Noice Logo
Masuk

TAK PERCAYA TAPERA

24 Menit

TAK PERCAYA TAPERA

3 Juni 2024

137

Membahas kebijakan dadakan

Semua hal viral yang terjadi di dunia maya akan dibahas di sini dari sudut pandang Pandji Pragiwaksono. Rilis 2 hari sekali. Follow Instagram @siniarhim dan @pandji.pragiwaksono untuk dapetin daily update seputar siniar Hiduplah Indonesia Maya.

Komentar
Lihat Semua (137)
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
Lihat episode lain
Transkrip
00:00:00 - 00:00:04
Di sini Rihaduplah Indonesia Maya, kali ini kita akan ngomongin TAPERA
00:00:04 - 00:00:07
Tabungan Perumahan Rakyat
00:00:07 - 00:00:14
Yang oleh pemerintah didesain untuk membuat rakyat jadi bisa menyelesaikan masalah perumahannya
00:00:14 - 00:00:16
Bahwa mereka gak bisa punya rumah
00:00:16 - 00:00:18
Ceritanya pemerintah pengen ngebangun
00:00:18 - 00:00:40
Rakyat tak percaya TAPERA
00:00:40 - 00:00:45
Lagi-lagi sebuah kebijakan yang memicu kontroversi
00:00:45 - 00:00:49
Kalau di episode sebelumnya kita ngomongin soal RU penyiaran
00:00:49 - 00:00:51
Sekarang kita ngomongin soal TAPERA
00:00:51 - 00:00:55
Dan gue akan memulai dengan membacain sebuah utas dari akun tempo.co
00:00:55 - 00:00:57
Dari Twitter, dari X
00:00:57 - 00:01:00
Kemudian kita coba untuk diskusi ya
00:01:00 - 00:01:02
Rangkuman seputar TAPERA
00:01:02 - 00:01:03
Apa itu TAPERA?
00:01:03 - 00:01:05
Siapa saja peserta TAPERA?
00:01:05 - 00:01:09
Berapa besaran potongan TAPERA per rumahan?
00:01:09 - 00:01:11
Bagaimana proses pengelolaan TAPERA?
00:01:11 - 00:01:13
Kapan batas waktu pendaftaran TAPERA?
00:01:13 - 00:01:15
Bisakah orang TAPERA dicarikan pekerja?
00:01:15 - 00:01:19
Semua kami bahas dalam hashtag Tempo Threat berikut
00:01:19 - 00:01:23
Gaji pekerja baik pegawai negeri sipil, karyawan
00:01:23 - 00:01:25
Duh gue pake kacamata dulu, maaf
00:01:25 - 00:01:27
Ntar ya geng
00:01:27 - 00:01:29
Susah nih tulisannya
00:01:29 - 00:01:31
Kecil-kecil
00:01:35 - 00:01:39
Gaji pekerja baik pegawai negeri sipil, karyawan swasta
00:01:39 - 00:01:41
Maupun pekerja mandiri atau freelancer
00:01:41 - 00:01:45
Akan dipotong untuk simpanan tabungan perumahan rakyat atau TAPERA
00:01:45 - 00:01:50
Kanduntuan itu tertuang dalam Peraturan Pemerintah No.21 Tahun 2024
00:01:50 - 00:01:54
Tentang perubahan atas PP No.25 Tahun 2020
00:01:54 - 00:01:56
Tentang penyelenggaraan TAPERA
00:01:56 - 00:01:59
Jadi TAPERA itu sudah pernah ada
00:01:59 - 00:02:01
Sudah jalan bahkan
00:02:01 - 00:02:03
Tapi darinya untuk PNS
00:02:03 - 00:02:04
Coba kita baca ya
00:02:04 - 00:02:08
Pada pasal 5 disebutkan bahwa pekerja yang wajib menjadi peserta TAPERA adalah
00:02:08 - 00:02:13
Telah berusia paling rendah 20 tahun dan perpenghasilan paling sedikit sebesar upah minimum
00:02:13 - 00:02:15
WMR lo ya di kota lo masing-masing
00:02:15 - 00:02:20
Tak hanya itu, peserta juga dapat berasal dari masyarakat yang sudah menikah pada saat mendaftar
00:02:20 - 00:02:21
Apa itu TAPERA?
00:02:21 - 00:02:27
TAPERA adalah penyimpanan dana yang dilakukan peserta secara periodik dalam jangka waktu tertentu
00:02:27 - 00:02:32
Yang hanya dapat dimanfaatkan untuk pembiayaan perumahan dan atau dikembalikan
00:02:32 - 00:02:35
Berikut hasil penumpukannya setelah kepesertaan berakhir
00:02:35 - 00:02:38
Jadi bisa dimanfaatkan untuk pembiayaan perumahan
00:02:38 - 00:02:40
Atau dikembalikan
00:02:40 - 00:02:44
Berikut hasil penumpukannya setelah kepesertaan berakhir
00:02:44 - 00:02:45
Jadi bisa dipakai lo
00:02:45 - 00:02:48
Kayaknya kurang lebihnya prinsipnya kayak BPJS TK
00:02:48 - 00:02:50
BPJS Keterenggaraan Kerjaan
00:02:50 - 00:02:53
Habis lo kelar, kan sebenarnya duitnya bisa ditarik tuh
00:02:53 - 00:02:57
Untuk lo hidup atau untuk kebutuhan lo sih sebenarnya
00:02:59 - 00:03:04
Dan itu lazim terjadi di praktek selama ini gitu ya
00:03:04 - 00:03:06
Siapa saja peserta TAPERA?
00:03:06 - 00:03:09
Berdasarkan PP nomor 25 tahun 2020 tentang penyelenggaraan TAPERA
00:03:09 - 00:03:14
Peserta TAPERA terbagi dua jenis, yaitu pekerja dan pekerja mandiri
00:03:14 - 00:03:18
Yang berpenghasilan paling sedikit sebesar upah minimum
00:03:18 - 00:03:21
Walaupun orang yang termasuk dalam kategori sebagai pekerja adalah
00:03:21 - 00:03:23
Mereka yang bekerja di sektor negeri maupun swasta
00:03:23 - 00:03:29
Dengan rincian calon CPNS, pegawai aparatur sipil negara ASN
00:03:29 - 00:03:31
Para juri tentara nasional TNI
00:03:31 - 00:03:34
Para juri siswa tentara nasional Indonesia
00:03:34 - 00:03:36
Anggota Kepolisian Republik Indonesia
00:03:36 - 00:03:38
Pejabat negara
00:03:38 - 00:03:42
Bekerja atau buruh BUMN dan juga BUMD
00:03:42 - 00:03:50
Bekerja atau buruh BUMDES
00:03:50 - 00:03:51
Bekerja atau buruh BUMDES
00:03:51 - 00:03:52
Bekerja atau buruh BUMDES
00:03:52 - 00:03:53
Bekerja atau buruh BUMDES
00:03:53 - 00:03:54
Bekerja atau buruh BUMDES
00:03:54 - 00:03:56
Berapa besaran potongan gaji untuk TAPERA?
00:03:56 - 00:04:01
Dalam PP21 tahun 2024 Pasar 15 dijelaskan besaran simpanan peserta yang ditetapkan
00:04:01 - 00:04:05
Yaitu 3% dari gaji atau upah pekerja
00:04:05 - 00:04:12
Dimana pemberi kerja sebesar 0,5% dan peserta sebesar 2,5%
00:04:12 - 00:04:18
Artinya 0,5nya di cover sama kantor lu
00:04:18 - 00:04:22
2,5nya di cover sama lu alias dipotong dari gaji lu langsung
00:04:22 - 00:04:25
Bagaimana proses pengelolaan simpanan TAPERA?
00:04:25 - 00:04:32
Proses pengelolaan dana TAPERA dilakukan melalui penyimpanan oleh peserta secara periodik dalam jangka waktu tertentu
00:04:32 - 00:04:41
Simpanan hanya dapat dimanfaatkan untuk pembiayaan perumahan dan atau dikembalikan beserta hasil pemupukannya setelah masa kepasertaan berakhir
00:04:41 - 00:04:43
Artinya bisa disedot
00:04:43 - 00:04:45
Kapan batas waktu pendaftaran program TAPERA?
00:04:45 - 00:04:54
Berdasarkan pasal 68 pemberi kerja harus mendaftarkan pekerjaannya sebagai peserta TAPERA paling lambat 7 tahun sejak tanggal berikutnya
00:04:54 - 00:04:56
PP No.25 tahun 2020
00:04:56 - 00:05:00
Adapun PP yang ditekan Presiden Jokowi itu mulai berlaku 20 Mei 2020
00:05:00 - 00:05:07
Dengan demikian, batas waktu pendaftaran program TAPERA bagi perusahaan untuk pekerjaannya adalah Kamis 20 Mei 2027
00:05:07 - 00:05:10
Bisakah Iuran TAPERA dicairkan pekerja?
00:05:10 - 00:05:17
Berdasarkan pasal 24 ayat 1, peserta yang berakhir ke pesertanya berhak mendapatkan simpanan dan hasil pemupukan TAPERA
00:05:17 - 00:05:20
Jadi kalau misalnya lu gak mau pakai, bisa juga
00:05:20 - 00:05:22
Lu tarik buat lu sendiri
00:05:22 - 00:05:30
Simpanan dan hasil pemupukannya tersebut wajib dicairkan paling lama 3 bulan setelah kepesertaannya dinyatakan berakhir
00:05:30 - 00:05:34
Adapun kepesertaan TAPERA dapat berakhir karena alasan telah pensiun bagi pekerja
00:05:34 - 00:05:37
Mencapai usia 58 tahun bagi pekerja mandiri
00:05:37 - 00:05:39
Peserta meninggal
00:05:39 - 00:05:43
Atau tidak memenuhi lagi kriteria sebagai peserta selama 5 tahun berturut-turut
00:05:45 - 00:05:47
Itu intinya kurang lebihnya
00:05:47 - 00:05:53
Reply pertama di utas ini adalah benci banget sama Jokowi
00:05:54 - 00:05:56
Langsung marah-marah
00:05:59 - 00:06:04
Kalau lu mau baca lebih lanjut di Tempo ada pembahasannya
00:06:04 - 00:06:06
Beban TAPERA untuk pekerja
00:06:07 - 00:06:09
Jadi gitu ya
00:06:09 - 00:06:11
Itu kurang lebihnya
00:06:11 - 00:06:13
Ini ada pertanyaan nih
00:06:13 - 00:06:19
KPR rumah gimana ceritanya, yang harusnya gajinya disisikan buat rumah jadi dipotong lagi 2,5%
00:06:19 - 00:06:21
Mending kalau gaji mencukupi jadi tetap bisa bayar KPR
00:06:21 - 00:06:24
Kalau kurang double triple job dong kita
00:06:25 - 00:06:29
Terus yang KPR rumah gimana ceritanya, yang harusnya gajinya disisikan
00:06:31 - 00:06:33
Dia nanya gini
00:06:33 - 00:06:39
Misalkan dia lagi KPR kan, selama ini gajinya memang disisiin untuk cicilan
00:06:39 - 00:06:41
Nah sekarang dipotong lagi 2,5%
00:06:41 - 00:06:43
Terus jadi gimana dong
00:06:43 - 00:06:46
Sebenarnya sih, secara prinsip ya gak apa-apa sama aja
00:06:46 - 00:06:50
Intinya lu sisihin gaji lu, ada yang langsung untuk lu bayar cicilan
00:06:50 - 00:06:53
Ada yang disimpen untuk ntar-ntar
00:06:53 - 00:06:57
Terus mungkin lu mikir, ntar-ntar, kan gue mau sekarang gitu
00:06:57 - 00:07:02
Iya, tapi kan lu juga gak tau nih kerja bakal berapa lama
00:07:02 - 00:07:05
Apakah lu akan dipecat atau enggak, perusahaan lu bubarat atau enggak
00:07:05 - 00:07:08
Tar start upnya bungkus atau enggak, kan kita gak tau yang kayak gini-gini
00:07:08 - 00:07:14
Jadi setidaknya ceritanya nih, ada tabungan sampingan gitu kurang lebihnya
00:07:15 - 00:07:19
Ada yang bilang, tabungan itu hak pribadi, negara tidak berhak memaksa rakyat menabung
00:07:19 - 00:07:23
Apalagi kalau rakyat masih miskin dan butuh kehadiran negara dalam bidang ekonomi
00:07:28 - 00:07:31
Masalahnya rakyat gak bisa nabung sih
00:07:31 - 00:07:37
Gini ya, kita coba bahas
00:07:38 - 00:07:40
Isunya datang dari mana?
00:07:40 - 00:07:47
Isunya datang dari begitu banyak keluhan masyarakat terkait
00:07:48 - 00:07:51
Angkatan kerja jaman sekarang gak bisa punya rumah
00:07:51 - 00:07:57
Bahkan diskusinya ngelebar sampe, udahlah gak usah beli rumah, buat apa, mending lu ngontrak
00:07:57 - 00:08:00
Ada hitungannya masing-masing, daripada beli rumah mending lu ngontrak
00:08:00 - 00:08:07
Diskusi itu dibalas dengan, ya oke ketika lu ngontrak lu bisa nyisihin uang untuk hal-hal lain
00:08:07 - 00:08:10
Tapi ketika lu beli, itu rumah jadi punya lu
00:08:11 - 00:08:15
Kalau bisa punya lu, bisa jadi pasif income-nya lu
00:08:15 - 00:08:20
Ketika lu kontrakin, bisa lu jual, nilainya naik terus, harusnya ya
00:08:20 - 00:08:24
Walaupun ya kalau boleh jujur tergantung rumahnya di mana sih
00:08:24 - 00:08:29
Dan juga sekarang pasar properti lagi lesu katanya
00:08:29 - 00:08:35
Jadi susah karena orang-orang yang invest di properti kesulitan
00:08:35 - 00:08:37
Nah itu yang sebenarnya juga jadi permasalahan
00:08:37 - 00:08:40
Intinya adalah, orang Indonesia gak bisa punya rumah
00:08:40 - 00:08:42
Anak muda Indonesia gak bisa punya rumah
00:08:44 - 00:08:47
Orang jaman dulu lebih bisa punya rumah
00:08:47 - 00:08:50
Katanya karena harga rumah dulu gak seperti sekarang
00:08:50 - 00:08:54
Tapi yang orang lupa adalah, dulu penghasilan orang tua kita juga gak seperti kita sekarang
00:08:54 - 00:09:00
Kita lulus kuliah, gajinya berapa dibandingin dengan orang tua kita waktu lulus kuliah zaman dulu? Jauh
00:09:00 - 00:09:05
Jadi memang harga rumah dulu lebih rendah, tapi kemudian penghasilan juga lebih rendah
00:09:05 - 00:09:07
Karena UMR naik terus
00:09:07 - 00:09:15
Nah tapi, keresahannya adalah, oke rakyat, anak muda, pemuda, generasi sekarang gak bisa punya rumah
00:09:15 - 00:09:18
Terus solusinya dari pemerintah TAPRA, kenapa?
00:09:18 - 00:09:23
Karena dianggap salah satu kendala ceritanya nih
00:09:23 - 00:09:26
Ini gue mencoba untuk berpikir dari sudut pandangnya pemerintah
00:09:26 - 00:09:29
Salah satu kendalanya, rakyat Indonesia tuh emang gak bisa nabung
00:09:29 - 00:09:31
Dari mana kita tahu?
00:09:31 - 00:09:35
Dari sedikitnya, rakyat Indonesia yang punya tabungan, gak ada yang buka rekening bank
00:09:35 - 00:09:42
Jumlah orang Indonesia yang punya handphone, itu jauh lebih banyak daripada jumlah orang Indonesia yang punya rekening bank
00:09:42 - 00:09:44
Apalagi punya kartu kredit
00:09:44 - 00:09:48
Bukannya ngajarin untuk nicil ya, dan ngajarin untuk utak
00:09:48 - 00:09:54
Tapi itu sebagai gambaran aja, seperti apa kondisi keuangan di Indonesia
00:09:54 - 00:09:57
Sekarang orang Indonesia lebih gak punya tabungan lagi
00:09:57 - 00:10:05
Karena punya GoPay, punya OVO, punya dana, bayar pake Kris
00:10:05 - 00:10:08
Walaupun Kris jatuhnya dari rekening bank juga sih
00:10:08 - 00:10:15
Tapi permasalahannya adalah rakyat Indonesia gak punya tabungan
00:10:15 - 00:10:17
Gak punya tabungan
00:10:17 - 00:10:19
Jadi gimana menabung? Gak punya tabungan
00:10:19 - 00:10:33
Terus yang kedua, kecenderungannya untuk menabung itu gak terjadi akibat perilaku konsumtif
00:10:33 - 00:10:35
Ini sekali lagi sudut pandang pemerintah ya
00:10:35 - 00:10:40
Sedikit banyak sebenarnya gak salah, walaupun bukan itu alasan kita gak punya rumah
00:10:40 - 00:10:47
Tapi bahwa rakyat gak nabung itu betul, rakyat gak bisa nabung karena belanja mulu itu juga betul
00:10:47 - 00:10:50
Tapi bukan alasan kenapa kita gak punya rumah, nanti kita bahas
00:10:50 - 00:10:55
Kalau masalah kayak gitu mah, gue juga gak, gue juga gak nabung
00:10:55 - 00:11:03
Gue tuh tolol juga, gue ini prinsip yang nyangkul segede-gedenya
00:11:03 - 00:11:07
Sehingga kalaupun ada pengeluaran sisa, nah itu gue anggap tabungan
00:11:07 - 00:11:09
Benar-benar itu kan bukan nabung ya
00:11:09 - 00:11:13
Itu mah sisa, menggoblok nih gue nih
00:11:13 - 00:11:16
Punya gue tabungan, gue punya tabungan
00:11:16 - 00:11:18
Gue punya tiga rekening tabungan
00:11:18 - 00:11:21
Gue punya Chase, Mandiri BCA
00:11:21 - 00:11:26
BCA juga gue punya, berapa tuh? Berapa gue punya rekening?
00:11:26 - 00:11:29
Tapi ya gue punya, tapi bukan berarti nabung itu ya sebenarnya
00:11:29 - 00:11:31
Walaupun nama produknya tabungan, tapi gue gak nabung
00:11:31 - 00:11:35
Nabung itu kan lu nyisihin gitu ya
00:11:35 - 00:11:40
Terakhir gue nabung itu tuh untuk summer class-nya Dipo
00:11:40 - 00:11:44
Itu juga akhirnya kepake karena keuangan saya seret di New York, hidup sulit
00:11:44 - 00:11:49
Tapi ya gue adalah bagian dari masyarakat yang kayak begitu
00:11:49 - 00:11:53
Tapi, kalau ditanya apakah itu alasan gue gak punya rumah
00:11:53 - 00:11:56
Atau orang zaman sekarang gak punya rumah, tidak
00:11:56 - 00:12:04
Alasan orang gak punya rumah adalah karena rumah harganya naik terus
00:12:04 - 00:12:10
Harga rumah naik terus karena rumah dijadiin instrumen atau alat investasi
00:12:10 - 00:12:13
Namanya alat investasi, ya naik mulu
00:12:13 - 00:12:18
Makanya kan, dulu Fenny Rose bilang, senin harga naik, senin harga naik
00:12:18 - 00:12:21
Bayangin, tiap senin harga naik
00:12:21 - 00:12:28
Itu kalimat yang didesain untuk membuat investor atau orang yang punya duit banyak berpikir
00:12:28 - 00:12:31
Anjing, kalau tiap senin harga naik, ya gue beruntung
00:12:31 - 00:12:36
Gue beli rumah 1 miliar, tiap senin harganya naik, 3 tahun aja nilainya udah sekian gitu
00:12:36 - 00:12:38
Misalnya, apalagi 10 tahun gitu
00:12:38 - 00:12:41
Nah akhirnya banyak banget orang yang bener-bener beli rumah
00:12:41 - 00:12:45
Karena diniatkan untuk investasi, tapi ditinggalin pun tidak
00:12:45 - 00:12:49
Apartemen banyak yang kayak gitu, rumah banyak yang kayak gitu
00:12:49 - 00:12:55
Akhirnya, bukan cuma harganya naik terus karena dianggap sebagai alat investasi
00:12:55 - 00:13:00
Orang yang pengen punya rumah, jadi gak bisa karena disikat sama orang yang beli rumah untuk investasi
00:13:01 - 00:13:04
Bayangin, ada orang pengen tinggal, gak bisa
00:13:04 - 00:13:08
Di saat ada rumah, pada kosong, karena gak ditinggalin
00:13:08 - 00:13:11
Gak ditinggalin, karena emang gak pernah diniatin untuk ditinggalin
00:13:11 - 00:13:13
Gue beli untuk invest, kata orang-orang
00:13:13 - 00:13:21
Nah ini itu sebenarnya, makanya gue pernah bikin video di Youtube gue, gue ngebahas DP 0 Besar
00:13:21 - 00:13:28
Gue ngomongin soal, di Amerika Serikat pemerintahnya itu terlibat dalam penentuan harga perumahan komersil
00:13:29 - 00:13:33
Perumahan komersil, bukan perumahan rakyat
00:13:33 - 00:13:36
Makanya waktu di konten atau di acara Jangan Golput Panji
00:13:36 - 00:13:41
Yang masih bisa lu tonton, bisa lu beli dan streaming di aplikasi tip-tip
00:13:41 - 00:13:45
Itu tuh ketika diskusi perumahan, gue ngomongin bahwa
00:13:47 - 00:13:52
Yang diminta, program perumahan dari pemerintahnya diminta tuh bukan perumahan rakyat
00:13:53 - 00:13:58
Jadi bukan kayak, oh pemerintah makin banyak pengembangun rumah, rumah rakyat lah
00:13:58 - 00:14:04
Ada banyak orang di Jakarta, Jogja, Surabaya, Semarang, Bandung, gak pengen beli rumah yang perumahan rakyat
00:14:05 - 00:14:10
Justru pengennya dari pengembang-pengembang swasta, dari pengembang-pengembang komersil
00:14:10 - 00:14:14
Nah cuman, pengembang komersil ini tidak di
00:14:17 - 00:14:20
Tidak diintervensi penentuan harganya
00:14:20 - 00:14:24
Padahal di Amerika, negara yang kita tunjuk-tunjuk sebagai negara kapitalis, itu diintervensi
00:14:24 - 00:14:26
Dijagain biar gak tinggi-tinggi banget
00:14:26 - 00:14:28
Nah kita gak ada kayak gitu
00:14:28 - 00:14:34
Kenapa? Ya prediksi banyak orang karena perusahaan pengembang ini
00:14:34 - 00:14:37
Nego ke pemerintah biar itu gak terjadi
00:14:37 - 00:14:45
Kemarin hanya ada satu capres yang mengaku kalau dia jadi presiden dia akan mengelola harga properti
00:14:45 - 00:14:47
Tapi dia tidak terpilih
00:14:47 - 00:14:49
Jadi ya sudah lah
00:14:49 - 00:14:53
Nah palingan kita tuntut aja dari presiden yang sekarang, biar itu terjadi
00:14:53 - 00:14:55
Bisa atau enggak kita gak tahu
00:14:55 - 00:14:58
Tapi menurut gue, Pak Prabowo tuh harusnya bisa
00:14:58 - 00:15:02
Mesti diingat ya, Pak Prabowo ini bukan manusia yang sama dengan Pak Jokowi
00:15:02 - 00:15:09
Pak Jokowi untuk memuluskan jalannya harus banyak main cantik
00:15:09 - 00:15:11
Pak Prabowo gak perlu main cantik
00:15:11 - 00:15:14
Pak Prabowo partai dia orang nomor satu
00:15:14 - 00:15:19
Pengusaha dia salah satu yang di atas ya
00:15:19 - 00:15:21
Keluarga-keluarga elit
00:15:21 - 00:15:24
Beda nih orang nih, nih orang kalau mau bilang sekarang ya sekarang
00:15:24 - 00:15:29
Cuman masalahnya apakah omongan rakyat nyampe ke situ?
00:15:29 - 00:15:33
Nyampe enggak untuk membuat pemerintah mengeluarkan produk undang-undang
00:15:33 - 00:15:35
Atau aturan lah ya
00:15:35 - 00:15:42
Yang membuat dia jadi punya peluang untuk mengintervensi harga perumahan komersial
00:15:42 - 00:15:45
Karena kalau gak dijaga, gak kekejar
00:15:45 - 00:15:49
Naik mulu, nah ini kemudian yang jadi kendala selanjutnya jadi tapera
00:15:49 - 00:15:54
Tahu gak permasalahan terbesar tapera sebagai solusi perumahan rakyat Indonesia?
00:15:54 - 00:16:01
Permasalahannya adalah cara pemerintah untuk membantu lewat produk tabungan
00:16:01 - 00:16:04
Itu permasalahan terbesarnya
00:16:04 - 00:16:08
Gak akan ke Uber
00:16:08 - 00:16:13
Gak akan ke Uber, tabungan gak bisa Uber inflasi
00:16:13 - 00:16:18
Karena nilai dari uang yang kita simpen gak numbuh
00:16:18 - 00:16:28
Lu nyimpen seratus ribu sebulan setelah setahun nilainya segitu-segitu aja
00:16:28 - 00:16:30
Dia gak numbuh cara nilai
00:16:30 - 00:16:34
Ya udah aja, seratus ribu kali dua belas
00:16:34 - 00:16:35
Berapa?
00:16:35 - 00:16:38
Seratus ribu kali dua belas, satu setengah juta
00:16:38 - 00:16:41
Iya benar, eh satu juta dua ratus
00:16:41 - 00:16:47
Udah, lu kali sepuluh tahun jadinya dua belas juta
00:16:47 - 00:16:53
Nah bedanya kalau misalkan lu investasikan seratus ribu sebulan
00:16:53 - 00:16:55
Atau satu juta lah ya
00:16:55 - 00:16:58
Satu juta
00:16:58 - 00:17:03
Eh sorry, satu juta lu kali tiga puluh
00:17:03 - 00:17:09
Tiga puluh juta dikali dua belas, tiga ratus enam puluh juta setahun tuh ya
00:17:09 - 00:17:13
Tiga ratus enam puluh lima juta lah ya
00:17:13 - 00:17:17
Kalau lu nyimpen satu juta sehari, setahun tiga ratus enam puluh lima juta
00:17:17 - 00:17:20
Nilainya gak naik gitu
00:17:20 - 00:17:27
Kalau misalkan lu investasikan nilainya naik, dia tuh nilainya bertumbuh gitu
00:17:27 - 00:17:29
Kalau lu cuma nabung gak kekerja
00:17:29 - 00:17:33
Karena misalkan lu ngincar sebuah rumah harganya satu miliar
00:17:33 - 00:17:38
Dalam sepuluh tahun udah gak satu miliar, dengan inflasi naik nilainya
00:17:38 - 00:17:41
Tabungan lu tuh gak kekerja makanya harusnya investasi
00:17:41 - 00:17:45
Nah, jadi pertama kita tahu
00:17:45 - 00:17:48
Solusi pemerintah tuh gak mumpuni
00:17:48 - 00:17:53
Tabungan tuh gak membuat nilai uang yang kita tabung itu bertumbuh sehingga gak ngejar
00:17:53 - 00:17:56
Paling bisa nambah-nambah, itu doang paling mending
00:17:56 - 00:17:58
Dan kayaknya pemerintah emang berpikir gitu
00:17:58 - 00:18:01
Iya, memang gak ngejar, tapi lumayan ngebantu
00:18:01 - 00:18:05
Karena A, kebanyakan rakyat Indonesia ini gak punya tabungan
00:18:05 - 00:18:08
70% kalau gak salah, gak punya tabungan
00:18:08 - 00:18:10
Jadi pemerintah bilang, udah gue bantuin nabung
00:18:10 - 00:18:12
Kata pemerintah, ini prediksi gue ya
00:18:12 - 00:18:14
Kenapa gak pake produk investasi?
00:18:14 - 00:18:17
Ya boro-boro nabung aja, gak ada konsepnya di kepala
00:18:20 - 00:18:22
Bayangkan, tadi kan gue ngomongin kan
00:18:22 - 00:18:24
Permasalahan tapera adalah bodi tabungan
00:18:24 - 00:18:27
Dengan inflasi, gak ngejar tuh, gak nguber
00:18:27 - 00:18:28
Harusnya investasi
00:18:28 - 00:18:32
Permasalahannya, boro-boro rakyat diajak untuk berpikir investasi
00:18:32 - 00:18:34
Nabung aja kagak
00:18:34 - 00:18:39
Pemerintah bilang, gue kan mesti mikirin kebanyakan rakyat Indonesia
00:18:43 - 00:18:47
Seperti biasa ya, ketika ada sebuah aturan baru muncul
00:18:50 - 00:18:53
Ketika ada aturan baru muncul, kan rame ya
00:18:53 - 00:18:56
Rame karena kaget duluan
00:18:56 - 00:18:59
Kaget duluan, sosialisasi itu gak pernah jalan
00:19:00 - 00:19:02
Sekarang, ketika pembahasan kayak gini
00:19:02 - 00:19:07
Setidaknya ada cara pikir baru ya mungkin dari lu
00:19:07 - 00:19:09
Gue juga gak bisa bilang gue setuju sih
00:19:09 - 00:19:11
Cuman gue ngerti surat pandangnya
00:19:11 - 00:19:14
Gue mah kan berusaha untuk adil sejak dalam pikiran aja kan
00:19:15 - 00:19:17
Kita mesti tau bahwa
00:19:17 - 00:19:21
Atau kita sebagai rakyat, itu tuh beneran deh
00:19:21 - 00:19:22
Kita tuh mesti adil sejak dalam pikiran
00:19:22 - 00:19:25
Kita tuh gak bisa ngeliat semua yang keluar dari pemerintah tuh
00:19:25 - 00:19:27
Buat sat pemerintah anjing, gak bisa kayak gitu juga
00:19:27 - 00:19:28
Mesti adil
00:19:28 - 00:19:32
Kalau emang anjing-anjing, kalau enggak ya jangan anjing-anjingin gitu
00:19:32 - 00:19:37
Nah jadi, sebaiknya kita coba untuk berpikirin datangnya dari mana ya
00:19:37 - 00:19:40
Karena tuh anyway, kalau emang lu gak mau pake
00:19:40 - 00:19:43
Ya ujung-ujungnya bisa lu tarik juga
00:19:44 - 00:19:47
Gue gak tau ya apa
00:19:49 - 00:19:51
Apa hukumannya ya
00:19:51 - 00:19:54
Atau apa konsekuensinya ketika kita gak ikutan tapera
00:19:54 - 00:19:56
Belum ada pembahasannya sih
00:19:56 - 00:19:58
Dan waktu itu
00:20:00 - 00:20:03
Kan Pak Basuki, Hadi Mulyono ditanya
00:20:03 - 00:20:05
Beliau kan PUPR ya
00:20:05 - 00:20:08
Aduh masalah perumahan rakyat, kita emang jurnalis
00:20:08 - 00:20:11
Kalau saya udah punya rumah, ini tapera gimana?
00:20:11 - 00:20:14
Terus Pak Basuki, wah saya gak tau, ntar saya tanyain dulu
00:20:14 - 00:20:17
Tapi kalau misalnya kita baca aturan itu, sebenarnya jelas
00:20:17 - 00:20:20
Kalau lu udah punya rumah, dan gak pengen beli rumah
00:20:20 - 00:20:23
Dan lu dipotong tapera, ya duitnya lu tarik aja
00:20:23 - 00:20:26
Di akhir pekerjaan lu ya
00:20:26 - 00:20:29
Tarik aja, ya kayak BPJS TK aja
00:20:30 - 00:20:33
Duitnya dipake, kan sebenarnya kan gitu ya
00:20:33 - 00:20:36
Pemerintah tuh kerjanya narik-narik mulu gitu
00:20:37 - 00:20:39
Narik untuk pajak, pajak untuk pembangunan
00:20:39 - 00:20:42
Narik untuk tapera, untuk perumahan lu
00:20:42 - 00:20:44
Narik untuk BPJS kesehatan
00:20:44 - 00:20:47
Ya dipaksa karena
00:20:47 - 00:20:50
Ya itu contoh BPJS ya
00:20:50 - 00:20:55
Sebenarnya kan yang diimplementasikan kepada kita bukan BPJS tapi SJSN
00:20:55 - 00:20:58
Sistem Jaminan Sosial Nasional
00:20:58 - 00:21:00
Yang jalanin BPJS namanya
00:21:00 - 00:21:03
Nah si SJSN ini didirikan sama pemerintah
00:21:03 - 00:21:07
Karena rakyat punya kendala soal kesehatan
00:21:07 - 00:21:09
Gak punya asuransi kesehatan
00:21:09 - 00:21:11
Gak mau bayar asuransi kesehatan
00:21:11 - 00:21:15
Karena ya boro-boro berpikir soal asuransi ya
00:21:15 - 00:21:17
Entah itu asuransi kesehatan, asuransi jiwa
00:21:17 - 00:21:20
Asuransi properti gitu ya
00:21:20 - 00:21:21
Boro-boro berpikir soal itu
00:21:21 - 00:21:23
Konsep tabungan aja gak nempel
00:21:23 - 00:21:26
Kita mesti coba, kayaknya kita mesti google deh
00:21:26 - 00:21:27
Gue google aja deh sekarang deh
00:21:27 - 00:21:28
Karena lu mungkin males kan
00:21:28 - 00:21:44
Berapa persen rakyat Indonesia punya tabungan
00:21:44 - 00:21:53
Ganti deh, punya rekening bank
00:21:53 - 00:21:57
Baru 49 persen penduduk dewasa
00:21:57 - 00:21:59
Tapi naik juga angkanya ya
00:21:59 - 00:22:02
Baru 49 persen penduduk dewasa Indonesia
00:22:02 - 00:22:07
Yang punya rekening bank
00:22:07 - 00:22:12
Jadi mayoritas kebanyakan gak punya
00:22:12 - 00:22:15
51 persen, 51 persen gak punya
00:22:15 - 00:22:17
Itu pun punya tabungan
00:22:17 - 00:22:22
Kayaknya lebih karena gaji masuknya lewat rekening bank ya
00:22:22 - 00:22:24
Jadi belum berarti punya tabungan
00:22:24 - 00:22:26
Tapi yaudah gitu, itu poinnya
00:22:26 - 00:22:31
Karena rakyat Indonesia gak punya pemahaman soal asuransi kesehatan
00:22:31 - 00:22:33
Perlindungan terhadap kesehatan
00:22:33 - 00:22:42
Maka didirikanlah si BPJS, Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
00:22:42 - 00:22:46
Untuk menjalankan SJSN, Sistem Jaminan Sosial Nasional
00:22:46 - 00:22:52
Si BPJS SJSN ini udah diomongin dari zamannya Bumega
00:22:52 - 00:22:58
Terus bener-bener jalannya di eranya SB periode kedua kalo gue gak salah
00:22:58 - 00:23:01
Nah tapi kan sama kan, langsung dipotong tuh BPJS Kesehatan
00:23:01 - 00:23:03
BPJS Ketanaga Kerja
00:23:03 - 00:23:07
Langsung tuh, karena berpikir soal kebanyakan rakyat Indonesia
00:23:07 - 00:23:09
Gak punya pemahaman soal asuransi kesehatan
00:23:09 - 00:23:12
Nah, ujung-ujung ya tapera ini sebenernya sama juga
00:23:12 - 00:23:17
Karena berpikir kebanyakan rakyat Indonesia gak bisa nabung gitu
00:23:17 - 00:23:22
Permasalahannya, yang bikin kita gak bisa nabung
00:23:22 - 00:23:27
Itu lebih banyak karena pemerintah tidak mau intervensi harga properti
00:23:27 - 00:23:29
Itu aja kalo menurut gue ya
00:23:29 - 00:23:33
Kalo mau intervensi aja, jadi jauh lebih baik
00:23:33 - 00:23:38
Cuman, pemerintah kemudian, ini prediksi gue
00:23:38 - 00:23:44
Pemerintah kemudian berpikir, wah ini gue kalo ngelobi pengusaha properti ini sulit banget nih
00:23:44 - 00:23:48
Mending gue lakuin apa yang bisa gue lakuin sekarang, kasarnya gitu
00:23:48 - 00:23:52
Kata pemerintah, yaudah yang keluar tapera, gitu deh
00:23:52 - 00:23:56
Kalo misalkan ada yang miss dari pembahasan gue, tolong kasih tau di kolom komentar ya
00:23:56 - 00:24:00
Gue juga gak mau belaga, gue paling ngerti, gue cuman mencoba untuk membaca
00:24:00 - 00:24:04
Dan mencoba untuk memahami aja
00:24:04 - 00:24:09
Silahkan, yang lain silahkan kasih tau di kolom komentar, gue salahnya dimana, jelasin aja disitu
00:24:09 - 00:24:12
Sambil kita, jadi ini kesempatan untuk diskusi
00:24:12 - 00:24:15
Untuk sementara waktu kita tutup dulu, kita ketemu di episode berikutnya
00:24:15 - 00:24:19
Jangan lupa sepatu Siniar Him 500 masih tersedia, tapi hanya ukuran kecil atau ukuran besar
00:24:19 - 00:24:24
Jadi kalo kaki lu kecil dan kaki lu gede, mumpung masih ada ukuran lu sikat, ada di aplikasi tip-tip
00:24:24 - 00:24:26
Thank you, bye
Buka semua fitur dengan download aplikasi Noice
Kunjungi App