Dalam deras hujan dan amarah langit, Soka bersimpuh di depan makam orang terkasih, menggugat cinta, nyawa, dan harga diri yang direnggut peluru. Diiringi gagak hitam dan isyarat alam, ia melangkah menuju tebing dan menerjunkan diri ke sungai yang mengamuk. Di dasar arus, ia bersila, seolah menyatu dengan semesta. Saat badai reda dan senja menyapa, Soka tak muncul kembali—meninggalkan tanya di tengah ketenangan yang kembali.