#CapresTandingan E2: Klarifikasi Paslon AMIN Perihal Buzzer
1 Jam, 13 Menit
13 Desember 2023
91
original
RUANG 28
55.14 rb
Subscribers
Subscribe
Komentar
Lihat Semua (91)
Lihat episode lain
Transkrip
00:00:00 - 00:00:06
Pantai ruang 2.8 isinya Capres Tandingan
00:00:06 - 00:00:14
Pantai ruang 2.8 paling tau yang kami butuhkan
00:00:14 - 00:00:32
Pantai ruang 2.8 yang kami butuhkan
00:00:44 - 00:00:52
Pantai ruang 2.8 yang kami butuhkan
00:00:52 - 00:01:00
Pantai ruang 2.8 yang kami butuhkan
00:01:00 - 00:01:08
Pantai ruang 2.8 yang kami butuhkan
00:01:08 - 00:01:16
Pantai ruang 2.8 yang kami butuhkan
00:01:16 - 00:01:24
Pantai ruang 2.8 yang kami butuhkan
00:01:24 - 00:01:32
Pantai ruang 2.8 yang kami butuhkan
00:01:32 - 00:01:40
Pantai ruang 2.8 yang kami butuhkan
00:01:40 - 00:01:48
Pantai ruang 2.8 yang kami butuhkan
00:01:48 - 00:01:56
Pantai ruang 2.8 yang kami butuhkan
00:01:56 - 00:02:04
Pantai ruang 2.8 yang kami butuhkan
00:02:04 - 00:02:12
Pantai ruang 2.8 yang kami butuhkan
00:02:12 - 00:02:20
Pantai ruang 2.8 yang kami butuhkan
00:02:20 - 00:02:28
Pantai ruang 2.8 yang kami butuhkan
00:02:28 - 00:02:36
Pantai ruang 2.8 yang kami butuhkan
00:02:36 - 00:02:44
Pantai ruang 2.8 yang kami butuhkan
00:02:44 - 00:02:52
Pantai ruang 2.8 yang kami butuhkan
00:02:52 - 00:03:00
Pantai ruang 2.8 yang kami butuhkan
00:03:00 - 00:03:08
Pantai ruang 2.8 yang kami butuhkan
00:03:08 - 00:03:16
Pantai ruang 2.8 yang kami butuhkan
00:03:16 - 00:03:24
Pantai ruang 2.8 yang kami butuhkan
00:03:24 - 00:03:32
Pantai ruang 2.8 yang kami butuhkan
00:03:32 - 00:03:40
Pantai ruang 2.8 yang kami butuhkan
00:03:40 - 00:03:48
Pantai ruang 2.8 yang kami butuhkan
00:03:48 - 00:03:56
Pantai ruang 2.8 yang kami butuhkan
00:03:56 - 00:04:04
Pantai ruang 2.8 yang kami butuhkan
00:04:04 - 00:04:12
Pantai ruang 2.8 yang kami butuhkan
00:04:12 - 00:04:20
Pantai ruang 2.8 yang kami butuhkan
00:04:20 - 00:04:28
Pantai ruang 2.8 yang kami butuhkan
00:04:28 - 00:04:36
Pantai ruang 2.8 yang kami butuhkan
00:04:36 - 00:04:44
Pantai ruang 2.8 yang kami butuhkan
00:04:44 - 00:04:50
Visi, misi, visi foya, misi foya, visi misi, foya foya, katanya itu ya tadi.
00:04:50 - 00:04:51
Siapa?
00:04:51 - 00:04:54
Sorry, sorry, itu Awkarin, sorry saya.
00:04:54 - 00:04:56
Biasa, jubir kan suka-suka pengen muda.
00:04:56 - 00:05:00
Ibu Capres, kita ada berniat ganti jurkam kita?
00:05:00 - 00:05:03
Kita nanti ngobrol-ngobrol sama Pak Angga di luar ini.
00:05:03 - 00:05:04
Saya siap, siap, siap.
00:05:04 - 00:05:05
Oh siap? Double ya?
00:05:05 - 00:05:08
Pak Abu maaf ini kan baru mulai, masa saya langsung mau dipecat.
00:05:08 - 00:05:09
Kita konsultasi dulu.
00:05:09 - 00:05:11
Ya soalnya anda terlalu ngawur mas.
00:05:11 - 00:05:12
Oh iya.
00:05:12 - 00:05:13
Bukannya semua juga ngawur.
00:05:13 - 00:05:15
Jangan ngobrol-ngobrol kita di sini loh.
00:05:15 - 00:05:16
Oke.
00:05:16 - 00:05:20
Pertama seperti biasa Pak Angga yang general lah visi, misi yang tadi udah bisa dibaca
00:05:20 - 00:05:22
sama rakyat juga semua ya pdf nya itu kan.
00:05:22 - 00:05:25
Jadi 148 halaman yang benar-benar.
00:05:25 - 00:05:26
148 halaman.
00:05:26 - 00:05:27
Bisa dibaca kalau Pak Angga mau baca ya.
00:05:27 - 00:05:31
Halamannya A4 kertasnya.
00:05:31 - 00:05:34
Kalau dia lebih kecil lagi kan bisa jadi lebih banyak halaman.
00:05:34 - 00:05:35
Benar.
00:05:35 - 00:05:39
Jadi coba dipastikan ini halamannya kertasnya apa nih yang dipakai.
00:05:39 - 00:05:41
Iya, iya itu A4 pasti Pak.
00:05:41 - 00:05:43
Jangan-jangan yang 70 tadi A3 jadi dia lebih kecil.
00:05:43 - 00:05:44
Oh mungkin.
00:05:44 - 00:05:45
Betul, betul, betul.
00:05:45 - 00:05:49
Kalau mau lebih banyak lagi saya mau saranin kepada Bapak Ibu kan kita juga belum bikin pdf
00:05:49 - 00:05:50
buat visi, misi kita kan.
00:05:50 - 00:05:52
Kita akan bikin dengan font 72.
00:05:52 - 00:05:53
Jadi gede fontnya.
00:05:53 - 00:05:54
Iya.
00:05:54 - 00:05:55
Jadi bisa 1000 halaman.
00:05:55 - 00:05:56
1000 halaman.
00:05:56 - 00:05:58
Segini kira-kira fontnya ya.
00:05:58 - 00:05:59
Iya besar-besar gitu.
00:05:59 - 00:06:00
Biar kelihatan lebih tebal aja.
00:06:00 - 00:06:02
Saya belum selesai dari tadi.
00:06:02 - 00:06:03
Silahkan.
00:06:03 - 00:06:06
Saya akan bahas soal visi, misi bisa dibaca juga sama semua orang.
00:06:06 - 00:06:10
Jadi kan udah tau juga nih para rakyat dan semuanya udah tau
00:06:10 - 00:06:13
apa aja visi, misi dari pasangan Amin ini.
00:06:14 - 00:06:16
Sekarang dari Kania ya.
00:06:16 - 00:06:17
Dari Ibu Kania.
00:06:17 - 00:06:18
Ibu Kania mungkin ada.
00:06:18 - 00:06:19
Ibu Capres.
00:06:19 - 00:06:20
Mau aja langsung nih.
00:06:20 - 00:06:21
Enggak apa yang mau dibahas.
00:06:21 - 00:06:22
Bukan overview dulu.
00:06:22 - 00:06:23
Iya ini overview.
00:06:23 - 00:06:25
Overview bagian saya dulu gitu.
00:06:25 - 00:06:29
Iya kalau dari saya kan visi, misi ini dari Capres saya kebetulan Pak Angga nih.
00:06:29 - 00:06:30
Siap.
00:06:30 - 00:06:31
Ibu Kania.
00:06:31 - 00:06:33
Tapi ini yang saya jelasin dicontek gak nih?
00:06:33 - 00:06:34
Kan kita belum bikin visi, misi tadi.
00:06:34 - 00:06:35
Oh maaf, maaf.
00:06:35 - 00:06:36
Masa dengan kepedean mas.
00:06:36 - 00:06:37
Oh kita ada ya.
00:06:37 - 00:06:39
Kita tidak perlu nyontek punya kita sudah lebih bagus.
00:06:39 - 00:06:40
Lebih bagus.
00:06:40 - 00:06:42
Berapa kali memberikan solusi.
00:06:42 - 00:06:44
Cuman belum di ketik aja Pak Angga.
00:06:44 - 00:06:45
Di otak udah ada.
00:06:45 - 00:06:46
Di otak udah ada.
00:06:46 - 00:06:49
Justru konsep di otak itu ya terlihat tidak berpura-pura dong.
00:06:49 - 00:06:50
Otak kami sudah.
00:06:50 - 00:06:51
Kita sudah mau melaksanakan.
00:06:51 - 00:06:53
Otak kami juga sudah tersambung.
00:06:53 - 00:06:54
Sudah tersambung.
00:06:54 - 00:06:55
Neuralink.
00:06:55 - 00:06:56
Cuma belum di ketik aja.
00:06:56 - 00:06:58
Neuralink versi ini, apa beta version.
00:06:58 - 00:07:02
Ibu Kania mungkin ada apa yang mau ditanyakan nanti, mau dibahas sama Pak Angga.
00:07:02 - 00:07:06
Nanti bagian pendidikan dan keterangga kerjaan ya Pak Angga.
00:07:06 - 00:07:07
Alapan kerja.
00:07:07 - 00:07:08
Oh.
00:07:08 - 00:07:12
Jadi bagian pendidikannya juga masuk, keterangga kerja pendidikan disitu.
00:07:12 - 00:07:15
Guru, mungkin dosen juga dan seterusnya.
00:07:15 - 00:07:19
Tapi kita bicara juga nanti isinya juga dari pendidikan itu sendiri.
00:07:19 - 00:07:20
Luar biasa.
00:07:20 - 00:07:21
Luar biasa.
00:07:21 - 00:07:22
Oke terima kasih Ibu Kania.
00:07:22 - 00:07:26
Selanjutnya dari Cawapres kami ada Bapak Mamat Alkatiri.
00:07:26 - 00:07:32
Dari saya, saya fokus kepada demokrasi dan juga kebebasan berpendapat.
00:07:32 - 00:07:34
Soal anak muda dan lain-lain.
00:07:34 - 00:07:37
Sudah sejauh mana nih atau apa yang mau diperjuangkan dari.
00:07:37 - 00:07:38
Senjata enggak senjata?
00:07:38 - 00:07:39
Oh tidak.
00:07:39 - 00:07:41
Iya karena Pak Mamat ini paling terancam.
00:07:41 - 00:07:44
Apakah kebebasan berpendapat akan ditodong dengan senjata, itu sebenarnya.
00:07:44 - 00:07:46
Itu kan sebenarnya.
00:07:46 - 00:07:47
Berpendapat kamu, berpendapat.
00:07:47 - 00:07:49
Dan Pak Mamat sini posisinya pro maksudnya.
00:07:49 - 00:07:50
Pro apa?
00:07:50 - 00:07:51
Itu tadi.
00:07:51 - 00:07:52
Tidak.
00:07:52 - 00:07:55
Ibu kita baru ini ya, jangan langsung pecah kita ya.
00:07:55 - 00:07:56
Jangan pecah kongsi.
00:07:56 - 00:07:59
Nanti tiba-tiba dari kita saya capai sama yang lain lho.
00:07:59 - 00:08:02
Awalnya deklarasi di Bapak itu, nanti siapa?
00:08:02 - 00:08:04
Kayak Mas Amin kan.
00:08:04 - 00:08:05
Iya kan.
00:08:06 - 00:08:08
Baru sahaja geser kesini kan.
00:08:08 - 00:08:10
Nanti kita kayak gitu juga.
00:08:10 - 00:08:11
Jadi ibu jangan gitu lah.
00:08:11 - 00:08:12
Iya, iya, iya.
00:08:12 - 00:08:16
Jadi saya itu lebih fokus dan tekankan kepada kebebasan berpendapat dan juga demokrasi.
00:08:16 - 00:08:17
Siap.
00:08:17 - 00:08:20
Di negara ini atau apa yang dijanjikan oleh pasangan Amin.
00:08:20 - 00:08:21
Siap.
00:08:21 - 00:08:22
Iya, iya oke.
00:08:22 - 00:08:23
Oke terima kasih Bapak Mamat.
00:08:23 - 00:08:24
Iya.
00:08:24 - 00:08:25
Terima kasih.
00:08:25 - 00:08:27
Berarti kita langsung mulai aja nih ya.
00:08:27 - 00:08:30
Obrolan kita hari ini pada agenda kali ini nih.
00:08:30 - 00:08:33
Saya sebenarnya kan saya jubir baru nih Pak Angga ya.
00:08:33 - 00:08:34
Iya.
00:08:34 - 00:08:36
Saya belum tahu nih, sebenarnya kalau jadi jubir nih.
00:08:36 - 00:08:40
Setiap calon kita lagi ngomong depan umum, deg-degan gak?
00:08:40 - 00:08:43
Takut blunder, aduh saya harus nyebokin apa lagi nih.
00:08:43 - 00:08:44
Iya betul sekali.
00:08:44 - 00:08:45
Ada gitu kan?
00:08:45 - 00:08:46
Ada, ada.
00:08:46 - 00:08:50
Setiap misalnya Pak ini nih pasangan Amin lagi ngomong sesuatu lah depan umum.
00:08:50 - 00:08:52
Jubir, aduh ini apa nih yang bisa harus.
00:08:52 - 00:08:53
Iya.
00:08:53 - 00:08:54
Ada deg-degan itu gak sih?
00:08:54 - 00:08:57
Bapak selalu, jadi kalau misalnya dia lagi ngomong gitu di forum apa segala macem.
00:08:57 - 00:08:59
Kita sudah bisa, kayaknya udah pernah disini.
00:08:59 - 00:09:01
Ini kayaknya yang headline apa.
00:09:01 - 00:09:03
Yang bakal di spin apa.
00:09:03 - 00:09:05
Nah kita harus nyiapin penjelasan apa gitu sih kira-kira.
00:09:05 - 00:09:07
Kayak kemarin kan yang rame BUMN.
00:09:07 - 00:09:09
Yang profit-profit itu ya.
00:09:09 - 00:09:12
Nah di apa namanya, di media kan dipotongnya setengah.
00:09:12 - 00:09:16
Pak Angga mau sedikit jelasin itu, kita boleh loh memberikan Pak Angga sedikit.
00:09:16 - 00:09:19
Untuk konfirmasi.
00:09:19 - 00:09:22
Buat teman-teman noiser dan paranoia juga ya.
00:09:22 - 00:09:25
Kira-kira kan gitu, pas misalnya kayak BUMN kemarin.
00:09:25 - 00:09:28
Sebenarnya kan yang dibicarakan adalah, BUMN tuh orientasinya gak harus profit.
00:09:28 - 00:09:31
Misalnya, contoh Transjakarta kan tidak profit orientasinya.
00:09:31 - 00:09:32
Betul.
00:09:32 - 00:09:36
Dia rugi tiap tahun tapi ditambah sama PSO dari negara.
00:09:36 - 00:09:38
Nah, kalau misalnya dia orientasinya profit.
00:09:38 - 00:09:41
Gak mungkin tuh 3500 udah 10 tahun lebih kan gak naik-naik.
00:09:41 - 00:09:43
Pasti udah 10 ribu, 20 ribu.
00:09:43 - 00:09:45
Tapi kan benefit yang didapat negara apa?
00:09:45 - 00:09:47
Orang naik transportasi publik.
00:09:47 - 00:09:50
Nah dalam konteks itu, ketika BUMN-nya punya orientasi pelayanan.
00:09:50 - 00:09:52
Ya harusnya orientasinya gak profit.
00:09:52 - 00:09:55
Kayak KAI kan juga, dia rugi kan.
00:09:55 - 00:09:59
Dia dapet PSO untuk kereta ekonominya, dia dapet PSO dari negara.
00:09:59 - 00:10:00
Kira-kira gitu.
00:10:00 - 00:10:03
Nah, ketika bicara BUMN yang orientasinya pelayanan,
00:10:03 - 00:10:05
harusnya tidak dibebani untuk profit.
00:10:05 - 00:10:08
Jadi indikatornya berarti yang orientasinya pelayanan,
00:10:08 - 00:10:10
yang gak perlu berorientasi profit.
00:10:10 - 00:10:11
Betul.
00:10:11 - 00:10:13
Tapi kalau misalnya yang berkompetisi dengan rakyatnya sendiri,
00:10:13 - 00:10:15
itu harus profit gitu ya.
00:10:15 - 00:10:17
Misalnya kan ada sektor tertentu yang ada BUMN,
00:10:17 - 00:10:19
tapi ada swastanya juga.
00:10:19 - 00:10:23
Kayak misalnya gitu, BUMN infrastruktur gitu kan.
00:10:23 - 00:10:26
Selama ini kan kerjaan-kerjaan infrastruktur dikerjain sama BUMN.
00:10:26 - 00:10:29
Meskipun itu juga disapun lagi ke swasta.
00:10:29 - 00:10:31
Kenapa gak harus swasta aja yang ngerjain, kira-kira gitu.
00:10:31 - 00:10:33
Misalnya BUMN karya-karya itu,
00:10:33 - 00:10:37
ya jangan bikin jalan di tengah kota, itu kasih swasta aja.
00:10:37 - 00:10:39
Bikin jalannya di tengah Kalimantan, kira-kira gitu.
00:10:39 - 00:10:40
Oke.
00:10:40 - 00:10:43
Kan susah, kan swasta belum tentu mau bangun di tengah-tengah Kalimantan,
00:10:43 - 00:10:44
gitu kira-kira.
00:10:44 - 00:10:46
Karena untung rugi ya, bicara untung rugi.
00:10:46 - 00:10:47
Betul.
00:10:47 - 00:10:50
Atau kalau misalnya BUMN itu kan punya keistimewaan dapet PMN kan.
00:10:50 - 00:10:53
Penyertaan modal nasional, kira-kira gitu.
00:10:53 - 00:10:55
Kan swasta gak punya itu.
00:10:55 - 00:11:00
Tapi kalau misalnya BUMN yang sudah bisa berkompetisi,
00:11:00 - 00:11:03
TBK segala macem dan lain-lainnya yang udah memang profit,
00:11:03 - 00:11:07
dan gak punya beban pelayanan publik, ya silahkan aja cari untung.
00:11:07 - 00:11:10
Tapi yang gak perlu dapet keistimewaan dari negara, kira-kira gitu.
00:11:10 - 00:11:11
Berkompetisi aja.
00:11:11 - 00:11:14
Iya betul, itu yang selama ini juga dipersoalkan oleh warga sendiri.
00:11:14 - 00:11:16
Maksudnya kan warga juga sebagai pelaku usaha,
00:11:16 - 00:11:18
pastinya ada concern ya dengan itu.
00:11:18 - 00:11:20
Bersaing dengan yang membuat aturannya justru.
00:11:20 - 00:11:23
Iya negara yang menjadi wasit, negara juga yang menjadi pemain.
00:11:23 - 00:11:27
Nah dari Pak Anies berarti ada terbuka dengan ide apa ya,
00:11:27 - 00:11:29
semacam mungkin swastanisasi.
00:11:29 - 00:11:30
Lu bubarkan BUMN gitu.
00:11:30 - 00:11:32
Maaf Pak, jangan langsung gitu Pak.
00:11:32 - 00:11:34
Bukan membubarkan, kita harus perlahan-lahan dulu.
00:11:34 - 00:11:36
Kita harus biarkan Pak Angga yang bicara.
00:11:36 - 00:11:38
Iya ini saya tanya apa maksudnya.
00:11:38 - 00:11:39
Bagaimana Pak Angga?
00:11:39 - 00:11:41
Jangan langsung radikal gitu.
00:11:41 - 00:11:44
Sebenernya konteks swastanisasi privatisasi kan itu udah dikerjakan
00:11:44 - 00:11:45
di 10 tahun terakhir.
00:11:45 - 00:11:48
Ketika itu ada holding, ada segala macemnya.
00:11:48 - 00:11:50
Kan semua orang juga, bahkan pasti gak ada yang tau
00:11:50 - 00:11:53
kalau angkasa pura itu sebenernya udah swasta sekarang gitu.
00:11:53 - 00:11:56
Padahal fungsi utamanya angkasa pura kan pelayanan publik juga.
00:11:56 - 00:11:58
Ngatural lintas penerbangan.
00:11:58 - 00:12:02
Kami sempat ketemu sama beberapa pengusaha penerbangan
00:12:02 - 00:12:05
yang cerita kita tuh mendarat di satu bandara,
00:12:05 - 00:12:07
harganya sama kayak Boeing.
00:12:07 - 00:12:08
Penyebut merek gak apa-apa ya?
00:12:08 - 00:12:09
Gak apa-apa.
00:12:09 - 00:12:12
Nanti kalau masalah tinggal disensor aja ya.
00:12:12 - 00:12:15
Masalahnya kita gak membungkam.
00:12:15 - 00:12:18
Kita gak membungkam disini, di post production dibungkam.
00:12:18 - 00:12:21
Seperti itu Pak Angga konsepnya kalau di negara kami ya.
00:12:21 - 00:12:22
Tidak demokratis berarti ya.
00:12:22 - 00:12:25
Demokratis hanya untuk negara dan visi-visi kalian.
00:12:27 - 00:12:29
Ya misalnya kayak gitu jet besar,
00:12:29 - 00:12:32
kan kalau jet besar isinya 50-100 orang.
00:12:32 - 00:12:35
Tentunya dia dapetnya lebih banyak.
00:12:35 - 00:12:38
Nah kalau pesawat perintis yang isinya cuma 10-15,
00:12:38 - 00:12:40
kan gak mungkin harganya, harusnya gak sama.
00:12:40 - 00:12:43
Yang kayak gitu-gitu itu yang sering kita temukan juga
00:12:43 - 00:12:44
dari beberapa pelaku usaha.
00:12:44 - 00:12:47
Ya karena kan kita, mereka bilangnya kita kan pelayanan.
00:12:47 - 00:12:50
Kayak misalnya contohnya orang mau dari Pekanbaru ke Padang,
00:12:50 - 00:12:51
kan harus ke Jakarta dulu.
00:12:51 - 00:12:52
Benar.
00:12:52 - 00:12:53
Harusnya kan bisa langsung.
00:12:53 - 00:12:56
Nah tapi karena ongkosnya mahal dalam tanda kutip,
00:12:56 - 00:12:59
akhirnya mereka gak bisa nih bikin penerbangan dari Pekanbaru ke Padang
00:12:59 - 00:13:00
yang mungkin cuma sejam kalau penerbangan.
00:13:00 - 00:13:03
Berarti ini termasuk juga misalnya kayak BUMN
00:13:03 - 00:13:05
yang pelayanan transportasi udara misalnya.
00:13:05 - 00:13:06
Betul, udara.
00:13:06 - 00:13:07
Dia tidak masalah rugi ya,
00:13:07 - 00:13:10
yang penting dia bisa menjadi patokan untuk menurunkan harga tiket,
00:13:10 - 00:13:11
sehingga dia ikuti sama yang lain.
00:13:11 - 00:13:13
Tapi apakah dia menurunkan harga tiket?
00:13:13 - 00:13:14
Nah justru menaikkah?
00:13:14 - 00:13:15
Nah menaik.
00:13:15 - 00:13:16
Profit berarti itu.
00:13:16 - 00:13:17
Tapi tidak profit juga.
00:13:17 - 00:13:19
Tapi tetap tidak profit.
00:13:19 - 00:13:20
Bagaimana Pak?
00:13:20 - 00:13:22
Karena itu yang sering jadi masalah kan gitu,
00:13:22 - 00:13:24
minta PMN, udah pengennya harganya mahal,
00:13:24 - 00:13:25
tapi gak profit juga,
00:13:25 - 00:13:27
jangan-jangan ada yang salah dari manajemennya.
00:13:28 - 00:13:31
Nah berarti dari tim Amin disini,
00:13:31 - 00:13:33
mau mereformasi hal-hal seperti ini juga ya.
00:13:33 - 00:13:36
Ya kira-kira yang pasti ketika BUMN punya orientasi pelayanan publik,
00:13:36 - 00:13:39
ya jangan berorientasinya profit dulu.
00:13:39 - 00:13:42
Karena negara tuh bisa masuk ke situ,
00:13:42 - 00:13:44
nutup operasionalnya kira-kira gitu.
00:13:44 - 00:13:45
Kayak misalnya,
00:13:46 - 00:13:47
ya Transjakarta tadi,
00:13:47 - 00:13:48
ongkosnya murah aja,
00:13:48 - 00:13:50
tapi kan dia bisa non-fairbook kan,
00:13:50 - 00:13:51
dia bisa nyari duit dari iklan.
00:13:51 - 00:13:53
Dia bisa meruntuhkan kemacetan juga ya,
00:13:53 - 00:13:54
sedikit demi sedikit.
00:13:54 - 00:13:59
Jadi nilai ekonominya bukan hanya diitung dari dalam revenue atau profit dia sendiri.
00:13:59 - 00:14:02
Tapi kan itu bisa jadi profit juga untuk negara di satu sisi.
00:14:02 - 00:14:04
Kita bicara Transjakarta misalnya,
00:14:04 - 00:14:08
ketika transportasi publik ini berjalan dengan bagus,
00:14:08 - 00:14:09
sistematis,
00:14:09 - 00:14:11
orang naik transportasi publik,
00:14:11 - 00:14:13
jalanan tidak macet,
00:14:13 - 00:14:14
ini kan negara juga untung.
00:14:14 - 00:14:16
Karena kalau jalanan macet,
00:14:16 - 00:14:18
negara tuh bisa rugi per jamnya berapa.
00:14:18 - 00:14:20
Berapa miliar, berapa miliar.
00:14:20 - 00:14:22
4 triliun kepala 6 triliun berugiannya gitu.
00:14:22 - 00:14:24
Ya kira-kira gitu.
00:14:24 - 00:14:26
Jadi kalau kemarin ramainya dibilang,
00:14:26 - 00:14:28
oh semua BUMN akan di,
00:14:28 - 00:14:30
gak boleh profit, enggak, enggak.
00:14:30 - 00:14:32
Ketika itu punya posisi pelayanan ya,
00:14:32 - 00:14:34
harusnya gak profit.
00:14:34 - 00:14:36
Ya sebenarnya memang banyak yang marah ketika lihat potongan itu
00:14:36 - 00:14:39
sebenarnya bukan soal apakah semua BUMN tidak profit.
00:14:39 - 00:14:42
Tapi sebetulnya kan sekarang ini pun dianggap
00:14:42 - 00:14:44
BUMN itu performanya belum sebaik itu.
00:14:44 - 00:14:45
Luas sekali.
00:14:45 - 00:14:47
Ya bukan yang pelayanan publik mungkin ya,
00:14:47 - 00:14:48
tapi yang secara umum.
00:14:48 - 00:14:53
Nah tapi indikator untuk pelayanan publik tadi itu gak masuk ke dalam potongan itu.
00:14:53 - 00:14:56
Jadi orang kira kan ini semua nih secara umum gitu loh.
00:14:56 - 00:14:58
Nah sedangkan ya memang selama ini berorientasi profit gitu,
00:14:58 - 00:15:02
pada bilang gitu, karena sebenarnya banyak yang tidak profit gitu loh.
00:15:02 - 00:15:05
Dan banyak yang tadi seperti kata Pak Angga bilang juga,
00:15:05 - 00:15:07
kurang efisien apa segala macem.
00:15:07 - 00:15:09
Kayak misalnya satu-satu lagi, misalnya Bank BUMN,
00:15:09 - 00:15:12
Bank BUMN itu harusnya bisa meng-cover KPR murah.
00:15:12 - 00:15:13
Iya.
00:15:13 - 00:15:17
Buat pekerja kreatif gitu kan yang gak punya pekerjaan tetap,
00:15:17 - 00:15:20
mereka bisa, harusnya Bank BUMN itu bisa meng-cover,
00:15:20 - 00:15:24
menjamin teman-teman yang gak punya sleep gaji kira-kira gitu lah.
00:15:24 - 00:15:26
Sehingga semua bisa dapat KPR.
00:15:26 - 00:15:27
Tapi itu sudah dilakukan sekarang?
00:15:27 - 00:15:32
Sekarang kayaknya, saya gak tau ya teman-teman yang kerja kreatif gitu ya,
00:15:32 - 00:15:36
apakah sudah mudah, tapi saya karena kerjanya kontrak base,
00:15:36 - 00:15:38
susah dapat KPR kira-kira gitu.
00:15:38 - 00:15:41
Karena kan kontrak base itu kan gak punya sleep gaji.
00:15:41 - 00:15:42
Iya betul.
00:15:42 - 00:15:44
Sleep gaji, teman-teman pengacara biasanya susah.
00:15:44 - 00:15:46
Mungkin bisa terdapat, tapi buahnya tinggi banget pasti.
00:15:46 - 00:15:48
10 persen, 15 persen.
00:15:48 - 00:15:52
Nanti pas 20 tahun selesai bayar KPR, harganya 2 kali lipat kira-kira gitu.
00:15:52 - 00:15:56
Tapi kan harusnya Bank BUMN, harusnya bisa meng-cover itu.
00:15:56 - 00:16:00
Jadi ya kalau Bank Suasta, ya boleh lah dia main komersil.
00:16:00 - 00:16:02
Tapi kalau Bank BUMN, harusnya bisa menjamin itu.
00:16:02 - 00:16:04
Tapi kenapa tidak bisa ya?
00:16:04 - 00:16:05
Nah itu.
00:16:06 - 00:16:08
Nah itu makanya butuhkan kami sebenarnya.
00:16:08 - 00:16:10
Bapak-bapak sudah punya rumah?
00:16:10 - 00:16:12
Sudah, Alhamdulillah.
00:16:12 - 00:16:13
KPR atau beli kes?
00:16:13 - 00:16:14
Kes.
00:16:14 - 00:16:15
Banyak duit berarti ya?
00:16:15 - 00:16:16
Banyak banget duit.
00:16:16 - 00:16:17
Haris berarti?
00:16:17 - 00:16:19
Nggak nabung, nggak nabung, nggak nabung.
00:16:19 - 00:16:20
Nggak nabung.
00:16:20 - 00:16:22
Ini untuk kita jual ke masyarakat,
00:16:22 - 00:16:25
kalau kita calon daripada kaya-kaya, dia gak akan mengambil uang kali ya.
00:16:25 - 00:16:27
Kalau saya memang gak beli saya.
00:16:27 - 00:16:28
Oh iya, iya.
00:16:28 - 00:16:32
Supaya siap revolusi kalau mau revolusi agraria hari ini sudah siap.
00:16:32 - 00:16:33
Kalau saya nunggu nyari...
00:16:33 - 00:16:36
Ibu-ibu capre, tolong jangan terlalu radikal ya.
00:16:36 - 00:16:38
Tolong jangan terlalu radikal.
00:16:38 - 00:16:40
Ibu yang sekarang radikal ya.
00:16:40 - 00:16:43
Kalau saya juga belum punya rumah karena saya nunggu ada yang mau hibahin.
00:16:43 - 00:16:44
Nunggu warisan berarti?
00:16:44 - 00:16:45
Nggak, hibah aja.
00:16:45 - 00:16:47
Karena saya kelihatan kayaknya banyak sekali yang kaya,
00:16:47 - 00:16:49
oh hibah rumah, rumah segini hartanya hibah.
00:16:49 - 00:16:52
Jadi LHKPN tuh rumah segini hibah.
00:16:52 - 00:16:53
Siapa ya teman?
00:16:53 - 00:16:55
Saya seharusnya mikir kayaknya.
00:16:55 - 00:16:57
Jadi banyak yang mendapatkan rumah dari hibah gitu.
00:16:57 - 00:16:58
Iya.
00:16:58 - 00:17:00
Jadi ilang ini memang rasional ini.
00:17:00 - 00:17:02
Kocok kayaknya sekarang udah jadi jodoh bicara kan.
00:17:02 - 00:17:04
Siapa tuh dihibahin sama capres-capresnya kan?
00:17:06 - 00:17:08
Oh ada ya, Jubir yang akan dihibahkan dari capres?
00:17:08 - 00:17:09
Mungkin.
00:17:09 - 00:17:11
Kalau capres-capresnya kaya.
00:17:11 - 00:17:12
Jangan ya.
00:17:12 - 00:17:15
Biasanya kan capres-capresnya blunder, Jubir jahat ya.
00:17:15 - 00:17:16
Jubirnya blunder ya.
00:17:16 - 00:17:18
Ini kan berarti capres-capresnya kaya kan.
00:17:18 - 00:17:20
Nah kalau saya capres-capresnya miskin.
00:17:20 - 00:17:22
Miskin 10 miliar kan.
00:17:22 - 00:17:23
Iya, iya.
00:17:23 - 00:17:25
Mbak tenang dulu Mbak, tahan dulu.
00:17:25 - 00:17:26
Cukup, cukup, cukup.
00:17:26 - 00:17:27
Oke, oke. Saya mau lanjut lagi nanya.
00:17:27 - 00:17:30
Habis itu ini kan saya sebagai Jubir baru juga pengen tahu
00:17:30 - 00:17:33
soal cara-cara kampanye di sosmed gitu.
00:17:33 - 00:17:36
Karena kita lihat yang baru rame itu kan diselepet banyak.
00:17:36 - 00:17:38
Nah, betul sekali.
00:17:38 - 00:17:40
Nah kalau itu tuh dari mana idenya?
00:17:40 - 00:17:41
Apa dari tim?
00:17:41 - 00:17:42
Apa dari pangga?
00:17:42 - 00:17:44
Iya, tim atau dari Caiman sendiri?
00:17:44 - 00:17:45
Ini kayaknya seru nih Mbak.
00:17:45 - 00:17:47
Justru kita akan sedikit bertanya-tanya
00:17:47 - 00:17:49
kalau itu ide Caiman sendiri loh.
00:17:49 - 00:17:54
Nah, jadi. Tidak ada yang bilang tapi Caiman dengan penuh emosi gitu.
00:17:54 - 00:17:55
Ada apa ini?
00:17:55 - 00:17:57
Ada apa?
00:17:57 - 00:17:59
Justru kita akan bertanya-tanya
00:17:59 - 00:18:01
kalau itu ide langsung Caiman.
00:18:01 - 00:18:04
Nah, jadi itu keuntungannya capres-capres suka bercanda.
00:18:04 - 00:18:07
Jadi ide awalnya itu adalah cuma, kan itu hari santri ya.
00:18:07 - 00:18:09
Hari santri kan dihentik sama sarung.
00:18:09 - 00:18:11
Nah ide awalnya cuma menjelaskan fungsi sarung.
00:18:11 - 00:18:12
Oke.
00:18:12 - 00:18:13
1, 2 udah oke tuh.
00:18:13 - 00:18:16
Nah kan biasanya lurus-lurus patah.
00:18:16 - 00:18:18
Nah yang ketiganya dipatahin
00:18:18 - 00:18:20
sama Caiman dengan nyelapetnya dengan keras.
00:18:20 - 00:18:21
Ide dari?
00:18:21 - 00:18:22
Caiman sendiri.
00:18:22 - 00:18:24
Tadinya cuma cetak gitu.
00:18:24 - 00:18:27
Tapi kayaknya kurang keras, cetar gitu jadinya.
00:18:28 - 00:18:29
Bukan sedikit emosi juga kali ya.
00:18:29 - 00:18:31
Itu bukan maksudnya dalam hati kayak,
00:18:31 - 00:18:33
harusnya saya sama Prabowo gitu, enggak ya.
00:18:34 - 00:18:37
Bukan dalam hatinya kayak, harusnya saya jadi capres gitu.
00:18:38 - 00:18:41
Lebih tepat kayaknya omongannya panggung lebih tepat.
00:18:41 - 00:18:42
Bisa yang bertanya bu.
00:18:42 - 00:18:43
Iya, iya, iya.
00:18:43 - 00:18:44
Iya siap pak mamah.
00:18:44 - 00:18:46
Tapi keuntungannya dua-duanya karena suka bercanda,
00:18:46 - 00:18:48
yaudah ketawa-ketawa aja, slow-slow aja.
00:18:48 - 00:18:50
Dan kita gak nyangka itu jadinya rame banget.
00:18:50 - 00:18:53
Tapi ada tim medis yang periksa apa biru gitu,
00:18:53 - 00:18:55
udah lebap, sakit itu loh.
00:18:55 - 00:18:56
Sakit sih.
00:18:56 - 00:18:57
Sakit loh.
00:18:57 - 00:18:59
Iya nanti juga soalnya saya rencana untuk pasangan saya,
00:18:59 - 00:19:00
ini udah saya siapin juga.
00:19:00 - 00:19:01
Apa tuh?
00:19:01 - 00:19:02
Kannya mau saya kasih stick baseball kalau gak salah.
00:19:02 - 00:19:03
Oh kirain sama.
00:19:03 - 00:19:06
Iya itu stick baseball yang ujungnya ada kawat durinya.
00:19:06 - 00:19:08
Untuk buat dites ke Wapres.
00:19:08 - 00:19:09
Iya.
00:19:09 - 00:19:12
Oh terus pak mamahnya pake apa Gil?
00:19:12 - 00:19:13
Enggak dong, dari satu arah aja.
00:19:13 - 00:19:15
Oh kirain dia pake ini yang pengaris.
00:19:15 - 00:19:18
Belum ada sih cowok yang kebal gitu, belum ada sih.
00:19:18 - 00:19:20
Atau penggaris kayu yang panjang kayak guru SD tuh.
00:19:20 - 00:19:22
Nah itu boleh juga.
00:19:22 - 00:19:25
Penggaris panjang gitu ya, yang kayu itu ya.
00:19:25 - 00:19:26
Yang besi aja yang besi.
00:19:26 - 00:19:27
Yang besi boleh.
00:19:27 - 00:19:29
Yang besi yang udah ditajemin.
00:19:29 - 00:19:31
Ya coba di Cawa Presana dulu.
00:19:31 - 00:19:34
Kita tes dulu ya, bangga.
00:19:34 - 00:19:38
Oke sekarang kami akan masuk ke tadi, soal visi misi.
00:19:39 - 00:19:44
Ya ini kan visinya, namanya judulnya Indonesia Adil Makmur Untuk Semua.
00:19:44 - 00:19:47
Dan ada delapan, saya baca kok memang.
00:19:47 - 00:19:48
Saya gak mungkin hafal.
00:19:48 - 00:19:49
Ada banyak-banyak soalnya.
00:19:49 - 00:19:52
Anda takut banget dibilang hafal pak, yaudah biarin aja.
00:19:52 - 00:19:53
Oh iya.
00:19:53 - 00:19:55
Kami kan kita mengusung kejujuran.
00:19:55 - 00:19:57
Orang pintar di Indonesia banyak.
00:19:57 - 00:19:59
Baca disini aja nih.
00:19:59 - 00:20:00
Tapi itu mitos ya.
00:20:00 - 00:20:01
Hah?
00:20:01 - 00:20:02
Yang bilang itu.
00:20:02 - 00:20:03
Yang bilang apa?
00:20:03 - 00:20:06
Orang kan selalu bilangnya katanya orang pintar di Indonesia udah banyak katanya.
00:20:06 - 00:20:08
Tapi emang yang saya liat yang tolol yang banyak sih.
00:20:09 - 00:20:10
Maaf-maaf aja nih.
00:20:10 - 00:20:12
Maaf, saya mah langsung aja.
00:20:12 - 00:20:14
Kejujurannya terlalu ini.
00:20:14 - 00:20:15
Kalau itu poin.
00:20:15 - 00:20:18
Kalau liat di kolom komennya Muhammad sih lucu ya.
00:20:19 - 00:20:22
Indonesia Adil Makmur Untuk Semua, itu visinya.
00:20:22 - 00:20:27
Terus ada delapan misi disebut dengan delapan jalan perubahan.
00:20:27 - 00:20:29
Yang kayaknya gak perlu saya bacain satu-satu ya.
00:20:29 - 00:20:32
Intinya ada ketersediaan bahan pokok, ketersediaan kemiskinan.
00:20:32 - 00:20:34
Ya pelajaran PPKN lah.
00:20:34 - 00:20:36
Yang pasti baik-baik dong.
00:20:36 - 00:20:38
Waduh mas, maksudnya PPKN ya?
00:20:38 - 00:20:40
Ya kan dalam PPKN biasanya begitu.
00:20:40 - 00:20:42
Kalau anda melihat nenek-nenek mau nyebrang,
00:20:42 - 00:20:43
apa yang dilakukan?
00:20:43 - 00:20:44
Maksudnya kita jawab nendang?
00:20:44 - 00:20:46
Enggak dong, pasti kita tolong.
00:20:46 - 00:20:47
Kemiskinan dientaskan.
00:20:47 - 00:20:49
Pasti dong kayak gitu-gitu.
00:20:49 - 00:20:52
Nah tapi ada fakta menarik juga yang sudah dikumpulkan oleh tim saya.
00:20:52 - 00:20:54
Jurubicara saya, ini saya punya tim banyak nih.
00:20:54 - 00:20:57
Ini jatahnya juga dihimpun dari kompas.
00:20:57 - 00:20:58
Jadi bukan dari tim saya, sorry.
00:20:58 - 00:20:59
Dari kompas.
00:21:00 - 00:21:02
Enggak, tim yang browsingnya.
00:21:02 - 00:21:04
Iya, tim yang browsing dari kompas.
00:21:04 - 00:21:06
Iya, yang membaca kompas ID-nya.
00:21:06 - 00:21:09
Ini ada banyak target-target indeks yang ditulis disitu tuh.
00:21:09 - 00:21:10
Banyak angka-angkanya.
00:21:10 - 00:21:13
Ada salah satunya nih target pertumbuhan ekonomi.
00:21:13 - 00:21:15
Sampai target indeks demokrasi.
00:21:15 - 00:21:17
Hanya pasangan amin diantara pasangan lain
00:21:17 - 00:21:21
yang memberikan angka spesifik di tiap komponen.
00:21:21 - 00:21:25
Kayak contoh nih pertumbuhan ekonomi 5,5-6,5% per tahun.
00:21:25 - 00:21:27
Nah itu ada di jelas tuh.
00:21:27 - 00:21:30
Ada target angka pengangguran berkurang dari 5,4
00:21:30 - 00:21:33
jadi 3,5-4% di 2029.
00:21:33 - 00:21:35
Ada target indeks pembangunan manusia,
00:21:35 - 00:21:37
persepsi korupsi, indeks demokrasi.
00:21:37 - 00:21:40
Semua angka-angkanya tuh ada gitu jelas.
00:21:40 - 00:21:45
Selanjutnya selain angka tuh ada juga di handbook visi-misi program AMI
00:21:45 - 00:21:49
ini terdapat kata adil muncul 227 kali.
00:21:49 - 00:21:50
Kata adil tuh bilang adil.
00:21:50 - 00:21:52
Dalam, dan itu katanya dalam satu paragraf ya pak ya.
00:21:52 - 00:21:53
Adil, adil, adil, adil, adil, adil.
00:21:53 - 00:21:54
Enggak, enggak gitu pak.
00:21:54 - 00:21:58
Banyak kan salah 48 halaman ada 227 kali kata adil.
00:21:58 - 00:21:59
Oh saya kira dalam satu paragraf.
00:21:59 - 00:22:00
Maaf, maaf.
00:22:00 - 00:22:03
Kata maju muncul 44 kali.
00:22:03 - 00:22:07
Kata infrastruktur muncul 31 kali.
00:22:07 - 00:22:09
Kata amin muncul banyak banget.
00:22:09 - 00:22:11
Karena emang amin namanya.
00:22:11 - 00:22:13
Nah saya pengen tau nih.
00:22:13 - 00:22:15
Kan subjeknya loh itu kayak jadi saya,
00:22:15 - 00:22:16
nyebutnya amin gitu loh.
00:22:16 - 00:22:18
Nanti nama-namanya mau disebut berapa kali?
00:22:18 - 00:22:20
Kita mau seribu ya?
00:22:20 - 00:22:21
Ya seribu kali, camat.
00:22:21 - 00:22:22
Seribu camat.
00:22:22 - 00:22:24
Program kita seribu camat.
00:22:24 - 00:22:25
Seribu camat.
00:22:25 - 00:22:27
Ya cekannya mamat.
00:22:27 - 00:22:28
Camat dong.
00:22:28 - 00:22:32
Ntar jadi orang jadi bukan milih presiden, milih camat gitu orangnya.
00:22:32 - 00:22:35
Kan udah ada wali kota yang sampai jadi capres.
00:22:35 - 00:22:36
Ya.
00:22:36 - 00:22:37
Capres.
00:22:37 - 00:22:38
Enggak, presiden.
00:22:38 - 00:22:40
Pak Jokowi kan juga dari wali kota.
00:22:40 - 00:22:41
Dari wali kota, benar.
00:22:41 - 00:22:43
Udah ada sekarang wali kota jadi?
00:22:43 - 00:22:44
Cawapres.
00:22:44 - 00:22:45
Camat kapan?
00:22:45 - 00:22:47
Harus dari paling bawah dong.
00:22:47 - 00:22:48
Dari kecamatan.
00:22:48 - 00:22:50
Dari meritokrasi ya dari bawah.
00:22:50 - 00:22:51
Iya.
00:22:51 - 00:22:53
Baru-baru ini lebih paham akar rumput.
00:22:53 - 00:22:56
Kalau camat takut ketuker Pak Angga.
00:22:56 - 00:22:57
Saya tau rasanya jadi Pak Angga sekarang.
00:22:57 - 00:22:59
Ini ngomong gini gimana saya bersihin.
00:22:59 - 00:23:01
Orang jadi milih camat maksudnya.
00:23:01 - 00:23:03
Kalau ini kan enak amin, amin aja dulu.
00:23:03 - 00:23:05
Ini camat, milih camat.
00:23:05 - 00:23:07
Dan orang pilih camat, gak pilih capres.
00:23:07 - 00:23:09
Camat, dekat dengan akar.
00:23:09 - 00:23:11
Akar rumput, akar rumput.
00:23:11 - 00:23:12
Akhirnya lebih berima.
00:23:12 - 00:23:14
Bisa gak ada debat di depan orang?
00:23:15 - 00:23:16
Ini harusnya udah kompak loh.
00:23:16 - 00:23:17
Siap, siap Pak.
00:23:17 - 00:23:18
Bisa debat di belakangannya.
00:23:18 - 00:23:19
Kan tadi kan baru dalam pikiran.
00:23:19 - 00:23:21
Kita belum pasang kabel nuralingnya tadi.
00:23:21 - 00:23:24
Pak Angga biasa kadang-kadang capres capres itu bisa marahin jubir gak?
00:23:24 - 00:23:26
Atau terima-terima aja?
00:23:26 - 00:23:27
Bisa, bisa.
00:23:27 - 00:23:30
Pasti kalau salah-salah dikit pasti dikoreksi lah.
00:23:30 - 00:23:31
Jubir yang marahin bisa gak?
00:23:31 - 00:23:32
Enggak, enggak.
00:23:32 - 00:23:33
Enggak boleh.
00:23:34 - 00:23:35
Enggak boleh.
00:23:35 - 00:23:36
Enggak berani.
00:23:36 - 00:23:40
Oke, dari yang tadi udah saya sebutkan yang jadi pertanyaan tuh.
00:23:40 - 00:23:42
Mengapa memberi angka-angka itu siapa idenya?
00:23:42 - 00:23:43
Dari mana tuh?
00:23:43 - 00:23:45
Tentang angka-angka spesifik kayaknya.
00:23:45 - 00:23:47
Sebenernya itu udah dikerjakan dari 2016.
00:23:47 - 00:23:50
Waktu Pak Anies jadi calon muda kayak Jakarta.
00:23:50 - 00:23:52
Kita selalu mulai dari...
00:23:52 - 00:23:56
Kan dulu itu dasarnya adalah campaign promises gitu.
00:23:56 - 00:24:00
Jadi janji campainya itu harus evident based kan kira-kira gitulah.
00:24:00 - 00:24:02
Reset data dan segala macam gitu.
00:24:02 - 00:24:05
Dan salah satunya mengukurnya kan pakai angka.
00:24:05 - 00:24:07
Meskipun kadang-kadang tercapai gak tercapai.
00:24:07 - 00:24:09
Itu kan masalah perkembangan situasi.
00:24:09 - 00:24:10
Tapi paling tidak kita punya target.
00:24:10 - 00:24:12
Karena kalau gak punya target...
00:24:12 - 00:24:13
Apa yang mengarahkan.
00:24:13 - 00:24:15
Kita gak punya guidance lah kira-kira gitu kan.
00:24:15 - 00:24:17
Kita gak punya arah yang mau dituju.
00:24:17 - 00:24:21
Nah makanya angka-angka ini itu udah di reset, udah di hitung.
00:24:21 - 00:24:22
Kira-kira kita nyampe lah.
00:24:22 - 00:24:25
Kita bisa lah kalau nyampe angka-angka yang realistis ini.
00:24:25 - 00:24:26
Makanya gak dijanjikan.
00:24:26 - 00:24:30
Kalau janji mah kita punya uang 11.000 triliun misalnya kayak gitu-gitu kan.
00:24:30 - 00:24:32
Ya belum tentu ada juga duitnya.
00:24:32 - 00:24:33
Tapi yang di...
00:24:33 - 00:24:36
Ini kan ya rata-rata 5 persen, 6 persen.
00:24:36 - 00:24:37
Gak mungkin 7 persen nih.
00:24:37 - 00:24:40
Karena situasi kondisi ekonomi global lah kira-kira gitu.
00:24:40 - 00:24:42
Tapi sebenarnya 5 persen, 6 persen.
00:24:42 - 00:24:44
Kalau pertumbuhannya merata.
00:24:44 - 00:24:46
Semuanya dapat manfaatnya.
00:24:46 - 00:24:48
Harusnya lebih baik buat Indonesia kira-kira gitu.
00:24:48 - 00:24:51
Percuma 7 persen tapi cuma satu daerah yang dekat sama tambang aja.
00:24:51 - 00:24:53
Nikel gitu misalnya.
00:24:53 - 00:24:54
Di Halmahera kan ada tuh.
00:24:54 - 00:24:56
Pertumbuhannya sampai 14 persen.
00:24:56 - 00:24:58
Tapi ya karena disitu ada tambang aja.
00:24:58 - 00:25:00
Makanya jadi tinggi pertumbuhannya.
00:25:00 - 00:25:02
Cuma gak merata ke semua orang.
00:25:02 - 00:25:04
Nah meskipun ini 5 persen, 6 persen.
00:25:04 - 00:25:06
Ya kalau merata semuanya dapat.
00:25:06 - 00:25:08
Kira-kira kayak gitu lah.
00:25:08 - 00:25:10
Berarti lebih ke setara ya.
00:25:10 - 00:25:12
Betul, adil dan setara.
00:25:12 - 00:25:14
Karena kan daripada janji misalnya.
00:25:14 - 00:25:15
Kemiskinan akan saya hilangkan.
00:25:15 - 00:25:17
Nah kan itu gimana gak ada...
00:25:17 - 00:25:18
Gak ada angkarannya.
00:25:18 - 00:25:21
Pas selama saya lihat capres-capres gak ada yang pernah bilang begitu sebenarnya.
00:25:21 - 00:25:23
Itu obrolan di masyarakat sih sebenarnya.
00:25:23 - 00:25:25
Kemiskinan saya hilangkan gitu-gitu.
00:25:25 - 00:25:27
Kayaknya gak pernah ya capres-capres ngomong gitu ya.
00:25:27 - 00:25:28
Itu permisalan aja mungkin.
00:25:28 - 00:25:29
Permisalan, kalau itu kan gak pakai angka.
00:25:29 - 00:25:32
Kalau ini kan ada tuh, kemiskinan berkurang berapa persen.
00:25:32 - 00:25:35
Ini sekarang jubir saya sama wapres saya berdebat nih.
00:25:35 - 00:25:36
Betul, betul.
00:25:36 - 00:25:38
Emang kayak gini, karena demokratis sekali.
00:25:38 - 00:25:39
Demokratis.
00:25:39 - 00:25:41
Bisa juga bisa gantiin wapres gak?
00:25:41 - 00:25:42
Capres gak?
00:25:42 - 00:25:44
Kadang-kadang kalau lagi males capres ya.
00:25:44 - 00:25:46
Tiba-tiba dia dilantik.
00:25:46 - 00:25:49
Kalau capres kenapa-napa kan bisa diganti ada capres.
00:25:49 - 00:25:51
Kalau malas kenapa-napa ada jubin.
00:25:51 - 00:25:53
Jadi dia kalau di daerah segdala.
00:25:53 - 00:25:54
Segdala.
00:25:54 - 00:25:56
Nah kalau saya kenapa-napa.
00:25:56 - 00:25:57
Pak Angga ntar ya.
00:25:57 - 00:25:58
Boleh, boleh.
00:25:59 - 00:26:01
Nyalami kontak nanti Pak Angga.
00:26:01 - 00:26:04
Selain angka kan tadi ada kata-kata yang tadi tuh.
00:26:04 - 00:26:07
Adil, apa aja tadi?
00:26:07 - 00:26:09
Maju, infrastruktur.
00:26:09 - 00:26:11
Nah paling banyak tadi adil.
00:26:11 - 00:26:15
Itu sengaja atau gak sengaja ini atau gimana?
00:26:15 - 00:26:16
Karena disiapkan.
00:26:16 - 00:26:18
Karena emang itu yang jadi tujuan.
00:26:18 - 00:26:22
Bahwa sila 1 sampai 4 tuh kita udah bisa bicara banyak tentang itu.
00:26:22 - 00:26:24
Tapi sila 5 tuh gak pernah terwujudkan dengan baik dan benar.
00:26:24 - 00:26:25
Kira-kira gitu.
00:26:25 - 00:26:30
Makanya adil itu jadi nilai, jadi values yang dibawa dari Jakarta.
00:26:30 - 00:26:35
Jadi dari Jakarta itu jadi core lalu dibawa ke nasional.
00:26:35 - 00:26:39
Dan kayaknya meskipun adil tuh banyak interpretasinya.
00:26:39 - 00:26:41
Tapi kira-kira itu jadi values utama.
00:26:41 - 00:26:44
Jadi ketika misalnya ditanya di Jakarta, di Nesbindang.
00:26:44 - 00:26:48
Ketika ditanya bikin jalan yang adil.
00:26:48 - 00:26:51
Kayaknya bikin jalan yang adil tuh kan gak semua orang bisa interpretasi.
00:26:51 - 00:26:57
Tapi adil itu ya pejalan kaki divasilitasi, sepeda divasilitasi, motor divasilitasi.
00:26:57 - 00:27:00
Mobil divasilitasi, transportasi publik divasilitasi juga gitu.
00:27:00 - 00:27:02
Itu baru satu aspek.
00:27:02 - 00:27:07
Nah dalam konteks nanti kira-kira Indonesia arahnya, valuesnya akan seperti itu.
00:27:07 - 00:27:12
Ketika ada sesuatu program, keadilannya seperti apa?
00:27:12 - 00:27:14
Bawang kereta misalnya gitu ya.
00:27:14 - 00:27:19
Cepet-cepet tapi gak adil atau yang lambat yang speednya biasa-biasa aja.
00:27:19 - 00:27:21
Tapi kasih manfaat buat semua kira-kira gitu.
00:27:21 - 00:27:23
Ada nyindir-nyindir tuh.
00:27:23 - 00:27:25
Khus, khus, khus yes.
00:27:25 - 00:27:27
Saya sampe seret tadi dengernya.
00:27:27 - 00:27:29
Kaget saya.
00:27:29 - 00:27:32
Apalagi kan buat Bang Mahmad kan yang selalu tiap apa-apa,
00:27:32 - 00:27:35
ini Papua tidak adil, Papua tidak adil, Papua tidak adil gitu.
00:27:35 - 00:27:36
Sorry mas saya Sunda mas.
00:27:36 - 00:27:37
Oh Sunda ya?
00:27:37 - 00:27:40
Nama dia selalu Mahmad Sumamad.
00:27:40 - 00:27:42
Saya mau jadi cowok pres sekarang.
00:27:42 - 00:27:44
Emang boleh orang Papua jadi cowok pres?
00:27:44 - 00:27:46
Gak boleh kan? Full on jawab aja.
00:27:46 - 00:27:47
Bukan gak boleh.
00:27:47 - 00:27:48
Oh boleh.
00:27:48 - 00:27:49
Belum ada aja.
00:27:49 - 00:27:50
Setelah konstitusi boleh.
00:27:50 - 00:27:51
Oh boleh.
00:27:51 - 00:27:52
Tapi belum ada aja ya.
00:27:52 - 00:27:54
Kan kurang banyak orangnya.
00:27:54 - 00:27:55
Oh kurang banyak.
00:27:55 - 00:27:58
Kita biar MK putusin cowok pres harus orang Papua.
00:27:58 - 00:28:00
Gak cuma muda aja.
00:28:00 - 00:28:02
Itu karena memang jumlah penduduknya sedikit aja.
00:28:02 - 00:28:04
Jadi kemungkinan terpilih juga susah gitu ya.
00:28:04 - 00:28:06
Kira-kira gitu kan lah ya.
00:28:06 - 00:28:08
Papa kok pesimis sekali sih pak? Jangan dong.
00:28:08 - 00:28:09
Ya emang begitu.
00:28:09 - 00:28:11
Iya pilih aja kan Jawa Timur, Jawa Barat, Jawa Timur.
00:28:11 - 00:28:14
Tapi kan ini kita sedang membangun masa digital ya.
00:28:14 - 00:28:15
Iya.
00:28:15 - 00:28:16
Dengan adanya Noiser.
00:28:16 - 00:28:20
Apalagi kemarin kan Pak Anies waktu pilih Caimin kan juga
00:28:20 - 00:28:22
mengatakan bahwa kami lemah di Jawa Timur.
00:28:23 - 00:28:25
Tapi gak pikir yang lain tuh gimana adilnya tuh.
00:28:25 - 00:28:29
Gak pikir apakah lemah di Maluku, apakah lemah di Papua.
00:28:29 - 00:28:31
Kenapa gak pilih calon dari sana?
00:28:32 - 00:28:34
Karena gak ada yang berani calon dari sana.
00:28:34 - 00:28:35
Hah!
00:28:35 - 00:28:39
Kok dibalikin ke kita ya?
00:28:39 - 00:28:41
Saya sudah siap padahal sudah siap.
00:28:41 - 00:28:44
Kemarin Bang Wamad gak dat, gak ini sih gak sempat ketemu aja.
00:28:44 - 00:28:47
Mungkin kalau sempat ketemu nanti saya bilang,
00:28:47 - 00:28:50
Pak ini sangat pro autista sama sekali.
00:28:50 - 00:28:53
Dia sangat pro pemberontakan.
00:28:53 - 00:28:56
Maaf lah usia saya ini masih membutuhkan paman.
00:28:56 - 00:28:57
Usia saya.
00:28:57 - 00:28:58
Umur berapa?
00:28:58 - 00:28:59
31.
00:28:59 - 00:29:00
Masih butuh paman kan?
00:29:00 - 00:29:05
Harus maju dulu kita di dalam, apa namanya, daerah ya.
00:29:05 - 00:29:06
Ya, betul.
00:29:06 - 00:29:07
Saya sebutin daerah.
00:29:07 - 00:29:08
Yang harus saya klarifikasi.
00:29:08 - 00:29:11
Kita maju wali kota Depok dulu nih ya.
00:29:11 - 00:29:13
Wali kota Depok dulu.
00:29:13 - 00:29:14
Oh iya, wali kota depok dulu ya.
00:29:14 - 00:29:16
Ya, elected dulu.
00:29:16 - 00:29:18
Kita di Depok dulu, di Depok.
00:29:18 - 00:29:19
Baru bingung.
00:29:19 - 00:29:20
Satu.
00:29:21 - 00:29:23
Cocok nih Bang Wamad kalau sama PKS kiri-kiri di Depok.
00:29:23 - 00:29:24
Sama apa?
00:29:24 - 00:29:25
Sama PKS di Depok cocok kayaknya.
00:29:25 - 00:29:27
Kok ini udah ada rayuan ya?
00:29:27 - 00:29:30
PKS ini udah sering melayu loh di PKS ya.
00:29:31 - 00:29:33
Kalau soal maju, tadi kata-kata maju.
00:29:33 - 00:29:36
Ya, maju kan sebenarnya term generic ya.
00:29:36 - 00:29:38
Bahwa semua orang tuh pasti pengen maju.
00:29:38 - 00:29:41
Jadi, kan ini, sekarang-sekarang tuh selalu ada yang bilang,
00:29:41 - 00:29:44
wah perubahan itu kayak dari SMA balik lagi ke TK.
00:29:44 - 00:29:48
Menurut saya tuh agak bodoh aja gitu ya kira-kira gitu.
00:29:48 - 00:29:51
Karena kan semua orang tuh pasti pengen maju, pengen berubahan.
00:29:51 - 00:29:53
Setiap orang tuh pasti pengen berubah.
00:29:53 - 00:29:55
Jadi hidup lebih baik daripada hari sebelumnya.
00:29:55 - 00:29:58
Makanya kita tetap pengen maju.
00:29:58 - 00:29:59
Cuma majunya seperti apa?
00:29:59 - 00:30:01
Majunya berkeadilan kira-kira gitu.
00:30:01 - 00:30:05
Jadi perubahan itu bukan dalam konteks udah bangun 10 tower,
00:30:05 - 00:30:07
diturunin, dihancurin lagi jadi 1.
00:30:07 - 00:30:09
10 lantai dihancurin lagi jadi 1.
00:30:09 - 00:30:14
Tapi ini udah 10 yang tadinya eksklusif buat golongan tertentu.
00:30:14 - 00:30:17
Kita ubah jadi semua orang bisa akses si tower 10 lantai ini.
00:30:17 - 00:30:18
Kira-kira gitu sih.
00:30:18 - 00:30:19
Dan itu kan perubahan juga.
00:30:19 - 00:30:23
Kalau kata-kata infrastruktur kenapa cuma terdapat 31 kali?
00:30:23 - 00:30:27
Maka udah tidak pro kepada persoalan infrastruktur?
00:30:27 - 00:30:31
Karena kan sebenarnya kan ketika ngomongin kampanye kan semua punya prioritasnya.
00:30:31 - 00:30:33
Infrastruktur kita udah bagus.
00:30:33 - 00:30:35
Maksudnya gini, jalan tol udah dimana-mana.
00:30:35 - 00:30:36
Jalan udah dimana-mana.
00:30:36 - 00:30:39
Tapi kan selama ini yang manfaatin belum semua orang.
00:30:39 - 00:30:41
Makanya yang udah ada sekarang,
00:30:41 - 00:30:43
kita bikin semua orang bisa dapat manfaatnya.
00:30:43 - 00:30:45
Kan sekarang pertanyaannya gini,
00:30:45 - 00:30:49
orang banyak truck yang milih untuk lewat jalan pantorai biasa.
00:30:49 - 00:30:50
Kenapa? Karena mahal.
00:30:50 - 00:30:51
Mahal tolnya.
00:30:51 - 00:30:54
Mahal karena mereka harus bayar tarif yang paling mahal.
00:30:54 - 00:30:57
Kenapa mobil pribadi aja yang bayarnya paling mahal?
00:30:57 - 00:30:59
Kan dia udah dapet subsidi BBM.
00:30:59 - 00:31:02
Belum lagi kreditnya bisa jadi dimurahin.
00:31:02 - 00:31:04
Fasilitas kredit tadi bikin lebih murah.
00:31:04 - 00:31:07
Kenapa dia yang pake jalan tol dia dapetnya paling murah?
00:31:07 - 00:31:09
Karena dia cuma servis 1 sampai 4 orang.
00:31:09 - 00:31:13
Padahal lu tergini untuk bawa barang bahan ke sebuah pelosok.
00:31:13 - 00:31:14
Betul.
00:31:14 - 00:31:18
Dia bawa sembako, dia bawa sayuran, dia bawa logistik,
00:31:18 - 00:31:19
kira-kira gitu.
00:31:19 - 00:31:20
Yang manfaatnya lebih banyak orang.
00:31:20 - 00:31:21
Kenapa dia harus bayar?
00:31:21 - 00:31:22
Lebih mahal.
00:31:22 - 00:31:24
Lebih mahal daripada mobil pribadi.
00:31:24 - 00:31:26
Dari dulu juga saya mempertanyakan itu.
00:31:26 - 00:31:27
Oh Anda boleh cocok ya?
00:31:27 - 00:31:28
Nanti kita masukin.
00:31:28 - 00:31:31
Emang di semua visi-visi ini banyak yang cocok saya memang.
00:31:31 - 00:31:34
Jadi-jadinya bingung gitu.
00:31:34 - 00:31:36
Karena di semuanya ada ide yang saya cocok.
00:31:36 - 00:31:39
Nah untuk kan yang bergabung, Bang Angga harus bilang Adin aja dulu.
00:31:39 - 00:31:41
Makanya ini kita tanya-tanya dulu ke Pak Angga.
00:31:41 - 00:31:43
Tanya-tanya dulu ke dia bergabung bersama.
00:31:43 - 00:31:46
Mohon maaf, Pak Angga tuh logo Amin masih bisa ada C depannya nggak?
00:31:46 - 00:31:47
Camin.
00:31:47 - 00:31:49
Jadi soalnya kannya masih, kannya Anis.
00:31:49 - 00:31:51
Tapi bukan Anis dong kalau Camin.
00:31:51 - 00:31:52
Jadi kannya Amin.
00:31:52 - 00:31:53
Emang kannya yang di depan dong?
00:31:53 - 00:31:54
Atau Ancam aja.
00:31:54 - 00:31:55
Ancam.
00:31:55 - 00:31:59
Anis jadi, Anis kannya jadi Amin.
00:31:59 - 00:32:00
Ancam.
00:32:00 - 00:32:01
Pilihan Ancam.
00:32:03 - 00:32:04
Pilih atau kami Ancam.
00:32:04 - 00:32:05
Iya.
00:32:07 - 00:32:08
Tapi itu menarik tadi ya soalnya.
00:32:08 - 00:32:09
Iya betul-betul.
00:32:09 - 00:32:13
Itu insight yang jarang dibahas.
00:32:13 - 00:32:14
Bahkan hampir tidak pernah dibahas ya.
00:32:14 - 00:32:15
Iya soal tol tadi ya.
00:32:15 - 00:32:16
Iya.
00:32:16 - 00:32:22
Jarang sekali menjadi konsumsi pembahasan atau perdebatan di kalangan atas gitu loh.
00:32:22 - 00:32:25
Mungkin yang jadi mahal tuh kalian suka lihat saya di tol ya.
00:32:25 - 00:32:27
Truk gede yang bawa mobil-mobil baru atasnya.
00:32:27 - 00:32:28
Untung gue suka bawa mobil banyak.
00:32:28 - 00:32:29
Nanti jadi mahal tuh.
00:32:29 - 00:32:30
Udah bayar truk, bayar mobil-mobil itu satu-satu.
00:32:30 - 00:32:31
Bener juga ya.
00:32:31 - 00:32:32
Bayar.
00:32:32 - 00:32:34
Kalau bawa 12 mobil jadi 12 kali bayar.
00:32:34 - 00:32:35
12 kali ya?
00:32:35 - 00:32:37
Harusnya begitu ya kita ngitungnya ya.
00:32:37 - 00:32:38
Iya makanya jadi mahal truk.
00:32:38 - 00:32:39
Oh seperti itu ya.
00:32:39 - 00:32:41
Tapi nanti saya mau trip bawa mobil bos.
00:32:41 - 00:32:42
Ada bawa otomat.
00:32:42 - 00:32:43
Ada bawa otomat.
00:32:43 - 00:32:44
Ada bawa otomat.
00:32:44 - 00:32:46
Kita harus seleksi jubir baru ini.
00:32:46 - 00:32:47
Iya, iya.
00:32:47 - 00:32:48
Kita boleh seleksi.
00:32:48 - 00:32:50
Sama tadi kita juga kalau untuk, saya boleh saran ya.
00:32:50 - 00:32:52
Kan tadi itu kata-kata maju banyak.
00:32:52 - 00:32:53
Kalau misalnya kita gak perlu terlalu banyak.
00:32:53 - 00:32:54
Kita gak perlu ya.
00:32:54 - 00:32:56
Kan saya takut pak kalau Indonesia maju, maju nabrak Filipina.
00:32:56 - 00:32:57
Oh.
00:32:57 - 00:32:58
Enggak, enggak.
00:32:58 - 00:32:59
Kan terlalu maju.
00:32:59 - 00:33:00
Kita kayak Indonesia disini aja terus.
00:33:00 - 00:33:02
Mohon maaf pak emang referensinya Bapak 2ID.
00:33:02 - 00:33:03
Betul.
00:33:03 - 00:33:04
Bapak 2ID ya.
00:33:04 - 00:33:05
Bapak 2ID.
00:33:05 - 00:33:06
Bapak 2ID lagi.
00:33:06 - 00:33:07
Iya, iya, iya.
00:33:07 - 00:33:09
Tapi kalau dari saya mungkin segitu aja.
00:33:09 - 00:33:12
Saya akan melanjutkan berikutnya ke Ibu Capresa ya.
00:33:12 - 00:33:14
Oh, langsung ke pembahasan.
00:33:14 - 00:33:15
Iya tadi pembahasan.
00:33:15 - 00:33:16
Ini juga udah pembahasan.
00:33:16 - 00:33:17
Iya, iya makanya.
00:33:17 - 00:33:19
Jadi sekarang saya langsung ke pembahasan saya.
00:33:19 - 00:33:20
Mungkin apalagi katanya visi-visi udah mirip-mirip.
00:33:20 - 00:33:21
Iya, iya, iya.
00:33:21 - 00:33:22
Udah setuju-setuju.
00:33:22 - 00:33:23
Silahkan.
00:33:23 - 00:33:26
Iya, kalau gitu kita lanjut aja nih turunan dari tadi soal keadilan.
00:33:26 - 00:33:27
Iya.
00:33:27 - 00:33:30
Karena kita masuk, kalau gitu itu menjadi pisau analisisnya dari situ aja.
00:33:30 - 00:33:31
Iya.
00:33:31 - 00:33:35
Misalnya dalam konteks pendidikan dulu kali ya pak Angga.
00:33:37 - 00:33:41
Saya dari dulu sering melihat memang orang-orang ketika bicara pendidikan
00:33:41 - 00:33:45
tuh banyak sekali yang fokusnya memang dimensi keadilannya gitu.
00:33:45 - 00:33:50
Nah apakah memang Amin dalam konteks ini juga fokus di situnya,
00:33:50 - 00:33:54
bagaimana memeratakan akses gitu misalnya atau apa ya,
00:33:54 - 00:33:59
mungkin core titik yang tadi mau dibilang membawa perubahan itu
00:33:59 - 00:34:01
mungkin di titik mananya nih dalam konteks pendidikan.
00:34:01 - 00:34:03
Dari situ dulu kali ya kita masukin.
00:34:03 - 00:34:05
Paling awal adalah ketika ngomongin pendidikan,
00:34:05 - 00:34:08
orang itu selalu bicara pendidikan itu sebagai kos.
00:34:08 - 00:34:10
Sebagai kosnya negara gitu.
00:34:10 - 00:34:12
Belan, biaya pendidikan tinggi dan segala macemnya
00:34:12 - 00:34:14
sehingga harus dikurangi dan lain-lainnya.
00:34:14 - 00:34:17
Padahal akas sehatan dan pendidikan itu adalah investasi seharusnya.
00:34:17 - 00:34:18
Investasi.
00:34:18 - 00:34:21
Sehingga kalaupun itu lebih tinggi dari alutsista kan gak apa-apa.
00:34:21 - 00:34:25
Kementerian pendidikan dapat alokasi lebih tinggi dari kemenahan
00:34:25 - 00:34:26
kan harusnya gak apa-apa.
00:34:26 - 00:34:28
Lebih tinggi dari TNI Polri pun gak apa-apa gitu kan.
00:34:28 - 00:34:33
Sekarang TNI Polri dan Kemenahan kan salah satu yang paling tinggi.
00:34:33 - 00:34:34
Tapi kan itu harusnya gak apa-apa.
00:34:34 - 00:34:38
Kenapa dia jadi, karena dia jadi investasi buat Indonesia
00:34:38 - 00:34:39
misalnya 10-15 tahun ke depan.
00:34:39 - 00:34:42
Nah, itu yang jadi filosofi utamanya.
00:34:42 - 00:34:44
Dimana pendidikan itu adalah investasi negara.
00:34:44 - 00:34:48
Bukan, investasi itu bukan cuma bangun tol, bangun kereta cepat
00:34:48 - 00:34:49
atau segala macemnya.
00:34:49 - 00:34:50
Tapi juga bangun pendidikan.
00:34:50 - 00:34:53
Nah, sekarang itu dalam kondisi hari ini,
00:34:53 - 00:34:55
kalau di Jakarta mungkin gak terlalu parah.
00:34:55 - 00:34:59
Tapi di daerah-daerah itu banyak yang SD-nya banyak kursinya,
00:34:59 - 00:35:01
SMP-nya kursinya sedikit.
00:35:01 - 00:35:03
SMA-nya lebih sedikit lagi kursinya gitu.
00:35:03 - 00:35:07
Saya pernah ngajar di pedalaman, di Lampung, di Tulang Bawang Barat.
00:35:07 - 00:35:11
Itu SD-nya di desa itu ada 5-6.
00:35:11 - 00:35:15
SMP negeri cuma 1 di desa.
00:35:15 - 00:35:18
Di kecamatan, SMA negeri cuma 1.
00:35:18 - 00:35:22
Jadi orang didesain untuk tidak lulus SMA gitu kira-kira.
00:35:22 - 00:35:25
Karena kan kursinya makin sedikit makin ke atas.
00:35:25 - 00:35:29
Nah, salah satu keinginannya adalah jumlah kursinya harusnya
00:35:29 - 00:35:33
kursi kelas 1 SD sama dengan kursi kelas 1 SMP,
00:35:33 - 00:35:35
sama dengan kursi kelas 1 SMA.
00:35:35 - 00:35:40
Itu masuknya ke kebijakan daerah atau pusat ya kalau seperti itu ya?
00:35:40 - 00:35:43
Kan pusat bisa ikut alokasi DAU-DAK.
00:35:43 - 00:35:45
Oh, dari DAU-DAKnya jadi...
00:35:45 - 00:35:47
Ada pake APBN kan?
00:35:47 - 00:35:52
Iya, jadi ibaratnya daripada 400 triliun bikin infrastruktur di tengah-tengah hutan,
00:35:52 - 00:35:55
mending kita bikin sekolah yang lebih banyak aja kira-kira gitu.
00:35:56 - 00:35:59
Jadi memang ada anggaran lain yang dipindahkan ke situ ya?
00:35:59 - 00:36:00
Betul.
00:36:00 - 00:36:01
Tapi sudah ada hitungannya berarti ya,
00:36:01 - 00:36:04
berapa bangunan sekolah yang harus kita bangun
00:36:04 - 00:36:06
dan berapa anggaran yang dibutuhkan untuk itu?
00:36:06 - 00:36:07
Di Jakarta itu kalau saya gak salah ya,
00:36:07 - 00:36:12
itu satu sekolah yang bagus itu kira-kira 4 sampai 14 miliar satu sekolah.
00:36:12 - 00:36:15
Ya kalau misalnya kita butuh seribu sekolah ya,
00:36:15 - 00:36:20
kita belum dapet angka berapa total kebutuhan sekolahnya,
00:36:20 - 00:36:24
tapi kira-kira ya cukup lah kita punya duit buat itu.
00:36:24 - 00:36:28
Dan itu tadi karena ini bukan beban,
00:36:28 - 00:36:31
ini ada investasi kita bisa memotong dari yang lain gitu.
00:36:31 - 00:36:35
Misalnya Abang Mamat yang tadinya pengadaan Mamat Gunshop ke Kemenhan,
00:36:35 - 00:36:36
kita potong.
00:36:37 - 00:36:38
Ya kan misalnya,
00:36:38 - 00:36:42
misalnya gitu kita potong kalau kasih ke Abang Mamat gitu kan,
00:36:42 - 00:36:44
ke Mamat Gunshop kita potong,
00:36:44 - 00:36:45
kita alihin ke pendidikan.
00:36:45 - 00:36:48
Lama-lama bener nih kalau capres-capres semua udah bahas ini nih.
00:36:48 - 00:36:50
Lama-lama jadi beneran ini.
00:36:50 - 00:36:52
Oh berarti infrastruktur juga,
00:36:52 - 00:36:54
cuman dalam konteks ini infrastruktur pendidikan ya?
00:36:54 - 00:36:58
Tapi jadi disebutnya mungkin di dalam visi-visinya gak pake kata infrastruktur.
00:36:58 - 00:37:00
Bukan bangun ruang kelas baru kira-kira gitu.
00:37:00 - 00:37:03
Tapi sebenarnya ini infrastruktur juga Pak Gilang.
00:37:03 - 00:37:06
Kan kemarin tuh rame tuh zonasi.
00:37:06 - 00:37:08
Ribut tuh ribut banget.
00:37:08 - 00:37:10
Karena kan alokasi kursinya yang kurang.
00:37:10 - 00:37:16
Tapi kan dalam perdebatan zonasi kan ada unsur bukan cuma soal keberadaan
00:37:16 - 00:37:18
adanya sekolah atau enggak kan.
00:37:18 - 00:37:20
Tapi ini sekolah yang kayak gimana kan sebenarnya.
00:37:20 - 00:37:21
Betul, betul.
00:37:21 - 00:37:26
Kan kalau misalnya tadi kita bicara dari konteks keadilan ini kan sebenarnya
00:37:26 - 00:37:27
pemerataan nih, pemerataan.
00:37:27 - 00:37:30
Sebenarnya kita tahu ya bahwa yang namanya
00:37:31 - 00:37:34
apa ya, fasilitas pendidikan itu kayaknya hampir gak bisa gak sih
00:37:34 - 00:37:39
kita temukan sekarang itu total sama level kualitasnya gitu misalnya.
00:37:39 - 00:37:43
Iya, kalau misalnya bicara kualitas memang belum semuanya bagus.
00:37:43 - 00:37:44
Kira-kira gitu ya.
00:37:44 - 00:37:48
Tapi kita bisa mengauli dari kursinya ada apa enggak.
00:37:48 - 00:37:52
Karena kalau misalnya gini, sekolah di Jakarta yang bagus tuh kan cuma SMA.
00:37:53 - 00:37:54
Berapa nih?
00:37:54 - 00:37:56
Yang kayak gitu-gitu kan standar.
00:37:56 - 00:37:57
Kita tunggu.
00:37:57 - 00:37:58
SMA 8 gitu kan.
00:37:58 - 00:38:02
Tapi kan SMA 8 itu skopnya cuma kalau pakai zonasi ya
00:38:02 - 00:38:03
cuma di sekitaran Bukit Duri aja.
00:38:03 - 00:38:07
Blok M misalnya Bulungan cuma sekitaran di Blok M aja gitu.
00:38:07 - 00:38:09
Orang tuh gak bisa dapat akses.
00:38:09 - 00:38:13
Bahkan kemarin waktu zonasi di Jakarta, untungnya di Jakarta kemarin
00:38:13 - 00:38:17
swasta tuh diikutin ke PPDB.
00:38:17 - 00:38:21
Dan kalau misalnya dia gak mampu tapi kalah di zonasi
00:38:21 - 00:38:23
dia masuk ke swasta dibantu sama pemerintah.
00:38:23 - 00:38:26
Ada bantuan dia yang masuk ke sekolah swasta kira-kira gitu.
00:38:26 - 00:38:30
Nah ketika kursinya udah ada baru kita mulai,
00:38:30 - 00:38:33
nanti pembertahannya kita mulai di kualitas gurunya.
00:38:33 - 00:38:35
Tapi yang penting anaknya sekolah dulu, bisa sekolah dulu.
00:38:35 - 00:38:38
Baru setelah itu nanti ketika kursinya udah ada
00:38:38 - 00:38:40
gurunya bisa datang lebih banyak kira-kira gitu ya.
00:38:40 - 00:38:42
Kita bisa rekrut baik itu P3K skemanya,
00:38:42 - 00:38:44
baik itu PNS skemanya.
00:38:44 - 00:38:48
Bang Mamat misalnya mau kesana ngajar di fak-fak misalnya gitu.
00:38:48 - 00:38:52
Mengorbankan rap apa, stand up komedinya disini gitu lah kira-kira.
00:38:52 - 00:38:54
Kontribusi buat negara.
00:38:54 - 00:38:56
Gimana Pak Mamat?
00:38:56 - 00:38:57
Indonesia mengajar ini.
00:38:57 - 00:38:59
Iya program Indonesia mengajar.
00:38:59 - 00:39:01
Turun tangan ini.
00:39:01 - 00:39:02
Jadi tadi kira-kira gitu ya.
00:39:02 - 00:39:04
Maksudnya menyediainya infrastruktur juga,
00:39:04 - 00:39:07
eh sorry ruang kelas baru dan kualitas gurunya gitu.
00:39:07 - 00:39:10
Nah itu yang tadi sebenarnya saya mau tanyakan dari awal
00:39:10 - 00:39:12
tuh yang soal akses ya.
00:39:12 - 00:39:15
Biasanya kan selama ini orang itu mengukur semuanya itu
00:39:15 - 00:39:17
dari ketersediaan akses.
00:39:17 - 00:39:19
Nah tadi saya mau tanya justru,
00:39:19 - 00:39:22
dari pihak kami kan melihat pendidikan sebagai investasi nih.
00:39:22 - 00:39:25
Kita kan kalau berinvestasi itu ada ukuran nilai yang dikejar ya.
00:39:25 - 00:39:28
Misalnya kayak, oh kita investasi misalnya 20 juta,
00:39:28 - 00:39:29
baliknya misalnya 40 juta.
00:39:29 - 00:39:31
Ada ukuran, oh ukurannya uang misalnya gitu.
00:39:31 - 00:39:33
Nah kalau dalam konteks ini tuh investasi pendidikan ini
00:39:33 - 00:39:38
ukurannya apa yang dijadikan kayak patokan bahwa ini investasi kita berkembang nih
00:39:38 - 00:39:40
atau investasi kita menghasilkan return nih gitu.
00:39:40 - 00:39:43
Standarnya kan kayak skorpisa yang kayak gitu gitu.
00:39:43 - 00:39:45
Itu pasti ukuran standarnya.
00:39:45 - 00:39:46
Ukuran standarnya pasti dilihat dari skorpisa.
00:39:46 - 00:39:47
Literasi dasar gitu.
00:39:47 - 00:39:49
Yang kayak gitu-gitu literasi dan segala macem ya.
00:39:49 - 00:39:53
Nah terus kan selama ini kan kita melakukan peningkatan jumlah sekolah
00:39:53 - 00:39:56
dan jumlah guru itu terus terjadi ya selama berapa,
00:39:56 - 00:39:58
maksudnya selama 10-20 tahun terakhir pasti ada terus lah
00:39:58 - 00:40:01
namanya penambahan gedung sekolah, penambahan guru.
00:40:01 - 00:40:03
Karena angka partisipasi sekolah pun naik gitu,
00:40:03 - 00:40:05
ngecenderungannya tuh naik.
00:40:05 - 00:40:08
Nah tapi kan kita tahu peringkat PISA dan lain sebagainya itu
00:40:08 - 00:40:09
kita justru cenderung turun.
00:40:09 - 00:40:13
Bahkan kalau terakhir itu stagnan di lima besar terbawah lah gitu.
00:40:13 - 00:40:16
Nah terus kalau misalnya kita cara mainnya adalah
00:40:16 - 00:40:19
terus aja tingkatin aksesnya nih, itu kayak gimana ya?
00:40:19 - 00:40:22
Maksudnya menjawab persoalan bahwa kita belum mendapatkan
00:40:22 - 00:40:25
kembali dari sisi kualitas yang tadi dijadikan ukuran itu gitu.
00:40:25 - 00:40:26
Betul.
00:40:26 - 00:40:28
Nah bagaimana tim Amin melihat itu ya?
00:40:28 - 00:40:32
Maksudnya dari sisi kualitasnya ini apa mekanisme yang dilakukan gitu loh.
00:40:32 - 00:40:34
Ini jadi serius banget ya.
00:40:34 - 00:40:35
Memang kita disini serius.
00:40:35 - 00:40:36
Memang kita serius.
00:40:36 - 00:40:37
Bapak pikir apa?
00:40:37 - 00:40:39
Saya udah micro sleep tadi, 3 detik udah.
00:40:39 - 00:40:40
Bapak pikir apa?
00:40:40 - 00:40:41
Maaf, maaf, maaf.
00:40:41 - 00:40:43
Kami disini serius untuk bangsa negara.
00:40:43 - 00:40:45
Karena kan kita, kita kan mau servis-servis kita.
00:40:45 - 00:40:47
Kita kulik dulu dari timnya Amin.
00:40:47 - 00:40:49
Kalau kita ada disitu, kita catat gitu.
00:40:49 - 00:40:50
Begitu Pak Aga, iya.
00:40:50 - 00:40:52
Supaya kita tau ada yang se-correct sih.
00:40:52 - 00:40:53
Iya, iya.
00:40:53 - 00:40:58
Nah tapi bagaimana cara kita mengukur return-nya?
00:40:58 - 00:41:01
Sebenarnya kan yang kadang tidak terlihat selain tadi
00:41:01 - 00:41:03
skor standar PISA dan segala macem ya,
00:41:03 - 00:41:05
itu adalah kualitas manusianya.
00:41:05 - 00:41:07
Maksudnya gini, ketika misalnya,
00:41:07 - 00:41:11
kita bicara contoh ya, contohnya adalah sepak bola gitu.
00:41:11 - 00:41:14
Ada ratusan orang main sepak, main bola di Indonesia nih.
00:41:14 - 00:41:17
Tapi yang bisa main di klub internasional mungkin sekarang cuma sebelas.
00:41:17 - 00:41:20
Sebelas orang ada Arhan dan segala macemnya dan lain-lain gitu ya.
00:41:20 - 00:41:23
Itu kan karena mereka disiplin latihan,
00:41:23 - 00:41:25
kualitas latihannya benar dan segala macemnya.
00:41:25 - 00:41:27
Sehingga mereka bisa bersaing di dunia internasional.
00:41:27 - 00:41:30
Nah, dalam konteks pendidikan pun seperti itu misalnya.
00:41:30 - 00:41:33
Kita gak bisa bilang pendidikan itu akan sukses 5 tahun.
00:41:33 - 00:41:36
2024, terus 2029 akan sukses.
00:41:36 - 00:41:40
Pasti mungkin baru keukurannya 2030, 2034, mungkin 2039.
00:41:40 - 00:41:42
Nah tapi ukurannya itu apa?
00:41:42 - 00:41:44
Ukurannya itu apa? Kan tadi kan bilang,
00:41:44 - 00:41:46
kita lihat kualitas manusia nih.
00:41:46 - 00:41:48
Nah yang diukur oleh tim AMIN,
00:41:48 - 00:41:50
kualitas manusia nih apanya nih yang dia lihat.
00:41:50 - 00:41:52
Ya makanya kalau misalnya standar kan.
00:41:52 - 00:41:54
Kan tadi kan semua ada angkanya tuh.
00:41:54 - 00:41:56
Nah kalau untuk pendidikan nih angkanya apa nih?
00:41:56 - 00:41:58
Kalau misalnya ngomongin standar kan ada HDI,
00:41:58 - 00:42:00
Human Development Index dan segala macem.
00:42:00 - 00:42:02
Tapi kan kadang-kadang itu tadi,
00:42:02 - 00:42:06
HDI bisa jadi bagus karena ngukurnya cuma kota-kota yang bagus-bagus aja.
00:42:06 - 00:42:09
Kita gak pernah ngukur yang Papua misalnya,
00:42:09 - 00:42:11
atau misalnya Halmahera dan segala macemnya gitu ya.
00:42:11 - 00:42:13
Tapi HDI itu memang ada ukuran kualitas ya?
00:42:13 - 00:42:16
Soalnya seingat saya tuh HDI ngukurnya akses juga.
00:42:16 - 00:42:18
Jadi kayak berapa partisipasi sekolah gini.
00:42:18 - 00:42:23
Bukan kualitas outcome gitu loh dari pendidikannya.
00:42:23 - 00:42:25
Kan ketika ngomongin akses,
00:42:25 - 00:42:27
berarti misalnya gini,
00:42:27 - 00:42:29
apa ketika ngomongin akses ya,
00:42:29 - 00:42:31
banyak sih bisa jadi masuknya.
00:42:31 - 00:42:33
Tapi kalau banyak ini jawa semua, kira-kira kayak gitu lah.
00:42:33 - 00:42:36
Gambaran ini ya, gambaran utamanya,
00:42:36 - 00:42:38
ketika ngomongin akses,
00:42:38 - 00:42:40
kursinya gitu,
00:42:40 - 00:42:43
ya masuk, ya semua bisa sekolah gitu ya.
00:42:43 - 00:42:45
Tapi kayak tadi, ketika semuanya bisa sekolah,
00:42:45 - 00:42:48
baru kita nanti mulai bicara tentang kualitasnya.
00:42:48 - 00:42:51
Jadi emang ngejar kuantitinya dulu gitu maksudnya ya?
00:42:51 - 00:42:54
Betul, sekarang ini sebanyak-banyaknya anak masuk bangku sekolah dulu deh gitu.
00:42:54 - 00:42:56
Kita pengen mereka masuk sekolah,
00:42:56 - 00:42:59
gak ada lagi orang SD lulus SMP,
00:42:59 - 00:43:01
gak bisa masuk ke SMP karena gak bisa,
00:43:01 - 00:43:03
gak ada sekolahnya.
00:43:03 - 00:43:05
Gak bisa masuk SMA karena gak ada sekolahnya.
00:43:05 - 00:43:07
Atau karena jauh.
00:43:07 - 00:43:08
Atau karena jauh gitu misalnya.
00:43:08 - 00:43:10
Beda kecamatan gitu.
00:43:10 - 00:43:13
Kan kalau di sini mungkin kecamatannya bedanya cuma 5 kilo,
00:43:13 - 00:43:15
tapi kalau di Kalimantan mungkin beda kecamatan,
00:43:15 - 00:43:18
bisa 1 hari jalan, bisa 2 hari jalan, bisa berjam-jam.
00:43:18 - 00:43:21
Bahkan di fak-fak itu rata-rata 1 kecamatan ya,
00:43:21 - 00:43:24
itu nanti pada akhirnya,
00:43:24 - 00:43:26
hanya tersisa itu anak kecil dan perempuan,
00:43:26 - 00:43:28
karena cuma ada SD disitu.
00:43:28 - 00:43:30
Ketika SMA, yang laki-lakinya harus pindah,
00:43:30 - 00:43:32
bapak-bapaknya cari duit.
00:43:32 - 00:43:36
Karena anak-anak yang muda ini harus sekolah di tempat lain, di kota gitu.
00:43:36 - 00:43:40
Sehingga 1 kecamatan ini gak ada usia-usia muda ya,
00:43:40 - 00:43:42
karena cuma anak-anak kecil,
00:43:42 - 00:43:44
sampai usia SD sama orang tua.
00:43:44 - 00:43:45
Gak usah jauh-jauh.
00:43:45 - 00:43:47
Gak ada ketersediaan sekolahnya.
00:43:47 - 00:43:51
Di Jakarta pun SMA, APKnya itu sebenarnya lebih rendah.
00:43:51 - 00:43:53
Karena banyak ya, karena SMA nya kurang,
00:43:53 - 00:43:56
mereka sekolahnya di Tangerang, mereka sekolahnya di Bekasi,
00:43:56 - 00:43:58
mereka sekolahnya di Kabupaten Bogor.
00:43:58 - 00:43:59
APK nih buat yang belum tahu.
00:43:59 - 00:44:01
Angka partisipasi kasar.
00:44:01 - 00:44:03
Di Jakarta aja kurang ya?
00:44:03 - 00:44:05
Iya maksudnya kayak gitu, itu contohnya ya.
00:44:05 - 00:44:08
Kenapa? Karena mereka sekolahnya ya di Bekasi.
00:44:08 - 00:44:10
Misalnya yang di Jakarta Timur dia pindah sekolahnya ke Bekasi.
00:44:10 - 00:44:12
Atau di Selatan pindah sekolahnya ke Depok.
00:44:12 - 00:44:15
Karena itu masuknya ke angka partisipasi di Jawa Barat gitu.
00:44:15 - 00:44:18
Atau misalnya yang di Barat dia ke Tangerang, kira-kira gitu lah.
00:44:18 - 00:44:21
Bahkan gak usah jauh-jauh, di Jakarta pun masih kayak gitu.
00:44:21 - 00:44:25
Karena jumlah sekolahnya tadi, bentuknya masih piramid.
00:44:25 - 00:44:28
Belum persegi panjang kira-kira gitu.
00:44:28 - 00:44:31
Maksudnya fokusnya adalah kepada menciptakan akses sekolah sebanyak-banyaknya.
00:44:31 - 00:44:33
Masih kenaikan angka partisipasi tadi juga.
00:44:33 - 00:44:36
Iya, karena mungkin dari pihak kami merasa itu masih kurang gitu ya.
00:44:36 - 00:44:37
Betul, masih kurang.
00:44:37 - 00:44:40
Dan jangan lupa salah satu yang paling penting,
00:44:40 - 00:44:44
yang disebut sama Caimin adalah pesantren.
00:44:44 - 00:44:49
Pesantren itu jarang yang dianggap setara sama pendidikan formal biasa.
00:44:49 - 00:44:51
Ya itu ada penyetaraan dan segala macem ya.
00:44:51 - 00:44:54
Tapi treatment negara ke pesantren itu,
00:44:54 - 00:44:57
bukan dalam treatment yang setara lah kira-kira gitu.
00:44:57 - 00:44:58
Iya, iya.
00:44:58 - 00:45:01
Makanya salah satu yang didorong sama Caimin juga,
00:45:01 - 00:45:04
Caimin gitu ya karena dia basisnya dari pesantren adalah,
00:45:04 - 00:45:07
ya harusnya setara nih treatment negara ke pesantren.
00:45:07 - 00:45:10
Selain ke pendidikan yang dibawa ke Mendikbud,
00:45:10 - 00:45:12
pendidikan yang dibawa ke Menak juga.
00:45:12 - 00:45:15
Toh prakteknya bagus banyak gitu.
00:45:15 - 00:45:17
Kayak Mancendikya gitu.
00:45:17 - 00:45:19
Itu kan dibawa ke Menak, bagus.
00:45:19 - 00:45:21
Tapi itu pendidikan formal kan.
00:45:21 - 00:45:25
Nah, kalau yang pesantren yang cuma bahasanya tuh,
00:45:25 - 00:45:28
pesantren yang isinya ngaji dan segala macemnya gitu.
00:45:28 - 00:45:29
Tapi kan mereka juga diajar.
00:45:29 - 00:45:30
Sekolah juga.
00:45:30 - 00:45:32
Dan mereka kan rampelannya kadang bagus-bagus juga gitu.
00:45:32 - 00:45:33
Kayak gitulah.
00:45:33 - 00:45:35
Itu selain yang pendidikan formalnya,
00:45:35 - 00:45:38
yang kayak pesantren gitu juga di adres.
00:45:38 - 00:45:41
Terus kalau untuk yang juga rame kan biasanya gaji guru ya.
00:45:41 - 00:45:44
Nah kemarin kayaknya dari tim Amin juga mau menaikkan juga.
00:45:44 - 00:45:47
Kayaknya hampir semua wacananya tuh menaikkan lah gitu ya.
00:45:47 - 00:45:49
Memang paling gampang gitu, naikin gaji, naikin gaji.
00:45:49 - 00:45:51
Nah gimana Pak Angga, itu apa kita,
00:45:51 - 00:45:54
mungkin siapa tau publik belum terlalu menangkap,
00:45:54 - 00:45:57
atau mungkin ada yang salah tangkap dengan kebijakan kenaikan gaji ini.
00:45:57 - 00:45:59
Karena kan banyak juga yang kayak,
00:45:59 - 00:46:01
gimana nih apakah misalnya guru honorer juga dinaikkan,
00:46:01 - 00:46:03
atau kayaknya lebih ke guru tetap,
00:46:03 - 00:46:05
atau guru honorer dinaikkan jadi guru tetap,
00:46:05 - 00:46:06
atau kayak gimana gitu.
00:46:06 - 00:46:08
Sebenarnya kalau ngomongin gaji,
00:46:08 - 00:46:11
kalau gurunya udah sertifikasi itu mungkin udah 25 jutaan kayaknya ya.
00:46:12 - 00:46:14
Sama tunjangan sertifikasinya.
00:46:14 - 00:46:15
Jadi udah tinggi sebetulnya.
00:46:15 - 00:46:18
Udah tinggi, tapi kan gak semuanya bisa dapat sertifikasi itu,
00:46:18 - 00:46:19
sulit gitu.
00:46:19 - 00:46:20
Iya itu masalah juga tuh.
00:46:20 - 00:46:21
Betul.
00:46:21 - 00:46:24
Nah berarti dari tim Amin akan menjawab bagian itu.
00:46:24 - 00:46:27
Nah bicara, maksudnya setelah dari situ,
00:46:27 - 00:46:29
teman-teman guru honorer, meskipun sekarang udah,
00:46:29 - 00:46:31
bahasanya bukan guru honorer ya,
00:46:31 - 00:46:32
guru P3K kalau misalnya.
00:46:32 - 00:46:34
Kerjaan pemerintah dengan kontrak,
00:46:34 - 00:46:35
kira-kira gitu.
00:46:35 - 00:46:37
Nah itu juga perlu didorong untuk lebih banyak lagi.
00:46:37 - 00:46:39
Dan kan gini, kadang-kadang ya,
00:46:39 - 00:46:41
kadang-kadang tuh kita suka sedih sih.
00:46:41 - 00:46:43
Guru honorer udah 20 tahun ngajar,
00:46:43 - 00:46:45
begitu seleksi P3K,
00:46:45 - 00:46:46
dia gak lolos.
00:46:46 - 00:46:49
Karena ya udah tua gitu kan, gak bisa ngikutin dong.
00:46:49 - 00:46:51
Nah harusnya yang kayak gitu-gitu,
00:46:51 - 00:46:53
kalau memang dia udah ngajar 20-30 tahun ya harusnya,
00:46:53 - 00:46:54
Otomatis.
00:46:54 - 00:46:55
Harusnya tetap bisa gitu.
00:46:55 - 00:46:58
Tuh dia udah dari dulu mendedikasikan,
00:46:58 - 00:47:00
mendedikasikan dirinya buat ngajar di sekolah itu,
00:47:00 - 00:47:01
kira-kira gitu.
00:47:01 - 00:47:03
Dan, nah pengalaman lagi juga,
00:47:03 - 00:47:04
saya misalnya pas kemarin,
00:47:04 - 00:47:06
begitu guru dapet PNS,
00:47:06 - 00:47:08
biasanya dia minta mutasi ke kota.
00:47:08 - 00:47:10
Oh iya, guru kosong.
00:47:10 - 00:47:13
Jadinya guru disitu kosong-kosong juga gitu.
00:47:13 - 00:47:14
Pada akhirnya.
00:47:14 - 00:47:16
Dan di ACC-ACC juga kan,
00:47:16 - 00:47:18
pengajuan mutasi-mutasinya.
00:47:18 - 00:47:21
Dia disitu, jadi PNS disitu,
00:47:21 - 00:47:23
akhirnya karena ya di kampung gitu ya,
00:47:23 - 00:47:24
jauh ngapa-ngapain,
00:47:24 - 00:47:26
dia mutasi ke kota,
00:47:26 - 00:47:28
alesannya ikut suami,
00:47:28 - 00:47:29
yang kayak gitu-gitu.
00:47:29 - 00:47:30
Nah kan itu perlu diantisipasi juga,
00:47:30 - 00:47:33
tapi kan itu keonangannya di pemerintah daerah gitu,
00:47:33 - 00:47:34
bukan di pemerintah pusat.
00:47:34 - 00:47:35
Tapi pemerintah pusat harus punya skema,
00:47:35 - 00:47:37
paling enggak mengantisipasi,
00:47:37 - 00:47:38
supaya gurunya tetap rata.
00:47:38 - 00:47:40
Rata dan ketat ya,
00:47:40 - 00:47:41
mereka ada disitu,
00:47:41 - 00:47:43
tidak kembali ke daerahnya,
00:47:43 - 00:47:45
atau seperti tadi pengajuan mutasi,
00:47:45 - 00:47:46
dan lain sebagainya,
00:47:46 - 00:47:47
sehingga tumpang tinggi juga,
00:47:47 - 00:47:48
kota lebih banyak.
00:47:48 - 00:47:49
Tetap jadi lebih banyak.
00:47:49 - 00:47:50
Disini lebih sedikit.
00:47:50 - 00:47:53
Dari segi rasio mungkin angkanya cukup,
00:47:53 - 00:47:55
tapi rata apa enggak gitu,
00:47:55 - 00:47:56
adil apa enggak penyebarannya,
00:47:56 - 00:47:57
itu yang perlu dipikirin.
00:47:57 - 00:47:59
Itu ada mekanismenya dari tim AMIN,
00:47:59 - 00:48:02
yang akan membuat distribusinya itu,
00:48:02 - 00:48:03
akan jadi lebih merata.
00:48:03 - 00:48:06
Dulu itu waktu Pak Anies jadi Kemendikbud,
00:48:06 - 00:48:07
sudah dirancang,
00:48:07 - 00:48:09
cuma kemudian di reservoir sih kira-kira gitu.
00:48:09 - 00:48:10
Gimana tuh rancangannya?
00:48:10 - 00:48:12
Jadi memang salah satunya adalah,
00:48:12 - 00:48:15
yang di prioritaskan itu,
00:48:15 - 00:48:17
ASN dari daerahnya.
00:48:17 - 00:48:19
Kalau ASN itu dari daerahnya,
00:48:19 - 00:48:21
ya dia dapat prioritas untuk jadi ASN.
00:48:21 - 00:48:23
Jadi dalam segi waktu berapa tahun,
00:48:23 - 00:48:24
ya misalnya 5-10 tahun,
00:48:24 - 00:48:26
dia enggak boleh pergi dari situ.
00:48:26 - 00:48:28
Karena dia dapat ASNnya dari sekolah itu kira-kira.
00:48:28 - 00:48:29
Oke.
00:48:29 - 00:48:31
Dan kan itu boleh aja,
00:48:31 - 00:48:35
kan dalam konteks dokter kan gitu juga,
00:48:35 - 00:48:38
dia harus nge-update dulu di insensi PTT,
00:48:38 - 00:48:40
di mana, berapa tahun,
00:48:40 - 00:48:42
kalau spesialis harus ada di mana,
00:48:42 - 00:48:44
berapa tahun, harusnya guru juga bisa.
00:48:44 - 00:48:45
Tapi bedanya,
00:48:45 - 00:48:49
kalau dokter itu kan dibawa ke Menkes,
00:48:49 - 00:48:50
distribusinya.
00:48:50 - 00:48:51
Guru ini kan dibawa Pemda.
00:48:51 - 00:48:53
Nah itu yang butuh negosiasi sama.
00:48:53 - 00:48:54
Kayaknya harus ditarik ke pusat ya,
00:48:54 - 00:48:57
supaya pemerataannya itu lebih bagus kayaknya deh.
00:48:57 - 00:48:58
Sebenarnya enggak harus ditarik ke pusat,
00:48:58 - 00:48:59
tapi apa namanya.
00:48:59 - 00:49:00
Kolaborasi dengan daerah.
00:49:00 - 00:49:02
Iya pemerintah daerah sudah jangkau-jangkau.
00:49:02 - 00:49:03
Bahwa kita punya target sekian.
00:49:03 - 00:49:06
Iya daripada diajak ngobrol 50-60 kabupaten,
00:49:06 - 00:49:09
mendingan langsung satu ini yang membuat satu.
00:49:09 - 00:49:12
Kayak sekarang kan kayak gitu,
00:49:12 - 00:49:13
enggak perlu ngajak ngobrol,
00:49:13 - 00:49:14
langsung aja tetapin dari atas.
00:49:14 - 00:49:15
Iya.
00:49:15 - 00:49:17
Mungkin kita lebih jengkel gitu ya Pak Mamat.
00:49:17 - 00:49:18
Karena itu kan.
00:49:18 - 00:49:19
Demokratis nih Pak Mamat.
00:49:19 - 00:49:20
Demokratis termimpi.
00:49:20 - 00:49:23
Karena itu kebutuhan nasional.
00:49:23 - 00:49:26
Mencerdaskan kehidupan bangsa itu amanat undang-undang dasar Pak.
00:49:26 - 00:49:27
Itu kebutuhan nasional,
00:49:27 - 00:49:30
jadi dari atasnya memang harus atur.
00:49:30 - 00:49:31
Seperti kesehatan.
00:49:32 - 00:49:33
Dari kemenkes kan,
00:49:33 - 00:49:36
harusnya kependidikan juga harus bisa dari kemendik bud.
00:49:36 - 00:49:37
Bukan dilepas lagi,
00:49:37 - 00:49:39
Pemda aja deh itu kayak lempar masalah.
00:49:39 - 00:49:40
Ke Pemda-Pemda,
00:49:40 - 00:49:43
mending satu aturan tinggal dari atas pantok.
00:49:43 - 00:49:44
Jalankan enggak ini,
00:49:44 - 00:49:45
jalankan enggak ini.
00:49:45 - 00:49:46
Ini usulan aja ya bud,
00:49:46 - 00:49:47
nah pahamin gitu.
00:49:47 - 00:49:51
Tapi kita lebih bagus visi-visi lagi ya.
00:49:51 - 00:49:52
Kita kasih ini buat.
00:49:52 - 00:49:54
Ini kira-kira layar dua lah.
00:49:54 - 00:49:56
Dari solusi-solusinya Pak Mamat, Pak Angga.
00:49:56 - 00:49:57
Dulu waktu di kemendik bud,
00:49:57 - 00:49:59
dia bikin raca pendidikan daerah.
00:49:59 - 00:50:00
Kira-kira kayak gitu.
00:50:00 - 00:50:01
Ngasih liat ke publik,
00:50:01 - 00:50:07
nih alokasi pendidikan dari Pemkot dan Pemkap kalian,
00:50:07 - 00:50:09
ke anak murid tuh cuma sekian.
00:50:09 - 00:50:10
Ada yang cuma 7 ribu,
00:50:10 - 00:50:12
ada yang cuma 15 ribu.
00:50:12 - 00:50:14
Nah yang marah tuh orang sana.
00:50:14 - 00:50:15
Jadi orang-orangnya marah,
00:50:15 - 00:50:16
loh kok bisa.
00:50:16 - 00:50:17
Daerah kita cuma,
00:50:17 - 00:50:19
alokasinya cuma 50 ribu.
00:50:19 - 00:50:20
Kok Jakarta tuh,
00:50:20 - 00:50:21
Jakarta mah sampe 5 juta,
00:50:21 - 00:50:22
satu anak.
00:50:23 - 00:50:25
Terus Jogja tuh 500 ribu.
00:50:25 - 00:50:27
Cirebon tuh berapa ya?
00:50:27 - 00:50:28
Mungkin sekitar 10 ribu,
00:50:28 - 00:50:29
50 ribu lah kira-kira gitu.
00:50:29 - 00:50:30
Nah,
00:50:30 - 00:50:32
tapi kan itu gak harus semua dari atas ke bawah.
00:50:32 - 00:50:35
Justru kolaborasi ngajak orang buat terlibat.
00:50:35 - 00:50:37
Nih Pemkot kalian,
00:50:37 - 00:50:39
ya kenapa anak-anak kalian itu gak berprestasi,
00:50:39 - 00:50:43
ini alokasi pendidikan dari Pemda dan Pemkot kalian tuh cuma segini.
00:50:43 - 00:50:45
Ya yuk ikut marahin dia yuk,
00:50:45 - 00:50:46
kira-kira gitu lah.
00:50:46 - 00:50:48
Kayak kalau yang concern ya,
00:50:48 - 00:50:49
kalau yang gak kan juga gak apa-apa.
00:50:49 - 00:50:51
Tapi paling gak itu datanya dibuka.
00:50:51 - 00:50:53
Dan itu yang perlu di transparansi itu.
00:50:53 - 00:50:54
Misalnya kasih tau,
00:50:54 - 00:50:57
nih jumlah guru di sekolah,
00:50:57 - 00:50:59
di kabupaten kalian tuh sekian.
00:50:59 - 00:51:01
Musinya, rasionya sekian.
00:51:01 - 00:51:03
Nah alokasi PNS nanti,
00:51:03 - 00:51:05
di tempat kalian tuh sekian buat guru.
00:51:05 - 00:51:08
Tapi kan sekarang gak pernah seterbuka itu.
00:51:08 - 00:51:11
Alokasi PNS aja kan gak pernah seterbuka itu.
00:51:11 - 00:51:14
Cuma posisi-posisi di Kementerian Pusat aja.
00:51:14 - 00:51:15
Tapi kan gak tau alasannya,
00:51:15 - 00:51:16
kenapa disitu ada,
00:51:16 - 00:51:18
disitu naruh 50 orang,
00:51:18 - 00:51:19
disitu naruh 20 orang.
00:51:19 - 00:51:22
Di beberapa daerah otonom juga kan dibahas kan ke daerah itu,
00:51:22 - 00:51:24
untuk berapa banyaknya gitu kan.
00:51:24 - 00:51:26
Dan gak pernah ada analisis,
00:51:26 - 00:51:27
eh apa ya kalau bahasa gampang,
00:51:27 - 00:51:28
ya analisis HR nya lah gitu.
00:51:28 - 00:51:31
Kenapa daerah itu dapet jatah ASN sekian.
00:51:31 - 00:51:33
Cuma dapet angka aja,
00:51:33 - 00:51:35
terus orang daftar aja.
00:51:35 - 00:51:36
Gitu lah kira-kira,
00:51:36 - 00:51:37
gambaran ininya lah.
00:51:37 - 00:51:39
Untuk pendidikan.
00:51:39 - 00:51:40
Cukup ya.
00:51:40 - 00:51:42
Nanti detailnya biar capres saya yang menjelaskan.
00:51:42 - 00:51:43
Siap panggang.
00:51:43 - 00:51:45
Kapan kira-kira ya,
00:51:45 - 00:51:46
Pak Anies bisa mampir kesini?
00:51:46 - 00:51:47
Oh udah nyampe ya?
00:51:47 - 00:51:48
Ada gak?
00:51:48 - 00:51:49
Oh gak ada.
00:51:49 - 00:51:50
Gak ada itu.
00:51:50 - 00:51:53
Mungkin kalau sekarang lagi sibuk menemui.
00:51:53 - 00:51:54
Terakhir dinilai,
00:51:54 - 00:51:55
terakhir dinilai.
00:51:55 - 00:51:56
Kalau jelek itu saya yang masuk.
00:51:56 - 00:51:58
Oh ini oke lah jawabnya.
00:51:58 - 00:52:01
Masa gantian jadi capresnya,
00:52:01 - 00:52:03
yang mengklarifikasi omongan jubirnya jadinya ya.
00:52:03 - 00:52:05
Mungkin bisa diekserses tuh kayak gitu nanti.
00:52:05 - 00:52:07
Kalau dievaluasi sama jubir,
00:52:07 - 00:52:08
Bang Omad gitu.
00:52:08 - 00:52:09
Oke, boleh boleh.
00:52:09 - 00:52:10
Masa jangan ngomong gitu pak.
00:52:10 - 00:52:13
Oh iya, kita kan mengurus pembaharuan beda.
00:52:13 - 00:52:15
Bukan pembaruan ya.
00:52:15 - 00:52:16
Bukan perubahan juga.
00:52:16 - 00:52:17
Pembaharuan.
00:52:17 - 00:52:19
Jadi beda gitu.
00:52:19 - 00:52:21
Anda bisa kritik capres-capres.
00:52:21 - 00:52:22
Oh iya.
00:52:22 - 00:52:24
Biar indeks demokrasinya naiknya langsung dari kita gitu.
00:52:26 - 00:52:27
Siap.
00:52:27 - 00:52:28
Ya nanti saya nyatain pak ya.
00:52:28 - 00:52:29
Tolong dicatat dulu.
00:52:29 - 00:52:32
Sekarang ini akan bahas soal pekerjaan.
00:52:32 - 00:52:33
Tadi kan pendidikan.
00:52:33 - 00:52:35
Nah pekerjaan kan,
00:52:35 - 00:52:39
Ciptaker kan salah satu yang diomongin banyak oleh kelas pekerja.
00:52:39 - 00:52:40
Betul.
00:52:40 - 00:52:41
Nah kalau dari pasangan Amin,
00:52:41 - 00:52:45
ada apa nih untuk soal kesejahteraan pekerja yang kayak gitu-gitu tuh.
00:52:45 - 00:52:49
Iya, sebenarnya ini dari salah satu yang,
00:52:50 - 00:52:51
apa namanya,
00:52:51 - 00:52:53
yang dilakukan ya di Jakarta.
00:52:54 - 00:52:55
Kadang-kadang gini,
00:52:55 - 00:52:58
menaikkan pendapatan belum tentu disukai sama pengusaha.
00:52:59 - 00:53:02
Tapi yang bisa di negara lakukan adalah menurunkan beban hidupnya.
00:53:03 - 00:53:06
Jadi dia punya sisa uang buat ditabung kira-kira gitu.
00:53:06 - 00:53:07
Kadang-kadang gitu,
00:53:07 - 00:53:10
coba naikin UMR jadi bisa aja,
00:53:10 - 00:53:13
UMR karawang jadi 10 juta gitu.
00:53:13 - 00:53:14
Ya marah-marah orang-orang gitu.
00:53:14 - 00:53:16
Tapi perusahaannya jadi turun kan.
00:53:16 - 00:53:17
Betul.
00:53:17 - 00:53:19
Tapi kan penetapan UMR itu harus adil.
00:53:19 - 00:53:21
Kayak misalnya kemarin 2022,
00:53:21 - 00:53:23
ekonomi udah bangkit di Jakarta,
00:53:23 - 00:53:26
tapi kalau berdasarkan remus Ciptaker,
00:53:26 - 00:53:29
UMR cuma naik 18 ribu.
00:53:29 - 00:53:32
Ya kan gak adil dong buat para pekerja di Jakarta.
00:53:33 - 00:53:35
Makanya Pak Anies waktu itu,
00:53:35 - 00:53:38
naiknya lebih tinggi dari hitung-hitungan Ciptaker.
00:53:38 - 00:53:40
Karena apa namanya,
00:53:41 - 00:53:42
gak adil lah buat,
00:53:42 - 00:53:44
ekonominya udah naik,
00:53:44 - 00:53:45
udah kembali,
00:53:45 - 00:53:48
tapi kok hitung-hitungan UMR cuma naik 18 ribu,
00:53:48 - 00:53:50
18 ribu itu cuma apa ya?
00:53:50 - 00:53:52
Cuma jadi satu gelas kopi kenangan lah kira-kira.
00:53:52 - 00:53:53
Aduh.
00:53:54 - 00:53:55
Tuku aja gak apa-apa Tuku.
00:53:55 - 00:53:57
Gak apa-apa Tuku, gak apa-apa.
00:53:57 - 00:53:58
Kita sebutkan.
00:53:59 - 00:54:00
Ya udah-udah.
00:54:00 - 00:54:01
Buat 18 ribu itu,
00:54:01 - 00:54:03
kurang lah buat gangganan noise premium kira-kira.
00:54:03 - 00:54:04
Ya.
00:54:04 - 00:54:05
Lebih bagus ya?
00:54:05 - 00:54:06
Ya itu lebih bagus.
00:54:06 - 00:54:08
Anda mulai bisa ditarik kesini gak sih?
00:54:10 - 00:54:11
Tapi kan kira-kira gitu ya,
00:54:11 - 00:54:15
makanya akhirnya dia jadi satu-satunya kepada daerah yang naikin lebih tinggi.
00:54:16 - 00:54:18
Apa, meskipun digugat segala macem,
00:54:18 - 00:54:19
tapi ya udah lah gitu.
00:54:19 - 00:54:22
Nah dalam konteks ngeliat nasional pun kayak gitu gitu.
00:54:22 - 00:54:26
Kalau untuk UMR ini kan ada keresahan dari sisi,
00:54:26 - 00:54:28
misalnya usaha yang baru berkembang gitu kan,
00:54:28 - 00:54:29
apa segala macem,
00:54:29 - 00:54:31
katanya cenderung diterapin secara sama,
00:54:31 - 00:54:34
maksudnya pengkategorisasian itu katanya kurang adil,
00:54:34 - 00:54:35
dianggap kurang adil gitu.
00:54:35 - 00:54:37
Kayak perusahaan yang udah gede banget,
00:54:37 - 00:54:40
bisa sama aja nih perhitungannya sama yang jauh gitu misalnya.
00:54:40 - 00:54:45
Itu dari tim Amin ada respons terhadap hal seperti itu gak Pak Angga?
00:54:45 - 00:54:47
Yang pasti kalau yang udah establis,
00:54:47 - 00:54:49
kan harusnya udah bayar UMR.
00:54:49 - 00:54:54
Tapi kadang-kadang ini pinter-pinternya pengusaha kita juga ya gitu.
00:54:54 - 00:54:56
Dia omsetnya udah omset bukan UMKM lagi.
00:54:56 - 00:54:57
Kan sebenarnya gini,
00:54:57 - 00:54:59
boleh gaji di bawah UMR,
00:54:59 - 00:55:01
kalau dia kategorisinya masih UMKM.
00:55:01 - 00:55:03
Nah kadang-kadang diakalin tuh,
00:55:03 - 00:55:04
supaya dia masih tetap UMKM,
00:55:04 - 00:55:05
jadi dia masih boleh.
00:55:05 - 00:55:07
Padahal secara omset dan segala macemnya,
00:55:07 - 00:55:09
dia tuh udah lebih dari UMKM.
00:55:09 - 00:55:10
Kok bisa ngaku gitu ya,
00:55:10 - 00:55:11
walaupun omsetnya gede tapi dia ngaku.
00:55:11 - 00:55:13
Ya itu dari sisi,
00:55:13 - 00:55:15
intinya pengawasannya bagaimana Pak Angga?
00:55:15 - 00:55:16
Saya bukan orang akutan ya,
00:55:16 - 00:55:17
tapi bisnis akutan aja.
00:55:17 - 00:55:19
Oh ada itunya.
00:55:19 - 00:55:21
Tapi ya gitu-gitunya ya.
00:55:21 - 00:55:23
Mungkin amat gun shop ini udah UMKM atau bukan?
00:55:23 - 00:55:24
Udah ya.
00:55:24 - 00:55:26
Masih UMKM atau udah lebih dari UMKM?
00:55:26 - 00:55:28
Jangan tekan seolah-olah saya ada ya.
00:55:28 - 00:55:32
Saya staf logistiknya semua juga UMR semua.
00:55:32 - 00:55:34
UMR yaudah ya?
00:55:34 - 00:55:36
Bu kita pecahkong sih ini bu.
00:55:38 - 00:55:40
Tapi sebenernya tuh yang juga jadi
00:55:40 - 00:55:42
dalam konteks lapangan pekerjaan,
00:55:42 - 00:55:46
itu bukan cuma tentang gaji dan segala macem upah,
00:55:46 - 00:55:48
tapi tentang pemerataan.
00:55:48 - 00:55:50
Kayak misalnya gini,
00:55:50 - 00:55:53
orang itu harus misalnya mau kerja ke kota,
00:55:53 - 00:55:54
tapi bukan ke Jakarta.
00:55:54 - 00:55:56
Sehingga yang didorong adalah kota-kotanya,
00:55:56 - 00:55:59
punya industri meskipun gak sebesar Jakarta,
00:55:59 - 00:56:02
tapi punya industri lokal yang bagus lah.
00:56:02 - 00:56:05
Kalau bahasanya Pak Anes ini pernah diomongin,
00:56:05 - 00:56:07
re-industrialisasi kira-kira gitu.
00:56:07 - 00:56:10
Jadi kota-kota tuh punya industri manufakturnya.
00:56:10 - 00:56:13
Karena kan yang paling gampang kan manufaktur ya.
00:56:13 - 00:56:15
Itu punya industri manufakturnya,
00:56:15 - 00:56:17
sehingga apa namanya,
00:56:17 - 00:56:20
bisa nyerap tenaga kerja di daerahnya.
00:56:20 - 00:56:22
Bukan lagi kalau mau sejahtera,
00:56:22 - 00:56:25
pekerjaannya ke Jakarta, ke kota yang lebih besar.
00:56:25 - 00:56:28
Misalnya Jepara gimana sih industri kayunya,
00:56:28 - 00:56:31
bisa ngalahin yang dari luar negeri kira-kira gitu lah.
00:56:31 - 00:56:34
Misalnya Jepara kan punya industri apa namanya.
00:56:34 - 00:56:35
Furnitur.
00:56:35 - 00:56:37
Sekarang udah mulai kehajar,
00:56:37 - 00:56:40
karena ada yang dari Norwegia itu ya.
00:56:40 - 00:56:41
IKEA itu ya.
00:56:41 - 00:56:44
Iya itu dari Sweden kalau gak salah.
00:56:44 - 00:56:46
Sweden ya kayaknya.
00:56:46 - 00:56:48
Ya kan kayak gitu-gitu.
00:56:48 - 00:56:51
Gak perlu menolak si investor asingnya,
00:56:51 - 00:56:55
tapi gimana si Jeparanya tuh bisa setara lah kira-kira gitu.
00:56:56 - 00:56:58
Bisa aksesnya sama.
00:56:58 - 00:56:59
Oke terima kasih.
00:56:59 - 00:57:02
Ini fokusnya semuanya adalah pemerataan, pemerataan, pemerataan ya.
00:57:02 - 00:57:05
Makanya kata adil, adil, adil itu disebut-sebut terus.
00:57:05 - 00:57:06
Banyak.
00:57:06 - 00:57:09
Iya makanya dalam semua sektor yang dilakukan pertama adalah,
00:57:09 - 00:57:11
pemerataan dulu nih.
00:57:11 - 00:57:12
Oke.
00:57:12 - 00:57:16
Sekarang berarti langsung ke Pak Mamat.
00:57:16 - 00:57:18
Pak Mamat tadi kan mau nanya soal demokrasi.
00:57:18 - 00:57:19
Oke.
00:57:19 - 00:57:23
Simpel-simpel aja sih Pak untuk kebebasan berpendapat,
00:57:23 - 00:57:25
terutama kita ini kan duduk disini sebagai anak muda nih.
00:57:25 - 00:57:26
Asik.
00:57:26 - 00:57:27
Asik.
00:57:27 - 00:57:28
Masih di bawah 40.
00:57:28 - 00:57:32
Masih di bawah 40 dan kita tidak pernah dipilih dari pemilu gitu ya.
00:57:32 - 00:57:34
Sehingga kadang-kadang.
00:57:34 - 00:57:35
Pancasilais gak tadi pemudanya?
00:57:35 - 00:57:36
Hah?
00:57:36 - 00:57:37
Pemudanya Pancasilais gak?
00:57:37 - 00:57:38
Oh saya Pancasilais sekali.
00:57:38 - 00:57:39
Pancasilais sekali.
00:57:39 - 00:57:41
Saya berketuhanan yang mahaya.
00:57:41 - 00:57:44
Kecuali kalau urusan bendera aja, Mamat baru ada bendera sendiri.
00:57:44 - 00:57:46
Saya bendera merah putih juga Pak.
00:57:46 - 00:57:49
Dan bendera partai yang 28 ini.
00:57:49 - 00:57:51
Bendera partai maksudnya Pak Angga.
00:57:51 - 00:57:54
Ini bikin merah putih biru lagi, kacau ini udah.
00:57:54 - 00:57:56
Kayak apa ya?
00:57:58 - 00:58:00
Tapi gak kita taruh bintang.
00:58:00 - 00:58:01
Ada padi ya.
00:58:01 - 00:58:03
Padi kita gak pake bintang kita.
00:58:03 - 00:58:05
Ya kita paham dulu lah.
00:58:05 - 00:58:07
Ya oke.
00:58:07 - 00:58:09
Nah kemarin itu dalam sebuah acara,
00:58:09 - 00:58:13
Pak Anies itu sempat menyinggung bahwa kebebasan berpendapat kita itu
00:58:13 - 00:58:16
kalau dikasih 1-10 nilainya itu 5 atau 6 lah.
00:58:16 - 00:58:17
Betul.
00:58:17 - 00:58:19
Sebenernya apa yang Pak Anies merasa kurang
00:58:19 - 00:58:22
dari kebebasan berpendapat di Indonesia?
00:58:22 - 00:58:24
Itu pas Pak Anies ngomong gitu Jubir,
00:58:24 - 00:58:25
iya atau aduh kok ngomong gitu.
00:58:25 - 00:58:26
Setuju kita.
00:58:26 - 00:58:27
Oh setuju.
00:58:27 - 00:58:29
Jadi tapi Pak Anies tidak memastikan,
00:58:29 - 00:58:31
kalau 5 itu kan poinnya adalah rata-rata ya.
00:58:31 - 00:58:34
0-10, 5 itu tengahnya.
00:58:34 - 00:58:36
Tapi ada 6 nya gitu.
00:58:36 - 00:58:38
5 ke 6 lah gitu.
00:58:38 - 00:58:41
Berarti antara rata-rata atau udah oke gitu.
00:58:41 - 00:58:42
6 oke lah.
00:58:42 - 00:58:44
Tapi kan udah di atas garis.
00:58:44 - 00:58:47
Udah bagus lah gitu.
00:58:47 - 00:58:48
Gimana tuh?
00:58:48 - 00:58:51
Iya sebenernya kan intinya adalah,
00:58:51 - 00:58:53
semua orang sekarang bisa ngomong.
00:58:53 - 00:58:55
Tapi beneran bisa ngomong apa engga?
00:58:55 - 00:58:56
Kan ada masalah disitu kan,
00:58:56 - 00:58:59
gimana orang ngomong tapi ga terancam.
00:58:59 - 00:59:02
Orang dia mau ngomong bebas,
00:59:02 - 00:59:06
tapi takut bisa di doxing di media sosial,
00:59:06 - 00:59:08
bisa dilaporin,
00:59:08 - 00:59:12
pencemaran nama baik, bisa di macem-macem lah gitu ya.
00:59:12 - 00:59:13
Ancaman itu macem-macem.
00:59:13 - 00:59:15
Bahkan gini,
00:59:15 - 00:59:18
pertama itu perita ya.
00:59:18 - 00:59:20
Yang ngeritik rumah sakit itu 2000.
00:59:20 - 00:59:22
Koin untuk perita itu dulu ya.
00:59:22 - 00:59:24
Itu 2007, 2008 saya lupa.
00:59:24 - 00:59:26
Pokoknya udah 1 dekade yang lalu lah.
00:59:26 - 00:59:29
Lah 1 dekade berikutnya masih sama kondisinya gitu.
00:59:29 - 00:59:32
Kan berarti ga ada yang maju sekarang gitu.
00:59:32 - 00:59:34
Nah Pak Anies itu,
00:59:34 - 00:59:36
waktu di Jakarta aja ga pernah ngelaporin siapapun.
00:59:36 - 00:59:41
Selama dia tidak ujalan kebencian,
00:59:41 - 00:59:43
ngajak orang mengancam secara kriminal,
00:59:43 - 00:59:44
ya harusnya ga apa-apa.
00:59:44 - 00:59:47
Atau resikonya jadi pejabat publik ya,
00:59:47 - 00:59:49
dimaki-maki orang lah kira-kira gitu ya.
00:59:49 - 00:59:53
Harusnya pun negara tuh kayak gitu.
00:59:53 - 00:59:55
Ketika itu pejabat publik,
00:59:55 - 00:59:57
ya dimaki-maki orang,
00:59:57 - 00:59:58
yaudah kan kadang-kadang orang tuh capek ya.
00:59:58 - 01:00:00
Capek kerja, dimarahin bos.
01:00:00 - 01:00:02
Terus liat ada pemerintahnya ngaco,
01:00:02 - 01:00:03
nih bikin jalan ga beres,
01:00:03 - 01:00:04
terus dia maki-maki.
01:00:04 - 01:00:06
Itu udah terima aja, telan aja gitu sebagai pejabat publik.
01:00:06 - 01:00:09
Nah dalam konteks Indonesia sekarang,
01:00:09 - 01:00:11
banyak tuh,
01:00:11 - 01:00:13
terakhir hari ini,
01:00:13 - 01:00:17
Haris Azhar sama Fathia dituntut 4 tahun.
01:00:17 - 01:00:19
Eh dia dituntut, sorry.
01:00:19 - 01:00:21
Padahal dia ngomongin tentang riset.
01:00:21 - 01:00:23
Ada yang ngomongin tentang riset juga,
01:00:23 - 01:00:25
tsunami apa, juga di ancam,
01:00:25 - 01:00:27
karena apa namanya,
01:00:27 - 01:00:30
kabar bohong dan segala macem ya gitu.
01:00:30 - 01:00:32
Mengkritik pemerintah,
01:00:32 - 01:00:34
bisa di ancam,
01:00:34 - 01:00:35
tukang sate masuk penjara,
01:00:35 - 01:00:36
yang kira-kira kayak gitu.
01:00:36 - 01:00:38
Orang baru ngomongin,
01:00:38 - 01:00:40
di doxing sama buzzer di media sosial.
01:00:40 - 01:00:41
Harusnya tuh ga ada.
01:00:41 - 01:00:43
Nah itu apa yang dilakukan ya Pak Angga,
01:00:43 - 01:00:45
untuk bikin itu ga ada.
01:00:45 - 01:00:46
Karena kan sejauh ini kan,
01:00:46 - 01:00:49
itu semua dijamin undang-undang yang ada gitu.
01:00:49 - 01:00:51
Buzzer PANES juga banyak loh.
01:00:51 - 01:00:54
Bagaimana, apakah dari tim Amin itu,
01:00:54 - 01:00:57
maksudnya mau mengusulkan undang-undang ITE baru,
01:00:57 - 01:00:59
atau bagaimana nih mekanismenya.
01:00:59 - 01:01:01
Yang pasti PANES udah sempat bilang ya,
01:01:01 - 01:01:03
meminta revisi undang-undang ITE.
01:01:03 - 01:01:05
Kira-kira di awal fase,
01:01:05 - 01:01:07
kalau jadi presiden,
01:01:07 - 01:01:09
salah satu yang akan dilakukan adalah,
01:01:09 - 01:01:11
meminta revisi undang-undang ITE,
01:01:11 - 01:01:13
kaitan sama kebebasan berpendapat.
01:01:13 - 01:01:14
Tapi kalau DPR nya tidak setuju,
01:01:14 - 01:01:15
tetap ga jalan dong.
01:01:15 - 01:01:17
Ya kan itu justru,
01:01:17 - 01:01:19
kepiawayaan,
01:01:19 - 01:01:21
kepiawayaan ke presiden dong.
01:01:21 - 01:01:23
Untuk melobby legislatif.
01:01:23 - 01:01:25
Kepiawayaan untuk melobby legislatif.
01:01:25 - 01:01:26
Untuk ngelakuin itu gitu.
01:01:26 - 01:01:28
Iya dong, kalau udah diajuin tuh,
01:01:28 - 01:01:29
DPR tolak,
01:01:29 - 01:01:31
terus apa? lo bilang apa?
01:01:31 - 01:01:32
Lobby lah, lobby.
01:01:32 - 01:01:35
Itu kan skill yang dimiliki sama WAPRES nya.
01:01:35 - 01:01:36
Caimin.
01:01:36 - 01:01:38
Caimin kan udah pernah jadi ketua MPR,
01:01:38 - 01:01:40
jadi wakil ketua DPR.
01:01:40 - 01:01:41
Dia punya kepiawayaan untuk itu,
01:01:41 - 01:01:43
justru malah itu jadi benefit nya gitu ya.
01:01:43 - 01:01:45
Eksekutif nya mengajukan,
01:01:45 - 01:01:47
kepiawayaan WAPRES nya juga harus mengajukan,
01:01:47 - 01:01:49
menyelesaikan masalah,
01:01:49 - 01:01:50
revisi undang-undang ITE.
01:01:50 - 01:01:51
Sebenernya kan UITE itu harusnya dipakai,
01:01:51 - 01:01:53
buat berantas cuci online lah.
01:01:53 - 01:01:54
Betul.
01:01:54 - 01:01:57
Teror, teror dari media sosial,
01:01:57 - 01:01:59
nomor-nomor nasional,
01:01:59 - 01:02:01
trading-trading.
01:02:01 - 01:02:04
Tapi yang kayak gitu malah jalan,
01:02:04 - 01:02:06
malah orang dipenjarain gara-gara ngomongan,
01:02:06 - 01:02:07
itu yang jadi salah sebenernya.
01:02:07 - 01:02:09
Tapi kalau bicara buzzer tadi,
01:02:09 - 01:02:10
pertanyaan saya ya,
01:02:10 - 01:02:12
semuanya punya buzzer.
01:02:12 - 01:02:13
Betul ya?
01:02:13 - 01:02:14
Betul.
01:02:14 - 01:02:15
Tapi kita tidak punya.
01:02:15 - 01:02:17
Gimana tuh cara mengandalkannya?
01:02:17 - 01:02:18
Nah, tapi honest imin,
01:02:18 - 01:02:19
karena kita gak punya uang,
01:02:19 - 01:02:21
kita gak punya buzzer yang dibayar.
01:02:21 - 01:02:24
Semua yang ada di media sosial itu,
01:02:24 - 01:02:26
mereka relawan-relawan kita di daerah.
01:02:26 - 01:02:29
Dari DKI Jakarta segala macam,
01:02:29 - 01:02:31
itu semua relawan-relawan aja.
01:02:31 - 01:02:32
Yang ya...
01:02:32 - 01:02:34
Mau ya gak dibayar ya?
01:02:34 - 01:02:36
Itu seperti Noiser dan Kanye Mania lah kira-kira.
01:02:36 - 01:02:37
Betul.
01:02:37 - 01:02:38
Tapi masalahnya begini,
01:02:38 - 01:02:40
kalau si Ebang Mamah juga banyak kan di Youtube.
01:02:40 - 01:02:41
Bahkan mereka bayar buat dengerin VIP.
01:02:41 - 01:02:42
Iya.
01:02:42 - 01:02:43
Dan mengucapkan terima kasih.
01:02:43 - 01:02:44
Dan kepada diri sendiri.
01:02:44 - 01:02:45
Oh iya juga,
01:02:45 - 01:02:46
berarti ada yang mau ya tanpa dibayar.
01:02:46 - 01:02:47
Ada yang mau,
01:02:47 - 01:02:48
cuma masalahnya begini,
01:02:48 - 01:02:50
ketika dia...
01:02:50 - 01:02:52
Orang dengan suka rela,
01:02:52 - 01:02:55
menjadi buzzer untuk seseorang gitu.
01:02:55 - 01:02:57
Lagi pesta terbesar di Indonesia.
01:02:57 - 01:02:59
Pesta demokrasi ini.
01:02:59 - 01:03:01
Kemudiannya bayarnya tidak punya beban apa-apa dong.
01:03:01 - 01:03:03
Justru itu susah dikontrolnya.
01:03:03 - 01:03:04
Betul.
01:03:04 - 01:03:07
Nah gimana tuh Anies dan Caimin untuk mengontrol ini,
01:03:07 - 01:03:09
agar tidak melebar kemana-mana.
01:03:09 - 01:03:13
Tidak membuat cacat kebebasan berpendapat juga.
01:03:13 - 01:03:14
Sebenarnya kan gini,
01:03:14 - 01:03:16
tadi balik ke awal ya.
01:03:16 - 01:03:17
Setiap orang tuh ngomong yang boleh,
01:03:17 - 01:03:18
harusnya bebas.
01:03:18 - 01:03:19
Dia ngomong apapun,
01:03:19 - 01:03:20
bebas.
01:03:20 - 01:03:21
Selama tidak,
01:03:21 - 01:03:23
jangan kriminal segala macem ya.
01:03:23 - 01:03:25
Yang selalu jadi masalah adalah,
01:03:25 - 01:03:27
ketika mereka ngomong bebas,
01:03:27 - 01:03:30
ada instrumen negara gak yang dipakai untuk ngebungkam.
01:03:31 - 01:03:32
Oke.
01:03:32 - 01:03:33
Yang jadi cacat kan selalu di situ.
01:03:33 - 01:03:35
Ketika misalnya udah orang ngomong bebas,
01:03:35 - 01:03:36
dan segala macemnya,
01:03:36 - 01:03:38
tiba-tiba dia dipanggil polisi.
01:03:38 - 01:03:40
Tiba-tiba dia dituntut,
01:03:40 - 01:03:42
dilaporin ke polisi,
01:03:42 - 01:03:44
atas nama ujaran kebencian,
01:03:44 - 01:03:45
atau pencemaran nama baik.
01:03:45 - 01:03:47
Dan itu berkali-kali kejadian,
01:03:48 - 01:03:49
ngeritik pemerintah,
01:03:49 - 01:03:52
ada aktivis demokrasi,
01:03:52 - 01:03:54
tiba-tiba dijemput paksa,
01:03:54 - 01:03:58
karena menceritakan tentang stafsus presiden.
01:03:58 - 01:03:59
Kira-kira kayak gitu.
01:03:59 - 01:04:01
Itu kan sebenarnya gak boleh kejadian.
01:04:01 - 01:04:03
Semua orang bebas ngomong,
01:04:03 - 01:04:05
tapi instrumen negara tuh gak boleh masuk.
01:04:05 - 01:04:07
Mengintervensi kesana.
01:04:07 - 01:04:09
Iya, apalagi gitu ya,
01:04:09 - 01:04:12
apalagi ada tokoh-tokoh media sosial,
01:04:12 - 01:04:15
yang secara profesional di-hire dalam tanda kutip gitu ya,
01:04:15 - 01:04:18
untuk menggiring opini gitu.
01:04:18 - 01:04:20
Iya menjelaskan,
01:04:20 - 01:04:22
menjelaskan fenomena,
01:04:22 - 01:04:23
menjelaskan program,
01:04:23 - 01:04:24
itu boleh-boleh aja.
01:04:24 - 01:04:25
Punya,
01:04:25 - 01:04:26
jadi ranglawan di media sosial,
01:04:26 - 01:04:27
boleh-boleh aja.
01:04:27 - 01:04:28
Tapi kan yang gak boleh,
01:04:28 - 01:04:30
ketika instrumen negara dipakai buat,
01:04:30 - 01:04:32
membungkam orang yang ngomong.
01:04:32 - 01:04:34
Oke dalam salah satu pidato juga,
01:04:34 - 01:04:36
Pak Anies Baswedan, Capres,
01:04:36 - 01:04:38
anda itu mengatakan bahwa,
01:04:38 - 01:04:40
kami mau menciptakan negara ini,
01:04:40 - 01:04:42
bukan hanya untuk milik satu keluarga.
01:04:42 - 01:04:43
Betul.
01:04:43 - 01:04:44
Ini menyinggung...
01:04:44 - 01:04:45
Saya.
01:04:46 - 01:04:47
Kok anda?
01:04:47 - 01:04:48
Saya punya keluarga juga.
01:04:48 - 01:04:50
Semua orang punya keluarga dong.
01:04:50 - 01:04:53
Apakah menyinggung pihak-pihak tertentu,
01:04:53 - 01:04:55
yang bapaknya Presiden,
01:04:55 - 01:04:57
kemudian dia juga Cawapres gitu.
01:04:57 - 01:04:58
Wah.
01:04:58 - 01:05:00
Nah kan faktanya,
01:05:00 - 01:05:02
faktanya begitu sekarang ini.
01:05:02 - 01:05:03
Emang Pak Anies Bapaknya Presiden?
01:05:03 - 01:05:04
Itu fakta.
01:05:04 - 01:05:05
Enggak, pihak-pihak lain.
01:05:05 - 01:05:06
Siapa?
01:05:06 - 01:05:07
Yang bapaknya,
01:05:07 - 01:05:09
Gibran kan dia Cawapres.
01:05:09 - 01:05:10
Ya.
01:05:10 - 01:05:11
Emang itu fakta?
01:05:11 - 01:05:12
Benar-benar.
01:05:12 - 01:05:14
Anda yang bikin Indeks Kebebasan Berpendapat,
01:05:14 - 01:05:18
itu fakta.
01:05:18 - 01:05:19
Ya.
01:05:19 - 01:05:20
Ya.
01:05:20 - 01:05:22
Sebenarnya kan,
01:05:22 - 01:05:25
nepotisme itu kan yang dijadikan agenda reformasi.
01:05:25 - 01:05:28
Orang itu menganggap nepotisme itu buruk.
01:05:28 - 01:05:29
Enggak cuma,
01:05:29 - 01:05:30
gini,
01:05:30 - 01:05:31
kalau kita kesel,
01:05:31 - 01:05:34
ada anak bos langsung jadi manajer,
01:05:34 - 01:05:35
di perusahaan,
01:05:35 - 01:05:37
harusnya kita juga kesel,
01:05:37 - 01:05:38
kalau ada anak Presiden,
01:05:38 - 01:05:40
jadi calon waktu Presiden.
01:05:40 - 01:05:41
Kan kita suka kayak gitu kan,
01:05:41 - 01:05:42
orang-orang suka ngeluh nih,
01:05:42 - 01:05:46
wah dia mah karena ponakannya bos gue,
01:05:46 - 01:05:48
makanya dia bisa jadi manajer.
01:05:48 - 01:05:50
Itu kan nepotisme juga gitu.
01:05:50 - 01:05:52
Ini bahkan mengubah undang-undang,
01:05:52 - 01:05:53
kira-kira gitu lah.
01:05:53 - 01:05:55
Dan harusnya negara kan,
01:05:55 - 01:05:56
misalnya gini,
01:05:56 - 01:05:58
saya senang anak muda jadi,
01:05:58 - 01:06:00
bisa jadi calon Nokia Presiden,
01:06:00 - 01:06:02
tapi kan harusnya gak spesifik,
01:06:02 - 01:06:04
dan gak menjelang pemilu dong.
01:06:04 - 01:06:06
Kalau itu diputuskan.
01:06:06 - 01:06:07
Dan udah ada,
01:06:07 - 01:06:08
udah ada apa namanya,
01:06:08 - 01:06:10
ketokan palu bahwa,
01:06:10 - 01:06:11
itu melanggar etika.
01:06:11 - 01:06:12
Betul.
01:06:12 - 01:06:13
Ya ibaratnya,
01:06:13 - 01:06:15
produk sebenarnya ini kacau banget sih,
01:06:15 - 01:06:18
nanti lah kita tunggu jubir dari sana ya.
01:06:18 - 01:06:19
Saya intinya gini,
01:06:19 - 01:06:21
kita semua gak anti anak muda kan tentunya,
01:06:21 - 01:06:22
anak muda boleh,
01:06:22 - 01:06:25
tapi ya waktunya yang benar gitu.
01:06:25 - 01:06:27
Kalau diputusinnya 2025,
01:06:27 - 01:06:29
akan ada banyak anak muda yang,
01:06:29 - 01:06:30
bisa membangun reputasinya,
01:06:30 - 01:06:31
untuk jajanan.
01:06:31 - 01:06:32
Ada waktu juga.
01:06:32 - 01:06:33
Atau mungkin Pak Anies,
01:06:33 - 01:06:35
itu kan menentukan Caimin,
01:06:35 - 01:06:37
sebelum ada undang-undang itu kan.
01:06:37 - 01:06:39
Sebelum ada keputusan lain kan.
01:06:39 - 01:06:40
Siapa tahu,
01:06:40 - 01:06:42
kalau undang-undang itu dari awal keluar,
01:06:42 - 01:06:44
mungkin anaknya keluar.
01:06:44 - 01:06:45
Jadi wakil presiden.
01:06:45 - 01:06:46
Atau kan,
01:06:46 - 01:06:48
iya gitu kan.
01:06:48 - 01:06:50
Kan belum jadi kepala daerah.
01:06:50 - 01:06:51
Oh iya,
01:06:51 - 01:06:52
atau siapa ya,
01:06:52 - 01:06:53
cari-cari dulu.
01:06:53 - 01:06:54
Mesti yang kepala daerah.
01:06:54 - 01:06:55
Siapa?
01:06:55 - 01:06:56
Yang di bawah 40 tahun siapa?
01:06:56 - 01:06:57
Emel Dardag.
01:06:57 - 01:06:58
Emel Dardag.
01:06:58 - 01:06:59
Bisa,
01:06:59 - 01:07:00
iya kan,
01:07:00 - 01:07:01
bisa yang lain gitu.
01:07:01 - 01:07:02
Oh jadi nyesel Pak Anies.
01:07:02 - 01:07:03
Ya siapa tahu.
01:07:03 - 01:07:04
Bukan nyesel,
01:07:04 - 01:07:05
maksudnya opsinya kan jadi ada,
01:07:05 - 01:07:06
maksudnya itu.
01:07:06 - 01:07:07
Oh jadi ada yang lain.
01:07:07 - 01:07:09
Atau dibebasin semua sekalian,
01:07:09 - 01:07:10
gak usah yang pake elektronik,
01:07:10 - 01:07:11
semua anak muda,
01:07:11 - 01:07:12
boleh,
01:07:12 - 01:07:14
batasnya 30 tahun misalnya.
01:07:14 - 01:07:16
Bahkan harusnya gak perlu ada batasan umur.
01:07:16 - 01:07:17
Ya,
01:07:17 - 01:07:18
artinya dia udah dewasa,
01:07:18 - 01:07:19
17 tahun dapet KTP,
01:07:19 - 01:07:20
udah bisa,
01:07:20 - 01:07:21
punya hak politik.
01:07:21 - 01:07:22
Ketika dia udah punya hak pilih,
01:07:22 - 01:07:23
dia punya hak buat dipilih.
01:07:23 - 01:07:24
Harusnya kan kayak gitu.
01:07:24 - 01:07:25
Iya, iya, itu sesuai amat undang-undang gitu.
01:07:25 - 01:07:26
Jadi harusnya itu,
01:07:26 - 01:07:28
dan tidak dilakukan menjelang pemilu.
01:07:28 - 01:07:29
Harusnya.
01:07:29 - 01:07:31
Itu berarti memang tujuannya kesana ya?
01:07:31 - 01:07:33
Mungkin.
01:07:33 - 01:07:34
Wiss,
01:07:34 - 01:07:35
ragu nih,
01:07:35 - 01:07:36
ragu-ragu nih.
01:07:36 - 01:07:38
Tapi kalau catatan hitam demokrasi di era Pak Jokowi,
01:07:38 - 01:07:39
apa aja?
01:07:39 - 01:07:40
Menurut?
01:07:40 - 01:07:42
Kalau itu,
01:07:42 - 01:07:44
Anies dan Joko Ciemin.
01:07:44 - 01:07:45
Banyak.
01:07:45 - 01:07:46
Belum selesai ngomong,
01:07:46 - 01:07:47
tahan Pak.
01:07:47 - 01:07:48
Kalau itu kan maksudnya gini,
01:07:48 - 01:07:49
kita bisa lihat,
01:07:49 - 01:07:51
Omnibus Law dibikinnya,
01:07:51 - 01:07:52
buru-buru,
01:07:52 - 01:07:53
dia mau gak ada yang didengerin.
01:07:53 - 01:07:55
RUKUHP,
01:07:55 - 01:07:57
RUKPK dibuat buru-buru juga.
01:07:57 - 01:07:59
BMTH batal kemarin.
01:07:59 - 01:08:01
Tapi kan jaman Pak Jokowi.
01:08:01 - 01:08:03
Tapi kan jaman Pak Jokowi.
01:08:03 - 01:08:05
Hari kedua Pak Jokowi.
01:08:05 - 01:08:07
Calon tiket juga masih banyak,
01:08:07 - 01:08:08
Pak Raman.
01:08:08 - 01:08:10
Tapi gak ada urusan awal-awal Pak Jokowi.
01:08:10 - 01:08:11
Tapi jaman apa?
01:08:11 - 01:08:12
Dia konser.
01:08:12 - 01:08:13
Jaman Pak Jokowi.
01:08:13 - 01:08:15
Coldplay kemarin calon Coldplay gimana?
01:08:15 - 01:08:16
Berarti di bawah resin Pak Jokowi.
01:08:16 - 01:08:17
Itu tahun berapa itu?
01:08:17 - 01:08:18
Jaman Pak Jokowi.
01:08:18 - 01:08:19
Yaudah.
01:08:19 - 01:08:20
Maksudnya jaman Pak Jokowi juga.
01:08:20 - 01:08:21
Masuk catatan hitam.
01:08:21 - 01:08:23
Astagfirullah.
01:08:23 - 01:08:25
Saya lama-lama kasih nama Pak Jokowi.
01:08:25 - 01:08:27
Semua punya Pak Jokowi.
01:08:27 - 01:08:29
Tapi kan itu yang gak pernah kita bayangkan,
01:08:29 - 01:08:31
waktu 2014 milih beliau gitu.
01:08:31 - 01:08:33
Saya juga milih Pak Jokowi waktu 2014.
01:08:33 - 01:08:35
Cuma gak pernah membayangkan bahwa,
01:08:35 - 01:08:39
ada undang-undang yang dibuat buru-buru.
01:08:39 - 01:08:42
Rapat di hotel, weekend, tengah malam.
01:08:42 - 01:08:45
Tiba-tiba gak dengerin siapa-siapa,
01:08:45 - 01:08:46
langsung disahkan.
01:08:46 - 01:08:49
Tiba-tiba gak pernah menjanjikan ibu kota negara pindah.
01:08:49 - 01:08:51
Tiba-tiba ada ibu kota negara pindah.
01:08:51 - 01:08:52
Jadi kayak,
01:08:52 - 01:08:55
kayak negara itu dijalankan berdasarkan selera orang-orang
01:08:55 - 01:08:58
yang ada di kepemimpinan nasional.
01:08:58 - 01:08:59
Kira-kira gitu.
01:08:59 - 01:09:01
Harusnya kan gak kayak gitu.
01:09:01 - 01:09:02
Harusnya,
01:09:02 - 01:09:05
bener-bener yang dibutuhkan masyarakat tuh apa.
01:09:05 - 01:09:07
Demokrasinya masyarakat dibuka.
01:09:07 - 01:09:08
Kalo memang gini,
01:09:08 - 01:09:10
prinsipnya kalo undang-undang itu kontroversial,
01:09:10 - 01:09:13
ya biarkan ribut waktu sebelum undang-undang itu dibuat.
01:09:13 - 01:09:15
Ribut aja dibuka diskusinya.
01:09:15 - 01:09:17
Kalo ada yang gak suka, ada yang suka.
01:09:17 - 01:09:18
Dibuka aja diskusinya.
01:09:18 - 01:09:20
Gak usah disusun di ruang-ruang tertutup.
01:09:20 - 01:09:21
Kira-kira gitu.
01:09:21 - 01:09:23
Dan itu kan yang kemarin yang jadi,
01:09:23 - 01:09:25
menurut saya jadi catatan yang kurang bagus ya.
01:09:25 - 01:09:27
Ketika ada undang-undang,
01:09:27 - 01:09:29
apa namanya,
01:09:29 - 01:09:31
mempengaruhi hajat hidup orang banyak.
01:09:31 - 01:09:33
Tapi dibikinnya buru-buru gitu.
01:09:33 - 01:09:35
Untung aja gak jadi amandemen undang-undang dasar,
01:09:35 - 01:09:37
supaya bisa tiga kali.
01:09:37 - 01:09:40
Itu catatan-catatan di soal demokrasi ya.
01:09:40 - 01:09:41
Betul.
01:09:41 - 01:09:42
Di era kepemimpinan Jokowi ya.
01:09:42 - 01:09:43
Betul.
01:09:43 - 01:09:45
Termasuk Pecah Rekor juga,
01:09:45 - 01:09:46
itu demokrasi gak, itu hukum,
01:09:46 - 01:09:48
nanti kita bahas hukum di waktu yang lain.
01:09:48 - 01:09:49
Tujuh.
01:09:49 - 01:09:50
Anggota kabinet.
01:09:50 - 01:09:51
Ketangkep.
01:09:51 - 01:09:52
Tersangka.
01:09:52 - 01:09:54
Ya itu namanya.
01:09:54 - 01:09:56
Pas di presiden ke-tujuh.
01:09:56 - 01:09:57
Hari apes gak ada di kalender.
01:09:57 - 01:09:58
Pas di presiden ke-tujuh.
01:09:58 - 01:10:00
Cocok logi nih mulai Indonesia.
01:10:00 - 01:10:01
Tapi dia belum selesai loh periodenya.
01:10:01 - 01:10:02
Masih ada waktu untuk ketangkep lagi.
01:10:02 - 01:10:04
Kayaknya berhenti disini deh.
01:10:06 - 01:10:08
Ya kan kita doakan yang terbaik,
01:10:08 - 01:10:09
semoga berhenti disini,
01:10:09 - 01:10:11
gak ada orang yang korupsi lagi.
01:10:12 - 01:10:13
Pak Pamat, bukannya ijin,
01:10:13 - 01:10:15
saya mau ini pertanyaan terakhirlah.
01:10:15 - 01:10:17
Iya, panggilan silahkan.
01:10:17 - 01:10:20
Di akhir memberi pesan-pesan kepada.
01:10:20 - 01:10:21
Ajakan lah.
01:10:21 - 01:10:23
Ya boleh ajakan, boleh pesan-pesan, boleh.
01:10:23 - 01:10:25
Silahkan langsung kesini.
01:10:25 - 01:10:26
Kamera ini boleh.
01:10:26 - 01:10:27
Kameranya sebelah sana Pak Angga.
01:10:27 - 01:10:29
Maksudnya ajakan untuk milik kita ya,
01:10:29 - 01:10:30
milik kami.
01:10:32 - 01:10:33
Silahkan, silahkan.
01:10:33 - 01:10:34
Tapi kalau begini ya,
01:10:34 - 01:10:36
kalau jelas pasti pilihlah Amin aja dulu,
01:10:36 - 01:10:37
kira-kira gitu ya.
01:10:37 - 01:10:39
Tapi sebenarnya di luar hal itu,
01:10:39 - 01:10:41
sebagai kan saya anak muda,
01:10:41 - 01:10:42
teman-teman noise juga,
01:10:42 - 01:10:43
noiser, paranois,
01:10:43 - 01:10:45
dan kaniamannya kan juga anak muda,
01:10:45 - 01:10:46
kira-kira gitu.
01:10:46 - 01:10:47
Yang penting itu adalah
01:10:47 - 01:10:48
lihat rekam jejak orangnya.
01:10:48 - 01:10:51
Dan apakah isu yang kalian bawa itu,
01:10:51 - 01:10:53
di wujudkan sama,
01:10:53 - 01:10:55
atau dibawa sama si capres awapresnya.
01:10:55 - 01:10:57
Isu millennial gen Z itu,
01:10:57 - 01:10:58
bukan cuma tentang orangnya.
01:10:58 - 01:11:00
Kalau orangnya millennial gen Z,
01:11:00 - 01:11:02
tapi dia cara-caranya,
01:11:02 - 01:11:03
cara-cara orang tua,
01:11:03 - 01:11:05
itu bukan mewakili kita.
01:11:05 - 01:11:06
Bukan mewakili saya,
01:11:06 - 01:11:08
bukan mewakili kalian semua.
01:11:08 - 01:11:10
Tapi pilihlah yang punya rekam jejak,
01:11:10 - 01:11:11
yang bawa isu kalian gitu.
01:11:11 - 01:11:13
Dan yang terbukti,
01:11:13 - 01:11:14
kira-kira gitu,
01:11:14 - 01:11:15
sudah melunasi janji-janjinya,
01:11:15 - 01:11:18
waktu dia menjabat jadi kepala daerah,
01:11:18 - 01:11:19
kira-kira gitu.
01:11:19 - 01:11:20
Yang mana itulah Nisbah Swedan.
01:11:20 - 01:11:21
Mantap.
01:11:22 - 01:11:25
Terima kasih Pak Angga sudah mau hadir ke tempat.
01:11:25 - 01:11:27
Terima kasih Pak Angga.
01:11:27 - 01:11:28
Sudah berkenan hadir disini.
01:11:28 - 01:11:31
Salam juga buat Pak Anies tuh.
01:11:32 - 01:11:36
Sebenarnya Pak Anies tuh tahu tentang Bang Mahmad,
01:11:36 - 01:11:37
tahu tentang Kania,
01:11:37 - 01:11:39
sayangnya gak tahu tentang Bang Gilbas.
01:11:39 - 01:11:40
Gak apa-apa, gak apa-apa.
01:11:40 - 01:11:42
Bila dulu saya waktu kuliah tuh,
01:11:42 - 01:11:43
salah satu yang saya ingin.
01:11:43 - 01:11:45
Pengen Indonesia Mengajar.
01:11:45 - 01:11:46
Pengen ikutan.
01:11:46 - 01:11:48
Salah satu motivasi waktu itu.
01:11:48 - 01:11:49
Karena kita syaratnya harus S1 kan.
01:11:49 - 01:11:51
Saya harus lulus biar bisa ikut Indonesia Mengajar.
01:11:51 - 01:11:53
Lama-lama saya gak lulus aja deh.
01:11:53 - 01:11:54
Akhirnya gak jadi ikutan.
01:11:54 - 01:11:56
Tapi saya ikut kelas inspirasi.
01:11:56 - 01:11:57
Oh itu?
01:11:57 - 01:11:58
Kelas inspirasi.
01:11:58 - 01:11:59
Atau pertama lagi di Bandung.
01:11:59 - 01:12:02
Produk-produknya program Pak Anies ya Anda ini ya?
01:12:02 - 01:12:03
Kok produk-produk?
01:12:03 - 01:12:04
Baru ikutan satu doang.
01:12:04 - 01:12:06
Itu kan programnya Pak Anies.
01:12:06 - 01:12:07
Waktu itu kan.
01:12:07 - 01:12:08
Iya.
01:12:08 - 01:12:10
Nah Anda bagian dari itu kan.
01:12:10 - 01:12:11
Tapi tadi itu bukti bahwa
01:12:11 - 01:12:13
Bang Gilbas tuh mau kontribusi sama masyarakat.
01:12:13 - 01:12:14
Iya.
01:12:14 - 01:12:15
Ikut apa?
01:12:16 - 01:12:17
Indonesia.
01:12:21 - 01:12:22
Tolong diberi.
01:12:23 - 01:12:25
Jumir tolong nanti dikoreksi nanti.
01:12:25 - 01:12:28
Nanti Pak Gilan akan membersihkan semuanya.
01:12:28 - 01:12:29
Udah cukup-cukup.
01:12:29 - 01:12:30
Terima kasih banyak.
01:12:30 - 01:12:31
Cukup dimatikan dulu.
01:12:31 - 01:12:32
Makanya Mama tau.
01:12:33 - 01:12:35
Sudah menonton dan mendengarkan kami.
01:12:35 - 01:12:38
Terima kasih banyak Noiser, Kania Mania, Paranoid.
01:12:38 - 01:12:40
Sudah menyaksikan ini semua.
01:12:40 - 01:12:42
Sampai jumpa di Agenda Capres Tandingan.
01:12:42 - 01:13:02
Selanjutnya.