Berlatar kehidupan di Fakultas Sastra salah satu kampus di Depok di tahun 2000-an, yang dijalani oleh tiga orang sahabat, Tyas, Galih, dan Nala. Cerita ini berputar di masalah proses paling klasik khas anak kampus, apalagi kalau bukan romansa, yang dibingkai dinamika persahabatan di antara ketiganya. Tyas si primadona kampus, berproses untuk lebih konsekuen dengan perasaan dan pilihannya. Meski di akhir mesti berhadapan dengan kegagalan. Galih, si bucin yang rela melakukan apa saja untuk mendapatkan orang yang dia sayang, yang sayangnya tidak punya perasaan yang sama padanya. Lalu ada Nala, si pengalah, people pleaser, yang suka overestimate pada perasaan dan masalah teman-temannya meski dia sendiri punya persoalan yang tidak kalah pelik di masalah percintaan.

<p>Berlatar kehidupan di Fakultas Sastra salah satu kampus di Depok di tahun 2000-an, yang dijalani oleh tiga orang sahabat, Tyas, Galih, dan Nala. Cerita ini berputar di masalah proses paling klasik khas anak kampus, apalagi kalau bukan romansa, yang dibingkai dinamika persahabatan di antara ketiganya. Tyas si primadona kampus, berproses untuk lebih konsekuen dengan perasaan dan pilihannya. Meski di akhir mesti berhadapan dengan kegagalan. Galih, si bucin yang rela melakukan apa saja untuk mendapatkan orang yang dia sayang, yang sayangnya tidak punya perasaan yang sama padanya. Lalu ada Nala, si pengalah, people pleaser, yang suka overestimate pada perasaan dan masalah teman-temannya meski dia sendiri punya persoalan yang tidak kalah pelik di masalah percintaan.</p>

Ambyar

Konflik tak bisa terhindarkan. Masing-masing punya persoalannya sendiri yang belum sempat terkomunikasikan dengan baik meski ketiganya punya banyak kesempatan untuk duduk bersama. Galih yang masih kesal dengan kedua sahabatnya, tak terima dengan tudingan Tyas atas “kesalahan kecil” yang dibuatnya. Nala yang selalu ingin segalanya baik-baik saja, tak luput pula dari luapan ketidakpuasan yang disimpan selama ini. Masing-masing mereka, dilibat ego dan emosi yang membara, dengan mudah mempertanyakan kembali persahabatan mereka. 

Drama

<p>Konflik tak bisa terhindarkan. Masing-masing punya persoalannya sendiri yang belum sempat terkomunikasikan dengan baik meski ketiganya punya banyak kesempatan untuk duduk bersama. Galih yang masih kesal dengan kedua sahabatnya, tak terima dengan tudingan Tyas atas “kesalahan kecil” yang dibuatnya. Nala yang selalu ingin segalanya baik-baik saja, tak luput pula dari luapan ketidakpuasan yang disimpan selama ini. Masing-masing mereka, dilibat ego dan emosi yang membara, dengan mudah mempertanyakan kembali persahabatan mereka.</p>

https://cdn.noiceid.cc/audio/content-audio-1672328393523.mp3

Eps 9. Kita Sahabat?