Penerbit panduan perjalanan wisata Fodor's memasukkan Bali sebagai destinasi wisata No List 2025 atau tidak dikunjungi.
Penerbit asal California, Amerika Serikat itu menyoroti masalah plastik, pencemaran ekosistem, dan pengembangan pariwisata tanpa perencanaan jangka panjang.
Masalah-masalah ini berujung pada rusaknya kebudayaan setempat, lingkungan dan industri pariwisata. Overtourism juga disebut-sebut menggerogoti kondisi lingkungan di Bali.
Padahal Bali adalah salah satu wilayah yang mengandalkan sektor pariwisata.
Tapi nih, ada pihak-pihak yang gak sepakat dengan penilaian Fodor's. Sebut saja Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Provinsi Bali Tjokorda Bagus Pemayun. Melansir DetikBali, Pemayun menegaskan Pulau Dewata masih layak dikunjungi pada tahun yang akan datang.
Dia juga menilai, penilaian Fodor's tidak utuh, karena hanya menyoroti wilayah Bali Selatan yang terbilang padat. Pemayun mengakui, kalau wisata Bali masih terkonsentrasi, tapi bukan berlebihan atau overtourism.
Benarkah? Apakah Bali tidak layak dikunjugi? Bagaimana menyikapi penilaian ini?