Noice Logo
Masuk
House of Gucci
10 Chapter
Selain penuh dengan kemewahan, Gucci juga penuh dengan drama keluarga. Noicebook yang merangkum buku karya Sara Gay Forden ini menceritakan sejarah dan drama keluarga Gucci yang penuh dengan kemewahan, intrik, dan pertumpahan darah. *Konten dari berbagai sumber.
Tambah ke Antrean
Simpan ke Koleksi
Chapter
vip iconcoin icon

0 Coin

noice premium icon

24 Mei 2022

#10 Epilog

#10 Epilog

House of Gucci

Di balik bangunannya yang megah, Gucci adalah perusahaan keluarga yang gejolak. Sebuah fashion kelas atas dengan sentuhan drama kelas atas pula. Perseturuan hukum yang terjadi di mata publik, berpotensi mengalahkan pencapaian luar biasa keluarga itu di dunia … Dalam kurun waktu 80 tahun, visi seorang pencuci piring yang miskin telah berkembang menjadi kemasyuhran internasional, berkat kecerdasannya dalam melebarkan bisnis, membuka tawaran bisnis yang enggak biasa dan menciptaakan defensi baru atas gaya dan status sosial. Masa Milenium pun tiba dan Gucci sudah menjadikan raksasa mode yang diperjual belikan secara publik dengan nilai 3 Miliar Dollar. Namun, pada era ini Gucci juga mengahdapi tantangan yang enggak kalah sengit. Seorang investor Prancis, namanya Bernard Arnault Berniat mengambil alih kekuasaan, diam -diam, Arnold membeli saham-saham Gucci dengan tujuan memasukkan firmanya itu ke perusahaannya sendiri, grup LVMG . Pada tahun 1999, ia memperoleh 34% saham Gucci. Namun dengan kecerdikannya yang enggak diragukan lagi, Domenico de Sole membawa Gucci ke sebuah aliansi yang tak teduga dan akhirnya berhasil mempertahankan otonomi perusahaan. Dengan menjalin kerja sama dengan Francois Pinault, seorang miliarderPrancis lainnya dan juga menginvasi teritori Arnold. Gucci secara efektif berhasil mengurangi saham Arnold dari 34 menjadi 21 %. Dengan begitu, Arnold sudah enggak tidak bisa lagi memberikan suara untuk keputusan perusahaan di masa depan. Melalui perjanjian itu, Gucci juga mengakuisisi Yves Saint Laurent dan memulai perjalanannya menuju perusahaan seperti band berkuasa yang kita kenal sekarang.

2 Menit
CheckAdd to QueueDownload
vip iconcoin icon

0 Coin

noice premium icon

24 Mei 2022

#9 Pertahanan terakhir sang Black Widow.

#9 Pertahanan terakhir sang Black Widow.

House of Gucci

Pertahanan terakhir sang Black Widow. Dua mobil polisi berhenti di Pallazo, saat itu pukul 04.30 pagi tanggal 31 Januari 1997. Kepala polisi kriminal Milan, Philipon Nini, keluar dari mobil dan membunyikan bel. Ia memegang surat penangkapan untuk Patrizia, Ketika Patrizia keluar dari kamarnya, Nini melongo keheranan. Patrizia mengenakan perhiasan berlian dan mantel bulu sambil menenteng tas kulit Gucci di tangannya, “Ibu akan pulang malam ini” katanya pada putri-putrinya lalu memasang kacamata hitamnya. Hari itu berita mengejutkan memonopoli pers, mantan istri Maurizio gucci dan 4 kaki tangannya ditangkap karena pembunuhan Maurizio. Sudah dua tahun berlalu semenjak kematian Maurizio dan investigasi terhenti sampai suatu malam pada 8 Januari 1997. Nini sedang bertugas malam-malam ketika telepon kantornya berdering, “Aku tahu siapa yang membunuh Maurizio Gucci” kata suara parau di seberang telepon. Enggak lama kemudian, sang penelepon, Gabriele Carpanese sudah berada di kantor Nini, menceritakan seluruh kisahnya. Carpanese dan istrinya, belum lama kembali ke Italia dan tinggal di sebuah hotel murah sampai akhirnya mereka mendapat tempat tinggal sendiri. Disana, Carpanese berteman dengan seorang penjaga pintu yang jorok, Ivano Savioni. Pada suatu hari di musim panas, mereka sedang minum sambil merokok ketika Vioni membeberkan sebuah teka-teki pembunuhan Maurizio Gucci. Siapakah dalang di balik pembunuhan Maurizio? Simak selengkapnya pada episode kali ini!

5 Menit
CheckAdd to QueueDownload
vip iconcoin icon

0 Coin

noice premium icon

24 Mei 2022

#8 Hilangnya surga.

#8 Hilangnya surga.

House of Gucci

Hilangnya Surga. Kehidupan keluarga Maurizio sedang enggak baik-baik saja. Saat masih muda dulu, Maurizio akan mencari Patrizia tiap kali butuh dukungan, tapi makin kesini Maurizio malah makin terganggu dengan nasehat-nasehat Patrizia. Dulu ia menyebut istrinya sebagai Velluto Rosso atau peri merah kecil, tapi sekarang ia memanggil istrinya itu ‘strega piri-piri’, karakter penyihir kartun di TV. Pada 22 Mei 1985, lagi-lagi Maurizio mengepak kopernya, tapi kali ini ia meninggalkan Patrizia. Patrizi patah hati dan merasa dunianya hancur, kemudian ia mendatangi temannya, Pina untuk menghibur hatinya dan mengalihkan pikirannya dengan main kartu tarot atau melempar candaan receh. Dia juga mulai menuliskan di buku hariannya, semua kontak yang ia lakukan dengan ‘Maunya’, panggilan sayangnya untuk Maurizio. Patrizia girang banget saat Maurizio setuju untuk menghabiskan natal di St. Moritz sebagai keluarga. Dia dan putri-putrinya menghiasi rumah dengan untaian bunga, lilin dan mistletoe. Maurizio sudah berjanji untuk menemaninya ke Misa tengah malam, inilah kesempatan bagi keduanya untuk rujuk kembali, tapi pada tanggal 24 Desember, Maurizio malah tidur lebih cepat dan yang paling menyakitkan hati, ketika Patrizia membuka hadiah natal keesokan harinya, ia mendapat gantungan kunci kecil dn jam tangan antik, padahal Maurizio tahu persis kalau Patritzia enggak suka banget sama barang-barang itu. Malam itu, Maurizio tetap tinggal di rumah, sementara Patrizia menghadiri pesta sendirian. Di sana, ia tahu kalau Maurizio berencana meninggalkan St.Moritz keesokan harinya. Patrizia mengonfrontasinya sambil marah-marah, Maurizio mencengkram leher Patrizia dan mengangkat tubuh mungilnya itu, “Dengan begini kamu akan tumbuh tinggi!”, teriaknya. “Ini masih kurang tinggi!”, balas Patrizia sambil terbatuk-batuk. Liburan natal mereka yang penuh harapan itu pun berkhir, begitu juga dengan pernikahan mereka. Setelah itu, Maurizio berusaha untuk memutus hubungan dengan Patrizia, ia masih mengirimkan deposit bulanan sebesar rata-rata 100 ribu dollar ke rekening bank Patrizia, tapi Patrizia enggak boleh datang ke propertinya di St.Moritz lagi. Pada musim gugur 1991, Maurizio menceraikan Patritzia. Sebagai balasannya, Patrizia bersumpah akan menghancurkan Maurizio. Sekitar waktu yang bersamaan, Patrizia menderita sakit kepala, ia enggak berdaya karena rasa sakit yang luar biasa. Pada bulan Mei 1992, dokter menemukan sebuah tumor di otaknya dan mengatakan bahwa ia harus segera dioperasi, peluang hidupnya sangat tipis. Saat Patrizia dibawa ke ruang operasi, ia menggenggam tangan ibunya dan memberikan kecupan selamat tinggal pada putri-putrinya. Ia mencari-cari Maurizio , tapi pria itu enggak pernah datang. Penasaran gimana kelanjutan dendam yang ingin dibayarkan Patrizia? Langsung dengarin Noicebook ini ya!

5 Menit
CheckAdd to QueueDownload
vip iconcoin icon

0 Coin

noice premium icon

24 Mei 2022

#7 Kejatuhan dan kejayaan.

#7 Kejatuhan dan kejayaan.

House of Gucci

Kejatuhan dan kejayaan. Maurizio mulai menikmati kekuasaannya, selama ini hidupnya selalu dipengaruhi dorongan orang lain. Pertama oleh Rodolfo, Patritzia, kemudian kerabat-kerabatnya. Lalu tiba-tiba saja ia kembali dari pengasingannya dan menjadi CEO Gucci, ia bertekad untuk mengembalikan keagungan Gucci dan untuk mewujudkannya dia harus mengatur ulang semuanya. Tas-tas kanvas yang murah itu, Maurizio mau menghapusnya. Pada bulan Januari 1960 dia mengumumkan kalau dia akan menutup GAC dan menghentikan bisnis grosir Gucci mulai saat itu juga. Pengacara Domenico de Sole yang sudah naik jabatan menjadi presiden pasar Amerika Gucci, berusaha membujuk Maurizia agak gak terburu-buru. Produk tas kanvas itu merupakan penjualan besar Gucci di Amerika Serikat. Saat Invest Corp meninjau performa Gucci pada rapat komitenya setahun kemudian, angka-angka yang disuguhkan terlihat membingungkan. Maurizio memotong 100 juta dollar untuk penjualan dan menambahkan 30 juta dollar untuk biaya memperbarui toko-tokonya. Dengan kata lain, Gucci beralih dari yang awalnya menghasilkan keuntungan 60 Juta dollar, menjadi kehilangan 60 Juta Dollar. Maurizio memohon kepada rekannya di Invest Corp, untuk memberinya perpanjangan waktu, Ia yakin penjualan Gucci akan meroket. Maurizio memperkerjakan Dawn Mello, mantan presiden departement store Bergdorf Goodman sebagai direktur kreatif. Kinerja Dawn Mello di Gucci hebat banget, ia menghidupkan kembali desain vintage, membawa perusahaan ke ranah pakaian mainstream, memikat pers mode dan merekrut talenta baru yang inovatif seperti perancang Amerika muda bernama Tom Ford , tapi Maurizio terlalu gegabah, ia menghapus produksi tas canvas sebelum Mello dan timnya siap. Akibatnya, toko-toko kosong melompong selama 3 bulan, para pelanggan mengira kalau Gucci sudah tutup. Enggak cuma keuangan Gucci saja yang memburuk, keuangan Maurizio pun sama nasibnya. Perusahaan itu sedang ada di zona merah, jadi Maurizio tidak menerima pendapatan sepeserpun dari 50% sahamnya. Dia sudah menghabiskan uangnya dan mempertaruhkan masa depannya untuk keuntungan yang enggak pasti. Utangnya semakin menggunung, jadi 40 Juta Dollar. Karena putus asa, Maurizio diam-diam mulai memproduksi lagi koleksi tas kanvas pada tahun 1993, tapi upaya itu enggak ada gunanya. Tahun itu, bank-banknya meminta pihak berwenang untuk menyita aset-aset milik Maurizio. Kalau ia enggak membaya utang, semua properti dan saham-sahamnya di perusahaan akan dilelang. Maurizio terus diterpa berbagai tekanan, Ia tampak pucat dan kuyuh seperti hantu, dari sosok pria yang dulunya terlalu menggebu-gebu, tapi dia tetap enggak mau mengakui kekalahannya. Agar Maurizio turun dari kepemimpinannya, Invest Corp menuduhnya salah mengelola perusahaan. Pada bulan September 1993, Maurizio akhirnya menyerah, ia akhirnya menjual kepemilikan Guccinya kepada Invest Corp seharga 120 Juta Dollar. Lantas, bagaimana sepak terjang Gucci setelah ditinggalkan Maurizio? Temukan jawabannya di episode ini ya, Paranoice!

5 Menit
CheckAdd to QueueDownload
Lihat semua chapter (10)
Buka semua fitur dengan download aplikasi Noice
Kunjungi App