Noice Logo
Masuk

video icon#CapresTandingan E2: Klarifikasi Paslon AMIN Perihal Buzzer

1 Jam, 13 Menit

#CapresTandingan E2: Klarifikasi Paslon AMIN Perihal Buzzer

13 Desember 2023

91

Capres Tandingan kedatangan jubir penantang yang memberikan klarifikasi soal penggunaan buzzer, sekaligus cerita tentang demokrasi dan kebebasan berpendapat yang saat ini punya catatan hitam.

Komentar
Lihat Semua (91)








Lihat episode lain
Transkrip
00:00:00 - 00:00:06
Pantai ruang 2.8 isinya Capres Tandingan
00:00:06 - 00:00:14
Pantai ruang 2.8 paling tau yang kami butuhkan
00:00:14 - 00:00:32
Pantai ruang 2.8 yang kami butuhkan
00:00:44 - 00:00:52
Pantai ruang 2.8 yang kami butuhkan
00:00:52 - 00:01:00
Pantai ruang 2.8 yang kami butuhkan
00:01:00 - 00:01:08
Pantai ruang 2.8 yang kami butuhkan
00:01:08 - 00:01:16
Pantai ruang 2.8 yang kami butuhkan
00:01:16 - 00:01:24
Pantai ruang 2.8 yang kami butuhkan
00:01:24 - 00:01:32
Pantai ruang 2.8 yang kami butuhkan
00:01:32 - 00:01:40
Pantai ruang 2.8 yang kami butuhkan
00:01:40 - 00:01:48
Pantai ruang 2.8 yang kami butuhkan
00:01:48 - 00:01:56
Pantai ruang 2.8 yang kami butuhkan
00:01:56 - 00:02:04
Pantai ruang 2.8 yang kami butuhkan
00:02:04 - 00:02:12
Pantai ruang 2.8 yang kami butuhkan
00:02:12 - 00:02:20
Pantai ruang 2.8 yang kami butuhkan
00:02:20 - 00:02:28
Pantai ruang 2.8 yang kami butuhkan
00:02:28 - 00:02:36
Pantai ruang 2.8 yang kami butuhkan
00:02:36 - 00:02:44
Pantai ruang 2.8 yang kami butuhkan
00:02:44 - 00:02:52
Pantai ruang 2.8 yang kami butuhkan
00:02:52 - 00:03:00
Pantai ruang 2.8 yang kami butuhkan
00:03:00 - 00:03:08
Pantai ruang 2.8 yang kami butuhkan
00:03:08 - 00:03:16
Pantai ruang 2.8 yang kami butuhkan
00:03:16 - 00:03:24
Pantai ruang 2.8 yang kami butuhkan
00:03:24 - 00:03:32
Pantai ruang 2.8 yang kami butuhkan
00:03:32 - 00:03:40
Pantai ruang 2.8 yang kami butuhkan
00:03:40 - 00:03:48
Pantai ruang 2.8 yang kami butuhkan
00:03:48 - 00:03:56
Pantai ruang 2.8 yang kami butuhkan
00:03:56 - 00:04:04
Pantai ruang 2.8 yang kami butuhkan
00:04:04 - 00:04:12
Pantai ruang 2.8 yang kami butuhkan
00:04:12 - 00:04:20
Pantai ruang 2.8 yang kami butuhkan
00:04:20 - 00:04:28
Pantai ruang 2.8 yang kami butuhkan
00:04:28 - 00:04:36
Pantai ruang 2.8 yang kami butuhkan
00:04:36 - 00:04:44
Pantai ruang 2.8 yang kami butuhkan
00:04:44 - 00:04:50
Visi, misi, visi foya, misi foya, visi misi, foya foya, katanya itu ya tadi.
00:04:50 - 00:04:51
Siapa?
00:04:51 - 00:04:54
Sorry, sorry, itu Awkarin, sorry saya.
00:04:54 - 00:04:56
Biasa, jubir kan suka-suka pengen muda.
00:04:56 - 00:05:00
Ibu Capres, kita ada berniat ganti jurkam kita?
00:05:00 - 00:05:03
Kita nanti ngobrol-ngobrol sama Pak Angga di luar ini.
00:05:03 - 00:05:04
Saya siap, siap, siap.
00:05:04 - 00:05:05
Oh siap? Double ya?
00:05:05 - 00:05:08
Pak Abu maaf ini kan baru mulai, masa saya langsung mau dipecat.
00:05:08 - 00:05:09
Kita konsultasi dulu.
00:05:09 - 00:05:11
Ya soalnya anda terlalu ngawur mas.
00:05:11 - 00:05:12
Oh iya.
00:05:12 - 00:05:13
Bukannya semua juga ngawur.
00:05:13 - 00:05:15
Jangan ngobrol-ngobrol kita di sini loh.
00:05:15 - 00:05:16
Oke.
00:05:16 - 00:05:20
Pertama seperti biasa Pak Angga yang general lah visi, misi yang tadi udah bisa dibaca
00:05:20 - 00:05:22
sama rakyat juga semua ya pdf nya itu kan.
00:05:22 - 00:05:25
Jadi 148 halaman yang benar-benar.
00:05:25 - 00:05:26
148 halaman.
00:05:26 - 00:05:27
Bisa dibaca kalau Pak Angga mau baca ya.
00:05:27 - 00:05:31
Halamannya A4 kertasnya.
00:05:31 - 00:05:34
Kalau dia lebih kecil lagi kan bisa jadi lebih banyak halaman.
00:05:34 - 00:05:35
Benar.
00:05:35 - 00:05:39
Jadi coba dipastikan ini halamannya kertasnya apa nih yang dipakai.
00:05:39 - 00:05:41
Iya, iya itu A4 pasti Pak.
00:05:41 - 00:05:43
Jangan-jangan yang 70 tadi A3 jadi dia lebih kecil.
00:05:43 - 00:05:44
Oh mungkin.
00:05:44 - 00:05:45
Betul, betul, betul.
00:05:45 - 00:05:49
Kalau mau lebih banyak lagi saya mau saranin kepada Bapak Ibu kan kita juga belum bikin pdf
00:05:49 - 00:05:50
buat visi, misi kita kan.
00:05:50 - 00:05:52
Kita akan bikin dengan font 72.
00:05:52 - 00:05:53
Jadi gede fontnya.
00:05:53 - 00:05:54
Iya.
00:05:54 - 00:05:55
Jadi bisa 1000 halaman.
00:05:55 - 00:05:56
1000 halaman.
00:05:56 - 00:05:58
Segini kira-kira fontnya ya.
00:05:58 - 00:05:59
Iya besar-besar gitu.
00:05:59 - 00:06:00
Biar kelihatan lebih tebal aja.
00:06:00 - 00:06:02
Saya belum selesai dari tadi.
00:06:02 - 00:06:03
Silahkan.
00:06:03 - 00:06:06
Saya akan bahas soal visi, misi bisa dibaca juga sama semua orang.
00:06:06 - 00:06:10
Jadi kan udah tau juga nih para rakyat dan semuanya udah tau
00:06:10 - 00:06:13
apa aja visi, misi dari pasangan Amin ini.
00:06:14 - 00:06:16
Sekarang dari Kania ya.
00:06:16 - 00:06:17
Dari Ibu Kania.
00:06:17 - 00:06:18
Ibu Kania mungkin ada.
00:06:18 - 00:06:19
Ibu Capres.
00:06:19 - 00:06:20
Mau aja langsung nih.
00:06:20 - 00:06:21
Enggak apa yang mau dibahas.
00:06:21 - 00:06:22
Bukan overview dulu.
00:06:22 - 00:06:23
Iya ini overview.
00:06:23 - 00:06:25
Overview bagian saya dulu gitu.
00:06:25 - 00:06:29
Iya kalau dari saya kan visi, misi ini dari Capres saya kebetulan Pak Angga nih.
00:06:29 - 00:06:30
Siap.
00:06:30 - 00:06:31
Ibu Kania.
00:06:31 - 00:06:33
Tapi ini yang saya jelasin dicontek gak nih?
00:06:33 - 00:06:34
Kan kita belum bikin visi, misi tadi.
00:06:34 - 00:06:35
Oh maaf, maaf.
00:06:35 - 00:06:36
Masa dengan kepedean mas.
00:06:36 - 00:06:37
Oh kita ada ya.
00:06:37 - 00:06:39
Kita tidak perlu nyontek punya kita sudah lebih bagus.
00:06:39 - 00:06:40
Lebih bagus.
00:06:40 - 00:06:42
Berapa kali memberikan solusi.
00:06:42 - 00:06:44
Cuman belum di ketik aja Pak Angga.
00:06:44 - 00:06:45
Di otak udah ada.
00:06:45 - 00:06:46
Di otak udah ada.
00:06:46 - 00:06:49
Justru konsep di otak itu ya terlihat tidak berpura-pura dong.
00:06:49 - 00:06:50
Otak kami sudah.
00:06:50 - 00:06:51
Kita sudah mau melaksanakan.
00:06:51 - 00:06:53
Otak kami juga sudah tersambung.
00:06:53 - 00:06:54
Sudah tersambung.
00:06:54 - 00:06:55
Neuralink.
00:06:55 - 00:06:56
Cuma belum di ketik aja.
00:06:56 - 00:06:58
Neuralink versi ini, apa beta version.
00:06:58 - 00:07:02
Ibu Kania mungkin ada apa yang mau ditanyakan nanti, mau dibahas sama Pak Angga.
00:07:02 - 00:07:06
Nanti bagian pendidikan dan keterangga kerjaan ya Pak Angga.
00:07:06 - 00:07:07
Alapan kerja.
00:07:07 - 00:07:08
Oh.
00:07:08 - 00:07:12
Jadi bagian pendidikannya juga masuk, keterangga kerja pendidikan disitu.
00:07:12 - 00:07:15
Guru, mungkin dosen juga dan seterusnya.
00:07:15 - 00:07:19
Tapi kita bicara juga nanti isinya juga dari pendidikan itu sendiri.
00:07:19 - 00:07:20
Luar biasa.
00:07:20 - 00:07:21
Luar biasa.
00:07:21 - 00:07:22
Oke terima kasih Ibu Kania.
00:07:22 - 00:07:26
Selanjutnya dari Cawapres kami ada Bapak Mamat Alkatiri.
00:07:26 - 00:07:32
Dari saya, saya fokus kepada demokrasi dan juga kebebasan berpendapat.
00:07:32 - 00:07:34
Soal anak muda dan lain-lain.
00:07:34 - 00:07:37
Sudah sejauh mana nih atau apa yang mau diperjuangkan dari.
00:07:37 - 00:07:38
Senjata enggak senjata?
00:07:38 - 00:07:39
Oh tidak.
00:07:39 - 00:07:41
Iya karena Pak Mamat ini paling terancam.
00:07:41 - 00:07:44
Apakah kebebasan berpendapat akan ditodong dengan senjata, itu sebenarnya.
00:07:44 - 00:07:46
Itu kan sebenarnya.
00:07:46 - 00:07:47
Berpendapat kamu, berpendapat.
00:07:47 - 00:07:49
Dan Pak Mamat sini posisinya pro maksudnya.
00:07:49 - 00:07:50
Pro apa?
00:07:50 - 00:07:51
Itu tadi.
00:07:51 - 00:07:52
Tidak.
00:07:52 - 00:07:55
Ibu kita baru ini ya, jangan langsung pecah kita ya.
00:07:55 - 00:07:56
Jangan pecah kongsi.
00:07:56 - 00:07:59
Nanti tiba-tiba dari kita saya capai sama yang lain lho.
00:07:59 - 00:08:02
Awalnya deklarasi di Bapak itu, nanti siapa?
00:08:02 - 00:08:04
Kayak Mas Amin kan.
00:08:04 - 00:08:05
Iya kan.
00:08:06 - 00:08:08
Baru sahaja geser kesini kan.
00:08:08 - 00:08:10
Nanti kita kayak gitu juga.
00:08:10 - 00:08:11
Jadi ibu jangan gitu lah.
00:08:11 - 00:08:12
Iya, iya, iya.
00:08:12 - 00:08:16
Jadi saya itu lebih fokus dan tekankan kepada kebebasan berpendapat dan juga demokrasi.
00:08:16 - 00:08:17
Siap.
00:08:17 - 00:08:20
Di negara ini atau apa yang dijanjikan oleh pasangan Amin.
00:08:20 - 00:08:21
Siap.
00:08:21 - 00:08:22
Iya, iya oke.
00:08:22 - 00:08:23
Oke terima kasih Bapak Mamat.
00:08:23 - 00:08:24
Iya.
00:08:24 - 00:08:25
Terima kasih.
00:08:25 - 00:08:27
Berarti kita langsung mulai aja nih ya.
00:08:27 - 00:08:30
Obrolan kita hari ini pada agenda kali ini nih.
00:08:30 - 00:08:33
Saya sebenarnya kan saya jubir baru nih Pak Angga ya.
00:08:33 - 00:08:34
Iya.
00:08:34 - 00:08:36
Saya belum tahu nih, sebenarnya kalau jadi jubir nih.
00:08:36 - 00:08:40
Setiap calon kita lagi ngomong depan umum, deg-degan gak?
00:08:40 - 00:08:43
Takut blunder, aduh saya harus nyebokin apa lagi nih.
00:08:43 - 00:08:44
Iya betul sekali.
00:08:44 - 00:08:45
Ada gitu kan?
00:08:45 - 00:08:46
Ada, ada.
00:08:46 - 00:08:50
Setiap misalnya Pak ini nih pasangan Amin lagi ngomong sesuatu lah depan umum.
00:08:50 - 00:08:52
Jubir, aduh ini apa nih yang bisa harus.
00:08:52 - 00:08:53
Iya.
00:08:53 - 00:08:54
Ada deg-degan itu gak sih?
00:08:54 - 00:08:57
Bapak selalu, jadi kalau misalnya dia lagi ngomong gitu di forum apa segala macem.
00:08:57 - 00:08:59
Kita sudah bisa, kayaknya udah pernah disini.
00:08:59 - 00:09:01
Ini kayaknya yang headline apa.
00:09:01 - 00:09:03
Yang bakal di spin apa.
00:09:03 - 00:09:05
Nah kita harus nyiapin penjelasan apa gitu sih kira-kira.
00:09:05 - 00:09:07
Kayak kemarin kan yang rame BUMN.
00:09:07 - 00:09:09
Yang profit-profit itu ya.
00:09:09 - 00:09:12
Nah di apa namanya, di media kan dipotongnya setengah.
00:09:12 - 00:09:16
Pak Angga mau sedikit jelasin itu, kita boleh loh memberikan Pak Angga sedikit.
00:09:16 - 00:09:19
Untuk konfirmasi.
00:09:19 - 00:09:22
Buat teman-teman noiser dan paranoia juga ya.
00:09:22 - 00:09:25
Kira-kira kan gitu, pas misalnya kayak BUMN kemarin.
00:09:25 - 00:09:28
Sebenarnya kan yang dibicarakan adalah, BUMN tuh orientasinya gak harus profit.
00:09:28 - 00:09:31
Misalnya, contoh Transjakarta kan tidak profit orientasinya.
00:09:31 - 00:09:32
Betul.
00:09:32 - 00:09:36
Dia rugi tiap tahun tapi ditambah sama PSO dari negara.
00:09:36 - 00:09:38
Nah, kalau misalnya dia orientasinya profit.
00:09:38 - 00:09:41
Gak mungkin tuh 3500 udah 10 tahun lebih kan gak naik-naik.
00:09:41 - 00:09:43
Pasti udah 10 ribu, 20 ribu.
00:09:43 - 00:09:45
Tapi kan benefit yang didapat negara apa?
00:09:45 - 00:09:47
Orang naik transportasi publik.
00:09:47 - 00:09:50
Nah dalam konteks itu, ketika BUMN-nya punya orientasi pelayanan.
00:09:50 - 00:09:52
Ya harusnya orientasinya gak profit.
00:09:52 - 00:09:55
Kayak KAI kan juga, dia rugi kan.
00:09:55 - 00:09:59
Dia dapet PSO untuk kereta ekonominya, dia dapet PSO dari negara.
00:09:59 - 00:10:00
Kira-kira gitu.
00:10:00 - 00:10:03
Nah, ketika bicara BUMN yang orientasinya pelayanan,
00:10:03 - 00:10:05
harusnya tidak dibebani untuk profit.
00:10:05 - 00:10:08
Jadi indikatornya berarti yang orientasinya pelayanan,
00:10:08 - 00:10:10
yang gak perlu berorientasi profit.
00:10:10 - 00:10:11
Betul.
00:10:11 - 00:10:13
Tapi kalau misalnya yang berkompetisi dengan rakyatnya sendiri,
00:10:13 - 00:10:15
itu harus profit gitu ya.
00:10:15 - 00:10:17
Misalnya kan ada sektor tertentu yang ada BUMN,
00:10:17 - 00:10:19
tapi ada swastanya juga.
00:10:19 - 00:10:23
Kayak misalnya gitu, BUMN infrastruktur gitu kan.
00:10:23 - 00:10:26
Selama ini kan kerjaan-kerjaan infrastruktur dikerjain sama BUMN.
00:10:26 - 00:10:29
Meskipun itu juga disapun lagi ke swasta.
00:10:29 - 00:10:31
Kenapa gak harus swasta aja yang ngerjain, kira-kira gitu.
00:10:31 - 00:10:33
Misalnya BUMN karya-karya itu,
00:10:33 - 00:10:37
ya jangan bikin jalan di tengah kota, itu kasih swasta aja.
00:10:37 - 00:10:39
Bikin jalannya di tengah Kalimantan, kira-kira gitu.
00:10:39 - 00:10:40
Oke.
00:10:40 - 00:10:43
Kan susah, kan swasta belum tentu mau bangun di tengah-tengah Kalimantan,
00:10:43 - 00:10:44
gitu kira-kira.
00:10:44 - 00:10:46
Karena untung rugi ya, bicara untung rugi.
00:10:46 - 00:10:47
Betul.
00:10:47 - 00:10:50
Atau kalau misalnya BUMN itu kan punya keistimewaan dapet PMN kan.
00:10:50 - 00:10:53
Penyertaan modal nasional, kira-kira gitu.
00:10:53 - 00:10:55
Kan swasta gak punya itu.
00:10:55 - 00:11:00
Tapi kalau misalnya BUMN yang sudah bisa berkompetisi,
00:11:00 - 00:11:03
TBK segala macem dan lain-lainnya yang udah memang profit,
00:11:03 - 00:11:07
dan gak punya beban pelayanan publik, ya silahkan aja cari untung.
00:11:07 - 00:11:10
Tapi yang gak perlu dapet keistimewaan dari negara, kira-kira gitu.
00:11:10 - 00:11:11
Berkompetisi aja.
00:11:11 - 00:11:14
Iya betul, itu yang selama ini juga dipersoalkan oleh warga sendiri.
00:11:14 - 00:11:16
Maksudnya kan warga juga sebagai pelaku usaha,
00:11:16 - 00:11:18
pastinya ada concern ya dengan itu.
00:11:18 - 00:11:20
Bersaing dengan yang membuat aturannya justru.
00:11:20 - 00:11:23
Iya negara yang menjadi wasit, negara juga yang menjadi pemain.
00:11:23 - 00:11:27
Nah dari Pak Anies berarti ada terbuka dengan ide apa ya,
00:11:27 - 00:11:29
semacam mungkin swastanisasi.
00:11:29 - 00:11:30
Lu bubarkan BUMN gitu.
00:11:30 - 00:11:32
Maaf Pak, jangan langsung gitu Pak.
00:11:32 - 00:11:34
Bukan membubarkan, kita harus perlahan-lahan dulu.
00:11:34 - 00:11:36
Kita harus biarkan Pak Angga yang bicara.
00:11:36 - 00:11:38
Iya ini saya tanya apa maksudnya.
00:11:38 - 00:11:39
Bagaimana Pak Angga?
00:11:39 - 00:11:41
Jangan langsung radikal gitu.
00:11:41 - 00:11:44
Sebenernya konteks swastanisasi privatisasi kan itu udah dikerjakan
00:11:44 - 00:11:45
di 10 tahun terakhir.
00:11:45 - 00:11:48
Ketika itu ada holding, ada segala macemnya.
00:11:48 - 00:11:50
Kan semua orang juga, bahkan pasti gak ada yang tau
00:11:50 - 00:11:53
kalau angkasa pura itu sebenernya udah swasta sekarang gitu.
00:11:53 - 00:11:56
Padahal fungsi utamanya angkasa pura kan pelayanan publik juga.
00:11:56 - 00:11:58
Ngatural lintas penerbangan.
00:11:58 - 00:12:02
Kami sempat ketemu sama beberapa pengusaha penerbangan
00:12:02 - 00:12:05
yang cerita kita tuh mendarat di satu bandara,
00:12:05 - 00:12:07
harganya sama kayak Boeing.
00:12:07 - 00:12:08
Penyebut merek gak apa-apa ya?
00:12:08 - 00:12:09
Gak apa-apa.
00:12:09 - 00:12:12
Nanti kalau masalah tinggal disensor aja ya.
00:12:12 - 00:12:15
Masalahnya kita gak membungkam.
00:12:15 - 00:12:18
Kita gak membungkam disini, di post production dibungkam.
00:12:18 - 00:12:21
Seperti itu Pak Angga konsepnya kalau di negara kami ya.
00:12:21 - 00:12:22
Tidak demokratis berarti ya.
00:12:22 - 00:12:25
Demokratis hanya untuk negara dan visi-visi kalian.
00:12:27 - 00:12:29
Ya misalnya kayak gitu jet besar,
00:12:29 - 00:12:32
kan kalau jet besar isinya 50-100 orang.
00:12:32 - 00:12:35
Tentunya dia dapetnya lebih banyak.
00:12:35 - 00:12:38
Nah kalau pesawat perintis yang isinya cuma 10-15,
00:12:38 - 00:12:40
kan gak mungkin harganya, harusnya gak sama.
00:12:40 - 00:12:43
Yang kayak gitu-gitu itu yang sering kita temukan juga
00:12:43 - 00:12:44
dari beberapa pelaku usaha.
00:12:44 - 00:12:47
Ya karena kan kita, mereka bilangnya kita kan pelayanan.
00:12:47 - 00:12:50
Kayak misalnya contohnya orang mau dari Pekanbaru ke Padang,
00:12:50 - 00:12:51
kan harus ke Jakarta dulu.
00:12:51 - 00:12:52
Benar.
00:12:52 - 00:12:53
Harusnya kan bisa langsung.
00:12:53 - 00:12:56
Nah tapi karena ongkosnya mahal dalam tanda kutip,
00:12:56 - 00:12:59
akhirnya mereka gak bisa nih bikin penerbangan dari Pekanbaru ke Padang
00:12:59 - 00:13:00
yang mungkin cuma sejam kalau penerbangan.
00:13:00 - 00:13:03
Berarti ini termasuk juga misalnya kayak BUMN
00:13:03 - 00:13:05
yang pelayanan transportasi udara misalnya.
00:13:05 - 00:13:06
Betul, udara.
00:13:06 - 00:13:07
Dia tidak masalah rugi ya,
00:13:07 - 00:13:10
yang penting dia bisa menjadi patokan untuk menurunkan harga tiket,
00:13:10 - 00:13:11
sehingga dia ikuti sama yang lain.
00:13:11 - 00:13:13
Tapi apakah dia menurunkan harga tiket?
00:13:13 - 00:13:14
Nah justru menaikkah?
00:13:14 - 00:13:15
Nah menaik.
00:13:15 - 00:13:16
Profit berarti itu.
00:13:16 - 00:13:17
Tapi tidak profit juga.
00:13:17 - 00:13:19
Tapi tetap tidak profit.
00:13:19 - 00:13:20
Bagaimana Pak?
00:13:20 - 00:13:22
Karena itu yang sering jadi masalah kan gitu,
00:13:22 - 00:13:24
minta PMN, udah pengennya harganya mahal,
00:13:24 - 00:13:25
tapi gak profit juga,
00:13:25 - 00:13:27
jangan-jangan ada yang salah dari manajemennya.
00:13:28 - 00:13:31
Nah berarti dari tim Amin disini,
00:13:31 - 00:13:33
mau mereformasi hal-hal seperti ini juga ya.
00:13:33 - 00:13:36
Ya kira-kira yang pasti ketika BUMN punya orientasi pelayanan publik,
00:13:36 - 00:13:39
ya jangan berorientasinya profit dulu.
00:13:39 - 00:13:42
Karena negara tuh bisa masuk ke situ,
00:13:42 - 00:13:44
nutup operasionalnya kira-kira gitu.
00:13:44 - 00:13:45
Kayak misalnya,
00:13:46 - 00:13:47
ya Transjakarta tadi,
00:13:47 - 00:13:48
ongkosnya murah aja,
00:13:48 - 00:13:50
tapi kan dia bisa non-fairbook kan,
00:13:50 - 00:13:51
dia bisa nyari duit dari iklan.
00:13:51 - 00:13:53
Dia bisa meruntuhkan kemacetan juga ya,
00:13:53 - 00:13:54
sedikit demi sedikit.
00:13:54 - 00:13:59
Jadi nilai ekonominya bukan hanya diitung dari dalam revenue atau profit dia sendiri.
00:13:59 - 00:14:02
Tapi kan itu bisa jadi profit juga untuk negara di satu sisi.
00:14:02 - 00:14:04
Kita bicara Transjakarta misalnya,
00:14:04 - 00:14:08
ketika transportasi publik ini berjalan dengan bagus,
00:14:08 - 00:14:09
sistematis,
00:14:09 - 00:14:11
orang naik transportasi publik,
00:14:11 - 00:14:13
jalanan tidak macet,
00:14:13 - 00:14:14
ini kan negara juga untung.
00:14:14 - 00:14:16
Karena kalau jalanan macet,
00:14:16 - 00:14:18
negara tuh bisa rugi per jamnya berapa.
00:14:18 - 00:14:20
Berapa miliar, berapa miliar.
00:14:20 - 00:14:22
4 triliun kepala 6 triliun berugiannya gitu.
00:14:22 - 00:14:24
Ya kira-kira gitu.
00:14:24 - 00:14:26
Jadi kalau kemarin ramainya dibilang,
00:14:26 - 00:14:28
oh semua BUMN akan di,
00:14:28 - 00:14:30
gak boleh profit, enggak, enggak.
00:14:30 - 00:14:32
Ketika itu punya posisi pelayanan ya,
00:14:32 - 00:14:34
harusnya gak profit.
00:14:34 - 00:14:36
Ya sebenarnya memang banyak yang marah ketika lihat potongan itu
00:14:36 - 00:14:39
sebenarnya bukan soal apakah semua BUMN tidak profit.
00:14:39 - 00:14:42
Tapi sebetulnya kan sekarang ini pun dianggap
00:14:42 - 00:14:44
BUMN itu performanya belum sebaik itu.
00:14:44 - 00:14:45
Luas sekali.
00:14:45 - 00:14:47
Ya bukan yang pelayanan publik mungkin ya,
00:14:47 - 00:14:48
tapi yang secara umum.
00:14:48 - 00:14:53
Nah tapi indikator untuk pelayanan publik tadi itu gak masuk ke dalam potongan itu.
00:14:53 - 00:14:56
Jadi orang kira kan ini semua nih secara umum gitu loh.
00:14:56 - 00:14:58
Nah sedangkan ya memang selama ini berorientasi profit gitu,
00:14:58 - 00:15:02
pada bilang gitu, karena sebenarnya banyak yang tidak profit gitu loh.
00:15:02 - 00:15:05
Dan banyak yang tadi seperti kata Pak Angga bilang juga,
00:15:05 - 00:15:07
kurang efisien apa segala macem.
00:15:07 - 00:15:09
Kayak misalnya satu-satu lagi, misalnya Bank BUMN,
00:15:09 - 00:15:12
Bank BUMN itu harusnya bisa meng-cover KPR murah.
00:15:12 - 00:15:13
Iya.
00:15:13 - 00:15:17
Buat pekerja kreatif gitu kan yang gak punya pekerjaan tetap,
00:15:17 - 00:15:20
mereka bisa, harusnya Bank BUMN itu bisa meng-cover,
00:15:20 - 00:15:24
menjamin teman-teman yang gak punya sleep gaji kira-kira gitu lah.
00:15:24 - 00:15:26
Sehingga semua bisa dapat KPR.
00:15:26 - 00:15:27
Tapi itu sudah dilakukan sekarang?
00:15:27 - 00:15:32
Sekarang kayaknya, saya gak tau ya teman-teman yang kerja kreatif gitu ya,
00:15:32 - 00:15:36
apakah sudah mudah, tapi saya karena kerjanya kontrak base,
00:15:36 - 00:15:38
susah dapat KPR kira-kira gitu.
00:15:38 - 00:15:41
Karena kan kontrak base itu kan gak punya sleep gaji.
00:15:41 - 00:15:42
Iya betul.
00:15:42 - 00:15:44
Sleep gaji, teman-teman pengacara biasanya susah.
00:15:44 - 00:15:46
Mungkin bisa terdapat, tapi buahnya tinggi banget pasti.
00:15:46 - 00:15:48
10 persen, 15 persen.
00:15:48 - 00:15:52
Nanti pas 20 tahun selesai bayar KPR, harganya 2 kali lipat kira-kira gitu.
00:15:52 - 00:15:56
Tapi kan harusnya Bank BUMN, harusnya bisa meng-cover itu.
00:15:56 - 00:16:00
Jadi ya kalau Bank Suasta, ya boleh lah dia main komersil.
00:16:00 - 00:16:02
Tapi kalau Bank BUMN, harusnya bisa menjamin itu.
00:16:02 - 00:16:04
Tapi kenapa tidak bisa ya?
00:16:04 - 00:16:05
Nah itu.
00:16:06 - 00:16:08
Nah itu makanya butuhkan kami sebenarnya.
00:16:08 - 00:16:10
Bapak-bapak sudah punya rumah?
00:16:10 - 00:16:12
Sudah, Alhamdulillah.
00:16:12 - 00:16:13
KPR atau beli kes?
00:16:13 - 00:16:14
Kes.
00:16:14 - 00:16:15
Banyak duit berarti ya?
00:16:15 - 00:16:16
Banyak banget duit.
00:16:16 - 00:16:17
Haris berarti?
00:16:17 - 00:16:19
Nggak nabung, nggak nabung, nggak nabung.
00:16:19 - 00:16:20
Nggak nabung.
00:16:20 - 00:16:22
Ini untuk kita jual ke masyarakat,
00:16:22 - 00:16:25
kalau kita calon daripada kaya-kaya, dia gak akan mengambil uang kali ya.
00:16:25 - 00:16:27
Kalau saya memang gak beli saya.
00:16:27 - 00:16:28
Oh iya, iya.
00:16:28 - 00:16:32
Supaya siap revolusi kalau mau revolusi agraria hari ini sudah siap.
00:16:32 - 00:16:33
Kalau saya nunggu nyari...
00:16:33 - 00:16:36
Ibu-ibu capre, tolong jangan terlalu radikal ya.
00:16:36 - 00:16:38
Tolong jangan terlalu radikal.
00:16:38 - 00:16:40
Ibu yang sekarang radikal ya.
00:16:40 - 00:16:43
Kalau saya juga belum punya rumah karena saya nunggu ada yang mau hibahin.
00:16:43 - 00:16:44
Nunggu warisan berarti?
00:16:44 - 00:16:45
Nggak, hibah aja.
00:16:45 - 00:16:47
Karena saya kelihatan kayaknya banyak sekali yang kaya,
00:16:47 - 00:16:49
oh hibah rumah, rumah segini hartanya hibah.
00:16:49 - 00:16:52
Jadi LHKPN tuh rumah segini hibah.
00:16:52 - 00:16:53
Siapa ya teman?
00:16:53 - 00:16:55
Saya seharusnya mikir kayaknya.
00:16:55 - 00:16:57
Jadi banyak yang mendapatkan rumah dari hibah gitu.
00:16:57 - 00:16:58
Iya.
00:16:58 - 00:17:00
Jadi ilang ini memang rasional ini.
00:17:00 - 00:17:02
Kocok kayaknya sekarang udah jadi jodoh bicara kan.
00:17:02 - 00:17:04
Siapa tuh dihibahin sama capres-capresnya kan?
00:17:06 - 00:17:08
Oh ada ya, Jubir yang akan dihibahkan dari capres?
00:17:08 - 00:17:09
Mungkin.
00:17:09 - 00:17:11
Kalau capres-capresnya kaya.
00:17:11 - 00:17:12
Jangan ya.
00:17:12 - 00:17:15
Biasanya kan capres-capresnya blunder, Jubir jahat ya.
00:17:15 - 00:17:16
Jubirnya blunder ya.
00:17:16 - 00:17:18
Ini kan berarti capres-capresnya kaya kan.
00:17:18 - 00:17:20
Nah kalau saya capres-capresnya miskin.
00:17:20 - 00:17:22
Miskin 10 miliar kan.
00:17:22 - 00:17:23
Iya, iya.
00:17:23 - 00:17:25
Mbak tenang dulu Mbak, tahan dulu.
00:17:25 - 00:17:26
Cukup, cukup, cukup.
00:17:26 - 00:17:27
Oke, oke. Saya mau lanjut lagi nanya.
00:17:27 - 00:17:30
Habis itu ini kan saya sebagai Jubir baru juga pengen tahu
00:17:30 - 00:17:33
soal cara-cara kampanye di sosmed gitu.
00:17:33 - 00:17:36
Karena kita lihat yang baru rame itu kan diselepet banyak.
00:17:36 - 00:17:38
Nah, betul sekali.
00:17:38 - 00:17:40
Nah kalau itu tuh dari mana idenya?
00:17:40 - 00:17:41
Apa dari tim?
00:17:41 - 00:17:42
Apa dari pangga?
00:17:42 - 00:17:44
Iya, tim atau dari Caiman sendiri?
00:17:44 - 00:17:45
Ini kayaknya seru nih Mbak.
00:17:45 - 00:17:47
Justru kita akan sedikit bertanya-tanya
00:17:47 - 00:17:49
kalau itu ide Caiman sendiri loh.
00:17:49 - 00:17:54
Nah, jadi. Tidak ada yang bilang tapi Caiman dengan penuh emosi gitu.
00:17:54 - 00:17:55
Ada apa ini?
00:17:55 - 00:17:57
Ada apa?
00:17:57 - 00:17:59
Justru kita akan bertanya-tanya
00:17:59 - 00:18:01
kalau itu ide langsung Caiman.
00:18:01 - 00:18:04
Nah, jadi itu keuntungannya capres-capres suka bercanda.
00:18:04 - 00:18:07
Jadi ide awalnya itu adalah cuma, kan itu hari santri ya.
00:18:07 - 00:18:09
Hari santri kan dihentik sama sarung.
00:18:09 - 00:18:11
Nah ide awalnya cuma menjelaskan fungsi sarung.
00:18:11 - 00:18:12
Oke.
00:18:12 - 00:18:13
1, 2 udah oke tuh.
00:18:13 - 00:18:16
Nah kan biasanya lurus-lurus patah.
00:18:16 - 00:18:18
Nah yang ketiganya dipatahin
00:18:18 - 00:18:20
sama Caiman dengan nyelapetnya dengan keras.
00:18:20 - 00:18:21
Ide dari?
00:18:21 - 00:18:22
Caiman sendiri.
00:18:22 - 00:18:24
Tadinya cuma cetak gitu.
00:18:24 - 00:18:27
Tapi kayaknya kurang keras, cetar gitu jadinya.
00:18:28 - 00:18:29
Bukan sedikit emosi juga kali ya.
00:18:29 - 00:18:31
Itu bukan maksudnya dalam hati kayak,
00:18:31 - 00:18:33
harusnya saya sama Prabowo gitu, enggak ya.
00:18:34 - 00:18:37
Bukan dalam hatinya kayak, harusnya saya jadi capres gitu.
00:18:38 - 00:18:41
Lebih tepat kayaknya omongannya panggung lebih tepat.
00:18:41 - 00:18:42
Bisa yang bertanya bu.
00:18:42 - 00:18:43
Iya, iya, iya.
00:18:43 - 00:18:44
Iya siap pak mamah.
00:18:44 - 00:18:46
Tapi keuntungannya dua-duanya karena suka bercanda,
00:18:46 - 00:18:48
yaudah ketawa-ketawa aja, slow-slow aja.
00:18:48 - 00:18:50
Dan kita gak nyangka itu jadinya rame banget.
00:18:50 - 00:18:53
Tapi ada tim medis yang periksa apa biru gitu,
00:18:53 - 00:18:55
udah lebap, sakit itu loh.
00:18:55 - 00:18:56
Sakit sih.
00:18:56 - 00:18:57
Sakit loh.
00:18:57 - 00:18:59
Iya nanti juga soalnya saya rencana untuk pasangan saya,
00:18:59 - 00:19:00
ini udah saya siapin juga.
00:19:00 - 00:19:01
Apa tuh?
00:19:01 - 00:19:02
Kannya mau saya kasih stick baseball kalau gak salah.
00:19:02 - 00:19:03
Oh kirain sama.
00:19:03 - 00:19:06
Iya itu stick baseball yang ujungnya ada kawat durinya.
00:19:06 - 00:19:08
Untuk buat dites ke Wapres.
00:19:08 - 00:19:09
Iya.
00:19:09 - 00:19:12
Oh terus pak mamahnya pake apa Gil?
00:19:12 - 00:19:13
Enggak dong, dari satu arah aja.
00:19:13 - 00:19:15
Oh kirain dia pake ini yang pengaris.
00:19:15 - 00:19:18
Belum ada sih cowok yang kebal gitu, belum ada sih.
00:19:18 - 00:19:20
Atau penggaris kayu yang panjang kayak guru SD tuh.
00:19:20 - 00:19:22
Nah itu boleh juga.
00:19:22 - 00:19:25
Penggaris panjang gitu ya, yang kayu itu ya.
00:19:25 - 00:19:26
Yang besi aja yang besi.
00:19:26 - 00:19:27
Yang besi boleh.
00:19:27 - 00:19:29
Yang besi yang udah ditajemin.
00:19:29 - 00:19:31
Ya coba di Cawa Presana dulu.
00:19:31 - 00:19:34
Kita tes dulu ya, bangga.
00:19:34 - 00:19:38
Oke sekarang kami akan masuk ke tadi, soal visi misi.
00:19:39 - 00:19:44
Ya ini kan visinya, namanya judulnya Indonesia Adil Makmur Untuk Semua.
00:19:44 - 00:19:47
Dan ada delapan, saya baca kok memang.
00:19:47 - 00:19:48
Saya gak mungkin hafal.
00:19:48 - 00:19:49
Ada banyak-banyak soalnya.
00:19:49 - 00:19:52
Anda takut banget dibilang hafal pak, yaudah biarin aja.
00:19:52 - 00:19:53
Oh iya.
00:19:53 - 00:19:55
Kami kan kita mengusung kejujuran.
00:19:55 - 00:19:57
Orang pintar di Indonesia banyak.
00:19:57 - 00:19:59
Baca disini aja nih.
00:19:59 - 00:20:00
Tapi itu mitos ya.
00:20:00 - 00:20:01
Hah?
00:20:01 - 00:20:02
Yang bilang itu.
00:20:02 - 00:20:03
Yang bilang apa?
00:20:03 - 00:20:06
Orang kan selalu bilangnya katanya orang pintar di Indonesia udah banyak katanya.
00:20:06 - 00:20:08
Tapi emang yang saya liat yang tolol yang banyak sih.
00:20:09 - 00:20:10
Maaf-maaf aja nih.
00:20:10 - 00:20:12
Maaf, saya mah langsung aja.
00:20:12 - 00:20:14
Kejujurannya terlalu ini.
00:20:14 - 00:20:15
Kalau itu poin.
00:20:15 - 00:20:18
Kalau liat di kolom komennya Muhammad sih lucu ya.
00:20:19 - 00:20:22
Indonesia Adil Makmur Untuk Semua, itu visinya.
00:20:22 - 00:20:27
Terus ada delapan misi disebut dengan delapan jalan perubahan.
00:20:27 - 00:20:29
Yang kayaknya gak perlu saya bacain satu-satu ya.
00:20:29 - 00:20:32
Intinya ada ketersediaan bahan pokok, ketersediaan kemiskinan.
00:20:32 - 00:20:34
Ya pelajaran PPKN lah.
00:20:34 - 00:20:36
Yang pasti baik-baik dong.
00:20:36 - 00:20:38
Waduh mas, maksudnya PPKN ya?
00:20:38 - 00:20:40
Ya kan dalam PPKN biasanya begitu.
00:20:40 - 00:20:42
Kalau anda melihat nenek-nenek mau nyebrang,
00:20:42 - 00:20:43
apa yang dilakukan?
00:20:43 - 00:20:44
Maksudnya kita jawab nendang?
00:20:44 - 00:20:46
Enggak dong, pasti kita tolong.
00:20:46 - 00:20:47
Kemiskinan dientaskan.
00:20:47 - 00:20:49
Pasti dong kayak gitu-gitu.
00:20:49 - 00:20:52
Nah tapi ada fakta menarik juga yang sudah dikumpulkan oleh tim saya.
00:20:52 - 00:20:54
Jurubicara saya, ini saya punya tim banyak nih.
00:20:54 - 00:20:57
Ini jatahnya juga dihimpun dari kompas.
00:20:57 - 00:20:58
Jadi bukan dari tim saya, sorry.
00:20:58 - 00:20:59
Dari kompas.
00:21:00 - 00:21:02
Enggak, tim yang browsingnya.
00:21:02 - 00:21:04
Iya, tim yang browsing dari kompas.
00:21:04 - 00:21:06
Iya, yang membaca kompas ID-nya.
00:21:06 - 00:21:09
Ini ada banyak target-target indeks yang ditulis disitu tuh.
00:21:09 - 00:21:10
Banyak angka-angkanya.
00:21:10 - 00:21:13
Ada salah satunya nih target pertumbuhan ekonomi.
00:21:13 - 00:21:15
Sampai target indeks demokrasi.
00:21:15 - 00:21:17
Hanya pasangan amin diantara pasangan lain
00:21:17 - 00:21:21
yang memberikan angka spesifik di tiap komponen.
00:21:21 - 00:21:25
Kayak contoh nih pertumbuhan ekonomi 5,5-6,5% per tahun.
00:21:25 - 00:21:27
Nah itu ada di jelas tuh.
00:21:27 - 00:21:30
Ada target angka pengangguran berkurang dari 5,4
00:21:30 - 00:21:33
jadi 3,5-4% di 2029.
00:21:33 - 00:21:35
Ada target indeks pembangunan manusia,
00:21:35 - 00:21:37
persepsi korupsi, indeks demokrasi.
00:21:37 - 00:21:40
Semua angka-angkanya tuh ada gitu jelas.
00:21:40 - 00:21:45
Selanjutnya selain angka tuh ada juga di handbook visi-misi program AMI
00:21:45 - 00:21:49
ini terdapat kata adil muncul 227 kali.
00:21:49 - 00:21:50
Kata adil tuh bilang adil.
00:21:50 - 00:21:52
Dalam, dan itu katanya dalam satu paragraf ya pak ya.
00:21:52 - 00:21:53
Adil, adil, adil, adil, adil, adil.
00:21:53 - 00:21:54
Enggak, enggak gitu pak.
00:21:54 - 00:21:58
Banyak kan salah 48 halaman ada 227 kali kata adil.
00:21:58 - 00:21:59
Oh saya kira dalam satu paragraf.
00:21:59 - 00:22:00
Maaf, maaf.
00:22:00 - 00:22:03
Kata maju muncul 44 kali.
00:22:03 - 00:22:07
Kata infrastruktur muncul 31 kali.
00:22:07 - 00:22:09
Kata amin muncul banyak banget.
00:22:09 - 00:22:11
Karena emang amin namanya.
00:22:11 - 00:22:13
Nah saya pengen tau nih.
00:22:13 - 00:22:15
Kan subjeknya loh itu kayak jadi saya,
00:22:15 - 00:22:16
nyebutnya amin gitu loh.
00:22:16 - 00:22:18
Nanti nama-namanya mau disebut berapa kali?
00:22:18 - 00:22:20
Kita mau seribu ya?
00:22:20 - 00:22:21
Ya seribu kali, camat.
00:22:21 - 00:22:22
Seribu camat.
00:22:22 - 00:22:24
Program kita seribu camat.
00:22:24 - 00:22:25
Seribu camat.
00:22:25 - 00:22:27
Ya cekannya mamat.
00:22:27 - 00:22:28
Camat dong.
00:22:28 - 00:22:32
Ntar jadi orang jadi bukan milih presiden, milih camat gitu orangnya.
00:22:32 - 00:22:35
Kan udah ada wali kota yang sampai jadi capres.
00:22:35 - 00:22:36
Ya.
00:22:36 - 00:22:37
Capres.
00:22:37 - 00:22:38
Enggak, presiden.
00:22:38 - 00:22:40
Pak Jokowi kan juga dari wali kota.
00:22:40 - 00:22:41
Dari wali kota, benar.
00:22:41 - 00:22:43
Udah ada sekarang wali kota jadi?
00:22:43 - 00:22:44
Cawapres.
00:22:44 - 00:22:45
Camat kapan?
00:22:45 - 00:22:47
Harus dari paling bawah dong.
00:22:47 - 00:22:48
Dari kecamatan.
00:22:48 - 00:22:50
Dari meritokrasi ya dari bawah.
00:22:50 - 00:22:51
Iya.
00:22:51 - 00:22:53
Baru-baru ini lebih paham akar rumput.
00:22:53 - 00:22:56
Kalau camat takut ketuker Pak Angga.
00:22:56 - 00:22:57
Saya tau rasanya jadi Pak Angga sekarang.
00:22:57 - 00:22:59
Ini ngomong gini gimana saya bersihin.
00:22:59 - 00:23:01
Orang jadi milih camat maksudnya.
00:23:01 - 00:23:03
Kalau ini kan enak amin, amin aja dulu.
00:23:03 - 00:23:05
Ini camat, milih camat.
00:23:05 - 00:23:07
Dan orang pilih camat, gak pilih capres.
00:23:07 - 00:23:09
Camat, dekat dengan akar.
00:23:09 - 00:23:11
Akar rumput, akar rumput.
00:23:11 - 00:23:12
Akhirnya lebih berima.
00:23:12 - 00:23:14
Bisa gak ada debat di depan orang?
00:23:15 - 00:23:16
Ini harusnya udah kompak loh.
00:23:16 - 00:23:17
Siap, siap Pak.
00:23:17 - 00:23:18
Bisa debat di belakangannya.
00:23:18 - 00:23:19
Kan tadi kan baru dalam pikiran.
00:23:19 - 00:23:21
Kita belum pasang kabel nuralingnya tadi.
00:23:21 - 00:23:24
Pak Angga biasa kadang-kadang capres capres itu bisa marahin jubir gak?
00:23:24 - 00:23:26
Atau terima-terima aja?
00:23:26 - 00:23:27
Bisa, bisa.
00:23:27 - 00:23:30
Pasti kalau salah-salah dikit pasti dikoreksi lah.
00:23:30 - 00:23:31
Jubir yang marahin bisa gak?
00:23:31 - 00:23:32
Enggak, enggak.
00:23:32 - 00:23:33
Enggak boleh.
00:23:34 - 00:23:35
Enggak boleh.
00:23:35 - 00:23:36
Enggak berani.
00:23:36 - 00:23:40
Oke, dari yang tadi udah saya sebutkan yang jadi pertanyaan tuh.
00:23:40 - 00:23:42
Mengapa memberi angka-angka itu siapa idenya?
00:23:42 - 00:23:43
Dari mana tuh?
00:23:43 - 00:23:45
Tentang angka-angka spesifik kayaknya.
00:23:45 - 00:23:47
Sebenernya itu udah dikerjakan dari 2016.
00:23:47 - 00:23:50
Waktu Pak Anies jadi calon muda kayak Jakarta.
00:23:50 - 00:23:52
Kita selalu mulai dari...
00:23:52 - 00:23:56
Kan dulu itu dasarnya adalah campaign promises gitu.
00:23:56 - 00:24:00
Jadi janji campainya itu harus evident based kan kira-kira gitulah.
00:24:00 - 00:24:02
Reset data dan segala macam gitu.
00:24:02 - 00:24:05
Dan salah satunya mengukurnya kan pakai angka.
00:24:05 - 00:24:07
Meskipun kadang-kadang tercapai gak tercapai.
00:24:07 - 00:24:09
Itu kan masalah perkembangan situasi.
00:24:09 - 00:24:10
Tapi paling tidak kita punya target.
00:24:10 - 00:24:12
Karena kalau gak punya target...
00:24:12 - 00:24:13
Apa yang mengarahkan.
00:24:13 - 00:24:15
Kita gak punya guidance lah kira-kira gitu kan.
00:24:15 - 00:24:17
Kita gak punya arah yang mau dituju.
00:24:17 - 00:24:21
Nah makanya angka-angka ini itu udah di reset, udah di hitung.
00:24:21 - 00:24:22
Kira-kira kita nyampe lah.
00:24:22 - 00:24:25
Kita bisa lah kalau nyampe angka-angka yang realistis ini.
00:24:25 - 00:24:26
Makanya gak dijanjikan.
00:24:26 - 00:24:30
Kalau janji mah kita punya uang 11.000 triliun misalnya kayak gitu-gitu kan.
00:24:30 - 00:24:32
Ya belum tentu ada juga duitnya.
00:24:32 - 00:24:33
Tapi yang di...
00:24:33 - 00:24:36
Ini kan ya rata-rata 5 persen, 6 persen.
00:24:36 - 00:24:37
Gak mungkin 7 persen nih.
00:24:37 - 00:24:40
Karena situasi kondisi ekonomi global lah kira-kira gitu.
00:24:40 - 00:24:42
Tapi sebenarnya 5 persen, 6 persen.
00:24:42 - 00:24:44
Kalau pertumbuhannya merata.
00:24:44 - 00:24:46
Semuanya dapat manfaatnya.
00:24:46 - 00:24:48
Harusnya lebih baik buat Indonesia kira-kira gitu.
00:24:48 - 00:24:51
Percuma 7 persen tapi cuma satu daerah yang dekat sama tambang aja.
00:24:51 - 00:24:53
Nikel gitu misalnya.
00:24:53 - 00:24:54
Di Halmahera kan ada tuh.
00:24:54 - 00:24:56
Pertumbuhannya sampai 14 persen.
00:24:56 - 00:24:58
Tapi ya karena disitu ada tambang aja.
00:24:58 - 00:25:00
Makanya jadi tinggi pertumbuhannya.
00:25:00 - 00:25:02
Cuma gak merata ke semua orang.
00:25:02 - 00:25:04
Nah meskipun ini 5 persen, 6 persen.
00:25:04 - 00:25:06
Ya kalau merata semuanya dapat.
00:25:06 - 00:25:08
Kira-kira kayak gitu lah.
00:25:08 - 00:25:10
Berarti lebih ke setara ya.
00:25:10 - 00:25:12
Betul, adil dan setara.
00:25:12 - 00:25:14
Karena kan daripada janji misalnya.
00:25:14 - 00:25:15
Kemiskinan akan saya hilangkan.
00:25:15 - 00:25:17
Nah kan itu gimana gak ada...
00:25:17 - 00:25:18
Gak ada angkarannya.
00:25:18 - 00:25:21
Pas selama saya lihat capres-capres gak ada yang pernah bilang begitu sebenarnya.
00:25:21 - 00:25:23
Itu obrolan di masyarakat sih sebenarnya.
00:25:23 - 00:25:25
Kemiskinan saya hilangkan gitu-gitu.
00:25:25 - 00:25:27
Kayaknya gak pernah ya capres-capres ngomong gitu ya.
00:25:27 - 00:25:28
Itu permisalan aja mungkin.
00:25:28 - 00:25:29
Permisalan, kalau itu kan gak pakai angka.
00:25:29 - 00:25:32
Kalau ini kan ada tuh, kemiskinan berkurang berapa persen.
00:25:32 - 00:25:35
Ini sekarang jubir saya sama wapres saya berdebat nih.
00:25:35 - 00:25:36
Betul, betul.
00:25:36 - 00:25:38
Emang kayak gini, karena demokratis sekali.
00:25:38 - 00:25:39
Demokratis.
00:25:39 - 00:25:41
Bisa juga bisa gantiin wapres gak?
00:25:41 - 00:25:42
Capres gak?
00:25:42 - 00:25:44
Kadang-kadang kalau lagi males capres ya.
00:25:44 - 00:25:46
Tiba-tiba dia dilantik.
00:25:46 - 00:25:49
Kalau capres kenapa-napa kan bisa diganti ada capres.
00:25:49 - 00:25:51
Kalau malas kenapa-napa ada jubin.
00:25:51 - 00:25:53
Jadi dia kalau di daerah segdala.
00:25:53 - 00:25:54
Segdala.
00:25:54 - 00:25:56
Nah kalau saya kenapa-napa.
00:25:56 - 00:25:57
Pak Angga ntar ya.
00:25:57 - 00:25:58
Boleh, boleh.
00:25:59 - 00:26:01
Nyalami kontak nanti Pak Angga.
00:26:01 - 00:26:04
Selain angka kan tadi ada kata-kata yang tadi tuh.
00:26:04 - 00:26:07
Adil, apa aja tadi?
00:26:07 - 00:26:09
Maju, infrastruktur.
00:26:09 - 00:26:11
Nah paling banyak tadi adil.
00:26:11 - 00:26:15
Itu sengaja atau gak sengaja ini atau gimana?
00:26:15 - 00:26:16
Karena disiapkan.
00:26:16 - 00:26:18
Karena emang itu yang jadi tujuan.
00:26:18 - 00:26:22
Bahwa sila 1 sampai 4 tuh kita udah bisa bicara banyak tentang itu.
00:26:22 - 00:26:24
Tapi sila 5 tuh gak pernah terwujudkan dengan baik dan benar.
00:26:24 - 00:26:25
Kira-kira gitu.
00:26:25 - 00:26:30
Makanya adil itu jadi nilai, jadi values yang dibawa dari Jakarta.
00:26:30 - 00:26:35
Jadi dari Jakarta itu jadi core lalu dibawa ke nasional.
00:26:35 - 00:26:39
Dan kayaknya meskipun adil tuh banyak interpretasinya.
00:26:39 - 00:26:41
Tapi kira-kira itu jadi values utama.
00:26:41 - 00:26:44
Jadi ketika misalnya ditanya di Jakarta, di Nesbindang.
00:26:44 - 00:26:48
Ketika ditanya bikin jalan yang adil.
00:26:48 - 00:26:51
Kayaknya bikin jalan yang adil tuh kan gak semua orang bisa interpretasi.
00:26:51 - 00:26:57
Tapi adil itu ya pejalan kaki divasilitasi, sepeda divasilitasi, motor divasilitasi.
00:26:57 - 00:27:00
Mobil divasilitasi, transportasi publik divasilitasi juga gitu.
00:27:00 - 00:27:02
Itu baru satu aspek.
00:27:02 - 00:27:07
Nah dalam konteks nanti kira-kira Indonesia arahnya, valuesnya akan seperti itu.
00:27:07 - 00:27:12
Ketika ada sesuatu program, keadilannya seperti apa?
00:27:12 - 00:27:14
Bawang kereta misalnya gitu ya.
00:27:14 - 00:27:19
Cepet-cepet tapi gak adil atau yang lambat yang speednya biasa-biasa aja.
00:27:19 - 00:27:21
Tapi kasih manfaat buat semua kira-kira gitu.
00:27:21 - 00:27:23
Ada nyindir-nyindir tuh.
00:27:23 - 00:27:25
Khus, khus, khus yes.
00:27:25 - 00:27:27
Saya sampe seret tadi dengernya.
00:27:27 - 00:27:29
Kaget saya.
00:27:29 - 00:27:32
Apalagi kan buat Bang Mahmad kan yang selalu tiap apa-apa,
00:27:32 - 00:27:35
ini Papua tidak adil, Papua tidak adil, Papua tidak adil gitu.
00:27:35 - 00:27:36
Sorry mas saya Sunda mas.
00:27:36 - 00:27:37
Oh Sunda ya?
00:27:37 - 00:27:40
Nama dia selalu Mahmad Sumamad.
00:27:40 - 00:27:42
Saya mau jadi cowok pres sekarang.
00:27:42 - 00:27:44
Emang boleh orang Papua jadi cowok pres?
00:27:44 - 00:27:46
Gak boleh kan? Full on jawab aja.
00:27:46 - 00:27:47
Bukan gak boleh.
00:27:47 - 00:27:48
Oh boleh.
00:27:48 - 00:27:49
Belum ada aja.
00:27:49 - 00:27:50
Setelah konstitusi boleh.
00:27:50 - 00:27:51
Oh boleh.
00:27:51 - 00:27:52
Tapi belum ada aja ya.
00:27:52 - 00:27:54
Kan kurang banyak orangnya.
00:27:54 - 00:27:55
Oh kurang banyak.
00:27:55 - 00:27:58
Kita biar MK putusin cowok pres harus orang Papua.
00:27:58 - 00:28:00
Gak cuma muda aja.
00:28:00 - 00:28:02
Itu karena memang jumlah penduduknya sedikit aja.
00:28:02 - 00:28:04
Jadi kemungkinan terpilih juga susah gitu ya.
00:28:04 - 00:28:06
Kira-kira gitu kan lah ya.
00:28:06 - 00:28:08
Papa kok pesimis sekali sih pak? Jangan dong.
00:28:08 - 00:28:09
Ya emang begitu.
00:28:09 - 00:28:11
Iya pilih aja kan Jawa Timur, Jawa Barat, Jawa Timur.
00:28:11 - 00:28:14
Tapi kan ini kita sedang membangun masa digital ya.
00:28:14 - 00:28:15
Iya.
00:28:15 - 00:28:16
Dengan adanya Noiser.
00:28:16 - 00:28:20
Apalagi kemarin kan Pak Anies waktu pilih Caimin kan juga
00:28:20 - 00:28:22
mengatakan bahwa kami lemah di Jawa Timur.
00:28:23 - 00:28:25
Tapi gak pikir yang lain tuh gimana adilnya tuh.
00:28:25 - 00:28:29
Gak pikir apakah lemah di Maluku, apakah lemah di Papua.
00:28:29 - 00:28:31
Kenapa gak pilih calon dari sana?
00:28:32 - 00:28:34
Karena gak ada yang berani calon dari sana.
00:28:34 - 00:28:35
Hah!
00:28:35 - 00:28:39
Kok dibalikin ke kita ya?
00:28:39 - 00:28:41
Saya sudah siap padahal sudah siap.
00:28:41 - 00:28:44
Kemarin Bang Wamad gak dat, gak ini sih gak sempat ketemu aja.
00:28:44 - 00:28:47
Mungkin kalau sempat ketemu nanti saya bilang,
00:28:47 - 00:28:50
Pak ini sangat pro autista sama sekali.
00:28:50 - 00:28:53
Dia sangat pro pemberontakan.
00:28:53 - 00:28:56
Maaf lah usia saya ini masih membutuhkan paman.
00:28:56 - 00:28:57
Usia saya.
00:28:57 - 00:28:58
Umur berapa?
00:28:58 - 00:28:59
31.
00:28:59 - 00:29:00
Masih butuh paman kan?
00:29:00 - 00:29:05
Harus maju dulu kita di dalam, apa namanya, daerah ya.
00:29:05 - 00:29:06
Ya, betul.
00:29:06 - 00:29:07
Saya sebutin daerah.
00:29:07 - 00:29:08
Yang harus saya klarifikasi.
00:29:08 - 00:29:11
Kita maju wali kota Depok dulu nih ya.
00:29:11 - 00:29:13
Wali kota Depok dulu.
00:29:13 - 00:29:14
Oh iya, wali kota depok dulu ya.
00:29:14 - 00:29:16
Ya, elected dulu.
00:29:16 - 00:29:18
Kita di Depok dulu, di Depok.
00:29:18 - 00:29:19
Baru bingung.
00:29:19 - 00:29:20
Satu.
00:29:21 - 00:29:23
Cocok nih Bang Wamad kalau sama PKS kiri-kiri di Depok.
00:29:23 - 00:29:24
Sama apa?
00:29:24 - 00:29:25
Sama PKS di Depok cocok kayaknya.
00:29:25 - 00:29:27
Kok ini udah ada rayuan ya?
00:29:27 - 00:29:30
PKS ini udah sering melayu loh di PKS ya.
00:29:31 - 00:29:33
Kalau soal maju, tadi kata-kata maju.
00:29:33 - 00:29:36
Ya, maju kan sebenarnya term generic ya.
00:29:36 - 00:29:38
Bahwa semua orang tuh pasti pengen maju.
00:29:38 - 00:29:41
Jadi, kan ini, sekarang-sekarang tuh selalu ada yang bilang,
00:29:41 - 00:29:44
wah perubahan itu kayak dari SMA balik lagi ke TK.
00:29:44 - 00:29:48
Menurut saya tuh agak bodoh aja gitu ya kira-kira gitu.
00:29:48 - 00:29:51
Karena kan semua orang tuh pasti pengen maju, pengen berubahan.
00:29:51 - 00:29:53
Setiap orang tuh pasti pengen berubah.
00:29:53 - 00:29:55
Jadi hidup lebih baik daripada hari sebelumnya.
00:29:55 - 00:29:58
Makanya kita tetap pengen maju.
00:29:58 - 00:29:59
Cuma majunya seperti apa?
00:29:59 - 00:30:01
Majunya berkeadilan kira-kira gitu.
00:30:01 - 00:30:05
Jadi perubahan itu bukan dalam konteks udah bangun 10 tower,
00:30:05 - 00:30:07
diturunin, dihancurin lagi jadi 1.
00:30:07 - 00:30:09
10 lantai dihancurin lagi jadi 1.
00:30:09 - 00:30:14
Tapi ini udah 10 yang tadinya eksklusif buat golongan tertentu.
00:30:14 - 00:30:17
Kita ubah jadi semua orang bisa akses si tower 10 lantai ini.
00:30:17 - 00:30:18
Kira-kira gitu sih.
00:30:18 - 00:30:19
Dan itu kan perubahan juga.
00:30:19 - 00:30:23
Kalau kata-kata infrastruktur kenapa cuma terdapat 31 kali?
00:30:23 - 00:30:27
Maka udah tidak pro kepada persoalan infrastruktur?
00:30:27 - 00:30:31
Karena kan sebenarnya kan ketika ngomongin kampanye kan semua punya prioritasnya.
00:30:31 - 00:30:33
Infrastruktur kita udah bagus.
00:30:33 - 00:30:35
Maksudnya gini, jalan tol udah dimana-mana.
00:30:35 - 00:30:36
Jalan udah dimana-mana.
00:30:36 - 00:30:39
Tapi kan selama ini yang manfaatin belum semua orang.
00:30:39 - 00:30:41
Makanya yang udah ada sekarang,
00:30:41 - 00:30:43
kita bikin semua orang bisa dapat manfaatnya.
00:30:43 - 00:30:45
Kan sekarang pertanyaannya gini,
00:30:45 - 00:30:49
orang banyak truck yang milih untuk lewat jalan pantorai biasa.
00:30:49 - 00:30:50
Kenapa? Karena mahal.
00:30:50 - 00:30:51
Mahal tolnya.
00:30:51 - 00:30:54
Mahal karena mereka harus bayar tarif yang paling mahal.
00:30:54 - 00:30:57
Kenapa mobil pribadi aja yang bayarnya paling mahal?
00:30:57 - 00:30:59
Kan dia udah dapet subsidi BBM.
00:30:59 - 00:31:02
Belum lagi kreditnya bisa jadi dimurahin.
00:31:02 - 00:31:04
Fasilitas kredit tadi bikin lebih murah.
00:31:04 - 00:31:07
Kenapa dia yang pake jalan tol dia dapetnya paling murah?
00:31:07 - 00:31:09
Karena dia cuma servis 1 sampai 4 orang.
00:31:09 - 00:31:13
Padahal lu tergini untuk bawa barang bahan ke sebuah pelosok.
00:31:13 - 00:31:14
Betul.
00:31:14 - 00:31:18
Dia bawa sembako, dia bawa sayuran, dia bawa logistik,
00:31:18 - 00:31:19
kira-kira gitu.
00:31:19 - 00:31:20
Yang manfaatnya lebih banyak orang.
00:31:20 - 00:31:21
Kenapa dia harus bayar?
00:31:21 - 00:31:22
Lebih mahal.
00:31:22 - 00:31:24
Lebih mahal daripada mobil pribadi.
00:31:24 - 00:31:26
Dari dulu juga saya mempertanyakan itu.
00:31:26 - 00:31:27
Oh Anda boleh cocok ya?
00:31:27 - 00:31:28
Nanti kita masukin.
00:31:28 - 00:31:31
Emang di semua visi-visi ini banyak yang cocok saya memang.
00:31:31 - 00:31:34
Jadi-jadinya bingung gitu.
00:31:34 - 00:31:36
Karena di semuanya ada ide yang saya cocok.
00:31:36 - 00:31:39
Nah untuk kan yang bergabung, Bang Angga harus bilang Adin aja dulu.
00:31:39 - 00:31:41
Makanya ini kita tanya-tanya dulu ke Pak Angga.
00:31:41 - 00:31:43
Tanya-tanya dulu ke dia bergabung bersama.
00:31:43 - 00:31:46
Mohon maaf, Pak Angga tuh logo Amin masih bisa ada C depannya nggak?
00:31:46 - 00:31:47
Camin.
00:31:47 - 00:31:49
Jadi soalnya kannya masih, kannya Anis.
00:31:49 - 00:31:51
Tapi bukan Anis dong kalau Camin.
00:31:51 - 00:31:52
Jadi kannya Amin.
00:31:52 - 00:31:53
Emang kannya yang di depan dong?
00:31:53 - 00:31:54
Atau Ancam aja.
00:31:54 - 00:31:55
Ancam.
00:31:55 - 00:31:59
Anis jadi, Anis kannya jadi Amin.
00:31:59 - 00:32:00
Ancam.
00:32:00 - 00:32:01
Pilihan Ancam.
00:32:03 - 00:32:04
Pilih atau kami Ancam.
00:32:04 - 00:32:05
Iya.
00:32:07 - 00:32:08
Tapi itu menarik tadi ya soalnya.
00:32:08 - 00:32:09
Iya betul-betul.
00:32:09 - 00:32:13
Itu insight yang jarang dibahas.
00:32:13 - 00:32:14
Bahkan hampir tidak pernah dibahas ya.
00:32:14 - 00:32:15
Iya soal tol tadi ya.
00:32:15 - 00:32:16
Iya.
00:32:16 - 00:32:22
Jarang sekali menjadi konsumsi pembahasan atau perdebatan di kalangan atas gitu loh.
00:32:22 - 00:32:25
Mungkin yang jadi mahal tuh kalian suka lihat saya di tol ya.
00:32:25 - 00:32:27
Truk gede yang bawa mobil-mobil baru atasnya.
00:32:27 - 00:32:28
Untung gue suka bawa mobil banyak.
00:32:28 - 00:32:29
Nanti jadi mahal tuh.
00:32:29 - 00:32:30
Udah bayar truk, bayar mobil-mobil itu satu-satu.
00:32:30 - 00:32:31
Bener juga ya.
00:32:31 - 00:32:32
Bayar.
00:32:32 - 00:32:34
Kalau bawa 12 mobil jadi 12 kali bayar.
00:32:34 - 00:32:35
12 kali ya?
00:32:35 - 00:32:37
Harusnya begitu ya kita ngitungnya ya.
00:32:37 - 00:32:38
Iya makanya jadi mahal truk.
00:32:38 - 00:32:39
Oh seperti itu ya.
00:32:39 - 00:32:41
Tapi nanti saya mau trip bawa mobil bos.
00:32:41 - 00:32:42
Ada bawa otomat.
00:32:42 - 00:32:43
Ada bawa otomat.
00:32:43 - 00:32:44
Ada bawa otomat.
00:32:44 - 00:32:46
Kita harus seleksi jubir baru ini.
00:32:46 - 00:32:47
Iya, iya.
00:32:47 - 00:32:48
Kita boleh seleksi.
00:32:48 - 00:32:50
Sama tadi kita juga kalau untuk, saya boleh saran ya.
00:32:50 - 00:32:52
Kan tadi itu kata-kata maju banyak.
00:32:52 - 00:32:53
Kalau misalnya kita gak perlu terlalu banyak.
00:32:53 - 00:32:54
Kita gak perlu ya.
00:32:54 - 00:32:56
Kan saya takut pak kalau Indonesia maju, maju nabrak Filipina.
00:32:56 - 00:32:57
Oh.
00:32:57 - 00:32:58
Enggak, enggak.
00:32:58 - 00:32:59
Kan terlalu maju.
00:32:59 - 00:33:00
Kita kayak Indonesia disini aja terus.
00:33:00 - 00:33:02
Mohon maaf pak emang referensinya Bapak 2ID.
00:33:02 - 00:33:03
Betul.
00:33:03 - 00:33:04
Bapak 2ID ya.
00:33:04 - 00:33:05
Bapak 2ID.
00:33:05 - 00:33:06
Bapak 2ID lagi.
00:33:06 - 00:33:07
Iya, iya, iya.
00:33:07 - 00:33:09
Tapi kalau dari saya mungkin segitu aja.
00:33:09 - 00:33:12
Saya akan melanjutkan berikutnya ke Ibu Capresa ya.
00:33:12 - 00:33:14
Oh, langsung ke pembahasan.
00:33:14 - 00:33:15
Iya tadi pembahasan.
00:33:15 - 00:33:16
Ini juga udah pembahasan.
00:33:16 - 00:33:17
Iya, iya makanya.
00:33:17 - 00:33:19
Jadi sekarang saya langsung ke pembahasan saya.
00:33:19 - 00:33:20
Mungkin apalagi katanya visi-visi udah mirip-mirip.
00:33:20 - 00:33:21
Iya, iya, iya.
00:33:21 - 00:33:22
Udah setuju-setuju.
00:33:22 - 00:33:23
Silahkan.
00:33:23 - 00:33:26
Iya, kalau gitu kita lanjut aja nih turunan dari tadi soal keadilan.
00:33:26 - 00:33:27
Iya.
00:33:27 - 00:33:30
Karena kita masuk, kalau gitu itu menjadi pisau analisisnya dari situ aja.
00:33:30 - 00:33:31
Iya.
00:33:31 - 00:33:35
Misalnya dalam konteks pendidikan dulu kali ya pak Angga.
00:33:37 - 00:33:41
Saya dari dulu sering melihat memang orang-orang ketika bicara pendidikan
00:33:41 - 00:33:45
tuh banyak sekali yang fokusnya memang dimensi keadilannya gitu.
00:33:45 - 00:33:50
Nah apakah memang Amin dalam konteks ini juga fokus di situnya,
00:33:50 - 00:33:54
bagaimana memeratakan akses gitu misalnya atau apa ya,
00:33:54 - 00:33:59
mungkin core titik yang tadi mau dibilang membawa perubahan itu
00:33:59 - 00:34:01
mungkin di titik mananya nih dalam konteks pendidikan.
00:34:01 - 00:34:03
Dari situ dulu kali ya kita masukin.
00:34:03 - 00:34:05
Paling awal adalah ketika ngomongin pendidikan,
00:34:05 - 00:34:08
orang itu selalu bicara pendidikan itu sebagai kos.
00:34:08 - 00:34:10
Sebagai kosnya negara gitu.
00:34:10 - 00:34:12
Belan, biaya pendidikan tinggi dan segala macemnya
00:34:12 - 00:34:14
sehingga harus dikurangi dan lain-lainnya.
00:34:14 - 00:34:17
Padahal akas sehatan dan pendidikan itu adalah investasi seharusnya.
00:34:17 - 00:34:18
Investasi.
00:34:18 - 00:34:21
Sehingga kalaupun itu lebih tinggi dari alutsista kan gak apa-apa.
00:34:21 - 00:34:25
Kementerian pendidikan dapat alokasi lebih tinggi dari kemenahan
00:34:25 - 00:34:26
kan harusnya gak apa-apa.
00:34:26 - 00:34:28
Lebih tinggi dari TNI Polri pun gak apa-apa gitu kan.
00:34:28 - 00:34:33
Sekarang TNI Polri dan Kemenahan kan salah satu yang paling tinggi.
00:34:33 - 00:34:34
Tapi kan itu harusnya gak apa-apa.
00:34:34 - 00:34:38
Kenapa dia jadi, karena dia jadi investasi buat Indonesia
00:34:38 - 00:34:39
misalnya 10-15 tahun ke depan.
00:34:39 - 00:34:42
Nah, itu yang jadi filosofi utamanya.
00:34:42 - 00:34:44
Dimana pendidikan itu adalah investasi negara.
00:34:44 - 00:34:48
Bukan, investasi itu bukan cuma bangun tol, bangun kereta cepat
00:34:48 - 00:34:49
atau segala macemnya.
00:34:49 - 00:34:50
Tapi juga bangun pendidikan.
00:34:50 - 00:34:53
Nah, sekarang itu dalam kondisi hari ini,
00:34:53 - 00:34:55
kalau di Jakarta mungkin gak terlalu parah.
00:34:55 - 00:34:59
Tapi di daerah-daerah itu banyak yang SD-nya banyak kursinya,
00:34:59 - 00:35:01
SMP-nya kursinya sedikit.
00:35:01 - 00:35:03
SMA-nya lebih sedikit lagi kursinya gitu.
00:35:03 - 00:35:07
Saya pernah ngajar di pedalaman, di Lampung, di Tulang Bawang Barat.
00:35:07 - 00:35:11
Itu SD-nya di desa itu ada 5-6.
00:35:11 - 00:35:15
SMP negeri cuma 1 di desa.
00:35:15 - 00:35:18
Di kecamatan, SMA negeri cuma 1.
00:35:18 - 00:35:22
Jadi orang didesain untuk tidak lulus SMA gitu kira-kira.
00:35:22 - 00:35:25
Karena kan kursinya makin sedikit makin ke atas.
00:35:25 - 00:35:29
Nah, salah satu keinginannya adalah jumlah kursinya harusnya
00:35:29 - 00:35:33
kursi kelas 1 SD sama dengan kursi kelas 1 SMP,
00:35:33 - 00:35:35
sama dengan kursi kelas 1 SMA.
00:35:35 - 00:35:40
Itu masuknya ke kebijakan daerah atau pusat ya kalau seperti itu ya?
00:35:40 - 00:35:43
Kan pusat bisa ikut alokasi DAU-DAK.
00:35:43 - 00:35:45
Oh, dari DAU-DAKnya jadi...
00:35:45 - 00:35:47
Ada pake APBN kan?
00:35:47 - 00:35:52
Iya, jadi ibaratnya daripada 400 triliun bikin infrastruktur di tengah-tengah hutan,
00:35:52 - 00:35:55
mending kita bikin sekolah yang lebih banyak aja kira-kira gitu.
00:35:56 - 00:35:59
Jadi memang ada anggaran lain yang dipindahkan ke situ ya?
00:35:59 - 00:36:00
Betul.
00:36:00 - 00:36:01
Tapi sudah ada hitungannya berarti ya,
00:36:01 - 00:36:04
berapa bangunan sekolah yang harus kita bangun
00:36:04 - 00:36:06
dan berapa anggaran yang dibutuhkan untuk itu?
00:36:06 - 00:36:07
Di Jakarta itu kalau saya gak salah ya,
00:36:07 - 00:36:12
itu satu sekolah yang bagus itu kira-kira 4 sampai 14 miliar satu sekolah.
00:36:12 - 00:36:15
Ya kalau misalnya kita butuh seribu sekolah ya,
00:36:15 - 00:36:20
kita belum dapet angka berapa total kebutuhan sekolahnya,
00:36:20 - 00:36:24
tapi kira-kira ya cukup lah kita punya duit buat itu.
00:36:24 - 00:36:28
Dan itu tadi karena ini bukan beban,
00:36:28 - 00:36:31
ini ada investasi kita bisa memotong dari yang lain gitu.
00:36:31 - 00:36:35
Misalnya Abang Mamat yang tadinya pengadaan Mamat Gunshop ke Kemenhan,
00:36:35 - 00:36:36
kita potong.
00:36:37 - 00:36:38
Ya kan misalnya,
00:36:38 - 00:36:42
misalnya gitu kita potong kalau kasih ke Abang Mamat gitu kan,
00:36:42 - 00:36:44
ke Mamat Gunshop kita potong,
00:36:44 - 00:36:45
kita alihin ke pendidikan.
00:36:45 - 00:36:48
Lama-lama bener nih kalau capres-capres semua udah bahas ini nih.
00:36:48 - 00:36:50
Lama-lama jadi beneran ini.
00:36:50 - 00:36:52
Oh berarti infrastruktur juga,
00:36:52 - 00:36:54
cuman dalam konteks ini infrastruktur pendidikan ya?
00:36:54 - 00:36:58
Tapi jadi disebutnya mungkin di dalam visi-visinya gak pake kata infrastruktur.
00:36:58 - 00:37:00
Bukan bangun ruang kelas baru kira-kira gitu.
00:37:00 - 00:37:03
Tapi sebenarnya ini infrastruktur juga Pak Gilang.
00:37:03 - 00:37:06
Kan kemarin tuh rame tuh zonasi.
00:37:06 - 00:37:08
Ribut tuh ribut banget.
00:37:08 - 00:37:10
Karena kan alokasi kursinya yang kurang.
00:37:10 - 00:37:16
Tapi kan dalam perdebatan zonasi kan ada unsur bukan cuma soal keberadaan
00:37:16 - 00:37:18
adanya sekolah atau enggak kan.
00:37:18 - 00:37:20
Tapi ini sekolah yang kayak gimana kan sebenarnya.
00:37:20 - 00:37:21
Betul, betul.
00:37:21 - 00:37:26
Kan kalau misalnya tadi kita bicara dari konteks keadilan ini kan sebenarnya
00:37:26 - 00:37:27
pemerataan nih, pemerataan.
00:37:27 - 00:37:30
Sebenarnya kita tahu ya bahwa yang namanya
00:37:31 - 00:37:34
apa ya, fasilitas pendidikan itu kayaknya hampir gak bisa gak sih
00:37:34 - 00:37:39
kita temukan sekarang itu total sama level kualitasnya gitu misalnya.
00:37:39 - 00:37:43
Iya, kalau misalnya bicara kualitas memang belum semuanya bagus.
00:37:43 - 00:37:44
Kira-kira gitu ya.
00:37:44 - 00:37:48
Tapi kita bisa mengauli dari kursinya ada apa enggak.
00:37:48 - 00:37:52
Karena kalau misalnya gini, sekolah di Jakarta yang bagus tuh kan cuma SMA.
00:37:53 - 00:37:54
Berapa nih?
00:37:54 - 00:37:56
Yang kayak gitu-gitu kan standar.
00:37:56 - 00:37:57
Kita tunggu.
00:37:57 - 00:37:58
SMA 8 gitu kan.
00:37:58 - 00:38:02
Tapi kan SMA 8 itu skopnya cuma kalau pakai zonasi ya
00:38:02 - 00:38:03
cuma di sekitaran Bukit Duri aja.
00:38:03 - 00:38:07
Blok M misalnya Bulungan cuma sekitaran di Blok M aja gitu.
00:38:07 - 00:38:09
Orang tuh gak bisa dapat akses.
00:38:09 - 00:38:13
Bahkan kemarin waktu zonasi di Jakarta, untungnya di Jakarta kemarin
00:38:13 - 00:38:17
swasta tuh diikutin ke PPDB.
00:38:17 - 00:38:21
Dan kalau misalnya dia gak mampu tapi kalah di zonasi
00:38:21 - 00:38:23
dia masuk ke swasta dibantu sama pemerintah.
00:38:23 - 00:38:26
Ada bantuan dia yang masuk ke sekolah swasta kira-kira gitu.
00:38:26 - 00:38:30
Nah ketika kursinya udah ada baru kita mulai,
00:38:30 - 00:38:33
nanti pembertahannya kita mulai di kualitas gurunya.
00:38:33 - 00:38:35
Tapi yang penting anaknya sekolah dulu, bisa sekolah dulu.
00:38:35 - 00:38:38
Baru setelah itu nanti ketika kursinya udah ada
00:38:38 - 00:38:40
gurunya bisa datang lebih banyak kira-kira gitu ya.
00:38:40 - 00:38:42
Kita bisa rekrut baik itu P3K skemanya,
00:38:42 - 00:38:44
baik itu PNS skemanya.
00:38:44 - 00:38:48
Bang Mamat misalnya mau kesana ngajar di fak-fak misalnya gitu.
00:38:48 - 00:38:52
Mengorbankan rap apa, stand up komedinya disini gitu lah kira-kira.
00:38:52 - 00:38:54
Kontribusi buat negara.
00:38:54 - 00:38:56
Gimana Pak Mamat?
00:38:56 - 00:38:57
Indonesia mengajar ini.
00:38:57 - 00:38:59
Iya program Indonesia mengajar.
00:38:59 - 00:39:01
Turun tangan ini.
00:39:01 - 00:39:02
Jadi tadi kira-kira gitu ya.
00:39:02 - 00:39:04
Maksudnya menyediainya infrastruktur juga,
00:39:04 - 00:39:07
eh sorry ruang kelas baru dan kualitas gurunya gitu.
00:39:07 - 00:39:10
Nah itu yang tadi sebenarnya saya mau tanyakan dari awal
00:39:10 - 00:39:12
tuh yang soal akses ya.
00:39:12 - 00:39:15
Biasanya kan selama ini orang itu mengukur semuanya itu
00:39:15 - 00:39:17
dari ketersediaan akses.
00:39:17 - 00:39:19
Nah tadi saya mau tanya justru,
00:39:19 - 00:39:22
dari pihak kami kan melihat pendidikan sebagai investasi nih.
00:39:22 - 00:39:25
Kita kan kalau berinvestasi itu ada ukuran nilai yang dikejar ya.
00:39:25 - 00:39:28
Misalnya kayak, oh kita investasi misalnya 20 juta,
00:39:28 - 00:39:29
baliknya misalnya 40 juta.
00:39:29 - 00:39:31
Ada ukuran, oh ukurannya uang misalnya gitu.
00:39:31 - 00:39:33
Nah kalau dalam konteks ini tuh investasi pendidikan ini
00:39:33 - 00:39:38
ukurannya apa yang dijadikan kayak patokan bahwa ini investasi kita berkembang nih
00:39:38 - 00:39:40
atau investasi kita menghasilkan return nih gitu.
00:39:40 - 00:39:43
Standarnya kan kayak skorpisa yang kayak gitu gitu.
00:39:43 - 00:39:45
Itu pasti ukuran standarnya.
00:39:45 - 00:39:46
Ukuran standarnya pasti dilihat dari skorpisa.
00:39:46 - 00:39:47
Literasi dasar gitu.
00:39:47 - 00:39:49
Yang kayak gitu-gitu literasi dan segala macem ya.
00:39:49 - 00:39:53
Nah terus kan selama ini kan kita melakukan peningkatan jumlah sekolah
00:39:53 - 00:39:56
dan jumlah guru itu terus terjadi ya selama berapa,
00:39:56 - 00:39:58
maksudnya selama 10-20 tahun terakhir pasti ada terus lah
00:39:58 - 00:40:01
namanya penambahan gedung sekolah, penambahan guru.
00:40:01 - 00:40:03
Karena angka partisipasi sekolah pun naik gitu,
00:40:03 - 00:40:05
ngecenderungannya tuh naik.
00:40:05 - 00:40:08
Nah tapi kan kita tahu peringkat PISA dan lain sebagainya itu
00:40:08 - 00:40:09
kita justru cenderung turun.
00:40:09 - 00:40:13
Bahkan kalau terakhir itu stagnan di lima besar terbawah lah gitu.
00:40:13 - 00:40:16
Nah terus kalau misalnya kita cara mainnya adalah
00:40:16 - 00:40:19
terus aja tingkatin aksesnya nih, itu kayak gimana ya?
00:40:19 - 00:40:22
Maksudnya menjawab persoalan bahwa kita belum mendapatkan
00:40:22 - 00:40:25
kembali dari sisi kualitas yang tadi dijadikan ukuran itu gitu.
00:40:25 - 00:40:26
Betul.
00:40:26 - 00:40:28
Nah bagaimana tim Amin melihat itu ya?
00:40:28 - 00:40:32
Maksudnya dari sisi kualitasnya ini apa mekanisme yang dilakukan gitu loh.
00:40:32 - 00:40:34
Ini jadi serius banget ya.
00:40:34 - 00:40:35
Memang kita disini serius.
00:40:35 - 00:40:36
Memang kita serius.
00:40:36 - 00:40:37
Bapak pikir apa?
00:40:37 - 00:40:39
Saya udah micro sleep tadi, 3 detik udah.
00:40:39 - 00:40:40
Bapak pikir apa?
00:40:40 - 00:40:41
Maaf, maaf, maaf.
00:40:41 - 00:40:43
Kami disini serius untuk bangsa negara.
00:40:43 - 00:40:45
Karena kan kita, kita kan mau servis-servis kita.
00:40:45 - 00:40:47
Kita kulik dulu dari timnya Amin.
00:40:47 - 00:40:49
Kalau kita ada disitu, kita catat gitu.
00:40:49 - 00:40:50
Begitu Pak Aga, iya.
00:40:50 - 00:40:52
Supaya kita tau ada yang se-correct sih.
00:40:52 - 00:40:53
Iya, iya.
00:40:53 - 00:40:58
Nah tapi bagaimana cara kita mengukur return-nya?
00:40:58 - 00:41:01
Sebenarnya kan yang kadang tidak terlihat selain tadi
00:41:01 - 00:41:03
skor standar PISA dan segala macem ya,
00:41:03 - 00:41:05
itu adalah kualitas manusianya.
00:41:05 - 00:41:07
Maksudnya gini, ketika misalnya,
00:41:07 - 00:41:11
kita bicara contoh ya, contohnya adalah sepak bola gitu.
00:41:11 - 00:41:14
Ada ratusan orang main sepak, main bola di Indonesia nih.
00:41:14 - 00:41:17
Tapi yang bisa main di klub internasional mungkin sekarang cuma sebelas.
00:41:17 - 00:41:20
Sebelas orang ada Arhan dan segala macemnya dan lain-lain gitu ya.
00:41:20 - 00:41:23
Itu kan karena mereka disiplin latihan,
00:41:23 - 00:41:25
kualitas latihannya benar dan segala macemnya.
00:41:25 - 00:41:27
Sehingga mereka bisa bersaing di dunia internasional.
00:41:27 - 00:41:30
Nah, dalam konteks pendidikan pun seperti itu misalnya.
00:41:30 - 00:41:33
Kita gak bisa bilang pendidikan itu akan sukses 5 tahun.
00:41:33 - 00:41:36
2024, terus 2029 akan sukses.
00:41:36 - 00:41:40
Pasti mungkin baru keukurannya 2030, 2034, mungkin 2039.
00:41:40 - 00:41:42
Nah tapi ukurannya itu apa?
00:41:42 - 00:41:44
Ukurannya itu apa? Kan tadi kan bilang,
00:41:44 - 00:41:46
kita lihat kualitas manusia nih.
00:41:46 - 00:41:48
Nah yang diukur oleh tim AMIN,
00:41:48 - 00:41:50
kualitas manusia nih apanya nih yang dia lihat.
00:41:50 - 00:41:52
Ya makanya kalau misalnya standar kan.
00:41:52 - 00:41:54
Kan tadi kan semua ada angkanya tuh.
00:41:54 - 00:41:56
Nah kalau untuk pendidikan nih angkanya apa nih?
00:41:56 - 00:41:58
Kalau misalnya ngomongin standar kan ada HDI,
00:41:58 - 00:42:00
Human Development Index dan segala macem.
00:42:00 - 00:42:02
Tapi kan kadang-kadang itu tadi,
00:42:02 - 00:42:06
HDI bisa jadi bagus karena ngukurnya cuma kota-kota yang bagus-bagus aja.
00:42:06 - 00:42:09
Kita gak pernah ngukur yang Papua misalnya,
00:42:09 - 00:42:11
atau misalnya Halmahera dan segala macemnya gitu ya.
00:42:11 - 00:42:13
Tapi HDI itu memang ada ukuran kualitas ya?
00:42:13 - 00:42:16
Soalnya seingat saya tuh HDI ngukurnya akses juga.
00:42:16 - 00:42:18
Jadi kayak berapa partisipasi sekolah gini.
00:42:18 - 00:42:23
Bukan kualitas outcome gitu loh dari pendidikannya.
00:42:23 - 00:42:25
Kan ketika ngomongin akses,
00:42:25 - 00:42:27
berarti misalnya gini,
00:42:27 - 00:42:29
apa ketika ngomongin akses ya,
00:42:29 - 00:42:31
banyak sih bisa jadi masuknya.
00:42:31 - 00:42:33
Tapi kalau banyak ini jawa semua, kira-kira kayak gitu lah.
00:42:33 - 00:42:36
Gambaran ini ya, gambaran utamanya,
00:42:36 - 00:42:38
ketika ngomongin akses,
00:42:38 - 00:42:40
kursinya gitu,
00:42:40 - 00:42:43
ya masuk, ya semua bisa sekolah gitu ya.
00:42:43 - 00:42:45
Tapi kayak tadi, ketika semuanya bisa sekolah,
00:42:45 - 00:42:48
baru kita nanti mulai bicara tentang kualitasnya.
00:42:48 - 00:42:51
Jadi emang ngejar kuantitinya dulu gitu maksudnya ya?
00:42:51 - 00:42:54
Betul, sekarang ini sebanyak-banyaknya anak masuk bangku sekolah dulu deh gitu.
00:42:54 - 00:42:56
Kita pengen mereka masuk sekolah,
00:42:56 - 00:42:59
gak ada lagi orang SD lulus SMP,
00:42:59 - 00:43:01
gak bisa masuk ke SMP karena gak bisa,
00:43:01 - 00:43:03
gak ada sekolahnya.
00:43:03 - 00:43:05
Gak bisa masuk SMA karena gak ada sekolahnya.
00:43:05 - 00:43:07
Atau karena jauh.
00:43:07 - 00:43:08
Atau karena jauh gitu misalnya.
00:43:08 - 00:43:10
Beda kecamatan gitu.
00:43:10 - 00:43:13
Kan kalau di sini mungkin kecamatannya bedanya cuma 5 kilo,
00:43:13 - 00:43:15
tapi kalau di Kalimantan mungkin beda kecamatan,
00:43:15 - 00:43:18
bisa 1 hari jalan, bisa 2 hari jalan, bisa berjam-jam.
00:43:18 - 00:43:21
Bahkan di fak-fak itu rata-rata 1 kecamatan ya,
00:43:21 - 00:43:24
itu nanti pada akhirnya,
00:43:24 - 00:43:26
hanya tersisa itu anak kecil dan perempuan,
00:43:26 - 00:43:28
karena cuma ada SD disitu.
00:43:28 - 00:43:30
Ketika SMA, yang laki-lakinya harus pindah,
00:43:30 - 00:43:32
bapak-bapaknya cari duit.
00:43:32 - 00:43:36
Karena anak-anak yang muda ini harus sekolah di tempat lain, di kota gitu.
00:43:36 - 00:43:40
Sehingga 1 kecamatan ini gak ada usia-usia muda ya,
00:43:40 - 00:43:42
karena cuma anak-anak kecil,
00:43:42 - 00:43:44
sampai usia SD sama orang tua.
00:43:44 - 00:43:45
Gak usah jauh-jauh.
00:43:45 - 00:43:47
Gak ada ketersediaan sekolahnya.
00:43:47 - 00:43:51
Di Jakarta pun SMA, APKnya itu sebenarnya lebih rendah.
00:43:51 - 00:43:53
Karena banyak ya, karena SMA nya kurang,
00:43:53 - 00:43:56
mereka sekolahnya di Tangerang, mereka sekolahnya di Bekasi,
00:43:56 - 00:43:58
mereka sekolahnya di Kabupaten Bogor.
00:43:58 - 00:43:59
APK nih buat yang belum tahu.
00:43:59 - 00:44:01
Angka partisipasi kasar.
00:44:01 - 00:44:03
Di Jakarta aja kurang ya?
00:44:03 - 00:44:05
Iya maksudnya kayak gitu, itu contohnya ya.
00:44:05 - 00:44:08
Kenapa? Karena mereka sekolahnya ya di Bekasi.
00:44:08 - 00:44:10
Misalnya yang di Jakarta Timur dia pindah sekolahnya ke Bekasi.
00:44:10 - 00:44:12
Atau di Selatan pindah sekolahnya ke Depok.
00:44:12 - 00:44:15
Karena itu masuknya ke angka partisipasi di Jawa Barat gitu.
00:44:15 - 00:44:18
Atau misalnya yang di Barat dia ke Tangerang, kira-kira gitu lah.
00:44:18 - 00:44:21
Bahkan gak usah jauh-jauh, di Jakarta pun masih kayak gitu.
00:44:21 - 00:44:25
Karena jumlah sekolahnya tadi, bentuknya masih piramid.
00:44:25 - 00:44:28
Belum persegi panjang kira-kira gitu.
00:44:28 - 00:44:31
Maksudnya fokusnya adalah kepada menciptakan akses sekolah sebanyak-banyaknya.
00:44:31 - 00:44:33
Masih kenaikan angka partisipasi tadi juga.
00:44:33 - 00:44:36
Iya, karena mungkin dari pihak kami merasa itu masih kurang gitu ya.
00:44:36 - 00:44:37
Betul, masih kurang.
00:44:37 - 00:44:40
Dan jangan lupa salah satu yang paling penting,
00:44:40 - 00:44:44
yang disebut sama Caimin adalah pesantren.
00:44:44 - 00:44:49
Pesantren itu jarang yang dianggap setara sama pendidikan formal biasa.
00:44:49 - 00:44:51
Ya itu ada penyetaraan dan segala macem ya.
00:44:51 - 00:44:54
Tapi treatment negara ke pesantren itu,
00:44:54 - 00:44:57
bukan dalam treatment yang setara lah kira-kira gitu.
00:44:57 - 00:44:58
Iya, iya.
00:44:58 - 00:45:01
Makanya salah satu yang didorong sama Caimin juga,
00:45:01 - 00:45:04
Caimin gitu ya karena dia basisnya dari pesantren adalah,
00:45:04 - 00:45:07
ya harusnya setara nih treatment negara ke pesantren.
00:45:07 - 00:45:10
Selain ke pendidikan yang dibawa ke Mendikbud,
00:45:10 - 00:45:12
pendidikan yang dibawa ke Menak juga.
00:45:12 - 00:45:15
Toh prakteknya bagus banyak gitu.
00:45:15 - 00:45:17
Kayak Mancendikya gitu.
00:45:17 - 00:45:19
Itu kan dibawa ke Menak, bagus.
00:45:19 - 00:45:21
Tapi itu pendidikan formal kan.
00:45:21 - 00:45:25
Nah, kalau yang pesantren yang cuma bahasanya tuh,
00:45:25 - 00:45:28
pesantren yang isinya ngaji dan segala macemnya gitu.
00:45:28 - 00:45:29
Tapi kan mereka juga diajar.
00:45:29 - 00:45:30
Sekolah juga.
00:45:30 - 00:45:32
Dan mereka kan rampelannya kadang bagus-bagus juga gitu.
00:45:32 - 00:45:33
Kayak gitulah.
00:45:33 - 00:45:35
Itu selain yang pendidikan formalnya,
00:45:35 - 00:45:38
yang kayak pesantren gitu juga di adres.
00:45:38 - 00:45:41
Terus kalau untuk yang juga rame kan biasanya gaji guru ya.
00:45:41 - 00:45:44
Nah kemarin kayaknya dari tim Amin juga mau menaikkan juga.
00:45:44 - 00:45:47
Kayaknya hampir semua wacananya tuh menaikkan lah gitu ya.
00:45:47 - 00:45:49
Memang paling gampang gitu, naikin gaji, naikin gaji.
00:45:49 - 00:45:51
Nah gimana Pak Angga, itu apa kita,
00:45:51 - 00:45:54
mungkin siapa tau publik belum terlalu menangkap,
00:45:54 - 00:45:57
atau mungkin ada yang salah tangkap dengan kebijakan kenaikan gaji ini.
00:45:57 - 00:45:59
Karena kan banyak juga yang kayak,
00:45:59 - 00:46:01
gimana nih apakah misalnya guru honorer juga dinaikkan,
00:46:01 - 00:46:03
atau kayaknya lebih ke guru tetap,
00:46:03 - 00:46:05
atau guru honorer dinaikkan jadi guru tetap,
00:46:05 - 00:46:06
atau kayak gimana gitu.
00:46:06 - 00:46:08
Sebenarnya kalau ngomongin gaji,
00:46:08 - 00:46:11
kalau gurunya udah sertifikasi itu mungkin udah 25 jutaan kayaknya ya.
00:46:12 - 00:46:14
Sama tunjangan sertifikasinya.
00:46:14 - 00:46:15
Jadi udah tinggi sebetulnya.
00:46:15 - 00:46:18
Udah tinggi, tapi kan gak semuanya bisa dapat sertifikasi itu,
00:46:18 - 00:46:19
sulit gitu.
00:46:19 - 00:46:20
Iya itu masalah juga tuh.
00:46:20 - 00:46:21
Betul.
00:46:21 - 00:46:24
Nah berarti dari tim Amin akan menjawab bagian itu.
00:46:24 - 00:46:27
Nah bicara, maksudnya setelah dari situ,
00:46:27 - 00:46:29
teman-teman guru honorer, meskipun sekarang udah,
00:46:29 - 00:46:31
bahasanya bukan guru honorer ya,
00:46:31 - 00:46:32
guru P3K kalau misalnya.
00:46:32 - 00:46:34
Kerjaan pemerintah dengan kontrak,
00:46:34 - 00:46:35
kira-kira gitu.
00:46:35 - 00:46:37
Nah itu juga perlu didorong untuk lebih banyak lagi.
00:46:37 - 00:46:39
Dan kan gini, kadang-kadang ya,
00:46:39 - 00:46:41
kadang-kadang tuh kita suka sedih sih.
00:46:41 - 00:46:43
Guru honorer udah 20 tahun ngajar,
00:46:43 - 00:46:45
begitu seleksi P3K,
00:46:45 - 00:46:46
dia gak lolos.
00:46:46 - 00:46:49
Karena ya udah tua gitu kan, gak bisa ngikutin dong.
00:46:49 - 00:46:51
Nah harusnya yang kayak gitu-gitu,
00:46:51 - 00:46:53
kalau memang dia udah ngajar 20-30 tahun ya harusnya,
00:46:53 - 00:46:54
Otomatis.
00:46:54 - 00:46:55
Harusnya tetap bisa gitu.
00:46:55 - 00:46:58
Tuh dia udah dari dulu mendedikasikan,
00:46:58 - 00:47:00
mendedikasikan dirinya buat ngajar di sekolah itu,
00:47:00 - 00:47:01
kira-kira gitu.
00:47:01 - 00:47:03
Dan, nah pengalaman lagi juga,
00:47:03 - 00:47:04
saya misalnya pas kemarin,
00:47:04 - 00:47:06
begitu guru dapet PNS,
00:47:06 - 00:47:08
biasanya dia minta mutasi ke kota.
00:47:08 - 00:47:10
Oh iya, guru kosong.
00:47:10 - 00:47:13
Jadinya guru disitu kosong-kosong juga gitu.
00:47:13 - 00:47:14
Pada akhirnya.
00:47:14 - 00:47:16
Dan di ACC-ACC juga kan,
00:47:16 - 00:47:18
pengajuan mutasi-mutasinya.
00:47:18 - 00:47:21
Dia disitu, jadi PNS disitu,
00:47:21 - 00:47:23
akhirnya karena ya di kampung gitu ya,
00:47:23 - 00:47:24
jauh ngapa-ngapain,
00:47:24 - 00:47:26
dia mutasi ke kota,
00:47:26 - 00:47:28
alesannya ikut suami,
00:47:28 - 00:47:29
yang kayak gitu-gitu.
00:47:29 - 00:47:30
Nah kan itu perlu diantisipasi juga,
00:47:30 - 00:47:33
tapi kan itu keonangannya di pemerintah daerah gitu,
00:47:33 - 00:47:34
bukan di pemerintah pusat.
00:47:34 - 00:47:35
Tapi pemerintah pusat harus punya skema,
00:47:35 - 00:47:37
paling enggak mengantisipasi,
00:47:37 - 00:47:38
supaya gurunya tetap rata.
00:47:38 - 00:47:40
Rata dan ketat ya,
00:47:40 - 00:47:41
mereka ada disitu,
00:47:41 - 00:47:43
tidak kembali ke daerahnya,
00:47:43 - 00:47:45
atau seperti tadi pengajuan mutasi,
00:47:45 - 00:47:46
dan lain sebagainya,
00:47:46 - 00:47:47
sehingga tumpang tinggi juga,
00:47:47 - 00:47:48
kota lebih banyak.
00:47:48 - 00:47:49
Tetap jadi lebih banyak.
00:47:49 - 00:47:50
Disini lebih sedikit.
00:47:50 - 00:47:53
Dari segi rasio mungkin angkanya cukup,
00:47:53 - 00:47:55
tapi rata apa enggak gitu,
00:47:55 - 00:47:56
adil apa enggak penyebarannya,
00:47:56 - 00:47:57
itu yang perlu dipikirin.
00:47:57 - 00:47:59
Itu ada mekanismenya dari tim AMIN,
00:47:59 - 00:48:02
yang akan membuat distribusinya itu,
00:48:02 - 00:48:03
akan jadi lebih merata.
00:48:03 - 00:48:06
Dulu itu waktu Pak Anies jadi Kemendikbud,
00:48:06 - 00:48:07
sudah dirancang,
00:48:07 - 00:48:09
cuma kemudian di reservoir sih kira-kira gitu.
00:48:09 - 00:48:10
Gimana tuh rancangannya?
00:48:10 - 00:48:12
Jadi memang salah satunya adalah,
00:48:12 - 00:48:15
yang di prioritaskan itu,
00:48:15 - 00:48:17
ASN dari daerahnya.
00:48:17 - 00:48:19
Kalau ASN itu dari daerahnya,
00:48:19 - 00:48:21
ya dia dapat prioritas untuk jadi ASN.
00:48:21 - 00:48:23
Jadi dalam segi waktu berapa tahun,
00:48:23 - 00:48:24
ya misalnya 5-10 tahun,
00:48:24 - 00:48:26
dia enggak boleh pergi dari situ.
00:48:26 - 00:48:28
Karena dia dapat ASNnya dari sekolah itu kira-kira.
00:48:28 - 00:48:29
Oke.
00:48:29 - 00:48:31
Dan kan itu boleh aja,
00:48:31 - 00:48:35
kan dalam konteks dokter kan gitu juga,
00:48:35 - 00:48:38
dia harus nge-update dulu di insensi PTT,
00:48:38 - 00:48:40
di mana, berapa tahun,
00:48:40 - 00:48:42
kalau spesialis harus ada di mana,
00:48:42 - 00:48:44
berapa tahun, harusnya guru juga bisa.
00:48:44 - 00:48:45
Tapi bedanya,
00:48:45 - 00:48:49
kalau dokter itu kan dibawa ke Menkes,
00:48:49 - 00:48:50
distribusinya.
00:48:50 - 00:48:51
Guru ini kan dibawa Pemda.
00:48:51 - 00:48:53
Nah itu yang butuh negosiasi sama.
00:48:53 - 00:48:54
Kayaknya harus ditarik ke pusat ya,
00:48:54 - 00:48:57
supaya pemerataannya itu lebih bagus kayaknya deh.
00:48:57 - 00:48:58
Sebenarnya enggak harus ditarik ke pusat,
00:48:58 - 00:48:59
tapi apa namanya.
00:48:59 - 00:49:00
Kolaborasi dengan daerah.
00:49:00 - 00:49:02
Iya pemerintah daerah sudah jangkau-jangkau.
00:49:02 - 00:49:03
Bahwa kita punya target sekian.
00:49:03 - 00:49:06
Iya daripada diajak ngobrol 50-60 kabupaten,
00:49:06 - 00:49:09
mendingan langsung satu ini yang membuat satu.
00:49:09 - 00:49:12
Kayak sekarang kan kayak gitu,
00:49:12 - 00:49:13
enggak perlu ngajak ngobrol,
00:49:13 - 00:49:14
langsung aja tetapin dari atas.
00:49:14 - 00:49:15
Iya.
00:49:15 - 00:49:17
Mungkin kita lebih jengkel gitu ya Pak Mamat.
00:49:17 - 00:49:18
Karena itu kan.
00:49:18 - 00:49:19
Demokratis nih Pak Mamat.
00:49:19 - 00:49:20
Demokratis termimpi.
00:49:20 - 00:49:23
Karena itu kebutuhan nasional.
00:49:23 - 00:49:26
Mencerdaskan kehidupan bangsa itu amanat undang-undang dasar Pak.
00:49:26 - 00:49:27
Itu kebutuhan nasional,
00:49:27 - 00:49:30
jadi dari atasnya memang harus atur.
00:49:30 - 00:49:31
Seperti kesehatan.
00:49:32 - 00:49:33
Dari kemenkes kan,
00:49:33 - 00:49:36
harusnya kependidikan juga harus bisa dari kemendik bud.
00:49:36 - 00:49:37
Bukan dilepas lagi,
00:49:37 - 00:49:39
Pemda aja deh itu kayak lempar masalah.
00:49:39 - 00:49:40
Ke Pemda-Pemda,
00:49:40 - 00:49:43
mending satu aturan tinggal dari atas pantok.
00:49:43 - 00:49:44
Jalankan enggak ini,
00:49:44 - 00:49:45
jalankan enggak ini.
00:49:45 - 00:49:46
Ini usulan aja ya bud,
00:49:46 - 00:49:47
nah pahamin gitu.
00:49:47 - 00:49:51
Tapi kita lebih bagus visi-visi lagi ya.
00:49:51 - 00:49:52
Kita kasih ini buat.
00:49:52 - 00:49:54
Ini kira-kira layar dua lah.
00:49:54 - 00:49:56
Dari solusi-solusinya Pak Mamat, Pak Angga.
00:49:56 - 00:49:57
Dulu waktu di kemendik bud,
00:49:57 - 00:49:59
dia bikin raca pendidikan daerah.
00:49:59 - 00:50:00
Kira-kira kayak gitu.
00:50:00 - 00:50:01
Ngasih liat ke publik,
00:50:01 - 00:50:07
nih alokasi pendidikan dari Pemkot dan Pemkap kalian,
00:50:07 - 00:50:09
ke anak murid tuh cuma sekian.
00:50:09 - 00:50:10
Ada yang cuma 7 ribu,
00:50:10 - 00:50:12
ada yang cuma 15 ribu.
00:50:12 - 00:50:14
Nah yang marah tuh orang sana.
00:50:14 - 00:50:15
Jadi orang-orangnya marah,
00:50:15 - 00:50:16
loh kok bisa.
00:50:16 - 00:50:17
Daerah kita cuma,
00:50:17 - 00:50:19
alokasinya cuma 50 ribu.
00:50:19 - 00:50:20
Kok Jakarta tuh,
00:50:20 - 00:50:21
Jakarta mah sampe 5 juta,
00:50:21 - 00:50:22
satu anak.
00:50:23 - 00:50:25
Terus Jogja tuh 500 ribu.
00:50:25 - 00:50:27
Cirebon tuh berapa ya?
00:50:27 - 00:50:28
Mungkin sekitar 10 ribu,
00:50:28 - 00:50:29
50 ribu lah kira-kira gitu.
00:50:29 - 00:50:30
Nah,
00:50:30 - 00:50:32
tapi kan itu gak harus semua dari atas ke bawah.
00:50:32 - 00:50:35
Justru kolaborasi ngajak orang buat terlibat.
00:50:35 - 00:50:37
Nih Pemkot kalian,
00:50:37 - 00:50:39
ya kenapa anak-anak kalian itu gak berprestasi,
00:50:39 - 00:50:43
ini alokasi pendidikan dari Pemda dan Pemkot kalian tuh cuma segini.
00:50:43 - 00:50:45
Ya yuk ikut marahin dia yuk,
00:50:45 - 00:50:46
kira-kira gitu lah.
00:50:46 - 00:50:48
Kayak kalau yang concern ya,
00:50:48 - 00:50:49
kalau yang gak kan juga gak apa-apa.
00:50:49 - 00:50:51
Tapi paling gak itu datanya dibuka.
00:50:51 - 00:50:53
Dan itu yang perlu di transparansi itu.
00:50:53 - 00:50:54
Misalnya kasih tau,
00:50:54 - 00:50:57
nih jumlah guru di sekolah,
00:50:57 - 00:50:59
di kabupaten kalian tuh sekian.
00:50:59 - 00:51:01
Musinya, rasionya sekian.
00:51:01 - 00:51:03
Nah alokasi PNS nanti,
00:51:03 - 00:51:05
di tempat kalian tuh sekian buat guru.
00:51:05 - 00:51:08
Tapi kan sekarang gak pernah seterbuka itu.
00:51:08 - 00:51:11
Alokasi PNS aja kan gak pernah seterbuka itu.
00:51:11 - 00:51:14
Cuma posisi-posisi di Kementerian Pusat aja.
00:51:14 - 00:51:15
Tapi kan gak tau alasannya,
00:51:15 - 00:51:16
kenapa disitu ada,
00:51:16 - 00:51:18
disitu naruh 50 orang,
00:51:18 - 00:51:19
disitu naruh 20 orang.
00:51:19 - 00:51:22
Di beberapa daerah otonom juga kan dibahas kan ke daerah itu,
00:51:22 - 00:51:24
untuk berapa banyaknya gitu kan.
00:51:24 - 00:51:26
Dan gak pernah ada analisis,
00:51:26 - 00:51:27
eh apa ya kalau bahasa gampang,
00:51:27 - 00:51:28
ya analisis HR nya lah gitu.
00:51:28 - 00:51:31
Kenapa daerah itu dapet jatah ASN sekian.
00:51:31 - 00:51:33
Cuma dapet angka aja,
00:51:33 - 00:51:35
terus orang daftar aja.
00:51:35 - 00:51:36
Gitu lah kira-kira,
00:51:36 - 00:51:37
gambaran ininya lah.
00:51:37 - 00:51:39
Untuk pendidikan.
00:51:39 - 00:51:40
Cukup ya.
00:51:40 - 00:51:42
Nanti detailnya biar capres saya yang menjelaskan.
00:51:42 - 00:51:43
Siap panggang.
00:51:43 - 00:51:45
Kapan kira-kira ya,
00:51:45 - 00:51:46
Pak Anies bisa mampir kesini?
00:51:46 - 00:51:47
Oh udah nyampe ya?
00:51:47 - 00:51:48
Ada gak?
00:51:48 - 00:51:49
Oh gak ada.
00:51:49 - 00:51:50
Gak ada itu.
00:51:50 - 00:51:53
Mungkin kalau sekarang lagi sibuk menemui.
00:51:53 - 00:51:54
Terakhir dinilai,
00:51:54 - 00:51:55
terakhir dinilai.
00:51:55 - 00:51:56
Kalau jelek itu saya yang masuk.
00:51:56 - 00:51:58
Oh ini oke lah jawabnya.
00:51:58 - 00:52:01
Masa gantian jadi capresnya,
00:52:01 - 00:52:03
yang mengklarifikasi omongan jubirnya jadinya ya.
00:52:03 - 00:52:05
Mungkin bisa diekserses tuh kayak gitu nanti.
00:52:05 - 00:52:07
Kalau dievaluasi sama jubir,
00:52:07 - 00:52:08
Bang Omad gitu.
00:52:08 - 00:52:09
Oke, boleh boleh.
00:52:09 - 00:52:10
Masa jangan ngomong gitu pak.
00:52:10 - 00:52:13
Oh iya, kita kan mengurus pembaharuan beda.
00:52:13 - 00:52:15
Bukan pembaruan ya.
00:52:15 - 00:52:16
Bukan perubahan juga.
00:52:16 - 00:52:17
Pembaharuan.
00:52:17 - 00:52:19
Jadi beda gitu.
00:52:19 - 00:52:21
Anda bisa kritik capres-capres.
00:52:21 - 00:52:22
Oh iya.
00:52:22 - 00:52:24
Biar indeks demokrasinya naiknya langsung dari kita gitu.
00:52:26 - 00:52:27
Siap.
00:52:27 - 00:52:28
Ya nanti saya nyatain pak ya.
00:52:28 - 00:52:29
Tolong dicatat dulu.
00:52:29 - 00:52:32
Sekarang ini akan bahas soal pekerjaan.
00:52:32 - 00:52:33
Tadi kan pendidikan.
00:52:33 - 00:52:35
Nah pekerjaan kan,
00:52:35 - 00:52:39
Ciptaker kan salah satu yang diomongin banyak oleh kelas pekerja.
00:52:39 - 00:52:40
Betul.
00:52:40 - 00:52:41
Nah kalau dari pasangan Amin,
00:52:41 - 00:52:45
ada apa nih untuk soal kesejahteraan pekerja yang kayak gitu-gitu tuh.
00:52:45 - 00:52:49
Iya, sebenarnya ini dari salah satu yang,
00:52:50 - 00:52:51
apa namanya,
00:52:51 - 00:52:53
yang dilakukan ya di Jakarta.
00:52:54 - 00:52:55
Kadang-kadang gini,
00:52:55 - 00:52:58
menaikkan pendapatan belum tentu disukai sama pengusaha.
00:52:59 - 00:53:02
Tapi yang bisa di negara lakukan adalah menurunkan beban hidupnya.
00:53:03 - 00:53:06
Jadi dia punya sisa uang buat ditabung kira-kira gitu.
00:53:06 - 00:53:07
Kadang-kadang gitu,
00:53:07 - 00:53:10
coba naikin UMR jadi bisa aja,
00:53:10 - 00:53:13
UMR karawang jadi 10 juta gitu.
00:53:13 - 00:53:14
Ya marah-marah orang-orang gitu.
00:53:14 - 00:53:16
Tapi perusahaannya jadi turun kan.
00:53:16 - 00:53:17
Betul.
00:53:17 - 00:53:19
Tapi kan penetapan UMR itu harus adil.
00:53:19 - 00:53:21
Kayak misalnya kemarin 2022,
00:53:21 - 00:53:23
ekonomi udah bangkit di Jakarta,
00:53:23 - 00:53:26
tapi kalau berdasarkan remus Ciptaker,
00:53:26 - 00:53:29
UMR cuma naik 18 ribu.
00:53:29 - 00:53:32
Ya kan gak adil dong buat para pekerja di Jakarta.
00:53:33 - 00:53:35
Makanya Pak Anies waktu itu,
00:53:35 - 00:53:38
naiknya lebih tinggi dari hitung-hitungan Ciptaker.
00:53:38 - 00:53:40
Karena apa namanya,
00:53:41 - 00:53:42
gak adil lah buat,
00:53:42 - 00:53:44
ekonominya udah naik,
00:53:44 - 00:53:45
udah kembali,
00:53:45 - 00:53:48
tapi kok hitung-hitungan UMR cuma naik 18 ribu,
00:53:48 - 00:53:50
18 ribu itu cuma apa ya?
00:53:50 - 00:53:52
Cuma jadi satu gelas kopi kenangan lah kira-kira.
00:53:52 - 00:53:53
Aduh.
00:53:54 - 00:53:55
Tuku aja gak apa-apa Tuku.
00:53:55 - 00:53:57
Gak apa-apa Tuku, gak apa-apa.
00:53:57 - 00:53:58
Kita sebutkan.
00:53:59 - 00:54:00
Ya udah-udah.
00:54:00 - 00:54:01
Buat 18 ribu itu,
00:54:01 - 00:54:03
kurang lah buat gangganan noise premium kira-kira.
00:54:03 - 00:54:04
Ya.
00:54:04 - 00:54:05
Lebih bagus ya?
00:54:05 - 00:54:06
Ya itu lebih bagus.
00:54:06 - 00:54:08
Anda mulai bisa ditarik kesini gak sih?
00:54:10 - 00:54:11
Tapi kan kira-kira gitu ya,
00:54:11 - 00:54:15
makanya akhirnya dia jadi satu-satunya kepada daerah yang naikin lebih tinggi.
00:54:16 - 00:54:18
Apa, meskipun digugat segala macem,
00:54:18 - 00:54:19
tapi ya udah lah gitu.
00:54:19 - 00:54:22
Nah dalam konteks ngeliat nasional pun kayak gitu gitu.
00:54:22 - 00:54:26
Kalau untuk UMR ini kan ada keresahan dari sisi,
00:54:26 - 00:54:28
misalnya usaha yang baru berkembang gitu kan,
00:54:28 - 00:54:29
apa segala macem,
00:54:29 - 00:54:31
katanya cenderung diterapin secara sama,
00:54:31 - 00:54:34
maksudnya pengkategorisasian itu katanya kurang adil,
00:54:34 - 00:54:35
dianggap kurang adil gitu.
00:54:35 - 00:54:37
Kayak perusahaan yang udah gede banget,
00:54:37 - 00:54:40
bisa sama aja nih perhitungannya sama yang jauh gitu misalnya.
00:54:40 - 00:54:45
Itu dari tim Amin ada respons terhadap hal seperti itu gak Pak Angga?
00:54:45 - 00:54:47
Yang pasti kalau yang udah establis,
00:54:47 - 00:54:49
kan harusnya udah bayar UMR.
00:54:49 - 00:54:54
Tapi kadang-kadang ini pinter-pinternya pengusaha kita juga ya gitu.
00:54:54 - 00:54:56
Dia omsetnya udah omset bukan UMKM lagi.
00:54:56 - 00:54:57
Kan sebenarnya gini,
00:54:57 - 00:54:59
boleh gaji di bawah UMR,
00:54:59 - 00:55:01
kalau dia kategorisinya masih UMKM.
00:55:01 - 00:55:03
Nah kadang-kadang diakalin tuh,
00:55:03 - 00:55:04
supaya dia masih tetap UMKM,
00:55:04 - 00:55:05
jadi dia masih boleh.
00:55:05 - 00:55:07
Padahal secara omset dan segala macemnya,
00:55:07 - 00:55:09
dia tuh udah lebih dari UMKM.
00:55:09 - 00:55:10
Kok bisa ngaku gitu ya,
00:55:10 - 00:55:11
walaupun omsetnya gede tapi dia ngaku.
00:55:11 - 00:55:13
Ya itu dari sisi,
00:55:13 - 00:55:15
intinya pengawasannya bagaimana Pak Angga?
00:55:15 - 00:55:16
Saya bukan orang akutan ya,
00:55:16 - 00:55:17
tapi bisnis akutan aja.
00:55:17 - 00:55:19
Oh ada itunya.
00:55:19 - 00:55:21
Tapi ya gitu-gitunya ya.
00:55:21 - 00:55:23
Mungkin amat gun shop ini udah UMKM atau bukan?
00:55:23 - 00:55:24
Udah ya.
00:55:24 - 00:55:26
Masih UMKM atau udah lebih dari UMKM?
00:55:26 - 00:55:28
Jangan tekan seolah-olah saya ada ya.
00:55:28 - 00:55:32
Saya staf logistiknya semua juga UMR semua.
00:55:32 - 00:55:34
UMR yaudah ya?
00:55:34 - 00:55:36
Bu kita pecahkong sih ini bu.
00:55:38 - 00:55:40
Tapi sebenernya tuh yang juga jadi
00:55:40 - 00:55:42
dalam konteks lapangan pekerjaan,
00:55:42 - 00:55:46
itu bukan cuma tentang gaji dan segala macem upah,
00:55:46 - 00:55:48
tapi tentang pemerataan.
00:55:48 - 00:55:50
Kayak misalnya gini,
00:55:50 - 00:55:53
orang itu harus misalnya mau kerja ke kota,
00:55:53 - 00:55:54
tapi bukan ke Jakarta.
00:55:54 - 00:55:56
Sehingga yang didorong adalah kota-kotanya,
00:55:56 - 00:55:59
punya industri meskipun gak sebesar Jakarta,
00:55:59 - 00:56:02
tapi punya industri lokal yang bagus lah.
00:56:02 - 00:56:05
Kalau bahasanya Pak Anes ini pernah diomongin,
00:56:05 - 00:56:07
re-industrialisasi kira-kira gitu.
00:56:07 - 00:56:10
Jadi kota-kota tuh punya industri manufakturnya.
00:56:10 - 00:56:13
Karena kan yang paling gampang kan manufaktur ya.
00:56:13 - 00:56:15
Itu punya industri manufakturnya,
00:56:15 - 00:56:17
sehingga apa namanya,
00:56:17 - 00:56:20
bisa nyerap tenaga kerja di daerahnya.
00:56:20 - 00:56:22
Bukan lagi kalau mau sejahtera,
00:56:22 - 00:56:25
pekerjaannya ke Jakarta, ke kota yang lebih besar.
00:56:25 - 00:56:28
Misalnya Jepara gimana sih industri kayunya,
00:56:28 - 00:56:31
bisa ngalahin yang dari luar negeri kira-kira gitu lah.
00:56:31 - 00:56:34
Misalnya Jepara kan punya industri apa namanya.
00:56:34 - 00:56:35
Furnitur.
00:56:35 - 00:56:37
Sekarang udah mulai kehajar,
00:56:37 - 00:56:40
karena ada yang dari Norwegia itu ya.
00:56:40 - 00:56:41
IKEA itu ya.
00:56:41 - 00:56:44
Iya itu dari Sweden kalau gak salah.
00:56:44 - 00:56:46
Sweden ya kayaknya.
00:56:46 - 00:56:48
Ya kan kayak gitu-gitu.
00:56:48 - 00:56:51
Gak perlu menolak si investor asingnya,
00:56:51 - 00:56:55
tapi gimana si Jeparanya tuh bisa setara lah kira-kira gitu.
00:56:56 - 00:56:58
Bisa aksesnya sama.
00:56:58 - 00:56:59
Oke terima kasih.
00:56:59 - 00:57:02
Ini fokusnya semuanya adalah pemerataan, pemerataan, pemerataan ya.
00:57:02 - 00:57:05
Makanya kata adil, adil, adil itu disebut-sebut terus.
00:57:05 - 00:57:06
Banyak.
00:57:06 - 00:57:09
Iya makanya dalam semua sektor yang dilakukan pertama adalah,
00:57:09 - 00:57:11
pemerataan dulu nih.
00:57:11 - 00:57:12
Oke.
00:57:12 - 00:57:16
Sekarang berarti langsung ke Pak Mamat.
00:57:16 - 00:57:18
Pak Mamat tadi kan mau nanya soal demokrasi.
00:57:18 - 00:57:19
Oke.
00:57:19 - 00:57:23
Simpel-simpel aja sih Pak untuk kebebasan berpendapat,
00:57:23 - 00:57:25
terutama kita ini kan duduk disini sebagai anak muda nih.
00:57:25 - 00:57:26
Asik.
00:57:26 - 00:57:27
Asik.
00:57:27 - 00:57:28
Masih di bawah 40.
00:57:28 - 00:57:32
Masih di bawah 40 dan kita tidak pernah dipilih dari pemilu gitu ya.
00:57:32 - 00:57:34
Sehingga kadang-kadang.
00:57:34 - 00:57:35
Pancasilais gak tadi pemudanya?
00:57:35 - 00:57:36
Hah?
00:57:36 - 00:57:37
Pemudanya Pancasilais gak?
00:57:37 - 00:57:38
Oh saya Pancasilais sekali.
00:57:38 - 00:57:39
Pancasilais sekali.
00:57:39 - 00:57:41
Saya berketuhanan yang mahaya.
00:57:41 - 00:57:44
Kecuali kalau urusan bendera aja, Mamat baru ada bendera sendiri.
00:57:44 - 00:57:46
Saya bendera merah putih juga Pak.
00:57:46 - 00:57:49
Dan bendera partai yang 28 ini.
00:57:49 - 00:57:51
Bendera partai maksudnya Pak Angga.
00:57:51 - 00:57:54
Ini bikin merah putih biru lagi, kacau ini udah.
00:57:54 - 00:57:56
Kayak apa ya?
00:57:58 - 00:58:00
Tapi gak kita taruh bintang.
00:58:00 - 00:58:01
Ada padi ya.
00:58:01 - 00:58:03
Padi kita gak pake bintang kita.
00:58:03 - 00:58:05
Ya kita paham dulu lah.
00:58:05 - 00:58:07
Ya oke.
00:58:07 - 00:58:09
Nah kemarin itu dalam sebuah acara,
00:58:09 - 00:58:13
Pak Anies itu sempat menyinggung bahwa kebebasan berpendapat kita itu
00:58:13 - 00:58:16
kalau dikasih 1-10 nilainya itu 5 atau 6 lah.
00:58:16 - 00:58:17
Betul.
00:58:17 - 00:58:19
Sebenernya apa yang Pak Anies merasa kurang
00:58:19 - 00:58:22
dari kebebasan berpendapat di Indonesia?
00:58:22 - 00:58:24
Itu pas Pak Anies ngomong gitu Jubir,
00:58:24 - 00:58:25
iya atau aduh kok ngomong gitu.
00:58:25 - 00:58:26
Setuju kita.
00:58:26 - 00:58:27
Oh setuju.
00:58:27 - 00:58:29
Jadi tapi Pak Anies tidak memastikan,
00:58:29 - 00:58:31
kalau 5 itu kan poinnya adalah rata-rata ya.
00:58:31 - 00:58:34
0-10, 5 itu tengahnya.
00:58:34 - 00:58:36
Tapi ada 6 nya gitu.
00:58:36 - 00:58:38
5 ke 6 lah gitu.
00:58:38 - 00:58:41
Berarti antara rata-rata atau udah oke gitu.
00:58:41 - 00:58:42
6 oke lah.
00:58:42 - 00:58:44
Tapi kan udah di atas garis.
00:58:44 - 00:58:47
Udah bagus lah gitu.
00:58:47 - 00:58:48
Gimana tuh?
00:58:48 - 00:58:51
Iya sebenernya kan intinya adalah,
00:58:51 - 00:58:53
semua orang sekarang bisa ngomong.
00:58:53 - 00:58:55
Tapi beneran bisa ngomong apa engga?
00:58:55 - 00:58:56
Kan ada masalah disitu kan,
00:58:56 - 00:58:59
gimana orang ngomong tapi ga terancam.
00:58:59 - 00:59:02
Orang dia mau ngomong bebas,
00:59:02 - 00:59:06
tapi takut bisa di doxing di media sosial,
00:59:06 - 00:59:08
bisa dilaporin,
00:59:08 - 00:59:12
pencemaran nama baik, bisa di macem-macem lah gitu ya.
00:59:12 - 00:59:13
Ancaman itu macem-macem.
00:59:13 - 00:59:15
Bahkan gini,
00:59:15 - 00:59:18
pertama itu perita ya.
00:59:18 - 00:59:20
Yang ngeritik rumah sakit itu 2000.
00:59:20 - 00:59:22
Koin untuk perita itu dulu ya.
00:59:22 - 00:59:24
Itu 2007, 2008 saya lupa.
00:59:24 - 00:59:26
Pokoknya udah 1 dekade yang lalu lah.
00:59:26 - 00:59:29
Lah 1 dekade berikutnya masih sama kondisinya gitu.
00:59:29 - 00:59:32
Kan berarti ga ada yang maju sekarang gitu.
00:59:32 - 00:59:34
Nah Pak Anies itu,
00:59:34 - 00:59:36
waktu di Jakarta aja ga pernah ngelaporin siapapun.
00:59:36 - 00:59:41
Selama dia tidak ujalan kebencian,
00:59:41 - 00:59:43
ngajak orang mengancam secara kriminal,
00:59:43 - 00:59:44
ya harusnya ga apa-apa.
00:59:44 - 00:59:47
Atau resikonya jadi pejabat publik ya,
00:59:47 - 00:59:49
dimaki-maki orang lah kira-kira gitu ya.
00:59:49 - 00:59:53
Harusnya pun negara tuh kayak gitu.
00:59:53 - 00:59:55
Ketika itu pejabat publik,
00:59:55 - 00:59:57
ya dimaki-maki orang,
00:59:57 - 00:59:58
yaudah kan kadang-kadang orang tuh capek ya.
00:59:58 - 01:00:00
Capek kerja, dimarahin bos.
01:00:00 - 01:00:02
Terus liat ada pemerintahnya ngaco,
01:00:02 - 01:00:03
nih bikin jalan ga beres,
01:00:03 - 01:00:04
terus dia maki-maki.
01:00:04 - 01:00:06
Itu udah terima aja, telan aja gitu sebagai pejabat publik.
01:00:06 - 01:00:09
Nah dalam konteks Indonesia sekarang,
01:00:09 - 01:00:11
banyak tuh,
01:00:11 - 01:00:13
terakhir hari ini,
01:00:13 - 01:00:17
Haris Azhar sama Fathia dituntut 4 tahun.
01:00:17 - 01:00:19
Eh dia dituntut, sorry.
01:00:19 - 01:00:21
Padahal dia ngomongin tentang riset.
01:00:21 - 01:00:23
Ada yang ngomongin tentang riset juga,
01:00:23 - 01:00:25
tsunami apa, juga di ancam,
01:00:25 - 01:00:27
karena apa namanya,
01:00:27 - 01:00:30
kabar bohong dan segala macem ya gitu.
01:00:30 - 01:00:32
Mengkritik pemerintah,
01:00:32 - 01:00:34
bisa di ancam,
01:00:34 - 01:00:35
tukang sate masuk penjara,
01:00:35 - 01:00:36
yang kira-kira kayak gitu.
01:00:36 - 01:00:38
Orang baru ngomongin,
01:00:38 - 01:00:40
di doxing sama buzzer di media sosial.
01:00:40 - 01:00:41
Harusnya tuh ga ada.
01:00:41 - 01:00:43
Nah itu apa yang dilakukan ya Pak Angga,
01:00:43 - 01:00:45
untuk bikin itu ga ada.
01:00:45 - 01:00:46
Karena kan sejauh ini kan,
01:00:46 - 01:00:49
itu semua dijamin undang-undang yang ada gitu.
01:00:49 - 01:00:51
Buzzer PANES juga banyak loh.
01:00:51 - 01:00:54
Bagaimana, apakah dari tim Amin itu,
01:00:54 - 01:00:57
maksudnya mau mengusulkan undang-undang ITE baru,
01:00:57 - 01:00:59
atau bagaimana nih mekanismenya.
01:00:59 - 01:01:01
Yang pasti PANES udah sempat bilang ya,
01:01:01 - 01:01:03
meminta revisi undang-undang ITE.
01:01:03 - 01:01:05
Kira-kira di awal fase,
01:01:05 - 01:01:07
kalau jadi presiden,
01:01:07 - 01:01:09
salah satu yang akan dilakukan adalah,
01:01:09 - 01:01:11
meminta revisi undang-undang ITE,
01:01:11 - 01:01:13
kaitan sama kebebasan berpendapat.
01:01:13 - 01:01:14
Tapi kalau DPR nya tidak setuju,
01:01:14 - 01:01:15
tetap ga jalan dong.
01:01:15 - 01:01:17
Ya kan itu justru,
01:01:17 - 01:01:19
kepiawayaan,
01:01:19 - 01:01:21
kepiawayaan ke presiden dong.
01:01:21 - 01:01:23
Untuk melobby legislatif.
01:01:23 - 01:01:25
Kepiawayaan untuk melobby legislatif.
01:01:25 - 01:01:26
Untuk ngelakuin itu gitu.
01:01:26 - 01:01:28
Iya dong, kalau udah diajuin tuh,
01:01:28 - 01:01:29
DPR tolak,
01:01:29 - 01:01:31
terus apa? lo bilang apa?
01:01:31 - 01:01:32
Lobby lah, lobby.
01:01:32 - 01:01:35
Itu kan skill yang dimiliki sama WAPRES nya.
01:01:35 - 01:01:36
Caimin.
01:01:36 - 01:01:38
Caimin kan udah pernah jadi ketua MPR,
01:01:38 - 01:01:40
jadi wakil ketua DPR.
01:01:40 - 01:01:41
Dia punya kepiawayaan untuk itu,
01:01:41 - 01:01:43
justru malah itu jadi benefit nya gitu ya.
01:01:43 - 01:01:45
Eksekutif nya mengajukan,
01:01:45 - 01:01:47
kepiawayaan WAPRES nya juga harus mengajukan,
01:01:47 - 01:01:49
menyelesaikan masalah,
01:01:49 - 01:01:50
revisi undang-undang ITE.
01:01:50 - 01:01:51
Sebenernya kan UITE itu harusnya dipakai,
01:01:51 - 01:01:53
buat berantas cuci online lah.
01:01:53 - 01:01:54
Betul.
01:01:54 - 01:01:57
Teror, teror dari media sosial,
01:01:57 - 01:01:59
nomor-nomor nasional,
01:01:59 - 01:02:01
trading-trading.
01:02:01 - 01:02:04
Tapi yang kayak gitu malah jalan,
01:02:04 - 01:02:06
malah orang dipenjarain gara-gara ngomongan,
01:02:06 - 01:02:07
itu yang jadi salah sebenernya.
01:02:07 - 01:02:09
Tapi kalau bicara buzzer tadi,
01:02:09 - 01:02:10
pertanyaan saya ya,
01:02:10 - 01:02:12
semuanya punya buzzer.
01:02:12 - 01:02:13
Betul ya?
01:02:13 - 01:02:14
Betul.
01:02:14 - 01:02:15
Tapi kita tidak punya.
01:02:15 - 01:02:17
Gimana tuh cara mengandalkannya?
01:02:17 - 01:02:18
Nah, tapi honest imin,
01:02:18 - 01:02:19
karena kita gak punya uang,
01:02:19 - 01:02:21
kita gak punya buzzer yang dibayar.
01:02:21 - 01:02:24
Semua yang ada di media sosial itu,
01:02:24 - 01:02:26
mereka relawan-relawan kita di daerah.
01:02:26 - 01:02:29
Dari DKI Jakarta segala macam,
01:02:29 - 01:02:31
itu semua relawan-relawan aja.
01:02:31 - 01:02:32
Yang ya...
01:02:32 - 01:02:34
Mau ya gak dibayar ya?
01:02:34 - 01:02:36
Itu seperti Noiser dan Kanye Mania lah kira-kira.
01:02:36 - 01:02:37
Betul.
01:02:37 - 01:02:38
Tapi masalahnya begini,
01:02:38 - 01:02:40
kalau si Ebang Mamah juga banyak kan di Youtube.
01:02:40 - 01:02:41
Bahkan mereka bayar buat dengerin VIP.
01:02:41 - 01:02:42
Iya.
01:02:42 - 01:02:43
Dan mengucapkan terima kasih.
01:02:43 - 01:02:44
Dan kepada diri sendiri.
01:02:44 - 01:02:45
Oh iya juga,
01:02:45 - 01:02:46
berarti ada yang mau ya tanpa dibayar.
01:02:46 - 01:02:47
Ada yang mau,
01:02:47 - 01:02:48
cuma masalahnya begini,
01:02:48 - 01:02:50
ketika dia...
01:02:50 - 01:02:52
Orang dengan suka rela,
01:02:52 - 01:02:55
menjadi buzzer untuk seseorang gitu.
01:02:55 - 01:02:57
Lagi pesta terbesar di Indonesia.
01:02:57 - 01:02:59
Pesta demokrasi ini.
01:02:59 - 01:03:01
Kemudiannya bayarnya tidak punya beban apa-apa dong.
01:03:01 - 01:03:03
Justru itu susah dikontrolnya.
01:03:03 - 01:03:04
Betul.
01:03:04 - 01:03:07
Nah gimana tuh Anies dan Caimin untuk mengontrol ini,
01:03:07 - 01:03:09
agar tidak melebar kemana-mana.
01:03:09 - 01:03:13
Tidak membuat cacat kebebasan berpendapat juga.
01:03:13 - 01:03:14
Sebenarnya kan gini,
01:03:14 - 01:03:16
tadi balik ke awal ya.
01:03:16 - 01:03:17
Setiap orang tuh ngomong yang boleh,
01:03:17 - 01:03:18
harusnya bebas.
01:03:18 - 01:03:19
Dia ngomong apapun,
01:03:19 - 01:03:20
bebas.
01:03:20 - 01:03:21
Selama tidak,
01:03:21 - 01:03:23
jangan kriminal segala macem ya.
01:03:23 - 01:03:25
Yang selalu jadi masalah adalah,
01:03:25 - 01:03:27
ketika mereka ngomong bebas,
01:03:27 - 01:03:30
ada instrumen negara gak yang dipakai untuk ngebungkam.
01:03:31 - 01:03:32
Oke.
01:03:32 - 01:03:33
Yang jadi cacat kan selalu di situ.
01:03:33 - 01:03:35
Ketika misalnya udah orang ngomong bebas,
01:03:35 - 01:03:36
dan segala macemnya,
01:03:36 - 01:03:38
tiba-tiba dia dipanggil polisi.
01:03:38 - 01:03:40
Tiba-tiba dia dituntut,
01:03:40 - 01:03:42
dilaporin ke polisi,
01:03:42 - 01:03:44
atas nama ujaran kebencian,
01:03:44 - 01:03:45
atau pencemaran nama baik.
01:03:45 - 01:03:47
Dan itu berkali-kali kejadian,
01:03:48 - 01:03:49
ngeritik pemerintah,
01:03:49 - 01:03:52
ada aktivis demokrasi,
01:03:52 - 01:03:54
tiba-tiba dijemput paksa,
01:03:54 - 01:03:58
karena menceritakan tentang stafsus presiden.
01:03:58 - 01:03:59
Kira-kira kayak gitu.
01:03:59 - 01:04:01
Itu kan sebenarnya gak boleh kejadian.
01:04:01 - 01:04:03
Semua orang bebas ngomong,
01:04:03 - 01:04:05
tapi instrumen negara tuh gak boleh masuk.
01:04:05 - 01:04:07
Mengintervensi kesana.
01:04:07 - 01:04:09
Iya, apalagi gitu ya,
01:04:09 - 01:04:12
apalagi ada tokoh-tokoh media sosial,
01:04:12 - 01:04:15
yang secara profesional di-hire dalam tanda kutip gitu ya,
01:04:15 - 01:04:18
untuk menggiring opini gitu.
01:04:18 - 01:04:20
Iya menjelaskan,
01:04:20 - 01:04:22
menjelaskan fenomena,
01:04:22 - 01:04:23
menjelaskan program,
01:04:23 - 01:04:24
itu boleh-boleh aja.
01:04:24 - 01:04:25
Punya,
01:04:25 - 01:04:26
jadi ranglawan di media sosial,
01:04:26 - 01:04:27
boleh-boleh aja.
01:04:27 - 01:04:28
Tapi kan yang gak boleh,
01:04:28 - 01:04:30
ketika instrumen negara dipakai buat,
01:04:30 - 01:04:32
membungkam orang yang ngomong.
01:04:32 - 01:04:34
Oke dalam salah satu pidato juga,
01:04:34 - 01:04:36
Pak Anies Baswedan, Capres,
01:04:36 - 01:04:38
anda itu mengatakan bahwa,
01:04:38 - 01:04:40
kami mau menciptakan negara ini,
01:04:40 - 01:04:42
bukan hanya untuk milik satu keluarga.
01:04:42 - 01:04:43
Betul.
01:04:43 - 01:04:44
Ini menyinggung...
01:04:44 - 01:04:45
Saya.
01:04:46 - 01:04:47
Kok anda?
01:04:47 - 01:04:48
Saya punya keluarga juga.
01:04:48 - 01:04:50
Semua orang punya keluarga dong.
01:04:50 - 01:04:53
Apakah menyinggung pihak-pihak tertentu,
01:04:53 - 01:04:55
yang bapaknya Presiden,
01:04:55 - 01:04:57
kemudian dia juga Cawapres gitu.
01:04:57 - 01:04:58
Wah.
01:04:58 - 01:05:00
Nah kan faktanya,
01:05:00 - 01:05:02
faktanya begitu sekarang ini.
01:05:02 - 01:05:03
Emang Pak Anies Bapaknya Presiden?
01:05:03 - 01:05:04
Itu fakta.
01:05:04 - 01:05:05
Enggak, pihak-pihak lain.
01:05:05 - 01:05:06
Siapa?
01:05:06 - 01:05:07
Yang bapaknya,
01:05:07 - 01:05:09
Gibran kan dia Cawapres.
01:05:09 - 01:05:10
Ya.
01:05:10 - 01:05:11
Emang itu fakta?
01:05:11 - 01:05:12
Benar-benar.
01:05:12 - 01:05:14
Anda yang bikin Indeks Kebebasan Berpendapat,
01:05:14 - 01:05:18
itu fakta.
01:05:18 - 01:05:19
Ya.
01:05:19 - 01:05:20
Ya.
01:05:20 - 01:05:22
Sebenarnya kan,
01:05:22 - 01:05:25
nepotisme itu kan yang dijadikan agenda reformasi.
01:05:25 - 01:05:28
Orang itu menganggap nepotisme itu buruk.
01:05:28 - 01:05:29
Enggak cuma,
01:05:29 - 01:05:30
gini,
01:05:30 - 01:05:31
kalau kita kesel,
01:05:31 - 01:05:34
ada anak bos langsung jadi manajer,
01:05:34 - 01:05:35
di perusahaan,
01:05:35 - 01:05:37
harusnya kita juga kesel,
01:05:37 - 01:05:38
kalau ada anak Presiden,
01:05:38 - 01:05:40
jadi calon waktu Presiden.
01:05:40 - 01:05:41
Kan kita suka kayak gitu kan,
01:05:41 - 01:05:42
orang-orang suka ngeluh nih,
01:05:42 - 01:05:46
wah dia mah karena ponakannya bos gue,
01:05:46 - 01:05:48
makanya dia bisa jadi manajer.
01:05:48 - 01:05:50
Itu kan nepotisme juga gitu.
01:05:50 - 01:05:52
Ini bahkan mengubah undang-undang,
01:05:52 - 01:05:53
kira-kira gitu lah.
01:05:53 - 01:05:55
Dan harusnya negara kan,
01:05:55 - 01:05:56
misalnya gini,
01:05:56 - 01:05:58
saya senang anak muda jadi,
01:05:58 - 01:06:00
bisa jadi calon Nokia Presiden,
01:06:00 - 01:06:02
tapi kan harusnya gak spesifik,
01:06:02 - 01:06:04
dan gak menjelang pemilu dong.
01:06:04 - 01:06:06
Kalau itu diputuskan.
01:06:06 - 01:06:07
Dan udah ada,
01:06:07 - 01:06:08
udah ada apa namanya,
01:06:08 - 01:06:10
ketokan palu bahwa,
01:06:10 - 01:06:11
itu melanggar etika.
01:06:11 - 01:06:12
Betul.
01:06:12 - 01:06:13
Ya ibaratnya,
01:06:13 - 01:06:15
produk sebenarnya ini kacau banget sih,
01:06:15 - 01:06:18
nanti lah kita tunggu jubir dari sana ya.
01:06:18 - 01:06:19
Saya intinya gini,
01:06:19 - 01:06:21
kita semua gak anti anak muda kan tentunya,
01:06:21 - 01:06:22
anak muda boleh,
01:06:22 - 01:06:25
tapi ya waktunya yang benar gitu.
01:06:25 - 01:06:27
Kalau diputusinnya 2025,
01:06:27 - 01:06:29
akan ada banyak anak muda yang,
01:06:29 - 01:06:30
bisa membangun reputasinya,
01:06:30 - 01:06:31
untuk jajanan.
01:06:31 - 01:06:32
Ada waktu juga.
01:06:32 - 01:06:33
Atau mungkin Pak Anies,
01:06:33 - 01:06:35
itu kan menentukan Caimin,
01:06:35 - 01:06:37
sebelum ada undang-undang itu kan.
01:06:37 - 01:06:39
Sebelum ada keputusan lain kan.
01:06:39 - 01:06:40
Siapa tahu,
01:06:40 - 01:06:42
kalau undang-undang itu dari awal keluar,
01:06:42 - 01:06:44
mungkin anaknya keluar.
01:06:44 - 01:06:45
Jadi wakil presiden.
01:06:45 - 01:06:46
Atau kan,
01:06:46 - 01:06:48
iya gitu kan.
01:06:48 - 01:06:50
Kan belum jadi kepala daerah.
01:06:50 - 01:06:51
Oh iya,
01:06:51 - 01:06:52
atau siapa ya,
01:06:52 - 01:06:53
cari-cari dulu.
01:06:53 - 01:06:54
Mesti yang kepala daerah.
01:06:54 - 01:06:55
Siapa?
01:06:55 - 01:06:56
Yang di bawah 40 tahun siapa?
01:06:56 - 01:06:57
Emel Dardag.
01:06:57 - 01:06:58
Emel Dardag.
01:06:58 - 01:06:59
Bisa,
01:06:59 - 01:07:00
iya kan,
01:07:00 - 01:07:01
bisa yang lain gitu.
01:07:01 - 01:07:02
Oh jadi nyesel Pak Anies.
01:07:02 - 01:07:03
Ya siapa tahu.
01:07:03 - 01:07:04
Bukan nyesel,
01:07:04 - 01:07:05
maksudnya opsinya kan jadi ada,
01:07:05 - 01:07:06
maksudnya itu.
01:07:06 - 01:07:07
Oh jadi ada yang lain.
01:07:07 - 01:07:09
Atau dibebasin semua sekalian,
01:07:09 - 01:07:10
gak usah yang pake elektronik,
01:07:10 - 01:07:11
semua anak muda,
01:07:11 - 01:07:12
boleh,
01:07:12 - 01:07:14
batasnya 30 tahun misalnya.
01:07:14 - 01:07:16
Bahkan harusnya gak perlu ada batasan umur.
01:07:16 - 01:07:17
Ya,
01:07:17 - 01:07:18
artinya dia udah dewasa,
01:07:18 - 01:07:19
17 tahun dapet KTP,
01:07:19 - 01:07:20
udah bisa,
01:07:20 - 01:07:21
punya hak politik.
01:07:21 - 01:07:22
Ketika dia udah punya hak pilih,
01:07:22 - 01:07:23
dia punya hak buat dipilih.
01:07:23 - 01:07:24
Harusnya kan kayak gitu.
01:07:24 - 01:07:25
Iya, iya, itu sesuai amat undang-undang gitu.
01:07:25 - 01:07:26
Jadi harusnya itu,
01:07:26 - 01:07:28
dan tidak dilakukan menjelang pemilu.
01:07:28 - 01:07:29
Harusnya.
01:07:29 - 01:07:31
Itu berarti memang tujuannya kesana ya?
01:07:31 - 01:07:33
Mungkin.
01:07:33 - 01:07:34
Wiss,
01:07:34 - 01:07:35
ragu nih,
01:07:35 - 01:07:36
ragu-ragu nih.
01:07:36 - 01:07:38
Tapi kalau catatan hitam demokrasi di era Pak Jokowi,
01:07:38 - 01:07:39
apa aja?
01:07:39 - 01:07:40
Menurut?
01:07:40 - 01:07:42
Kalau itu,
01:07:42 - 01:07:44
Anies dan Joko Ciemin.
01:07:44 - 01:07:45
Banyak.
01:07:45 - 01:07:46
Belum selesai ngomong,
01:07:46 - 01:07:47
tahan Pak.
01:07:47 - 01:07:48
Kalau itu kan maksudnya gini,
01:07:48 - 01:07:49
kita bisa lihat,
01:07:49 - 01:07:51
Omnibus Law dibikinnya,
01:07:51 - 01:07:52
buru-buru,
01:07:52 - 01:07:53
dia mau gak ada yang didengerin.
01:07:53 - 01:07:55
RUKUHP,
01:07:55 - 01:07:57
RUKPK dibuat buru-buru juga.
01:07:57 - 01:07:59
BMTH batal kemarin.
01:07:59 - 01:08:01
Tapi kan jaman Pak Jokowi.
01:08:01 - 01:08:03
Tapi kan jaman Pak Jokowi.
01:08:03 - 01:08:05
Hari kedua Pak Jokowi.
01:08:05 - 01:08:07
Calon tiket juga masih banyak,
01:08:07 - 01:08:08
Pak Raman.
01:08:08 - 01:08:10
Tapi gak ada urusan awal-awal Pak Jokowi.
01:08:10 - 01:08:11
Tapi jaman apa?
01:08:11 - 01:08:12
Dia konser.
01:08:12 - 01:08:13
Jaman Pak Jokowi.
01:08:13 - 01:08:15
Coldplay kemarin calon Coldplay gimana?
01:08:15 - 01:08:16
Berarti di bawah resin Pak Jokowi.
01:08:16 - 01:08:17
Itu tahun berapa itu?
01:08:17 - 01:08:18
Jaman Pak Jokowi.
01:08:18 - 01:08:19
Yaudah.
01:08:19 - 01:08:20
Maksudnya jaman Pak Jokowi juga.
01:08:20 - 01:08:21
Masuk catatan hitam.
01:08:21 - 01:08:23
Astagfirullah.
01:08:23 - 01:08:25
Saya lama-lama kasih nama Pak Jokowi.
01:08:25 - 01:08:27
Semua punya Pak Jokowi.
01:08:27 - 01:08:29
Tapi kan itu yang gak pernah kita bayangkan,
01:08:29 - 01:08:31
waktu 2014 milih beliau gitu.
01:08:31 - 01:08:33
Saya juga milih Pak Jokowi waktu 2014.
01:08:33 - 01:08:35
Cuma gak pernah membayangkan bahwa,
01:08:35 - 01:08:39
ada undang-undang yang dibuat buru-buru.
01:08:39 - 01:08:42
Rapat di hotel, weekend, tengah malam.
01:08:42 - 01:08:45
Tiba-tiba gak dengerin siapa-siapa,
01:08:45 - 01:08:46
langsung disahkan.
01:08:46 - 01:08:49
Tiba-tiba gak pernah menjanjikan ibu kota negara pindah.
01:08:49 - 01:08:51
Tiba-tiba ada ibu kota negara pindah.
01:08:51 - 01:08:52
Jadi kayak,
01:08:52 - 01:08:55
kayak negara itu dijalankan berdasarkan selera orang-orang
01:08:55 - 01:08:58
yang ada di kepemimpinan nasional.
01:08:58 - 01:08:59
Kira-kira gitu.
01:08:59 - 01:09:01
Harusnya kan gak kayak gitu.
01:09:01 - 01:09:02
Harusnya,
01:09:02 - 01:09:05
bener-bener yang dibutuhkan masyarakat tuh apa.
01:09:05 - 01:09:07
Demokrasinya masyarakat dibuka.
01:09:07 - 01:09:08
Kalo memang gini,
01:09:08 - 01:09:10
prinsipnya kalo undang-undang itu kontroversial,
01:09:10 - 01:09:13
ya biarkan ribut waktu sebelum undang-undang itu dibuat.
01:09:13 - 01:09:15
Ribut aja dibuka diskusinya.
01:09:15 - 01:09:17
Kalo ada yang gak suka, ada yang suka.
01:09:17 - 01:09:18
Dibuka aja diskusinya.
01:09:18 - 01:09:20
Gak usah disusun di ruang-ruang tertutup.
01:09:20 - 01:09:21
Kira-kira gitu.
01:09:21 - 01:09:23
Dan itu kan yang kemarin yang jadi,
01:09:23 - 01:09:25
menurut saya jadi catatan yang kurang bagus ya.
01:09:25 - 01:09:27
Ketika ada undang-undang,
01:09:27 - 01:09:29
apa namanya,
01:09:29 - 01:09:31
mempengaruhi hajat hidup orang banyak.
01:09:31 - 01:09:33
Tapi dibikinnya buru-buru gitu.
01:09:33 - 01:09:35
Untung aja gak jadi amandemen undang-undang dasar,
01:09:35 - 01:09:37
supaya bisa tiga kali.
01:09:37 - 01:09:40
Itu catatan-catatan di soal demokrasi ya.
01:09:40 - 01:09:41
Betul.
01:09:41 - 01:09:42
Di era kepemimpinan Jokowi ya.
01:09:42 - 01:09:43
Betul.
01:09:43 - 01:09:45
Termasuk Pecah Rekor juga,
01:09:45 - 01:09:46
itu demokrasi gak, itu hukum,
01:09:46 - 01:09:48
nanti kita bahas hukum di waktu yang lain.
01:09:48 - 01:09:49
Tujuh.
01:09:49 - 01:09:50
Anggota kabinet.
01:09:50 - 01:09:51
Ketangkep.
01:09:51 - 01:09:52
Tersangka.
01:09:52 - 01:09:54
Ya itu namanya.
01:09:54 - 01:09:56
Pas di presiden ke-tujuh.
01:09:56 - 01:09:57
Hari apes gak ada di kalender.
01:09:57 - 01:09:58
Pas di presiden ke-tujuh.
01:09:58 - 01:10:00
Cocok logi nih mulai Indonesia.
01:10:00 - 01:10:01
Tapi dia belum selesai loh periodenya.
01:10:01 - 01:10:02
Masih ada waktu untuk ketangkep lagi.
01:10:02 - 01:10:04
Kayaknya berhenti disini deh.
01:10:06 - 01:10:08
Ya kan kita doakan yang terbaik,
01:10:08 - 01:10:09
semoga berhenti disini,
01:10:09 - 01:10:11
gak ada orang yang korupsi lagi.
01:10:12 - 01:10:13
Pak Pamat, bukannya ijin,
01:10:13 - 01:10:15
saya mau ini pertanyaan terakhirlah.
01:10:15 - 01:10:17
Iya, panggilan silahkan.
01:10:17 - 01:10:20
Di akhir memberi pesan-pesan kepada.
01:10:20 - 01:10:21
Ajakan lah.
01:10:21 - 01:10:23
Ya boleh ajakan, boleh pesan-pesan, boleh.
01:10:23 - 01:10:25
Silahkan langsung kesini.
01:10:25 - 01:10:26
Kamera ini boleh.
01:10:26 - 01:10:27
Kameranya sebelah sana Pak Angga.
01:10:27 - 01:10:29
Maksudnya ajakan untuk milik kita ya,
01:10:29 - 01:10:30
milik kami.
01:10:32 - 01:10:33
Silahkan, silahkan.
01:10:33 - 01:10:34
Tapi kalau begini ya,
01:10:34 - 01:10:36
kalau jelas pasti pilihlah Amin aja dulu,
01:10:36 - 01:10:37
kira-kira gitu ya.
01:10:37 - 01:10:39
Tapi sebenarnya di luar hal itu,
01:10:39 - 01:10:41
sebagai kan saya anak muda,
01:10:41 - 01:10:42
teman-teman noise juga,
01:10:42 - 01:10:43
noiser, paranois,
01:10:43 - 01:10:45
dan kaniamannya kan juga anak muda,
01:10:45 - 01:10:46
kira-kira gitu.
01:10:46 - 01:10:47
Yang penting itu adalah
01:10:47 - 01:10:48
lihat rekam jejak orangnya.
01:10:48 - 01:10:51
Dan apakah isu yang kalian bawa itu,
01:10:51 - 01:10:53
di wujudkan sama,
01:10:53 - 01:10:55
atau dibawa sama si capres awapresnya.
01:10:55 - 01:10:57
Isu millennial gen Z itu,
01:10:57 - 01:10:58
bukan cuma tentang orangnya.
01:10:58 - 01:11:00
Kalau orangnya millennial gen Z,
01:11:00 - 01:11:02
tapi dia cara-caranya,
01:11:02 - 01:11:03
cara-cara orang tua,
01:11:03 - 01:11:05
itu bukan mewakili kita.
01:11:05 - 01:11:06
Bukan mewakili saya,
01:11:06 - 01:11:08
bukan mewakili kalian semua.
01:11:08 - 01:11:10
Tapi pilihlah yang punya rekam jejak,
01:11:10 - 01:11:11
yang bawa isu kalian gitu.
01:11:11 - 01:11:13
Dan yang terbukti,
01:11:13 - 01:11:14
kira-kira gitu,
01:11:14 - 01:11:15
sudah melunasi janji-janjinya,
01:11:15 - 01:11:18
waktu dia menjabat jadi kepala daerah,
01:11:18 - 01:11:19
kira-kira gitu.
01:11:19 - 01:11:20
Yang mana itulah Nisbah Swedan.
01:11:20 - 01:11:21
Mantap.
01:11:22 - 01:11:25
Terima kasih Pak Angga sudah mau hadir ke tempat.
01:11:25 - 01:11:27
Terima kasih Pak Angga.
01:11:27 - 01:11:28
Sudah berkenan hadir disini.
01:11:28 - 01:11:31
Salam juga buat Pak Anies tuh.
01:11:32 - 01:11:36
Sebenarnya Pak Anies tuh tahu tentang Bang Mahmad,
01:11:36 - 01:11:37
tahu tentang Kania,
01:11:37 - 01:11:39
sayangnya gak tahu tentang Bang Gilbas.
01:11:39 - 01:11:40
Gak apa-apa, gak apa-apa.
01:11:40 - 01:11:42
Bila dulu saya waktu kuliah tuh,
01:11:42 - 01:11:43
salah satu yang saya ingin.
01:11:43 - 01:11:45
Pengen Indonesia Mengajar.
01:11:45 - 01:11:46
Pengen ikutan.
01:11:46 - 01:11:48
Salah satu motivasi waktu itu.
01:11:48 - 01:11:49
Karena kita syaratnya harus S1 kan.
01:11:49 - 01:11:51
Saya harus lulus biar bisa ikut Indonesia Mengajar.
01:11:51 - 01:11:53
Lama-lama saya gak lulus aja deh.
01:11:53 - 01:11:54
Akhirnya gak jadi ikutan.
01:11:54 - 01:11:56
Tapi saya ikut kelas inspirasi.
01:11:56 - 01:11:57
Oh itu?
01:11:57 - 01:11:58
Kelas inspirasi.
01:11:58 - 01:11:59
Atau pertama lagi di Bandung.
01:11:59 - 01:12:02
Produk-produknya program Pak Anies ya Anda ini ya?
01:12:02 - 01:12:03
Kok produk-produk?
01:12:03 - 01:12:04
Baru ikutan satu doang.
01:12:04 - 01:12:06
Itu kan programnya Pak Anies.
01:12:06 - 01:12:07
Waktu itu kan.
01:12:07 - 01:12:08
Iya.
01:12:08 - 01:12:10
Nah Anda bagian dari itu kan.
01:12:10 - 01:12:11
Tapi tadi itu bukti bahwa
01:12:11 - 01:12:13
Bang Gilbas tuh mau kontribusi sama masyarakat.
01:12:13 - 01:12:14
Iya.
01:12:14 - 01:12:15
Ikut apa?
01:12:16 - 01:12:17
Indonesia.
01:12:21 - 01:12:22
Tolong diberi.
01:12:23 - 01:12:25
Jumir tolong nanti dikoreksi nanti.
01:12:25 - 01:12:28
Nanti Pak Gilan akan membersihkan semuanya.
01:12:28 - 01:12:29
Udah cukup-cukup.
01:12:29 - 01:12:30
Terima kasih banyak.
01:12:30 - 01:12:31
Cukup dimatikan dulu.
01:12:31 - 01:12:32
Makanya Mama tau.
01:12:33 - 01:12:35
Sudah menonton dan mendengarkan kami.
01:12:35 - 01:12:38
Terima kasih banyak Noiser, Kania Mania, Paranoid.
01:12:38 - 01:12:40
Sudah menyaksikan ini semua.
01:12:40 - 01:12:42
Sampai jumpa di Agenda Capres Tandingan.
01:12:42 - 01:13:02
Selanjutnya.
Buka semua fitur dengan download aplikasi Noice
Kunjungi App