Noice Logo
Masuk

#7 Kejatuhan dan kejayaan.

5 Menit

#7 Kejatuhan dan kejayaan.

24 Mei 2022

Kejatuhan dan kejayaan. Maurizio mulai menikmati kekuasaannya, selama ini hidupnya selalu dipengaruhi dorongan orang lain. Pertama oleh Rodolfo, Patritzia, kemudian kerabat-kerabatnya. Lalu tiba-tiba saja ia kembali dari pengasingannya dan menjadi CEO Gucci, ia bertekad untuk mengembalikan keagungan Gucci dan untuk mewujudkannya dia harus mengatur ulang semuanya. Tas-tas kanvas yang murah itu, Maurizio mau menghapusnya. Pada bulan Januari 1960 dia mengumumkan kalau dia akan menutup GAC dan menghentikan bisnis grosir Gucci mulai saat itu juga. Pengacara Domenico de Sole yang sudah naik jabatan menjadi presiden pasar Amerika Gucci, berusaha membujuk Maurizia agak gak terburu-buru. Produk tas kanvas itu merupakan penjualan besar Gucci di Amerika Serikat. Saat Invest Corp meninjau performa Gucci pada rapat komitenya setahun kemudian, angka-angka yang disuguhkan terlihat membingungkan. Maurizio memotong 100 juta dollar untuk penjualan dan menambahkan 30 juta dollar untuk biaya memperbarui toko-tokonya. Dengan kata lain, Gucci beralih dari yang awalnya menghasilkan keuntungan 60 Juta dollar, menjadi kehilangan 60 Juta Dollar. Maurizio memohon kepada rekannya di Invest Corp, untuk memberinya perpanjangan waktu, Ia yakin penjualan Gucci akan meroket. Maurizio memperkerjakan Dawn Mello, mantan presiden departement store Bergdorf Goodman sebagai direktur kreatif. Kinerja Dawn Mello di Gucci hebat banget, ia menghidupkan kembali desain vintage, membawa perusahaan ke ranah pakaian mainstream, memikat pers mode dan merekrut talenta baru yang inovatif seperti perancang Amerika muda bernama Tom Ford , tapi Maurizio terlalu gegabah, ia menghapus produksi tas canvas sebelum Mello dan timnya siap. Akibatnya, toko-toko kosong melompong selama 3 bulan, para pelanggan mengira kalau Gucci sudah tutup. Enggak cuma keuangan Gucci saja yang memburuk, keuangan Maurizio pun sama nasibnya. Perusahaan itu sedang ada di zona merah, jadi Maurizio tidak menerima pendapatan sepeserpun dari 50% sahamnya. Dia sudah menghabiskan uangnya dan mempertaruhkan masa depannya untuk keuntungan yang enggak pasti. Utangnya semakin menggunung, jadi 40 Juta Dollar. Karena putus asa, Maurizio diam-diam mulai memproduksi lagi koleksi tas kanvas pada tahun 1993, tapi upaya itu enggak ada gunanya. Tahun itu, bank-banknya meminta pihak berwenang untuk menyita aset-aset milik Maurizio. Kalau ia enggak membaya utang, semua properti dan saham-sahamnya di perusahaan akan dilelang. Maurizio terus diterpa berbagai tekanan, Ia tampak pucat dan kuyuh seperti hantu, dari sosok pria yang dulunya terlalu menggebu-gebu, tapi dia tetap enggak mau mengakui kekalahannya. Agar Maurizio turun dari kepemimpinannya, Invest Corp menuduhnya salah mengelola perusahaan. Pada bulan September 1993, Maurizio akhirnya menyerah, ia akhirnya menjual kepemilikan Guccinya kepada Invest Corp seharga 120 Juta Dollar. Lantas, bagaimana sepak terjang Gucci setelah ditinggalkan Maurizio? Temukan jawabannya di episode ini ya, Paranoice!

Komentar








Lihat chapter lain
Buka semua fitur dengan download aplikasi Noice
Kunjungi App