya lebih kecil
00:12:33 - 00:12:35
dibandingkan orang yang sudah atas
00:12:35 - 00:12:37
mempertahankan keatasannya.
00:12:37 - 00:12:39
Ini orang udah miskin, gak usah banyak nanya.
00:12:39 - 00:12:41
Udah kerja aja.
00:12:41 - 00:12:43
Karena buat gue kaya itu gak ada batasnya.
00:12:43 - 00:12:45
Betul.
00:12:45 - 00:12:47
Miskin itu mentok.
00:12:47 - 00:12:49
Betul.
00:12:49 - 00:12:51
Lu gak punya uang, itu mentok.
00:12:51 - 00:12:53
Tapi kalau lu punya uang, sebanyak apapun akan nambah-nambah.
00:12:53 - 00:12:55
Miskin itu mentok.
00:12:55 - 00:12:57
Kalau ditabungan lu nol, duit lu gak ada,
00:12:57 - 00:12:59
nol udah miskin.
00:12:59 - 00:13:01
Udah bawa banget.
00:13:01 - 00:13:03
Tapi orang yang cakep gak ada batasnya, jelek, mutlak.
00:13:03 - 00:13:05
Kayaknya pernah pasti juga lagi.
00:13:09 - 00:13:11
Jadi kalau orang kaya, tadi gue bilang
00:13:11 - 00:13:13
resikonya mereka lebih gede.
00:13:13 - 00:13:15
Nah itu perspektif.
00:13:15 - 00:13:17
Persepsi gue
00:13:17 - 00:13:19
mengatakan bahwa itu berbeda.
00:13:19 - 00:13:21
Tapi perspektif orang-orang, susah sekali
00:13:21 - 00:13:23
untuk orang susah, untuk kaya.
00:13:23 - 00:13:25
Betul. Orang terbiasa kayak anjing udah susah,
00:13:25 - 00:13:27
yaudah gak punya modal.
00:13:27 - 00:13:29
Gimana gue mulainya?
00:13:29 - 00:13:31
Gimana caranya?
00:13:31 - 00:13:33
Jadi kalau dibilang lu miskin gak punya apa-apa,
00:13:33 - 00:13:35
salah, masih punya. Hidup lu masih sehat,
00:13:35 - 00:13:37
cacat belum, tenaga masih ada,
00:13:39 - 00:13:41
keinginan masih ada, goals masih ada.
00:13:41 - 00:13:43
Orang yang punya cita-cita
00:13:43 - 00:13:45
dan harapan, itu sudah punya modal.
00:13:45 - 00:13:47
Betul. Ada tujuan yang dia
00:13:47 - 00:13:49
mau capai soalnya.
00:13:49 - 00:13:51
Ada tujuan hidupnya.
00:13:51 - 00:13:53
Itu udah punya modal.
00:13:53 - 00:13:55
Nah perspektif,
00:13:55 - 00:13:57
sebuah perspektif itu
00:13:57 - 00:13:59
tergantung dari mana kita melihat
00:13:59 - 00:14:01
persepsinya.
00:14:01 - 00:14:03
Jadi contoh paling sederhana,
00:14:03 - 00:14:05
gue tadi harusnya ke dokter, gue gak jadi ke dokter.
00:14:05 - 00:14:07
Gue ngambil aja hasil MRI gue.
00:14:07 - 00:14:09
Ya ternyata sekarang
00:14:09 - 00:14:11
nambah rusaknya dari C3, C4, C5, C6.
00:14:11 - 00:14:13
Anjir, makin banyak ya.
00:14:13 - 00:14:15
Dari atas sampai bawah, bulging semua disk gue.
00:14:15 - 00:14:17
Makanya kenapa tiap hari gue
00:14:17 - 00:14:19
kesakitan gitu ya. Tapi begitu
00:14:19 - 00:14:21
gue baca, gue ketawa loh.
00:14:21 - 00:14:22
Kenapa? Kok bisa?
00:14:22 - 00:14:23
Ya lucu soalnya.
00:14:23 - 00:14:25
Kok lucu? Kenapa terus sakit?
00:14:25 - 00:14:27
Tapi gue ketawa karena
00:14:27 - 00:14:29
dia gak apa-apa juga gitu.
00:14:29 - 00:14:31
Karena gue masih bisa latihan, gue masih bisa lari, gue masih
00:14:31 - 00:14:33
apa. Gue masih bisa
00:14:33 - 00:14:35
sparing sama orang
00:14:35 - 00:14:37
walaupun sakit ya.
00:14:37 - 00:14:39
Tiap hari gue nahan sakit. Tapi bagi gue itu
00:14:39 - 00:14:41
menarik nahan sakit itu.
00:14:41 - 00:14:43
Emang fetisnya disana.
00:14:43 - 00:14:45
Bagi gue itu menarik
00:14:45 - 00:14:47
nahan sakit itu. Karena
00:14:47 - 00:14:49
ketika gue merasakan sakit, berarti gue masih hidup.
00:14:49 - 00:14:51
Anjir, betul.
00:14:51 - 00:14:53
Oh ya, itu sebuah.
00:14:53 - 00:14:55
Bagus sih, sudut pandangnya bagus sih.
00:14:55 - 00:14:57
Kalau gue udah gak bisa ngerasain sakit,
00:14:57 - 00:14:59
ini yang jadi masalah.
00:14:59 - 00:15:01
Ini yang jadi masalah.
00:15:01 - 00:15:03
Tubuh lo seenggaknya masih ngasih tau, lo masih lagi sakit loh.
00:15:03 - 00:15:05
Ini sama kayak misalnya
00:15:05 - 00:15:07
anak, pegawai,
00:15:07 - 00:15:09
apapun, Yosi nih. Lu masih gomelin,
00:15:09 - 00:15:11
lu masih bersyukur.
00:15:11 - 00:15:13
Kalau gue dicuekin,
00:15:13 - 00:15:15
Jadi tergantung
00:15:15 - 00:15:17
lu persepsinya gimana nih
00:15:17 - 00:15:19
digomelin.
00:15:19 - 00:15:21
Gue yang lebih prefer, mendingan gue dicuekin
00:15:21 - 00:15:23
daripada gue diomelin mulu.
00:15:23 - 00:15:25
Contohnya gue sama anak-anak gue.
00:15:25 - 00:15:27
Gue kalau ngomel, udah ngomel.
00:15:27 - 00:15:29
Gue kalau ngomel udah,
00:15:29 - 00:15:31
Yosi tau, kalau gue ngomel
00:15:31 - 00:15:33
anak gue kalau gue ngomel udah ketakutnya luar biasa.
00:15:33 - 00:15:35
Karena gue jarang ngomel.
00:15:35 - 00:15:37
Kalau gue begitu ngomel,
00:15:37 - 00:15:39
bisa kencing di celana anak-anak gue.
00:15:41 - 00:15:43
Tapi ternyata ketika ada
00:15:43 - 00:15:45
suatu yang gue udah gak suka dan gue udah ngomelin berkali-kali
00:15:45 - 00:15:47
dan sebagainya,
00:15:47 - 00:15:49
kayak gini ya, gue cuekin.
00:15:49 - 00:15:51
Gue menghilangkan mereka.
00:15:53 - 00:15:55
Karena tidak ada respon itu adalah
00:15:55 - 00:15:57
respon. Dan itu
00:15:57 - 00:15:59
yang sangat kuat.
00:15:59 - 00:16:01
Diam.
00:16:01 - 00:16:03
Gak berapa lama tuh, gue gak usah sebut
00:16:03 - 00:16:05
anaknya siapa, gak berapa lama.
00:16:05 - 00:16:07
Sehari dua hari, ngeperin gue, lu nangis.
00:16:09 - 00:16:11
Anjir.
00:16:11 - 00:16:13
Serem emang.
00:16:13 - 00:16:15
Anjir, seru juga ya.
00:16:15 - 00:16:17
Iya.
00:16:17 - 00:16:19
Jadi, gimana
00:16:19 - 00:16:21
perspektif ini?
00:16:21 - 00:16:23
Makanya gue bilang, kalau gue masih marah-marah,
00:16:23 - 00:16:25
gue masih ngomel lu tolol, gue masih ngomel lu
00:16:25 - 00:16:27
goblok, itu masih
00:16:27 - 00:16:29
bagus. Karena gue ngomel lu berkembang.
00:16:29 - 00:16:31
Betul, itu kayak bentuk r-nya gitu kan.
00:16:31 - 00:16:33
Iya. Kalau enggak,
00:16:33 - 00:16:35
gini, contoh
00:16:35 - 00:16:37
paling seterana, Yosi ada di sini.
00:16:37 - 00:16:39
Kadang-kadang kalau gue, Yosi tolong bikin ini,
00:16:39 - 00:16:41
hasilnya jadi goblok banget.
00:16:41 - 00:16:43
Ini masih bagus.
00:16:43 - 00:16:45
Karena apa pilihan lainnya adalah
00:16:45 - 00:16:47
gue kasih kerjaannya ke orang lain.
00:16:47 - 00:16:49
Enggak, saya aja yang kerjain, Mas Dit.
00:16:49 - 00:16:51
Gak apa-apa goblok, daripada kayak gak inasihatin,
00:16:51 - 00:16:53
tapi yang jeleknya udah buang, gue kasih yang lain.
00:16:53 - 00:16:55
Dan itu lebih nyakitin untuk kita ngeliat,
00:16:55 - 00:16:57
anjir kerjaan gue dikasih ke yang lain.
00:16:57 - 00:16:59
Dikasih ke yang lain.
00:16:59 - 00:17:01
Dianya gak berkembang, dicuekin.
00:17:01 - 00:17:03
Jadi ini persepsi seperti apa?
00:17:03 - 00:17:05
Sama lah kayak kita dulu
00:17:05 - 00:17:07
gue misalnya latihan bela diri, dulu
00:17:07 - 00:17:09
jaman dulu, jaman sekarang kayaknya naik ban doang
00:17:09 - 00:17:11
tiap bulan.
00:17:11 - 00:17:13
Kuda-kudanya salah disabet
00:17:13 - 00:17:15
pakai ban ini kan.
00:17:15 - 00:17:17
Pakai ban iya.
00:17:17 - 00:17:19
Pakai ban ikatan itu kan.
00:17:19 - 00:17:21
Udah pulang tuh merah-merah, biru-biru
00:17:21 - 00:17:23
dan sebagainya gitu. Nah ini apa disana?
00:17:23 - 00:17:25
Coba kita bayangkan. Kita udah bayar,
00:17:25 - 00:17:27
orang tuanya bayar, sampe sana disiksa.
00:17:29 - 00:17:31
Atau pendisiplinan. Nah yang mana nih?
00:17:31 - 00:17:33
Makanya kita melihat dari sisi yang mana.
00:17:33 - 00:17:35
Makanya kita harus melihat itu
00:17:35 - 00:17:37
dari sisi yang sebenarnya paling
00:17:37 - 00:17:39
menguntungkan buat kita. Itu kalau gue.
00:17:39 - 00:17:41
Ah, oke.
00:17:41 - 00:17:43
Jadi kalau anda melihat gelas setengah isi
00:17:45 - 00:17:47
Lihat yang sudut pandangnya. Masih ada isinya
00:17:47 - 00:17:49
goblok. Nah.
00:17:49 - 00:17:51
Betul. Nah itu, itu
00:17:51 - 00:17:53
yang gue mau ambil, persepsinya tuh
00:17:53 - 00:17:55
harus seperti itu. Kalau lu
00:17:55 - 00:17:57
aus, gelas setengah isi
00:17:57 - 00:17:59
gak apa-apa. Masih bisa diminum.
00:17:59 - 00:18:01
Masih bisa diminum dari situ. Gak usah anda pikirin
00:18:01 - 00:18:03
ini setengah isi, setengah kosong. Setengah kosong lagi tuh.
00:18:03 - 00:18:05
Aduh, setengah kosong. Ini apa, ini apa.
00:18:05 - 00:18:07
Gak usah gitu.
00:18:07 - 00:18:09
Jadi,
00:18:09 - 00:18:11
kalau kita bicaranya seperti itu gak pernah
00:18:11 - 00:18:13
ada abisnya. Kalau kita bicara
00:18:13 - 00:18:15
sukses, sukses tuh apa?
00:18:15 - 00:18:17
Sukses bisa dari duit, keluarga,
00:18:17 - 00:18:19
sebagainya. Kaya tuh apa?
00:18:19 - 00:18:21
Bisa uang. Bisa uang.
00:18:21 - 00:18:23
Bisa kaya pengetahuan. Bisa kaya pengetahuan.
00:18:23 - 00:18:25
Nah, terus juga
00:18:25 - 00:18:27
definisinya juga. Kalau misalnya orang
00:18:27 - 00:18:29
apa namanya?
00:18:29 - 00:18:31
Orang kaya.
00:18:31 - 00:18:33
Orang kaya tuh seperti apa?
00:18:33 - 00:18:35
Kalau saya bilang saya kaya, gitu.
00:18:35 - 00:18:37
Tapi ada orang yang lebih kaya lagi dari saya.
00:18:37 - 00:18:39
Nah, itu sih. Kaya gak ada
00:18:39 - 00:18:41
batasnya soalnya. Gak ada batasnya.
00:18:41 - 00:18:43
Terus. Pasti ada yang lebih.
00:18:43 - 00:18:45
Salahnya adalah orang ketika suka mengasihani
00:18:45 - 00:18:47
dirinya sendiri. Saya susah.
00:18:49 - 00:18:51
Ini rumah aja masih ngontrak.
00:18:51 - 00:18:53
Gaji cuma
00:18:53 - 00:18:55
segini. Mengasihani diri
00:18:55 - 00:18:57
sendiri. Padahal ada orang yang gak ngontrak
00:18:57 - 00:18:59
tapi tidurnya di masjid. Ada.
00:18:59 - 00:19:01
Karena gak punya kontrakan.
00:19:01 - 00:19:03
Masih ada yang lebih menderita daripada, dan mungkin
00:19:03 - 00:19:05
dia gak melihat diri mereka menderita malah.
00:19:05 - 00:19:07
Dia gak melihat diri mereka menderita. Mereka senang
00:19:07 - 00:19:09
di masjid jadi marbot.
00:19:09 - 00:19:11
Mereka bahagia. Tapi gak ngeliat.
00:19:11 - 00:19:13
Karena buat mereka bahwa, gue bahagia nih.
00:19:13 - 00:19:15
Gue bisa melayani.
00:19:15 - 00:19:17
Jadi tolak ukurnya beda-beda.
00:19:17 - 00:19:19
Makanya kadang-kadang kita harus
00:19:19 - 00:19:21
ngeliat ke bawah untuk tahu supaya kita bisa
00:19:21 - 00:19:23
ngeliat ke atas. Jadi kalau kita
00:19:23 - 00:19:25
menghadapi sesuatu tuh
00:19:25 - 00:19:27
kita bayangkan dulu. Kita bandingkan dulu dengan
00:19:27 - 00:19:29
yang lain.
00:19:29 - 00:19:31
Ini contoh yang paling sederhana tadi.
00:19:31 - 00:19:33
Ketika hasilnya keluar
00:19:33 - 00:19:35
sama bini gue.
00:19:35 - 00:19:37
Gimana hasilnya? Gue ketawa.
00:19:37 - 00:19:40
Lu sakit dari C3, C4, C5, C6.
00:19:40 - 00:19:42
Kalau ditambah yang dulu berarti A5,
00:19:42 - 00:19:44
S1.
00:19:44 - 00:19:46
Udah kayak alfabetnya lengkap.
00:19:46 - 00:19:48
S1, S2, S3.
00:19:48 - 00:19:50
C, C, D, E, F, G, S, A, P, Z.
00:19:50 - 00:19:52
Wah gila gini.
00:19:52 - 00:19:54
Makanya kamu gini.
00:19:54 - 00:19:56
Emang gue pernah komplain ya gue sakit.
00:19:56 - 00:19:58
Gue kayaknya gak pernah komplain gue sakit.
00:19:58 - 00:20:00
Gue diem aja deh.
00:20:00 - 00:20:02
Gila udah gini masih latihan.
00:20:02 - 00:20:04
Justru itu tantangan buat gue.
00:20:04 - 00:20:06
Gimana caranya?
00:20:06 - 00:20:08
Emang ribet nanti jadi bininya Deja
00:20:08 - 00:20:10
itu susah tau gak sih?
00:20:10 - 00:20:12
Emang susah.
00:20:12 - 00:20:14
Dengerin aja, temenin aja.
00:20:14 - 00:20:16
Udah abis itu kayak oke. Support kayak gitu.
00:20:16 - 00:20:18
Support aja. Karena gue pernah cerita.
00:20:18 - 00:20:20
Dulu gue pernah ke dokter. Dokternya bilang,
00:20:20 - 00:20:22
dari atas sampai bawah rusak nih.
00:20:22 - 00:20:24
Tinggal bagian leher yang belum.
00:20:24 - 00:20:26
Tapi Mas Deddy masih bisa berdiri? Bisa dok.
00:20:26 - 00:20:28
Mau lari juga bisa.
00:20:28 - 00:20:30
Terus dia bilang,
00:20:30 - 00:20:32
berarti otot-ototnya menunjang.
00:20:32 - 00:20:34
Dia bilang, ya udahlah.
00:20:34 - 00:20:36
Oh iya, ada yang ngebantu.
00:20:36 - 00:20:38
Makanya itu bisa.
00:20:38 - 00:20:40
Terus tadi ketika saya tau dari atas saya bawah rusak.
00:20:40 - 00:20:42
Ini ada nih di Tokopedia.
00:20:42 - 00:20:44
Saya nyari jambok.
00:20:46 - 00:20:48
Mau nambahin latihan.
00:20:48 - 00:20:50
Biarlah.
00:20:50 - 00:20:52
Itu emang tradisi Fetishek.
00:20:52 - 00:20:54
Emang orangnya suka tantangan.
00:20:54 - 00:20:56
Tapi setuju sih.
00:20:56 - 00:20:58
Pada saat latihan softball hidungnya kena
00:20:58 - 00:21:00
sampai hampir patah.
00:21:00 - 00:21:02
Orang-orang mikirnya kayak, kok lu gak stop sih?
00:21:02 - 00:21:04
Di otakku malah kayak,
00:21:04 - 00:21:06
udah sampai hampir patah, masa gue gak jadi jago sih?
00:21:06 - 00:21:08
Gak jadi jago.
00:21:08 - 00:21:10
Udah setengah jahilan.
00:21:10 - 00:21:12
Iya dong. Sekalian dong.
00:21:12 - 00:21:14
Karena gini ya. Ide nya gini.
00:21:14 - 00:21:16
Either way, either di operasi nih.
00:21:16 - 00:21:18
Atau yang dokter mengatakan adalah,
00:21:18 - 00:21:20
yaudah lu gak boleh ngapa-ngapain,
00:21:20 - 00:21:22
diem, olahraga dikurangi,
00:21:22 - 00:21:24
begini, begini, begini.
00:21:24 - 00:21:26
Alternatifnya itu gak menyenangkan.
00:21:26 - 00:21:28
Betul.
00:21:28 - 00:21:30
Iya.
00:21:30 - 00:21:32
Kalau alternatifnya itu gue ambil, maka saya akan jadi bapak-bapak yang...
00:21:32 - 00:21:34
Ngurusin burung tuh.
00:21:34 - 00:21:36
Ngurusin burung.
00:21:36 - 00:21:38
Dead bot gitu.
00:21:38 - 00:21:40
Gak mau. Gak bisa dong.
00:21:40 - 00:21:42
Gak mungkin itu saya lakukan.
00:21:42 - 00:21:44
Tapi karena dokter gue yang gue biasa kesana
00:21:44 - 00:21:46
udah pada ngerti gitu ya.
00:21:46 - 00:21:48
Jadi biasanya ngomong, ini begini, gini, gini,
00:21:48 - 00:21:50
tapi terserah mas Det lah.
00:21:50 - 00:21:52
Cuma dikasih saran, tapi ujungnya terserah.
00:21:52 - 00:21:54
Kayak kalau butuh painkiller, kasih ke gue gitu.
00:21:54 - 00:21:56
Ending-endingnya seperti itu.
00:21:56 - 00:21:58
Nah itu kan,
00:21:58 - 00:22:00
lagi, gimana caranya kita melihat sesuatu.
00:22:02 - 00:22:04
Makanya gue pernah ngomong di podcast gue sebelumnya,
00:22:04 - 00:22:06
bahwa, gue lupa siapa,
00:22:06 - 00:22:08
tapi ada teori yang mengatakan,
00:22:08 - 00:22:10
katakan itu bagus dulu.
00:22:10 - 00:22:12
Katakan itu bagus dulu, lalu lu pikir.
00:22:12 - 00:22:14
Bagus.
00:22:14 - 00:22:16
Bagus. Apa alternatifnya?
00:22:18 - 00:22:20
Kalau misalnya, hidup susah.
00:22:20 - 00:22:22
Bagus.
00:22:22 - 00:22:24
Karena alternatifnya, Anda tidak hidup.
00:22:24 - 00:22:26
Betul.
00:22:26 - 00:22:28
Bukan kaya.
00:22:28 - 00:22:30
Alternatifnya, sayang, Anda gak pernah hidup.
00:22:30 - 00:22:32
Karena kalau alternatifnya lebih bagus,
00:22:32 - 00:22:34
ya kita akan menyesalin sendiri.
00:22:34 - 00:22:36
Karena hidup susah tuh enak kok.
00:22:36 - 00:22:38
Nothing to lose aja jadinya kan.
00:22:38 - 00:22:40
Jadi kita lihat segala sesuatu tuh harus dari,
00:22:40 - 00:22:42
kita ambil sisi positifnya.
00:22:42 - 00:22:44
Nah itulah indahnya sebuah perspektif.
00:22:44 - 00:22:46
Dan bagaimana pinternya,
00:22:46 - 00:22:48
kita mempersepsikan perspektif tersebut,
00:22:48 - 00:22:52
sesuai dengan apa yang bisa ngebangun diri kita.
00:22:52 - 00:22:54
Apa yang bisa ngebantu diri kita.
00:22:54 - 00:22:56
Karena orang-orang yang gak bisa
00:22:56 - 00:22:58
mengambil perspektif dengan bagus,
00:22:58 - 00:23:00
itu lama-lama dia stress terus, dia going down.
00:23:00 - 00:23:02
Iya.
00:23:02 - 00:23:04
Karena ngecilin dirinya terus,
00:23:04 - 00:23:06
akhirnya dia merasa kayak gak ada jalan keluar lagi.
00:23:06 - 00:23:08
Gue udah dibawa banget.
00:23:08 - 00:23:10
Dan akhirnya nerima.
00:23:10 - 00:23:12
Nerimo, kalau orang Jawa tuh bilangnya gitu.
00:23:12 - 00:23:14
Nerimo.
00:23:14 - 00:23:16
Lebih parah itu gak sih Mas Jat,
00:23:16 - 00:23:18
parahan kita.
00:23:18 - 00:23:20
Nah itu yang gue gak suka.
00:23:20 - 00:23:22
Itu gue sangat gak suka.
00:23:22 - 00:23:24
Karena di hidup gue sendiri gue gak suka
00:23:24 - 00:23:26
dengan kata-kata nerimo tuh gak suka.
00:23:26 - 00:23:28
Lu kenapa lu terima gitu?
00:23:28 - 00:23:30
Kenapa nerima hal tersebut dalam hidup lu?
00:23:30 - 00:23:32
Itu udah
00:23:32 - 00:23:34
tololnya tolol gitu.
00:23:34 - 00:23:36
Lu jadi sengsara tuh tolol.
00:23:36 - 00:23:38
Lu menerima kesengsaraan lebih tolol lagi.
00:23:38 - 00:23:40
Kok bisa kayak mikir,
00:23:40 - 00:23:42
ya emang udah nasib gue kayak gini.
00:23:42 - 00:23:44
Maksudnya kayak,
00:23:44 - 00:23:46
do something dong.
00:23:46 - 00:23:48
Jangan terima aja.
00:23:48 - 00:23:50
Ini gue pribadi ya.
00:23:50 - 00:23:52
Ini mau gue bahas nanti mungkin,
00:23:52 - 00:23:54
kalau ada kesempatan gue pribadi.
00:23:54 - 00:23:56
Gue tuh gak pernah nerima gue apa adanya.
00:23:56 - 00:23:58
Kalau gue pribadi.
00:23:58 - 00:24:00
Kan gue sering bahas kan,
00:24:00 - 00:24:02
kayak safe love. Safe love itu gak boleh nerima
00:24:02 - 00:24:04
apa adanya.
00:24:04 - 00:24:06
Gimana bisa safe love nerima apa adanya?
00:24:06 - 00:24:08
Kalau anak kita makannya
00:24:08 - 00:24:10
tiap hari gula aja kita marahin kok.
00:24:10 - 00:24:12
Kok jadi kita-kita gak marahin?
00:24:12 - 00:24:14
Kita gak marahin? Kok boleh?
00:24:14 - 00:24:16
Yang gue bilang waktu gue
00:24:16 - 00:24:18
lagi ada acara
00:24:18 - 00:24:20
sekolah, apa namanya?
00:24:20 - 00:24:22
Berapot apa tuh?
00:24:22 - 00:24:24
Bukan-bukan sekolah gue.
00:24:24 - 00:24:26
Gathering?
00:24:26 - 00:24:28
Reuni.
00:24:28 - 00:24:30
Itu kan gue ketemu bapak-bapak ibu-ibu.
00:24:30 - 00:24:32
Ini kok pake celana
00:24:32 - 00:24:34
di bawah pusar.
00:24:38 - 00:24:40
Gue kebayang lagi
00:24:40 - 00:24:42
umur-umuran Mas Duttya.
00:24:42 - 00:24:44
Kalau ngumpul-ngumpul orangnya kayak gimana?
00:24:44 - 00:24:46
Iya gitu kan.
00:24:46 - 00:24:48
Itu kan lucu.
00:24:48 - 00:24:50
Dan lu beda sendiri kan Mas Duttya.
00:24:50 - 00:24:52
Ini maaf ya.
00:24:52 - 00:24:54
Saya tidak menghina siapapun.
00:24:54 - 00:24:56
Ini no judgement ya. Cuma beda aja.
00:24:56 - 00:24:58
Terus
00:24:58 - 00:25:00
bini gue ikut gitu kan.
00:25:00 - 00:25:02
Bini gue bedanya 17 tahun sama gue.
00:25:02 - 00:25:04
Terus liat bini-bini mereka.
00:25:04 - 00:25:06
Kayaknya kalau kayak gini gue gak pengen di rumah.
00:25:06 - 00:25:08
Tapi
00:25:08 - 00:25:10
itu membiasakan menerima bahwa
00:25:10 - 00:25:12
itu adalah proses hidup.
00:25:12 - 00:25:14
Anjir.
00:25:14 - 00:25:16
Ini emang udah saatnya gue jadi bapak-bapak.
00:25:16 - 00:25:18
Ini udah saatnya gue punya istri begini.
00:25:18 - 00:25:20
Ini yang seharusnya anak gue gitu kan.
00:25:20 - 00:25:22
Generalisasi.
00:25:22 - 00:25:24
Ini gak bisa, gak boleh.
00:25:24 - 00:25:26
Karena kalau lu menjeneralisasi semuanya
00:25:26 - 00:25:28
gak ada perjuangannya.
00:25:28 - 00:25:30
Tiap orang bisa aja beda gitu.
00:25:30 - 00:25:32
Tom Cruise masih main Mission Impossible
00:25:32 - 00:25:34
belum ber-62 tahun kok.
00:25:34 - 00:25:36
Harrison Ford.
00:25:36 - 00:25:38
Orang beda-beda gitu kan.
00:25:38 - 00:25:40
Jadi lu mau yang mana nih.
00:25:40 - 00:25:42
Jadi jangan pernah ngeliat ke bawah terus ngerendah.
00:25:42 - 00:25:44
Oh yaudahlah gue terima.
00:25:44 - 00:25:46
Ya gue udah tua. Ya gue udah begini.
00:25:46 - 00:25:48
Gak bisa.
00:25:48 - 00:25:50
Dan kadang-kadang kita melihat apa yang normal di masyarakat.
00:25:50 - 00:25:52
Kita merasa, oh gue udah cocok kok
00:25:52 - 00:25:54
sama yang normal masyarakat.
00:25:54 - 00:25:56
Lu gak melihat lu punya potensi sebenarnya.
00:25:56 - 00:25:58
Karena ada normalisasi.
00:25:58 - 00:26:00
Jadi itulah dia ada normalisasi.
00:26:00 - 00:26:02
Jadi dunia kita tuh
00:26:02 - 00:26:04
dinamis. Semuanya berubah.
00:26:04 - 00:26:06
Kita juga harus bisa ngikutin dunia kita.
00:26:06 - 00:26:08
Develop terus.
00:26:08 - 00:26:10
Develop terus gitu.
00:26:10 - 00:26:12
Kalau kita ngeliat yang ini.
00:26:12 - 00:26:14
Jangan kita liat, oh ini normal begini.
00:26:14 - 00:26:16
Maka kita harus jadi seperti ini.
00:26:16 - 00:26:18
Kalau itu positif buat kitanya gak apa-apa.
00:26:18 - 00:26:20
Tapi kebanyakan hal itu gak positif buat kita.
00:26:20 - 00:26:22
Malah nahan potensi kita ya.
00:26:22 - 00:26:24
Nahan potensi setuju.
00:26:24 - 00:26:26
Nahan potensi.
00:26:26 - 00:26:28
Itu sangat amat nahan potensi kita
00:26:28 - 00:26:30
untuk jadi lebih baik.
00:26:30 - 00:26:32
Jadi kalau kita bicaranya seperti itu.
00:26:32 - 00:26:34
Kita tuh punya kekuatan dalam diri kita
00:26:34 - 00:26:36
untuk merubah
00:26:36 - 00:26:38
persepsi kita melawan perspektif yang ada.
00:26:38 - 00:26:40
Tinggal
00:26:40 - 00:26:42
lu mau gak? Yang dengerin ini
00:26:42 - 00:26:44
mau gak? Ngerubah persepsi kita.
00:26:44 - 00:26:46
Itu tuh kayak
00:26:46 - 00:26:48
kita tuh punya super power lah intinya.
00:26:48 - 00:26:50
Kita punya super power.
00:26:50 - 00:26:52
Ini gue ambil quotes ya.
00:26:52 - 00:26:54
Dari Michael Pollan. Dia associate
00:26:54 - 00:26:56
professor dari State University
00:26:56 - 00:26:58
of New York. Dia bilang bahwa
00:26:58 - 00:27:00
kita bisa ngerti perasaan orang lain
00:27:00 - 00:27:02
harus merasakannya sendiri.
00:27:02 - 00:27:04
Ini sama kayak kita gak perlu digigit
00:27:04 - 00:27:06
ular untuk tahu rasanya digigit ular.
00:27:06 - 00:27:08
Dan bahkan
00:27:08 - 00:27:10
dengan menggunakan pikiran kita, kita bisa
00:27:10 - 00:27:12
melihat dari sudut pandang orang lain.
00:27:12 - 00:27:14
Makanya belajar yang
00:27:14 - 00:27:16
paling bagus itu adalah belajar dari pengalaman
00:27:16 - 00:27:17
orang lain.
00:27:17 - 00:27:19
Kayak tempatin diri lo di posisi dia.
00:27:19 - 00:27:21
Betul. Belajar yang paling menyakitkan adalah
00:27:21 - 00:27:22
belajar dari diri sendiri.
00:27:22 - 00:27:24
Betul.
00:27:24 - 00:27:26
Itu. Belajar yang paling tolol adalah
00:27:26 - 00:27:28
orang yang gak pernah belajar.
00:27:28 - 00:27:30
Betul. Itu penting juga.
00:27:32 - 00:27:34
Jadi kita bisa melihat dari sudut pandang
00:27:34 - 00:27:36
orang lain pakai pikiran kita tanpa
00:27:36 - 00:27:38
mengubah sudut pandang kita sendiri.
00:27:38 - 00:27:40
Jadi kita bisa melihat contoh,
00:27:40 - 00:27:42
contoh, contoh, contoh.
00:27:42 - 00:27:44
Kita simpulkan tanpa harus mengubah sudut pandang
00:27:44 - 00:27:45
kita sendiri.
00:27:45 - 00:27:47
Dengerin podcast ini kita bisa denger sudut pandang
00:27:47 - 00:27:49
elu Mas Jed. Tapi orang-orang yang dengerin
00:27:49 - 00:27:51
mungkin gak harus mengubah sudut pandang mereka.
00:27:51 - 00:27:53
Iya. Mereka punya sudut pandang mereka sendiri.
00:27:53 - 00:27:54
Ciptakan sendiri sudut pandang.
00:27:54 - 00:27:56
Cukup bisa untuk perbandingan,
00:27:56 - 00:27:58
belajar. Betul sekali. Jadi kita tuh
00:27:58 - 00:28:00
punya pikiran beda-beda. Sudut pandang kita juga
00:28:00 - 00:28:02
beda. Jadi realitas
00:28:02 - 00:28:04
kehidupan tuh gak cuman satu.
00:28:04 - 00:28:06
Jadi kita harus bisa
00:28:06 - 00:28:08
mengatur, mengkustomisasi realita
00:28:08 - 00:28:10
kehidupan kita sendiri.
00:28:10 - 00:28:12
Itu yang harus kita lakukan.
00:28:12 - 00:28:14
Nah itu tuh memang gak
00:28:14 - 00:28:16
gampang. Karena biasanya
00:28:16 - 00:28:18
balik lagi bahwa orang-orang biasanya menerima
00:28:18 - 00:28:20
apa yang terjadi di lingkungannya sekitarnya
00:28:20 - 00:28:22
yaudah harusnya seperti itu.
00:28:22 - 00:28:24
Tapi sebenernya kita bisa mengubah
00:28:24 - 00:28:26
realita kita sendiri. Gue bukan orang miskin.
00:28:26 - 00:28:28
Gue cukup, gue lebih kaya
00:28:28 - 00:28:30
daripada sebagian besar orang.
00:28:30 - 00:28:32
Gue gak,
00:28:32 - 00:28:34
bukan gue gak mampu, tapi gue
00:28:34 - 00:28:36
masih bisa belajar untuk sampai gue mampu.
00:28:36 - 00:28:38
Betul. Contohnya orang yang sekolah tinggi
00:28:38 - 00:28:40
sama orang yang gak sekolah tinggi. Orang yang gak sekolah tinggi
00:28:40 - 00:28:42
bisa ngeliat, ini orang sekolah tinggi. Hidup gue pasti
00:28:42 - 00:28:44
gak akan bagus dibandingkan orang-orang yang
00:28:44 - 00:28:46
sekolah tinggi S2 di Boston.
00:28:46 - 00:28:48
Atau dia bisa mikir, ini orang
00:28:48 - 00:28:50
sekolahnya S2 di Boston. Gue gak sekolah.
00:28:50 - 00:28:52
Maka gue berjuang harus lebih keras
00:28:52 - 00:28:54
dibandingkan dia, gue bisa ngalahin dia.
00:28:54 - 00:28:56
Berkali-kali lipat.
00:28:56 - 00:28:58
Sudut pandangnya emang lo harus lebih keras.
00:28:58 - 00:29:00
Tapi lo bisa sampai dia.
00:29:00 - 00:29:02
Karena nyatanya orang-orang besar di dunia
00:29:02 - 00:29:04
juga banyak yang drop out
00:29:04 - 00:29:06
dari sekolah. Maksudnya
00:29:06 - 00:29:08
berarti mereka punya perspektif yang kayak
00:29:08 - 00:29:10
ya mereka gak mau kalah hanya karena mereka
00:29:10 - 00:29:12
misalnya gak bisa menerima yang sama dengan yang
00:29:12 - 00:29:14
privilese misalnya gitu. Betul. Makanya
00:29:14 - 00:29:16
yang paling bahaya itu adalah ketika orang
00:29:16 - 00:29:18
punya privilese, talenta, dan
00:29:18 - 00:29:20
melakukan pekerjaan keras. Itu yang paling bahaya untuk
00:29:20 - 00:29:22
hidup. Susah ngalahin.
00:29:22 - 00:29:24
Iya, iya.
00:29:24 - 00:29:26
Karena ketika dia udah mencapai tingkat
00:29:26 - 00:29:28
yang oke-nya nih, orang-orang oke yang gampang
00:29:28 - 00:29:30
nyampe sana gak punya
00:29:30 - 00:29:32
pekerjaan kerasnya orang yang susah.
00:29:32 - 00:29:34
Jadi gini, pekerjaan keras itu mengalahkan
00:29:34 - 00:29:36
talenta. Betul. Betul. Setuju.
00:29:36 - 00:29:38
Tapi
00:29:38 - 00:29:40
talent yang melakukan pekerjaan keras,
00:29:40 - 00:29:42
itu kombinasi yang
00:29:42 - 00:29:44
ultimate sekali.
00:29:44 - 00:29:46
Itu udah sulit sekali
00:29:46 - 00:29:48
untuk kita kalahkan. Tapi yang jadi masalah
00:29:48 - 00:29:50
adalah yang menyerangkan adalah banyak orang-orang
00:29:50 - 00:29:52
yang punya talenta karena dia tau punya talenta.
00:29:52 - 00:29:54
Jadi gak punya pekerjaan keras.
00:29:54 - 00:29:56
Ini tapi bener banget. Ini bukan
00:29:56 - 00:29:58
generalisasi ya, tapi banyak kejadian di
00:29:58 - 00:30:00
sekitar kita kayak orang-orang yang privilese
00:30:00 - 00:30:02
justru kayak kadang ngeliatnya tuh
00:30:02 - 00:30:04
jadi gedeg gitu karena kayak, lu udah punya
00:30:04 - 00:30:06
jalannya nih, tinggal jalan. Tapi kok lu males
00:30:06 - 00:30:08
banget jalan sih? Sedangkan kita tuh harus kayak maku
00:30:08 - 00:30:10
jalan sendiri. Bener-bener. Karena dia punya
00:30:10 - 00:30:12
privilese, jadi dia gak merasa harus lakukan hal
00:30:12 - 00:30:14
tersebut. Jadi dia tenang. Ada safety-nya.
00:30:14 - 00:30:16
Jadi safety itu kalau diambil
00:30:16 - 00:30:18
color. Dan mereka punya
00:30:18 - 00:30:20
hard work, kita kalah pasti. Yang punya
00:30:20 - 00:30:22
hard work pasti kalah. Yang punya talenta
00:30:22 - 00:30:24
kalah. Yang punya hard work kalah.
00:30:24 - 00:30:26
Mereka punya dua-duanya.
00:30:26 - 00:30:28
Kalian yang mana nih pendengar?
00:30:28 - 00:30:30
Pedangkan manusi yang mana nih?
00:30:30 - 00:30:32
Yang punya talenta doang gak hard work?
00:30:33 - 00:30:35
Punya talenta hard work? Atau
00:30:35 - 00:30:36
Hard work doang tapi gak ada talenta?
00:30:36 - 00:30:38
Hard work doang tapi nggak ada talenta?
00:30:38 - 00:30:39
Nah, kalau hard work doang gak ada talenta gak
00:30:39 - 00:30:43
apa-apa karena hard work lebih penting dibandingkan harter.
00:30:43 - 00:30:45
Iya, hard work lebih penting dibandingkan harter.
00:30:45 - 00:30:54
Jadi kita harus sadar ya, bahwa kita punya kemampuan berpikir. Kita bisa merubah realita kita berpikir.
00:30:54 - 00:31:00
Karena kalau kita merubah konsep berpikir kita, kita merubah hidup kita. Kita merubah apa yang mau kita lakukan selanjutnya.
00:31:00 - 00:31:07
Kita harus tahu apa yang mau kita tuju, tantangannya seperti apa, kemampuan kita seperti apa, dan yang paling balik lagi gitu.
00:31:07 - 00:31:11
Lu mau nggak ngelakuin hal tersebut? Gitu. Maaf.
00:31:11 - 00:31:18
Waktu ini podcast kemarin ada bentang tamu, ditanya sama Mas Ded kan, kenapa lu bisa jadi sukses?
00:31:18 - 00:31:22
Karena gue punya tujuan. Terus kata Deddy-nya gini, kalau misalnya lu udah mencapai tujuan lu, terus gimana?
00:31:22 - 00:31:25
Udah kelar dong? Terus kata dia, ya gue ciptakan tujuan gue yang baru.
00:31:25 - 00:31:26
Betul.
00:31:26 - 00:31:30
Tapi kalau orang lain mungkin mikir, ya udah tujuan gue udah dapetin apa yang gue pengen.
00:31:30 - 00:31:35
Iya, makanya orang mungkin harus tinggi-tingginya, karena kalau lu suatu kali dapet dan lu nggak menciptakan tujuan baru,
00:31:35 - 00:31:38
berhenti di situ dong. Maksudnya abis itu lu mau nyari apa lagi?
00:31:38 - 00:31:39
Iya, jadi santai.
00:31:39 - 00:31:40
Jadi santai, betul.
00:31:40 - 00:31:47
Orang tuh jadi santai. Makanya gue paling nggak suka kalau ngelihat orang tuh santai, itu paling nggak suka.
00:31:47 - 00:31:54
Karena ini terjadinya di semuanya. Kalau gue ngelihat contohnya di keluarga besar, ada tuh orang yang di keluarga gue,
00:31:54 - 00:32:00
ada orang yang, ya dia nggak ngapa-ngapain. Kerjanya nggak ngapa-ngapain. Santai aja, nikmatin hidup aja.
00:32:00 - 00:32:07
Karena duitnya dapet dari nyokapnya, duitnya dapet dari keluarganya, gitu. Ada yang seperti itu.
00:32:07 - 00:32:08
Ada, ada.
00:32:08 - 00:32:13
Ada. Buat dia menikmati hal tersebut. Buat gue, gue mengkasihati diri dia, gitu.
00:32:13 - 00:32:14
Iya, iya.
00:32:14 - 00:32:16
Karena ini orang tolol, gitu.
00:32:16 - 00:32:18
Iya, iya. Jadi bener segi kekasian ya.
00:32:18 - 00:32:25
Ini orang kasihan banget. Ini orang tolol banget, gitu. Jadi gimana ya? Ini kalau buat pendengar, gitu.
00:32:25 - 00:32:33
Pertanyaan gue sekarang adalah, lu tuh tipe yang mana? Karena kalau lu bisa ngelubah persepsi lu terhadap perspektif yang ada,
00:32:33 - 00:32:35
lu bisa jadi apa aja, loh.
00:32:35 - 00:32:36
Hmm, betul.
00:32:36 - 00:32:41
Bisa jadi apa aja. Apa aja nih dalam pengertian terbatas ya?
00:32:41 - 00:32:43
Ya bukan lu tiba-tiba jadi Spider-Man, enggak.
00:32:43 - 00:32:45
Maksudnya enggak.
00:32:45 - 00:32:46
Siapa tahu kan.
00:32:46 - 00:32:48
Salah persepsi nanti.
00:32:48 - 00:32:51
Siapa tahu salah persepsi. Siapa tahu salah persepsi.
00:32:51 - 00:32:54
Tapi, nah, salah persepsi. Persepsi tuh bisa salah nggak?
00:32:54 - 00:33:03
Bisa. Bisa. Makanya patokannya dari persepsi adalah kita harus lihat dulu tujuannya dulu apa.
00:33:03 - 00:33:09
Ghostnya apa dulu nih? Yang kita mau capai apa dulu? Nah, persepsi kita harus mengikuti hal tersebut.
00:33:09 - 00:33:14
Oke. Oke. Ketika kita ambil yang tidak menguntungkan, itu aja udah salah sebenarnya.
00:33:14 - 00:33:16
Salah dan bergikan, gitu ya?
00:33:16 - 00:33:21
Intinya gini, ketika kita mulai menerima keadaan tersebut, menurut gue itu udah salah.
00:33:21 - 00:33:21
Oke.
00:33:21 - 00:33:24
Nerima keadaan tersebut, itu udah salah.
00:33:24 - 00:33:27
Nerima aja tuh emang menurut lu juga salah sih.
00:33:27 - 00:33:31
Nerima aja tuh udah salah. Ya kan, hidup cuma sekali.
00:33:31 - 00:33:32
Ya.
00:33:32 - 00:33:37
Kayaknya gue suka bilang, gue pernah bilang gitu kan, orang-orang kita tuh kan kadang-kadang bodoh kan.
00:33:37 - 00:33:42
Mimpinya kan sederhana. Kayaknya di podcast gue main ngomong nih.
00:33:42 - 00:33:46
Muda foya-foya, tua kaya raya, mati masuk surga.
00:33:46 - 00:33:48
Itu doang ya?
00:33:48 - 00:33:49
Itu doang.
00:33:49 - 00:33:51
Simpel.
00:33:51 - 00:33:52
Dengkul mu.
00:33:52 - 00:33:55
Padat dan jelas. Tidak jelas, sorry.
00:33:55 - 00:33:56
Nggak ada kayak gitu.
00:33:56 - 00:33:57
Gimana tuh caranya?
00:33:57 - 00:34:03
Nah sekarang persepsinya gimana nih? Ada anak yang ngatakan bahwa, gue masih muda, gue harus senang-senang.
00:34:03 - 00:34:07
Nanti kalau udah tua, mau senang-senang susah.
00:34:07 - 00:34:11
Mau senang-senang, mau punya banyak duit, percuma.
00:34:11 - 00:34:12
Ya.
00:34:12 - 00:34:16
Kalau persepsi gue salah, karena lu masih muda.
00:34:16 - 00:34:18
Itu saatnya lu kerja keras.
00:34:18 - 00:34:19
Itu lu susah-susah.
00:34:19 - 00:34:20
Betul.
00:34:20 - 00:34:24
Percayalah sama gue ya, muda susah itu lebih gampang dibandingkan udah tua susah.
00:34:24 - 00:34:27
Betul. Tapi kalau ngelihat sekitar, benar sih.
00:34:27 - 00:34:28
Iya.
00:34:28 - 00:34:31
Mendingan susah sekarang, mendingan kita ejalnya sekarang.
00:34:31 - 00:34:32
Iya.
00:34:32 - 00:34:33
Abisinnya tuh di masa muda ini.
00:34:33 - 00:34:34
Iya.
00:34:34 - 00:34:35
Tua tuh nuwai aja udah.
00:34:35 - 00:34:41
Iya. Kalau dia bilang, umpung masih muda, kita nikmati. Kita jalan-jalan, kita ini, kita apa, kita apa.
00:34:41 - 00:34:42
Abisin duit.
00:34:42 - 00:34:44
Dan sebenarnya kalau udah tua, punya duit banyak buat apa?
00:34:44 - 00:34:46
Udah tua juga.
00:34:46 - 00:34:47
Tapi duit banyak.
00:34:47 - 00:34:49
Anda belum pernah ngerasain tua nggak punya duit?
00:34:49 - 00:34:50
Benar.
00:34:50 - 00:34:51
Duit banyaknya pas tua dari mana?
00:34:51 - 00:34:54
Kalau muda aja nggak kerja, dia cuma ngabisin.
00:34:54 - 00:34:55
Nggak kerja juga.
00:34:55 - 00:34:59
Anda udah tua susah tuh kayak jatuh ketibaan tangga.
00:34:59 - 00:35:00
Betul.
00:35:00 - 00:35:02
Udah nggak punya tenaga, nggak punya duit juga.
00:35:02 - 00:35:04
Mau berusaha juga udah susah.
00:35:04 - 00:35:05
Mau berusaha apa?
00:35:05 - 00:35:10
Terus kalau dia bilang, kalau udah tua nggak bisa nikmatin dan sebagainya, ya menua lu salah.
00:35:10 - 00:35:11
Betul.
00:35:11 - 00:35:12
Iya.
00:35:12 - 00:35:17
Ya karena banyak kok orang-orang yang usia 50 tahun, karena mereka bisa tetap bahagia dengan uangnya mereka.
00:35:17 - 00:35:19
Karena mereka hidupnya sehat.
00:35:19 - 00:35:20
Iya kan?
00:35:20 - 00:35:21
Hidupnya sehat.
00:35:21 - 00:35:27
Ya kalau lu dari muda nyakitin diri lu sendiri, pas tuanya sakit ya udah nggak ada gunanya duitnya.
00:35:27 - 00:35:28
Buat bayar rumah sakit.
00:35:28 - 00:35:30
Tapi lagi pula tua juga tetap bisa.
00:35:30 - 00:35:31
Tanda kutip heaven gitu loh.
00:35:31 - 00:35:37
Tapi tadi kata gue mengatakan begini, nggak ada persepsi yang salah.
00:35:37 - 00:35:38
Betul.
00:35:38 - 00:35:43
Jadi ketika dia bilang, gue mendingan mudanya senang-senang.
00:35:43 - 00:35:45
Itu mungkin benar.
00:35:45 - 00:35:47
Karena mungkin dia nggak nyampe tua.
00:35:47 - 00:35:49
Apanya siapu, Jan?
00:35:49 - 00:35:50
Oh nggak salah.
00:35:50 - 00:35:51
Nggak salah.
00:35:51 - 00:35:53
Itu adalah persepsi, betul.
00:35:53 - 00:35:57
Tapi kalau dia, tuanya susah-susah 20 mati kan dia nyesel nanti kan.
00:35:57 - 00:35:58
Benar, benar.
00:35:58 - 00:36:00
Mungkin maksud mereka itu ya.
00:36:00 - 00:36:04
Mereka cepat di dunia ini, jadi mungkin harus senang-senang sekarang.
00:36:04 - 00:36:08
Kan motonya itu, hidup cuma sekali, yaudah kalau mudanya gue nggak senang-senang nanti tua gue mati.
00:36:08 - 00:36:09
Nggak ada gunanya.
00:36:09 - 00:36:10
Nggak ada gunanya.
00:36:10 - 00:36:12
Konsekuensi, konsekuensi.
00:36:12 - 00:36:15
Nanti gara-gara dengerin gue di kerja keras, tipes mati.
00:36:15 - 00:36:16
Iya benar.
00:36:16 - 00:36:17
Takut, takut.
00:36:17 - 00:36:19
Terus orang tuanya ngomongnya, gara-gara dengerin lu nih ya.
00:36:19 - 00:36:22
Anak gue tadinya senang-senang jadi kerja keras.
00:36:22 - 00:36:24
Ada orang tua parah kayak gitu.
00:36:24 - 00:36:26
Tuanya nggak nyampe tua nih.
00:36:26 - 00:36:28
Gue ada nggak nyampe tua nih.
00:36:28 - 00:36:30
Ada orang-orangnya mati nyalainin omlet lucu-lucu.
00:36:30 - 00:36:32
Kayak ini gara-gara protes dia nih.
00:36:32 - 00:36:34
Iya makanya ya terserah.
00:36:34 - 00:36:35
Perspektif.
00:36:35 - 00:36:37
Terserah ada perspektif, ada berpikir.
00:36:37 - 00:36:38
Jadi gitu.
00:36:38 - 00:36:43
Jadi intinya adalah kalian dengarkan ini tujuannya adalah kalian paham bahwa
00:36:43 - 00:36:47
segala suatu itu berdasarkan perspektif dari masyarakat,
00:36:47 - 00:36:49
penilaian dari masyarakat.
00:36:49 - 00:36:51
Bagaimana kalian melihat perspektif tersebut,
00:36:51 - 00:36:53
ya ciptakan persepsi sendiri.
00:36:53 - 00:36:56
Kalau kalian nggak setuju, kalian ciptakan persepsi sendiri.
00:36:56 - 00:36:58
Dan kalian jalankan persepsi kalian.
00:36:58 - 00:37:01
Dan satu hal lagi, jangan pernah menyerahlah.
00:37:01 - 00:37:03
Jangan pernah nerimo.
00:37:03 - 00:37:04
Jangan pernah nerima.
00:37:04 - 00:37:05
Jangan nerimo aja.
00:37:05 - 00:37:07
Kecuali hal-hal tertentu.
00:37:07 - 00:37:09
Orisan, nerimo.
00:37:09 - 00:37:13
Masa? Masa nggak terima?
00:37:13 - 00:37:16
Nah kalau merimo itu berarti yang menguntungkan.
00:37:16 - 00:37:17
Kan tadi juga gitu kan?
00:37:17 - 00:37:19
Persepsi itu bikin yang pas-pasan.
00:37:19 - 00:37:20
Menguntungkan untuk kita.
00:37:20 - 00:37:22
Kita membuat persepsi yang menguntungkan untuk kita.
00:37:22 - 00:37:23
Yang menguntungkan buat kita.
00:37:23 - 00:37:25
Supaya kita maju kan sebenarnya.
00:37:25 - 00:37:26
Supaya kita bisa maju lagi.
00:37:26 - 00:37:28
Setiap lagi ke depan, ke depan, dan ke depan.
00:37:28 - 00:37:30
Masa orisan nggak terima?
00:37:30 - 00:37:31
Iya.
00:37:31 - 00:37:32
Masa bonus nggak terima?
00:37:32 - 00:37:33
Terima dong.
00:37:33 - 00:37:34
Masa better opportunity nggak terima?
00:37:34 - 00:37:36
Terima dong.
00:37:36 - 00:37:37
Terima.
00:37:37 - 00:37:39
Karena dia ngomongnya di sini ya, nanti kayak kalau ada bonus,
00:37:39 - 00:37:41
ya maaf-maaf saya nggak terima.
00:37:41 - 00:37:43
Kan bos gue nih.
00:37:43 - 00:37:44
Iya bener.
00:37:44 - 00:37:46
Anyway, itu ya.
00:37:46 - 00:37:48
Jadi mudah-mudahan bisa dipahami.
00:37:48 - 00:37:51
Nanti minggu depan, dua minggu lagi ya kalau nggak salah.
00:37:51 - 00:37:52
Dua minggu lagi.
00:37:52 - 00:37:54
Episode terakhir nanti coba kita bahas.
00:37:54 - 00:37:57
Kita mau bahas apa supaya mendengarnya happy gitu.
00:37:57 - 00:37:59
Oke para noise, terima kasih sudah menonton.
00:37:59 - 00:38:03
Sampai jumpa lagi di episode berikutnya.
00:38:03 - 00:38:04
Selamat tinggal.
00:38:04 - 00:38:07
Bye-bye.