Masuk
Dijajah Beras, Budaya Pangan Lokal Hilang? (Bersama Wulansary - Peneliti Pangan Lokal & Pengkaji Folklor)
1 Jam, 10 Menit

31 Juli 2024
46

original
RUANG 28
56.06 rb
Subscribers
Subscribe
Komentar
Lihat Semua (46)
Lihat episode lain
Transkrip
00:00:00 - 00:00:02
Tapi karena program berasisasi,
00:00:02 - 00:00:06
Semuanya harus makan beras,
00:00:06 - 00:00:14
Sebagai komoditas, sebagai sumber daya alam itu tumbuhan itu menjadi hilang.
00:00:14 - 00:00:17
Dan itu yang menghilangkan banyak kebudayaan.
00:00:17 - 00:00:20
Oh dari situ ya.
00:00:20 - 00:00:26
Iya, makanya ya wajar aja kemarin food vlogger ke sana terus masak sapi terus menangis-menangis.
00:00:26 - 00:00:31
Orang disini nggak tau sapi, ya iyalah orang mereka makan sagu dan ubi dan babi dan lain-lain.
00:00:31 - 00:00:35
Kita tolong jangan bilang ketahanan pangan, kalau ketahanan kita hanya bertahan.
00:00:35 - 00:00:38
Terus aja kita bertahan. Harus surplus ya.
00:00:38 - 00:00:40
Harusnya kedaulatan pangan.
00:00:43 - 00:00:45
Tiga opini terhadap tiga berita,
00:00:45 - 00:00:46
Di dalam satu meja.
00:00:46 - 00:00:48
Selamat datang di Ruang 28.
00:00:50 - 00:00:53
Halo Kanyamania Noiser dan Paranois.
00:00:54 - 00:00:55
Ada suara dia lagi nih.
00:00:55 - 00:01:04
Selamat datang kembali di podcast terbaik, ter-progressive Tulang Punggung Industri Podcast Indonesia Ruang 28.
00:01:04 - 00:01:10
Kenal ini seperti biasa langsung aja saya karena ngomong dulu udah pasti saya yang memimpin sidang hari ini.
00:01:10 - 00:01:14
Kanya Cita dan disini sudah ada Gilang Baskara dan Mahmat Alkathiri.
00:01:14 - 00:01:16
Bisa dipanggil Gilang dan Mahmat.
00:01:16 - 00:01:17
Dan Gilang gitu.
00:01:17 - 00:01:18
Yes, saya pelajari.
00:01:18 - 00:01:19
Efektif.
00:01:19 - 00:01:20
Langsung ya?
00:01:20 - 00:01:21
Langsung, langsung.
00:01:21 - 00:01:25
Sudah pasti ketua sidang, ada dua-duanya sudah pasti kami.
00:01:25 - 00:01:27
Capek tiap episode dikenalin terus ya.
00:01:27 - 00:01:31
Lama-lama, terlalu TV, terlalu TV.
00:01:31 - 00:01:33
Terlalu pagi-pagi ambiar lah kayak gitu.
00:01:35 - 00:01:36
Kenapa pagi-pagi ambiar?
00:01:36 - 00:01:37
Terus aku gak tau lagi.
00:01:37 - 00:01:39
Dari sekian banyak program kenapa pagi-pagi ambiar?
00:01:39 - 00:01:40
Iya, iya itu kenapa?
00:01:40 - 00:01:41
Brownies deh, brownies.
00:01:41 - 00:01:42
Ada masalah apa dengan brownies?
00:01:42 - 00:01:43
Gak ada.
00:01:43 - 00:01:44
Ada masalah apa Gilang?
00:01:44 - 00:01:46
Acara-acara rumpi, rumpi pagi-pagi.
00:01:46 - 00:01:48
Gak ada, gue kepikiran itu aja.
00:01:48 - 00:01:49
Tapi di nonton ya?
00:01:49 - 00:01:50
Aku soalnya gak tau loh.
00:01:50 - 00:01:51
Saya gak nonton.
00:01:51 - 00:01:52
Oh gak nonton.
00:01:52 - 00:01:53
Suka lewat aja.
00:01:53 - 00:01:54
Oh lewat aja.
00:01:54 - 00:01:56
Lagi sarapan gitu ya.
00:01:56 - 00:01:59
Kenapa pagi-pagi pasti ambil ya.
00:01:59 - 00:02:01
Gak apa-apa, cuma kepikiran aja.
00:02:01 - 00:02:02
Oke.
00:02:03 - 00:02:04
Kenapa sih?
00:02:04 - 00:02:05
Aduh.
00:02:05 - 00:02:07
Kita hari ini mau ngomongin apa? Kita lihat dulu.
00:02:07 - 00:02:09
Kita bertiga lagi loh nih.
00:02:09 - 00:02:11
Oh iya, kemarin sempet gak bertiga.
00:02:11 - 00:02:12
Berkas udah beres?
00:02:12 - 00:02:16
Gak, ini kemarin bikin fitnah apa dia di dalam konten, di dalam episode.
00:02:16 - 00:02:20
Kita dapat informasi Anda lagi urus berkas.
00:02:20 - 00:02:23
Oh coba nanti aku lihat dulu deh episodenya, aku mau tau deh omongannya apa.
00:02:23 - 00:02:24
Udah beres belum?
00:02:24 - 00:02:25
Berkas-berkas.
00:02:25 - 00:02:27
Aku harus denger dulu ini apa nih omongannya.
00:02:27 - 00:02:29
Berkas itu sulit kan, kita kemarin udah bahas.
00:02:29 - 00:02:31
Muhammad bilang lagi urus berkas, makanya Kania gak ikut.
00:02:31 - 00:02:32
Iya.
00:02:32 - 00:02:34
Status di KTP itu harus berubah.
00:02:34 - 00:02:36
Nanti kita bikin episode khusus bahas itu.
00:02:36 - 00:02:37
Oke.
00:02:37 - 00:02:38
Kita bikin episode khusus bahas itu.
00:02:38 - 00:02:39
Koinnya 3 juta.
00:02:39 - 00:02:40
Yes.
00:02:40 - 00:02:41
Satu episode.
00:02:41 - 00:02:43
Tolong ya, noise dibikin ya nanti ya.
00:02:43 - 00:02:44
Iya.
00:02:44 - 00:02:45
Eksklusif gitu.
00:02:45 - 00:02:46
Eksklusif.
00:02:46 - 00:02:48
Kalau koinnya 3 juta dan ada yang mau, berarti dia penasaran banget.
00:02:48 - 00:02:50
Kania Cita mengurus berkas.
00:02:50 - 00:02:51
Tolong koinnya langsung.
00:02:51 - 00:02:53
30 orang doang, itu udah 30 juta.
00:02:53 - 00:02:54
30 juta.
00:02:54 - 00:02:56
Kita udah bagi-bagi gitu.
00:02:56 - 00:03:00
Tapi gitu ya, koinnya full dibagi buat kita bertiga.
00:03:00 - 00:03:02
Kita berantak sama produser.
00:03:03 - 00:03:06
Boleh ya, setting episode khusus.
00:03:06 - 00:03:07
Oke.
00:03:07 - 00:03:08
Oke.
00:03:08 - 00:03:12
Kita tuh hari ini mau ngomongin sebenarnya topiknya adalah tentang pangan.
00:03:12 - 00:03:13
Wesh, ini seru.
00:03:13 - 00:03:15
Pangan, makanan ya Indonesia.
00:03:15 - 00:03:16
Iya.
00:03:16 - 00:03:18
Aku tuh keingat waktu aku SD.
00:03:18 - 00:03:22
Aku pernah ada ujian, aku lupa tuh ujian pelajaran apa.
00:03:22 - 00:03:26
Pertanyaannya tuh, makanan orang Papua adalah gitu.
00:03:26 - 00:03:29
Terus ada A, misalnya jagung gitu.
00:03:29 - 00:03:30
Oh iya, iya.
00:03:30 - 00:03:31
B, kentang.
00:03:31 - 00:03:33
C, sagu.
00:03:33 - 00:03:35
D, hokben.
00:03:35 - 00:03:36
Enggak, enggak, hokben enggak masuk.
00:03:36 - 00:03:37
Hokben enggak ya?
00:03:37 - 00:03:38
Enggak.
00:03:38 - 00:03:39
Masih CFC.
00:03:39 - 00:03:42
Yang C ya, bukan yang K ya.
00:03:45 - 00:03:46
Masih CFC.
00:03:46 - 00:03:47
Aku CFC.
00:03:47 - 00:03:48
Belum K.
00:03:48 - 00:03:50
Masih sampai C, belum K.
00:03:50 - 00:03:51
Masih ada CFC, masih ada.
00:03:51 - 00:03:52
Bener.
00:03:52 - 00:03:57
Masih sampai C, kesannya tuh ada DFC, EFC, DFC.
00:03:57 - 00:03:59
Belum sampai K, BK.
00:03:59 - 00:04:00
Belum sampai K.
00:04:00 - 00:04:01
Nah, di materi.
00:04:01 - 00:04:04
Ada enggak, makan guru yang nanya itu ada enggak?
00:04:04 - 00:04:05
Enggak ada.
00:04:05 - 00:04:06
Itu ya jawabannya?
00:04:06 - 00:04:08
Iya jawabannya itu sih, makan guru yang nanya itu.
00:04:08 - 00:04:15
Enggak, tapi emang di mata pelajarannya, aku lupa di buku materinya tuh emang makanan orang Papua adalah sagu.
00:04:15 - 00:04:16
Saya juga ada, saya juga ada itu.
00:04:16 - 00:04:17
Oh, kamu juga ada di TPJan ya?
00:04:17 - 00:04:18
Ada pasti, sagu.
00:04:18 - 00:04:19
Oh, berarti sama.
00:04:19 - 00:04:21
Limo, SD Limo dengan SD Kemang.
00:04:21 - 00:04:22
Kemang, ala nama SD.
00:04:22 - 00:04:23
Alazar Kemang.
00:04:23 - 00:04:24
Alazar Kemang.
00:04:24 - 00:04:27
Alazar Kemang sama ya, tanya-tanya gitu-gitu.
00:04:27 - 00:04:29
Dicucu otaknya sama ya.
00:04:29 - 00:04:32
Nah, sekarang kebetulan kita punya teman orang Papua.
00:04:32 - 00:04:34
Iya, dan emang dari fak-fak langsung.
00:04:34 - 00:04:35
Iya, emang dari fak-fak langsung.
00:04:35 - 00:04:36
Sampai SMA kan?
00:04:36 - 00:04:37
Iya, oke.
00:04:37 - 00:04:38
Sampai sekarang juga.
00:04:38 - 00:04:40
Enggak, tinggalnya, tinggalnya.
00:04:40 - 00:04:41
Sampai SMA.
00:04:41 - 00:04:44
Iya, rumah masih di, kan TP sana, tapi kan tinggal di Depok sekarang.
00:04:44 - 00:04:45
Karena mau calon.
00:04:45 - 00:04:47
Wiss, wiss, wiss.
00:04:47 - 00:04:48
Wiss, wiss, wiss.
00:04:48 - 00:04:49
Keren, keren, keren.
00:04:49 - 00:04:50
Wakilnya dapet surat rekomendasi.
00:04:50 - 00:04:51
Wakil wali kota Depok.
00:04:51 - 00:04:53
Surat rekomendasi partai udah berarti.
00:04:53 - 00:04:55
Partai gak ada mau ya, kenapa ya?
00:04:55 - 00:04:56
Oh iya.
00:04:56 - 00:04:57
Iya.
00:04:57 - 00:04:58
Bisa gak dia ngomongin makanan dulu?
00:04:58 - 00:04:59
Oh iya, iya, iya, oke, oke.
00:04:59 - 00:05:00
Astaghfirullahaladzim.
00:05:00 - 00:05:01
Nah, kita jadi.
00:05:04 - 00:05:05
Tapi makan sagu gak benar?
00:05:05 - 00:05:06
Iya, gimana?
00:05:06 - 00:05:07
Sehari-hari?
00:05:07 - 00:05:08
Sehari-hari enggak.
00:05:08 - 00:05:11
Justru saya benci nih sama kalian berdua.
00:05:11 - 00:05:13
Manusia-manusia yang bertanya-bertanya kayak begini nih.
00:05:13 - 00:05:15
Sarahin hukum dong.
00:05:15 - 00:05:18
Kita kan hanya murid yang mengikuti apa yang tertulis.
00:05:18 - 00:05:20
Iya, gurunya ya.
00:05:20 - 00:05:22
Siapa guru SDLVO itu?
00:05:22 - 00:05:24
Siapa namanya?
00:05:24 - 00:05:26
Jadi gak makan sagu tiap hari?
00:05:26 - 00:05:27
Tidak.
00:05:27 - 00:05:28
Kapan makan sagu?
00:05:28 - 00:05:29
Dua hari sekali deh?
00:05:29 - 00:05:30
Enggak.
00:05:30 - 00:05:32
Enggak usah pakai jadwal ya.
00:05:32 - 00:05:35
Enggak ada yang harus kapan, harus kapan.
00:05:35 - 00:05:38
Enggak, tapi kamu dari kecil kenal gak dengan makanan sagu?
00:05:38 - 00:05:39
Kenal, kenal.
00:05:39 - 00:05:41
Cukup akrab dengan makanan sagu.
00:05:41 - 00:05:44
Maksudnya dia sebagai makanan kayak apakah dia jajanan pinggir jalan
00:05:44 - 00:05:48
ataukah dia khusus hari raya tertentu atau gimana?
00:05:48 - 00:05:50
Kita bahas dari pohonnya dulu nih ya.
00:05:50 - 00:05:51
Oh pohonnya dulu.
00:05:51 - 00:05:52
Pohonnya dulu.
00:05:52 - 00:05:53
Lama nih.
00:05:53 - 00:05:56
Pohonnya itu memang rata-rata bisa hidup di sana kan.
00:05:56 - 00:05:58
Tumbuh di sana dibandingkan padi.
00:05:58 - 00:05:59
Oke.
00:05:59 - 00:06:02
Jadi karena struktur tanahnya yang tumbuh pohon sagu.
00:06:02 - 00:06:08
Ubi, singkong, dan segala macamnya lah yang berakar ke tanah gitu-gitu kan.
00:06:08 - 00:06:12
Nah sagu ini itu juga cukup banyak di sana gitu.
00:06:12 - 00:06:15
Nah tapi dia tidak jadi makanan sehari-hari.
00:06:15 - 00:06:18
Harusnya memang makanan pokok.
00:06:18 - 00:06:19
Harusnya.
00:06:19 - 00:06:20
Harusnya.
00:06:20 - 00:06:22
Karena kan lebih banyak di sana.
00:06:22 - 00:06:23
Lebih gampang ditemui.
00:06:23 - 00:06:27
Dibandingkan padi kita harus impor dari Sulawesi.
00:06:27 - 00:06:29
Ambil dari daerah lain kan.
00:06:29 - 00:06:33
Nah masalahnya adalah kita tidak makan itu, kita tetap makan nasi.
00:06:33 - 00:06:34
Tetap makan nasi.
00:06:34 - 00:06:36
Makan nasi tiga kali sehari juga nasi.
00:06:36 - 00:06:41
Tahu nggak, sejak kapan gitu, sejak kapan orang-orang di daerah tersebut tidak kenal.
00:06:41 - 00:06:42
Tidak sagu lagi yang utama.
00:06:42 - 00:06:43
Makanan pokok.
00:06:43 - 00:06:45
Makanan pokoknya bukan sagu lagi.
00:06:45 - 00:06:48
Kalau berkaca, ibu saya makan nasi.
00:06:48 - 00:06:49
Oke.
00:06:49 - 00:06:50
Kakek?
00:06:50 - 00:06:51
Kakek makan nasi.
00:06:51 - 00:06:57
Tapi kakek jumlah makan singkong atau sagunya itu jauh lebih banyak daripada kita-kita.
00:06:57 - 00:07:00
Jadi pergenerasi makin lama makin turun.
00:07:00 - 00:07:02
Makin turun tuh, makin turun.
00:07:02 - 00:07:04
Nah jadi mungkin...
00:07:04 - 00:07:05
Bapaknya kakek?
00:07:05 - 00:07:10
Nah di atas itu kayaknya udah nggak nasi, udah nggak singkong puasa sih.
00:07:10 - 00:07:12
Kenapa?
00:07:12 - 00:07:17
Enggak maksudnya udah nggak sesering itu makan nasi mungkin.
00:07:17 - 00:07:20
Mungkin ketukar dengan saya sekarang gitu.
00:07:20 - 00:07:25
Kadang-kadang sagu seringnya nasi atau hampir tiap hari nasi gitu.
00:07:25 - 00:07:27
Nah mungkin dulu ketukar nih.
00:07:27 - 00:07:32
Seringnya sagu, singkong dan lain-lain, sekali-sekali ada beras, makan nasi.
00:07:32 - 00:07:35
Mungkin bubur ayam atau apa gitu kan.
00:07:35 - 00:07:38
Nasinya dibikin bubur atau apa ya siapa yang tahu kan.
00:07:38 - 00:07:40
Berarti pelajaran kita dulu nggak sepenuhnya bener ya?
00:07:40 - 00:07:44
Enggak, bukan nggak sepenuhnya bener lagi yang tolong.
00:07:46 - 00:07:48
Lebih aneh lagi ya pelajaran.
00:07:48 - 00:07:50
Berarti anda menghina kurikulum saat itu loh.
00:07:50 - 00:07:51
Ya memang.
00:07:51 - 00:07:53
Ya memang kan, maksudnya memang pantas.
00:07:53 - 00:07:54
Iya dong.
00:07:54 - 00:07:55
Maksudnya memang pantas.
00:07:55 - 00:07:57
Kurikulum di tahun berapa berarti? 90 akhirnya?
00:07:57 - 00:07:58
94.
00:07:58 - 00:08:00
Saya ingat itu kurikulum 94.
00:08:00 - 00:08:01
Kurikulum 94.
00:08:01 - 00:08:03
Enggak aku ujian itu aku tahun 2003.
00:08:03 - 00:08:06
Iya tapi kurikulumnya masih pakai 94.
00:08:06 - 00:08:09
Tapi 2003 udah 99 sih ada yang diperbarui.
00:08:09 - 00:08:10
Masih terus.
00:08:10 - 00:08:14
Sampai aku ujian lagi 2016 kelulusan masih ada lagi pertanyaan itu.
00:08:14 - 00:08:16
Di ujian kelulusan pun masih ada.
00:08:16 - 00:08:19
Yang aneh, saya juga dapat pelajaran itu.
00:08:20 - 00:08:22
Kan kurikulum kita sama.
00:08:22 - 00:08:27
Jadi anak-anak Papua dikasih tahu nih, kamu makannya sagu ya.
00:08:27 - 00:08:31
Pertanyaan pokok orang Papua adalah A. Sagu, B. Sama.
00:08:31 - 00:08:33
Dan kamu jawabnya harus sagu.
00:08:33 - 00:08:34
Sagu.
00:08:34 - 00:08:35
Karena itu benar.
00:08:35 - 00:08:37
Padahal sehari-hari nggak makan.
00:08:40 - 00:08:43
Tapi kalau di Papua ada pertanyaan nggak? Sehari-hari anak Jakarta makannya.
00:08:43 - 00:08:44
Iya.
00:08:44 - 00:08:45
Nggak jawab, pasti kan ada tuh.
00:08:45 - 00:08:47
Itu kan pelajaran itu emang lengkap tau.
00:08:47 - 00:08:53
Orang Jawa, orang Papua, orang Sumatera, orang Bali tau nggak sih kan itu pertanyaannya kan.
00:08:53 - 00:08:55
Tapi spesifik lebih ke kami tuh pertanyaannya.
00:08:55 - 00:08:56
Papua bener.
00:08:56 - 00:09:01
Oke deh kalau ternyata anda sehari-hari tidak makan sagu, oke deh saya akan mengoreksi masa kecil saya.
00:09:01 - 00:09:03
Tapi sehari-hari anda tinggal di Honai nggak?
00:09:03 - 00:09:04
Tidak.
00:09:04 - 00:09:05
Tidak ya.
00:09:05 - 00:09:06
Iya benar.
00:09:06 - 00:09:07
Salah lagi dong pelajaran gue.
00:09:07 - 00:09:08
Salah lagi.
00:09:08 - 00:09:09
Orang Papua tinggal di Honai.
00:09:09 - 00:09:10
Ini pelajaran apa ya? Ini tuh keluarga negaraan.
00:09:10 - 00:09:11
IPS.
00:09:11 - 00:09:12
Eh?
00:09:12 - 00:09:13
Apa IPS ya? IPS.
00:09:13 - 00:09:14
Oh IPS.
00:09:14 - 00:09:15
Berarti nggak tinggal di Honai?
00:09:15 - 00:09:16
Nggak sih.
00:09:16 - 00:09:17
Aduh kecewa saya.
00:09:17 - 00:09:18
Oh iya benar, aku juga dapat pelajaran ini.
00:09:18 - 00:09:20
Saya kecewa sih, saya merasa dibohongi.
00:09:20 - 00:09:21
Aku juga kecewa sih.
00:09:21 - 00:09:22
Di masa kecil.
00:09:22 - 00:09:26
Iya, terus pakaian kamu sehari-hari nggak ngoteka?
00:09:26 - 00:09:27
Nggak ngoteka sehari-hari.
00:09:27 - 00:09:28
Nggak sih.
00:09:28 - 00:09:30
Aduh salah berarti pelajaran saya dari SD.
00:09:30 - 00:09:32
Harusnya pakaian sehari-hari kaos benclanaji.
00:09:32 - 00:09:38
Iya, di pelajaran kalian itu ada tulis maksudnya Papua, pegunungan, pendalaman atau apa.
00:09:38 - 00:09:39
Nggak ada.
00:09:39 - 00:09:40
Nggak ada?
00:09:40 - 00:09:41
Iya nggak ada.
00:09:41 - 00:09:42
Papua.
00:09:42 - 00:09:43
Mungkin dulu masih irian jaya kali.
00:09:43 - 00:09:47
Bahkan di kepala aku tuh waktu itu oh Papua tuh mungkin kecil kali ya, sekecil kayak Depok gitu.
00:09:47 - 00:09:50
Karena kok kayaknya cuma satu doang untuk semuanya gitu, kayak nggak masuk akal gitu.
00:09:50 - 00:09:51
Betul.
00:09:51 - 00:09:52
Satu untuk semua bener.
00:09:52 - 00:09:57
Paling benci tuh kadang-kadang ada orang-orang sotau tuh yang menganggap Papua itu mungkin isinya 10 orang.
00:09:57 - 00:09:58
Iya satu banget gitu.
00:09:58 - 00:09:59
Padahal kita 10 orang.
00:09:59 - 00:10:00
10 orang.
00:10:00 - 00:10:01
Terus kalau ketemu orang Papua.
00:10:01 - 00:10:02
Bawa salosa.
00:10:02 - 00:10:03
Iya bakal nanya, eh kenal banget nggak?
00:10:03 - 00:10:05
Ortisan salosa.
00:10:05 - 00:10:06
Materi saya disuci tuh.
00:10:06 - 00:10:08
Materi saya itu.
00:10:08 - 00:10:11
Eh kok kenal Felix?
00:10:11 - 00:10:13
Felix siapa ya?
00:10:13 - 00:10:15
Katanya dari Papua, dari orang Sorong.
00:10:15 - 00:10:19
Saya dari Papua bangsa jalan ke Sorong aja nggak ada kami ya.
00:10:19 - 00:10:21
Bagaimana saya kenal itu Felix.
00:10:21 - 00:10:23
Goblok.
00:10:23 - 00:10:24
Astaga.
00:10:24 - 00:10:27
Dipikir kita harus kenal satu Papua itu gitu.
00:10:27 - 00:10:29
Ini terbukti pelajaran kita ini ya.
00:10:29 - 00:10:30
Apa ya?
00:10:30 - 00:10:33
Kita udah dilatih stereotyping dari dulu berarti.
00:10:33 - 00:10:37
Iya karena kita belajar budaya terlalu sempit.
00:10:37 - 00:10:43
Yang nulis soal itu, yang bikin kunci jawabannya itu ya besar di sini, lahir di sini, tinggal di sini.
00:10:43 - 00:10:46
Orang nggak ada survei-surveinya tiba-tiba bikin pertanyaan.
00:10:46 - 00:10:49
Gimana?
00:10:49 - 00:10:51
Terlalu permukaan gitu.
00:10:51 - 00:10:54
Misalnya anda mikir soal orang Islandia makan apa.
00:10:54 - 00:10:56
Anda mikirnya dari Jakarta.
00:10:56 - 00:10:57
Iya.
00:10:57 - 00:10:58
Googling.
00:10:58 - 00:11:00
Makanan khas Islandia.
00:11:00 - 00:11:02
Oh pinguin.
00:11:02 - 00:11:04
Karena dekat es.
00:11:04 - 00:11:06
Ngapain orang Islandia makan pinguin?
00:11:06 - 00:11:07
Dekat es.
00:11:07 - 00:11:08
Ikan, ikan.
00:11:08 - 00:11:13
Biasanya kalau kita googling makanan khas Islandia itu kan bisa jadi yang dipromosikan untuk turis kan.
00:11:13 - 00:11:16
Iya nggak sih maksudnya untuk oleh-oleh gitu lho, bukan makanan dia.
00:11:16 - 00:11:17
Dulu.
00:11:17 - 00:11:18
Iya tapi kita pada bisa jadi.
00:11:18 - 00:11:20
Dulu kalau sekalian buta ya buta beneran karena nggak bisa googling.
00:11:20 - 00:11:21
Iya juga ya.
00:11:21 - 00:11:24
Sampai kita kira orang Padang tiap hari makan rendang terus gitu.
00:11:24 - 00:11:25
Iya.
00:11:25 - 00:11:31
Mungkin orang-orang itu nggak bisa bedain mana makanan sehari-hari,
00:11:31 - 00:11:35
dan mana makanan apa ya, kalau pokok itu sehari-hari berarti ya.
00:11:35 - 00:11:36
Iya.
00:11:36 - 00:11:38
Dan mana makanan khas gitu lho.
00:11:38 - 00:11:39
Iya benar.
00:11:39 - 00:11:40
Makanan pokok yang khas.
00:11:40 - 00:11:46
Maksudnya udah harus ada supnya, makanan khas, makanan pokok, makanan pokok yang khas.
00:11:46 - 00:11:50
Tapi dengar-dengar kan katanya sekarang ini justru yang dikritisi itu ya,
00:11:50 - 00:11:54
bahwa katanya masyarakat kita tuh banyak kehilangan makanan pokok yang khas itu.
00:11:54 - 00:11:55
Betul.
00:11:55 - 00:11:57
Iya kayak contoh tadi diceritain sama Mamat soal di Papua tadi.
00:11:57 - 00:12:06
Atau makanan pokoknya sih, makanan pokoknya, mungkin harusnya memang makanan pokoknya wilayah sana adalah sagu.
00:12:06 - 00:12:08
Iya maksudnya kan itu jadi khas itu kan.
00:12:08 - 00:12:11
Pokok harusnya, mungkin sehari-hari, sehari-hari mungkin.
00:12:11 - 00:12:13
Maksudnya pokok, tapi yang khas daerah itu.
00:12:13 - 00:12:17
Jadi makanan pokok daerah itu mengikuti makanan yang tumbuh di daerah itu kan.
00:12:17 - 00:12:21
Yang tumbuh di daerah itu iya, yang ikuti kota, bagaimana struktur tanah yang lain sebagainya,
00:12:21 - 00:12:23
apa yang hidup di situ gitu.
00:12:23 - 00:12:28
Nah mungkin itu, tapi gara-gara kita ngejarnya dulu suas membada pangan, beras, beras, beras, beras,
00:12:28 - 00:12:31
sehingga semua orang harus.
00:12:31 - 00:12:32
Makan nasi.
00:12:32 - 00:12:33
Makan nasi.
00:12:33 - 00:12:40
Karena setahu saya, yang saya pelajari juga ini mulai ada zaman orde baru, bahwa semuanya itu harus sama gitu.
00:12:40 - 00:12:45
Harus nasi, mau bodoh amat ada nasi atau enggak, sehingga produksinya itu ditekankan,
00:12:45 - 00:12:49
ditingkatkan lagi supaya kita capai suas membada itu.
00:12:49 - 00:12:53
Jadi bagaimana kebijakan pangan kita ini kurang menapak lah gitu ya,
00:12:53 - 00:12:58
ke sebenarnya kondisi dan kekayaan lokal yang udah ada juga.
00:12:58 - 00:13:01
Nah itu kan sebenarnya kaitannya waktu itu dengan urusan ketahanan pangan.
00:13:01 - 00:13:07
Nah beberapa kebijakan yang udah pernah kita bahas juga di episode sebelumnya terkait itu adalah food estate salah satunya.
00:13:07 - 00:13:13
Terus yang belakangan mungkin lagi rame juga, yang diangkat selama pilpres kemarin adalah soal makan gratis.
00:13:13 - 00:13:15
Jadi kan bakal ada makanan yang dibagiin nih.
00:13:15 - 00:13:16
Sagu tuh makan gratisnya.
00:13:16 - 00:13:19
Nah itu dia, enggak tahu nih kita, kita belum tahu.
00:13:19 - 00:13:21
Nanti kita bisa tanya juga nih mungkin ke Nasum kita hari ini.
00:13:21 - 00:13:24
Singkong, sagu, ragu.
00:13:24 - 00:13:29
Iya kita kan lahan pertanian kita kan semakin berkurang sekarang kan,
00:13:29 - 00:13:31
sementara singkong bisa tumbuh dimana saja,
00:13:31 - 00:13:36
mending kita balik lagi sekarang ke singkong, sagu, dan lain sebagainya.
00:13:36 - 00:13:38
Lebih sehat.
00:13:38 - 00:13:40
Nah sebenarnya itu yang perlu dibahas juga nanti ya,
00:13:40 - 00:13:43
karena biasanya ada isu kayak misalnya efisiensi produksi.
00:13:43 - 00:13:45
Jadi dulu tuh ada yang meneliti,
00:13:45 - 00:13:49
kayak misalnya untuk produksi beras atau padi lah gitu,
00:13:49 - 00:13:52
efisiensinya lebih tinggi dibanding untuk produksi sagu misalnya.
00:13:52 - 00:13:54
Tapi kalau produksi kentang itu beda lagi gitu loh.
00:13:54 - 00:13:58
Jadi bisa dilihat juga dari situnya dan dari sisi kalori.
00:13:58 - 00:14:02
Kalori per berapa meter persegi yang bisa dihasilkan.
00:14:02 - 00:14:04
Kayak gitu biasanya tuh perdebatannya di situ.
00:14:04 - 00:14:08
Nah cuman sebenarnya kan kita juga harus ngitung dari sisi misalnya tadi,
00:14:08 - 00:14:11
apa namanya, kos untuk impor kan.
00:14:11 - 00:14:13
Kalau misalnya, bukan impor sih logistik lah gitu.
00:14:13 - 00:14:17
Kalau misalnya kita harus ngambil untuk daerah sini dari daerah yang jauh gitu kan.
00:14:17 - 00:14:20
Sebenarnya bisa jadi efisiensinya juga jadi kurang dong sebenarnya kan.
00:14:20 - 00:14:22
Misalnya kayak efisiensi produksi beras.
00:14:22 - 00:14:24
Tapi makanan-makanan yang itu tuh bisa tumbuh di sini juga.
00:14:24 - 00:14:27
Nah itu mungkin yang harus ditek juga ya.
00:14:27 - 00:14:28
Seingkong dimana-mana ada kan.
00:14:28 - 00:14:30
Enggak maksudnya konteksnya beras tadi.
00:14:30 - 00:14:32
Beras soalnya yang paling efisien.
00:14:32 - 00:14:34
Dari perbandingan antara beras sama sagu itu paling efisien.
00:14:34 - 00:14:38
Tapi beras itu hanya mungkin dua pulau loh, Sulawesi.
00:14:38 - 00:14:41
Nah itu kan, makanya kan kita harus ngitung logistiknya kan.
00:14:41 - 00:14:46
Nah itu yang akan kita coba bahas juga ke yang memang udah meneliti ini nih.
00:14:46 - 00:14:48
Ini yang menjadi tamu kita hari ini.
00:14:48 - 00:14:50
Apakah dia yang menulis soal tadi?
00:14:50 - 00:14:54
Apakah orang ini yang menulis soal makanan-makanan itu?
00:14:54 - 00:14:56
Enggak.
00:14:56 - 00:14:57
Bukan.
00:14:57 - 00:14:58
Bukan ya?
00:14:58 - 00:14:59
Bukan.
00:14:59 - 00:15:01
Bukan penulis Balai Pustaka dia.
00:15:01 - 00:15:02
Bukan ya?
00:15:02 - 00:15:03
Bukan sama Yudhistira.
00:15:03 - 00:15:04
Erlangga.
00:15:04 - 00:15:06
Yudhistira Erlangga Balai Pustaka.
00:15:06 - 00:15:07
Balai Pustaka lagi.
00:15:07 - 00:15:08
Bukan beliau.
00:15:08 - 00:15:09
Iya, iya, iya.
00:15:09 - 00:15:14
Nah jadi bareng sama tamu kita hari ini kita akan coba untuk ngebahas tentang pangan.
00:15:14 - 00:15:16
Ini terutama spesifiknya pangan lokal.
00:15:16 - 00:15:20
Dan mungkin budaya setempat juga dalam memenuhi kebutuhan pangan mereka ya.
00:15:20 - 00:15:22
Nanti kaitannya dengan ketahanan pangan nasional.
00:15:22 - 00:15:25
Nah soalnya tamu kita ini dia bikin buku nih.
00:15:25 - 00:15:26
Buku ini.
00:15:26 - 00:15:27
Apa Dewi Persik?
00:15:27 - 00:15:28
Dewi Padi?
00:15:28 - 00:15:29
Enggak, enggak Dewi Padi.
00:15:29 - 00:15:30
Dewi Persik.
00:15:30 - 00:15:31
Iya.
00:15:31 - 00:15:35
Sub judulnya itu simbol kearifan lokal tentang keberlanjutan pangan.
00:15:35 - 00:15:39
Jadi emang spesifik nulis bukunya dan menelitinya juga tentang ini.
00:15:39 - 00:15:41
Tapi soal padi ya?
00:15:41 - 00:15:42
Enggak tahu pak.
00:15:42 - 00:15:43
Pangan lokal.
00:15:43 - 00:15:44
Nanti kita tanya langsung.
00:15:44 - 00:15:45
Fiksinya bikin soal sih.
00:15:45 - 00:15:48
Fiksinya bikin soal di Limu sama di Alaza.
00:15:48 - 00:15:49
Nanti kita tanya, nanti kita tanya.
00:15:49 - 00:15:50
Nanti kita tanya.
00:15:50 - 00:15:51
Nanti kita tanya.
00:15:51 - 00:15:52
Jangan marah dulu.
00:15:52 - 00:15:54
Enggak, mamah tuh suka tiba-tiba langsung marah juga.
00:15:54 - 00:15:56
Enggak marah, bertanya-tanya.
00:15:56 - 00:15:57
Tunggu, tunggu.
00:15:57 - 00:15:58
Berasumsi.
00:15:58 - 00:15:59
Oke.
00:16:00 - 00:16:04
Kita panggil dulu ada Mbak Wulan Sari disini.
00:16:04 - 00:16:05
Mungkin.
00:16:05 - 00:16:07
Oh Mbak Wulan.
00:16:07 - 00:16:09
Halo Mbak.
00:16:09 - 00:16:10
Silahkan Mbak.
00:16:10 - 00:16:11
Mbak Wulan Sari.
00:16:11 - 00:16:14
Mbak Wulan selamat datang di ruang 28.
00:16:14 - 00:16:16
Silahkan dipakai.
00:16:16 - 00:16:17
Silahkan.
00:16:17 - 00:16:18
Oh iya, biar kedengaran.
00:16:18 - 00:16:20
Biar kita bisa ngobrol soal kurikulum.
00:16:20 - 00:16:26
Mbak Wulan Sari ini studinya S1-nya antropologi, S2-nya budaya, sastra.
00:16:26 - 00:16:28
Sastra dan budaya.
00:16:28 - 00:16:32
Di Universitas Erlangga dua-duanya ya Mbak Wulan.
00:16:32 - 00:16:38
Nah sekarang pekerjaannya lagi ngeriset dan melakukan dokumenter juga.
00:16:38 - 00:16:39
Dokumenter budaya.
00:16:39 - 00:16:40
Shooting film.
00:16:40 - 00:16:41
Oh shooting film.
00:16:41 - 00:16:44
Aku pikir dokumenter bisa mendokumentasikan budaya-budaya gitu.
00:16:44 - 00:16:51
Di Dirjen Kebudayaan kan ada yang kerjanya mendokumentasi budaya dari sini.
00:16:51 - 00:16:54
Itu Mbak Wulan terlibat juga di kegiatan-kegiatan seperti itu.
00:16:54 - 00:16:55
Iya.
00:16:55 - 00:16:58
Jadi bentuknya film, bentuknya buku.
00:16:58 - 00:17:01
Ini salah satunya tadi ya buku yang Mbak Wulan tulis.
00:17:01 - 00:17:04
Dan fokusnya memang ke folklor, ke cerita rakyat.
00:17:04 - 00:17:13
Folklor atau cerita rakyat ini jadi pintu masuk untuk mengupas, menggali, mengupas terkait budaya pangan.
00:17:13 - 00:17:16
Saat ini fokusnya di budaya pangan.
00:17:17 - 00:17:19
Tapi itu apa namanya tadi?
00:17:19 - 00:17:20
Tapi saya bukan yang buat soal.
00:17:20 - 00:17:21
Ah saya mau tanya.
00:17:21 - 00:17:23
Ayo kita cari sama-sama.
00:17:23 - 00:17:27
Cuma periset terus bikin film dan nulis buku.
00:17:27 - 00:17:28
Bukan penulis soal ya?
00:17:28 - 00:17:29
Bukan.
00:17:29 - 00:17:30
Bukan oke.
00:17:30 - 00:17:31
Aman lah aman-aman.
00:17:31 - 00:17:32
Itu bisa ngobrol nih.
00:17:32 - 00:17:36
Iya harusnya kan Mbak Wulan tau kalau memang Mbak Wulan fokusnya di pangan, di budaya tau.
00:17:36 - 00:17:39
Pasti Papua gak semua makan sagu.
00:17:39 - 00:17:41
Gak setiap hari makan sagu.
00:17:41 - 00:17:43
Dulu mungkin benar.
00:17:43 - 00:17:44
Iya dulu mungkin benar.
00:17:44 - 00:17:47
Jadi soalnya sudah tidak relevan.
00:17:47 - 00:17:48
Iya benar.
00:17:48 - 00:17:51
Isi bukunya tidak relevan.
00:17:51 - 00:17:53
Harusnya ada diperbarui.
00:17:53 - 00:17:54
Harus diperbarui.
00:17:54 - 00:17:58
Ada tambahan dulu orang Papua makan sagu.
00:17:58 - 00:18:00
Ada kata dulunya ya harusnya.
00:18:00 - 00:18:02
Dulu orang NTT makan jagung.
00:18:02 - 00:18:03
Iya.
00:18:03 - 00:18:04
Gitu-gitu ya.
00:18:04 - 00:18:06
Sekarang makan apakah mereka?
00:18:06 - 00:18:11
A. Nasi.
00:18:11 - 00:18:13
Harusnya seperti itu.
00:18:13 - 00:18:15
B. Boba.
00:18:15 - 00:18:16
Kenapa boba?
00:18:16 - 00:18:18
Sekarang semua sudah makan boba soalnya.
00:18:18 - 00:18:19
Gacauan.
00:18:19 - 00:18:20
Gacauan mungkin sekarang ya.
00:18:20 - 00:18:21
Gacauan.
00:18:21 - 00:18:24
Level 1, level 2.
00:18:24 - 00:18:26
Jadi menurut Mbak Wulan gacauan itu sebenarnya.
00:18:26 - 00:18:28
Gak usah kita bahas budaya.
00:18:28 - 00:18:31
Itu baru satu tahun terakhir ya budayanya.
00:18:31 - 00:18:34
Itu bisa tumbuh di mana kok di semua tempat ada sekarang gacauan.
00:18:34 - 00:18:36
Kepok depan rumah, goda banget sih.
00:18:36 - 00:18:38
Memang menggoda banget itu depan rumah lagi.
00:18:38 - 00:18:40
Kita bahas pangan yang beneran.
00:18:40 - 00:18:41
Iya Mbak Wulan.
00:18:41 - 00:18:43
Ngomongin ketahanan pangan.
00:18:43 - 00:18:45
Selama ini kalau aku lihat diskursusnya di Twitter.
00:18:45 - 00:18:49
Lagi-lagi sumber diskursus Republik ini adalah Twitter.
00:18:49 - 00:18:52
Memperdebatkan soal penjajahan nasi.
00:18:52 - 00:18:54
Penjajahan beras.
00:18:54 - 00:18:57
Jadi Mbak Wulan melihat kan sekarang ini kita bisa bilang
00:18:57 - 00:18:59
kayak di seluruh Indonesia mungkin yang paling dominan itu
00:18:59 - 00:19:01
makanan pokok adalah nasi.
00:19:01 - 00:19:03
Dan sudah ada banyak kritiknya sebenarnya.
00:19:03 - 00:19:06
Misalnya ketika nasi menjadi makanan pokok di Papua.
00:19:06 - 00:19:09
Tadi sebenarnya logistiknya sangat mahal sekali.
00:19:09 - 00:19:12
Atau misalnya ada nasi di mana akhirnya makanan lokal
00:19:12 - 00:19:14
yang sebenarnya lebih efisien hilang.
00:19:14 - 00:19:17
Mbak Wulan melihat masalah ini gimana?
00:19:17 - 00:19:21
Jadi memang ada program berasisasi.
00:19:21 - 00:19:26
Berasisasi pada masa Orde Baru.
00:19:26 - 00:19:29
Pada masa itu memang titik krusial
00:19:29 - 00:19:33
hilangnya budaya pangan yang tadi dibilang khas.
00:19:33 - 00:19:36
Jadi kalau dulu orang Papua makan sagu, benar.
00:19:36 - 00:19:41
Cuma hari ini tidak lagi karena dampak dari program berasisasi.
00:19:41 - 00:19:44
Bahkan pohon sagu di sana sudah berkurang.
00:19:44 - 00:19:46
Jadi sawit sekarang.
00:19:46 - 00:19:48
Itu dia.
00:19:50 - 00:19:52
Ini perubahan yang cukup besar.
00:19:52 - 00:19:57
Dan hari ini terasa sekali merugikan.
00:19:57 - 00:20:03
Ruginya adalah di balik pangan sagu ada yang namanya budaya.
00:20:03 - 00:20:06
Jadi budaya itu kita luruskan dulu ya.
00:20:06 - 00:20:10
Tidak bicara tentang kesenian saja.
00:20:10 - 00:20:15
Tapi budaya adalah seluruh aspek kehidupan termasuk pangan.
00:20:15 - 00:20:20
Jadi di balik budaya makan sagu,
00:20:20 - 00:20:24
itu ada serentetan kebudayaan-kebudayaan
00:20:24 - 00:20:26
dalam sistem pangan mereka.
00:20:26 - 00:20:28
Mulai dari pola asuh anak,
00:20:28 - 00:20:31
dianggap tidak berhubungan tapi berhubungan.
00:20:31 - 00:20:35
Dari keseniannya, dari ekologisnya,
00:20:35 - 00:20:39
dari pengetahuan tradisinya, semua itu ada.
00:20:39 - 00:20:43
Dan karena budayanya bergeser, hilang.
00:20:43 - 00:20:45
Sehingga itu hilang.
00:20:45 - 00:20:47
Nah yang terjadi saat ini,
00:20:47 - 00:20:50
dan itu terjadi bukan hanya di Papua.
00:20:50 - 00:20:53
Di banyak sekali wilayah di Indonesia.
00:20:53 - 00:20:57
Orang Madura dulu makannya nasi jagung.
00:20:57 - 00:21:00
Beberapa makan umbi-umbian.
00:21:00 - 00:21:03
Ada sorgum di Nusa Tenggara.
00:21:03 - 00:21:06
Bahkan mereka sekarang sudah tidak kenal.
00:21:06 - 00:21:10
Seperti Mamat kan, sudah jarang-jarang makan sagu.
00:21:10 - 00:21:13
Jarang, pasti ada di rumah tapi itu dimakan ketika lagi,
00:21:13 - 00:21:16
aduh pengen cemilan apa ya, disini kita pesan merta bakar.
00:21:16 - 00:21:18
Nah disana saya ambil sagu.
00:21:18 - 00:21:20
Untuk celup, satu dua, kunyah-kunyah.
00:21:20 - 00:21:24
Makan sagu itu belum pernah.
00:21:24 - 00:21:26
Sagu yang kering, belum pernah?
00:21:26 - 00:21:28
Belum pernah kayaknya.
00:21:28 - 00:21:30
Bagea juga ada.
00:21:30 - 00:21:32
Bagea itu apa?
00:21:32 - 00:21:34
Jenis sagu.
00:21:34 - 00:21:36
Sorgum apa ya?
00:21:36 - 00:21:38
Saya baru dengar.
00:21:38 - 00:21:41
Sorgum itu sejenis, dia serealia ya.
00:21:41 - 00:21:43
Seperti padi.
00:21:43 - 00:21:45
Seperti gandum, seperti padi.
00:21:45 - 00:21:48
Tapi dia memang beda.
00:21:48 - 00:21:50
Dia namanya sorgum.
00:21:50 - 00:21:52
Jadinya pas dimakan jadi nasi?
00:21:52 - 00:21:54
Bentuknya jadi apa?
00:21:54 - 00:21:57
Seperti jagung-jagung, seperti nasi tapi bukan nasi.
00:21:57 - 00:21:59
Iya tapi bentuknya kayak nasi.
00:21:59 - 00:22:01
Sorgum aja ada beberapa jenis.
00:22:01 - 00:22:06
Sorgum merah, sorgum putih, coklat gitu.
00:22:06 - 00:22:09
Saya baru dengar malah sorgum ya.
00:22:09 - 00:22:12
Itu dia sorgum.
00:22:12 - 00:22:18
Dan ini kalau bicara Tuhan itu adil sepakat ya?
00:22:18 - 00:22:19
Sepakat ya?
00:22:19 - 00:22:20
Sepakat.
00:22:20 - 00:22:22
Tidak ada yang membantah.
00:22:22 - 00:22:27
Artinya secara geografis Indonesia ini kan beragam ya.
00:22:27 - 00:22:30
Bentang alamnya beragam.
00:22:30 - 00:22:32
Pulau-pulaunya banyak sekali.
00:22:32 - 00:22:36
Itu sudah diberi kekayaan masing-masing khasnya.
00:22:36 - 00:22:39
Dan itulah makanan khas.
00:22:39 - 00:22:43
Yang harusnya itu yang terbaik karena Tuhan yang kasih.
00:22:43 - 00:22:46
Tapi karena program berasisasi.
00:22:46 - 00:22:48
Semuanya harus makan beras.
00:22:48 - 00:22:50
Semuanya harus makan beras.
00:22:50 - 00:22:56
Sebagai komoditas, sebagai apa namanya sumber, sumber daya alam itu,
00:22:56 - 00:22:58
tumbuhan itu menjadi hilang.
00:22:58 - 00:23:01
Dan itu yang menghilangkan banyak kebudayaan.
00:23:01 - 00:23:03
Gitu.
00:23:03 - 00:23:05
Oh dari situ ya.
00:23:05 - 00:23:09
Makanya ya wajar aja kemarin food vlogger ke sana terus masak sapi
00:23:09 - 00:23:10
terus menangis-menangis.
00:23:10 - 00:23:11
Kok orang sini gak tau sapi?
00:23:11 - 00:23:15
Ya iyalah orang mereka makan sagu dan ubi dan babi dan lain-lain.
00:23:15 - 00:23:16
Kenapa?
00:23:16 - 00:23:17
Kaget.
00:23:17 - 00:23:19
Anda yang culture shock.
00:23:19 - 00:23:20
Iya.
00:23:20 - 00:23:24
Tapi apa namanya program berasisasi tadi ini,
00:23:24 - 00:23:27
itu pada masanya cukup berhasil ya?
00:23:27 - 00:23:31
Kita suasem pada pangan di era orde baru.
00:23:31 - 00:23:33
Salah satu tujuannya mungkin itu.
00:23:33 - 00:23:37
Apakah itu berhasil sebagai sebuah negara dalam tanda kutip
00:23:37 - 00:23:41
karena dibikin berasisasi akhirnya kita bisa suasem pada produksinya meningkat
00:23:41 - 00:23:42
dan lain sebagainya.
00:23:42 - 00:23:47
Orang yang nanam padi makin jauh lagi di Meroke tiba-tiba ada orang yang nanam padi.
00:23:47 - 00:23:52
Di Sulawesi sebelah barat dan lain sebagainya ada orang nanam padi dan lain sebagainya.
00:23:52 - 00:23:55
Berhasil dong kalau kita pakai kacamata itu.
00:23:55 - 00:23:59
Berhasil tapi merusak.
00:23:59 - 00:24:00
Oke.
00:24:00 - 00:24:02
Dalam jangka panjang.
00:24:02 - 00:24:05
Jadi riset saya yang di buku ini.
00:24:05 - 00:24:11
Ketika nasi, suasem pada tahun 1984.
00:24:11 - 00:24:14
Itu sejak revolusi hijau.
00:24:14 - 00:24:20
Revolusi hijau itu adalah salah satu gerakan dalam program pemerintah orde baru saat itu
00:24:20 - 00:24:24
untuk menggalakkan cetak sawah.
00:24:24 - 00:24:27
Cetak sawah di Jawa dengan cara baru.
00:24:27 - 00:24:30
Ada yang namanya intensifikasi pertanian.
00:24:30 - 00:24:33
Sementara kita kan Indonesia diversi.
00:24:33 - 00:24:35
Kita itu beragam.
00:24:35 - 00:24:38
Ini diseragamkan gitu ya.
00:24:38 - 00:24:41
Kemudian ada pancak usaha tani.
00:24:41 - 00:24:42
Sabta usaha tani.
00:24:42 - 00:24:46
Berbagai macam sistem dalam program itu.
00:24:46 - 00:24:50
Itu merombak yang namanya kearifan lokal.
00:24:50 - 00:24:51
Oke.
00:24:51 - 00:24:56
Kearifan lokal itu kemudian kalau dari tahun 80 ya.
00:24:56 - 00:25:01
Mulainya 80 atau 70 akhir tuh revolusi hijau.
00:25:01 - 00:25:03
Program orde baru tadi.
00:25:03 - 00:25:07
Ke sekarang berarti sudah hampir 60 tahun ya.
00:25:07 - 00:25:10
70 ke 2024.
00:25:10 - 00:25:12
50 sekian hampir 60.
00:25:12 - 00:25:13
Hampir 60.
00:25:13 - 00:25:16
Nah baru terasa hari ini.
00:25:16 - 00:25:23
Ternyata cara-cara revolusi hijau itu sangat merugikan.
00:25:23 - 00:25:28
Kalau sekarang kita diterpak isu krisis pangan global.
00:25:28 - 00:25:29
Global ya.
00:25:29 - 00:25:34
Indonesia juga terancam krisis pangan.
00:25:34 - 00:25:43
Dari program tersebut itu kearifan lokal yang hilang itu mendukung terjadinya krisis pangan hari ini.
00:25:43 - 00:25:45
Jika kita tidak berubah.
00:25:45 - 00:25:48
Jika tidak kembali ke jalan budaya.
00:25:48 - 00:25:59
Jadi yang namanya beras selain merusak kearifan lokal yang sudah ada.
00:25:59 - 00:26:04
Baik dalam segi pilihan komoditas diseragamkan.
00:26:04 - 00:26:11
Kemudian penggunaan cara-cara yang mengharuskan petani ini mengeluarkan modal.
00:26:11 - 00:26:18
Dulu orang tidak beli pupuk, tidak beli benih, tidak beli pesticida.
00:26:18 - 00:26:22
Tidak ada hama yang ada serangga.
00:26:22 - 00:26:24
Serangga makan boleh dong.
00:26:24 - 00:26:26
Konsep berbagi.
00:26:26 - 00:26:31
Dia makan hanya sedikit dari panenan petani.
00:26:31 - 00:26:37
Hari ini perang antara petani dengan serangga yang berubah nama jadi hama.
00:26:37 - 00:26:40
Hama ini merespon pesticida.
00:26:40 - 00:26:45
Bahkan hama ini sudah tidak mempan sama pesticida dosis awal.
00:26:45 - 00:26:49
Dosisnya harus bertambah.
00:26:49 - 00:26:51
Tapi dosisnya naik terus-naik.
00:26:51 - 00:26:54
Dia tetap nanti tidak resisten lagi generasi berikutnya.
00:26:54 - 00:26:55
Itu proses evolusi.
00:26:55 - 00:26:57
Jadi mereka ber-evolusi juga.
00:26:57 - 00:26:59
Makin kuat dengan hal-hal itu.
00:26:59 - 00:27:02
Yang tersisa, yang survive.
00:27:02 - 00:27:04
Bakal beranak ke generasi berikutnya.
00:27:04 - 00:27:07
Yang sudah survive berarti melawan mutan.
00:27:07 - 00:27:10
Sama seperti manusia saja.
00:27:10 - 00:27:12
Kita sudah bisa melawan covid.
00:27:12 - 00:27:15
Generasi berikut yang lahir jauh lebih mengenal covid.
00:27:15 - 00:27:16
Dan sudah biasa saja.
00:27:16 - 00:27:19
Punya imunitas yang diturunkan dari generasi yang survive.
00:27:19 - 00:27:22
Dan petani kan harus beli dosis lebih.
00:27:22 - 00:27:25
Artinya dia keluar modal lebih tinggi.
00:27:25 - 00:27:31
Sementara produktivitas tanah ketika zaman dia pakai cara-cara tradisi.
00:27:31 - 00:27:33
Cara-cara kearifan lokal.
00:27:33 - 00:27:35
Itu padinya tinggi-tinggi.
00:27:35 - 00:27:37
Padinya tinggi-tinggi.
00:27:37 - 00:27:40
Produktivitasnya lebih besar.
00:27:40 - 00:27:43
Bahkan data yang saya dapat tahun 1962.
00:27:43 - 00:27:46
Petani di Malang ada sertifikatnya di buku ini.
00:27:46 - 00:27:50
Sertifikat panen itu 1 hektare 17 ton.
00:27:50 - 00:27:53
1 hektare 17 ton hasilnya.
00:27:53 - 00:27:58
Hari ini 1 hektare rata-rata 7 ton.
00:27:58 - 00:28:01
Jadi pohonnya juga makin kecil berarti.
00:28:01 - 00:28:05
Ya produktivitasnya memang tanahnya sudah pekat.
00:28:05 - 00:28:06
Sudah pekat dengan racun.
00:28:06 - 00:28:09
Oh iya pakai kimia tadi ya, pesticida.
00:28:09 - 00:28:11
Satu petaninya miskin.
00:28:11 - 00:28:14
Karena modalnya keluar lebih banyak.
00:28:14 - 00:28:16
Benih harus beli.
00:28:16 - 00:28:19
Nggak boleh bikin sendiri.
00:28:19 - 00:28:22
Karena kalau bikin sendiri ada undang-undangnya.
00:28:22 - 00:28:25
Nanti dikriminalkan.
00:28:25 - 00:28:27
Itu fakta.
00:28:27 - 00:28:28
Ada undang-undangnya ya.
00:28:28 - 00:28:30
Nggak boleh bikin benih.
00:28:30 - 00:28:32
Intinya petani sulit.
00:28:32 - 00:28:36
Oh karena ini ya, karena paten bukan sih?
00:28:36 - 00:28:38
Kalau untuk beli bibit itu.
00:28:38 - 00:28:45
Ada pertimbangan bahwa untuk keamanan konsumen lah.
00:28:45 - 00:28:47
Oh jadi distandarisasi gitu ya.
00:28:47 - 00:28:49
Bukan urusan patennya juga ya.
00:28:49 - 00:28:51
Karena kalau urusan paten juga bikin repot.
00:28:51 - 00:28:56
Maksudnya ketika misalnya satu produsen itu sudah menemukan bibit yang unggul.
00:28:56 - 00:28:58
Dia bisa matenin bibit itu.
00:28:58 - 00:29:00
Terus dibeli gitu.
00:29:00 - 00:29:02
Maksudnya nggak bisa orang menemukan sendiri lagi.
00:29:02 - 00:29:04
Harus disertifikasi.
00:29:04 - 00:29:07
Bukan undang-undang tapi peraturan menteri pertanian.
00:29:07 - 00:29:10
Bukan kalau benih itu kan ciptaan Allah bukan sih.
00:29:10 - 00:29:13
Itu kan jadi problem.
00:29:13 - 00:29:16
Ketika ada kapitalistik masuk.
00:29:16 - 00:29:18
Iya dong.
00:29:18 - 00:29:22
Zaman dulu kearifan lokal mereka membenih dari.
00:29:22 - 00:29:26
Jadi kalau panen tidak semuanya dikonsumsi.
00:29:26 - 00:29:29
Ada sebagian yang disimpan untuk benih selanjutnya.
00:29:29 - 00:29:31
Jadi kan dia nggak perlu modal.
00:29:31 - 00:29:33
Benih itu tidak harus beli.
00:29:33 - 00:29:36
Nah nyambung ke yang tadi.
00:29:36 - 00:29:40
Artinya satu secara modal petani mesti pakai modal.
00:29:40 - 00:29:41
Dulu tidak.
00:29:41 - 00:29:45
Kemudian kedua hasil panen menurun.
00:29:45 - 00:29:50
Dulu panen bisa buat belanja kayu jati.
00:29:50 - 00:29:52
Duitnya banyak lah.
00:29:52 - 00:29:54
Sekarang panen duitnya sedikit.
00:29:54 - 00:29:57
Modalnya gede jadi petani kita miskin.
00:29:57 - 00:29:58
Iya benar.
00:29:58 - 00:30:00
Habis duitnya buat ngelawan serangga.
00:30:00 - 00:30:01
Miskin.
00:30:01 - 00:30:04
Nah ketika petani tahu dirinya miskin.
00:30:04 - 00:30:06
Anaknya pasti dilarang lah jadi.
00:30:06 - 00:30:07
Petani juga.
00:30:07 - 00:30:09
Jadi petani jangan miskin nak.
00:30:09 - 00:30:11
Jadi buruh aja dimana-mana.
00:30:11 - 00:30:13
Gitu artinya.
00:30:13 - 00:30:16
Sehingga makin kurang petani di Indonesia.
00:30:16 - 00:30:18
Produksi makin turun juga dong.
00:30:18 - 00:30:20
Krisis mangan mungkin apa enggak?
00:30:20 - 00:30:22
Mungkin kalau semuanya nasi ya.
00:30:22 - 00:30:26
Iya karena akibat berasisasi.
00:30:26 - 00:30:27
Berasisasi.
00:30:27 - 00:30:31
Dengan program yang sudah ada aturannya.
00:30:31 - 00:30:33
Panca Usaha Tani, Sabta Usaha Tani.
00:30:33 - 00:30:36
Bahkan petani hari ini sudah tidak percaya diri.
00:30:36 - 00:30:41
Dengan kearifan lokal yang kakeknya dulu pernah lakukan.
00:30:41 - 00:30:45
Takut kita kalau mau beralih menjadi yang lebih alami.
00:30:45 - 00:30:48
Yang meninggalkan pupuk-pupuk beli.
00:30:48 - 00:30:50
Padahal bisa.
00:30:50 - 00:30:53
Tapi mereka terlanjur apa namanya.
00:30:53 - 00:30:54
Terbiasa.
00:30:54 - 00:30:56
Terdoktrin.
00:30:56 - 00:30:59
Kalau enggak beli pupuk ya enggak subur.
00:30:59 - 00:31:04
Takut gagal panen kami kalau ngikutin cara Bulan.
00:31:04 - 00:31:05
Enggak berani lagi.
00:31:05 - 00:31:08
Karena harus tunggu tiga bulan lagi, enam bulan lagi baru panennya.
00:31:08 - 00:31:14
Tapi udah pernah akhirnya ada enggak pilot project atau apa yang udah akhirnya sukses nih Mbak Bulan.
00:31:14 - 00:31:18
Maksudnya akhirnya kita kembalikan lagi nih dengan model yang lebih tradisional.
00:31:18 - 00:31:20
Kebudayaan masing-masing gitu.
00:31:20 - 00:31:22
Jadi dari hasil riset ini.
00:31:22 - 00:31:24
Kan awalnya saya bikin film dokumenter ya.
00:31:24 - 00:31:26
Nusantarakut judulnya.
00:31:26 - 00:31:29
Jadi saya memang masuk dari pintu folklor.
00:31:29 - 00:31:32
Waktu itu saya pilih Dewi Padi.
00:31:32 - 00:31:37
Karena di beberapa wilayah di Indonesia itu punya penamaan khusus untuk Dewi.
00:31:37 - 00:31:41
Dari Dewi Sri, Nyai Pohaci, Mbak Rondokuning.
00:31:41 - 00:31:50
Nah dari situ akhirnya saya didukung oleh Dirjen Kebudayaan untuk bisa melakukan riset di empat kota lainnya.
00:31:50 - 00:31:56
Sampai ke Sulawesi Selatan, ke Wajo, Bali, Mojokerto, dan Badui waktu itu.
00:31:56 - 00:31:59
Berarti ini semua yang menanam padi nih tempat-tempat itu?
00:31:59 - 00:32:01
Yang ada folklor Dewi Padinya.
00:32:01 - 00:32:03
Oh yang ada folklor Dewi Padinya.
00:32:03 - 00:32:11
Nah kemudian dari situ terjalin kolaborasi ya dengan teman-teman di.
00:32:11 - 00:32:17
Oh ya saya satu lagi didukung ketika melakukan roadshow pemutaran film Nusantarakut di tujuh kota.
00:32:17 - 00:32:21
Jadi di pemutaran film itu.
00:32:21 - 00:32:22
Lagi diputar.
00:32:22 - 00:32:23
Apanya filmnya?
00:32:23 - 00:32:24
Bukan.
00:32:24 - 00:32:25
Oh bukan mas.
00:32:25 - 00:32:26
GR.
00:32:26 - 00:32:27
Itu bunyi.
00:32:27 - 00:32:29
Saya kira lagi putar.
00:32:29 - 00:32:36
Jadi dengan roadshow yang didukung juga oleh dan afirmasi waktu itu oleh Dirjen Kebudayaan.
00:32:36 - 00:32:43
Saya berhasil membangun jejaring dengan aktivis-aktivis pangan lokal di tujuh wilayah.
00:32:43 - 00:32:55
Padang, Blitar, Indramayu, Kuburaya, Kalimantan Barat, Ende, Tabanan Bali, dan Wajo, Sulawesi Selatan.
00:32:55 - 00:33:05
Nah dari kolaborasi itu saya dorong mereka untuk ayo gali kearifan lokal kalian sedalam-dalamnya.
00:33:05 - 00:33:09
Ketika sudah punya hasil lakukan aplikasi di lahan.
00:33:09 - 00:33:15
Nah sekarang yang sedang jalan itu semua sudah jalan, semua sedang berjalan.
00:33:15 - 00:33:18
Tapi yang sudah cukup berhasil di Blitar.
00:33:18 - 00:33:25
Di Blitar itu sudah melakukan penanaman berbasis budaya selaras alam.
00:33:25 - 00:33:30
Kita enggak mengklaim organik tapi sama dengan yang organik.
00:33:30 - 00:33:34
Artinya kita kalau klaim organik kan harus ada sertifikasi.
00:33:34 - 00:33:40
Kita memilih untuk yaudahlah buat makan kalangan sendiri aja gitu.
00:33:40 - 00:33:42
Karena sertifikasi itu mahal.
00:33:42 - 00:33:50
Sehingga kalau petani kita harus sertifikasi ya mendingan uangnya buat kita beli harga gabah lebih baik.
00:33:50 - 00:33:54
Daripada sertifikasi gitu sih.
00:33:54 - 00:34:01
Berarti sudah di tujuh wilayah di Blitar yang sudah berhasil menggunakan cara-cara lama berarti ya?
00:34:01 - 00:34:04
Dan itu bisa, bisa.
00:34:04 - 00:34:12
Jadi kalau yang pakai kimiawi itu tujuh ton per hektare.
00:34:12 - 00:34:15
Itu juga kadang-kadang hanya lima, empat ton.
00:34:15 - 00:34:18
Tujuh ton itu sudah lagi bagus-bagusnya.
00:34:18 - 00:34:22
Kadang-kadang setahun dia tanam tiga kali, panennya cuma satu kali.
00:34:22 - 00:34:25
Itu terjadi, itu sedang terjadi hari ini.
00:34:25 - 00:34:27
Petani kita banyak menangis.
00:34:27 - 00:34:31
Apalagi ketika panen raya, tiba-tiba impor datang.
00:34:31 - 00:34:35
Harga turun, itu klasik tangisan mereka.
00:34:35 - 00:34:38
Lagi stok, kok stoknya aman-aman?
00:34:38 - 00:34:40
Lah kok impor ngapain gitu kan?
00:34:40 - 00:34:44
Kemarin suasempada sempat, terus tiba-tiba berikutnya impor.
00:34:44 - 00:34:47
Lah katanya stok tahun lalu masih aman gitu.
00:34:47 - 00:34:49
Nah gitu-gitu ya, permainan-permainan itu ya.
00:34:49 - 00:34:52
Kondisi pangan kita sedang tidak baik-baik.
00:34:52 - 00:35:00
Sehingga kita butuh teman-teman untuk support pangan lokal kita kembali mengenal gitu.
00:35:00 - 00:35:02
Misalkan nih ayo bikin program.
00:35:02 - 00:35:05
Kalau kita hanya mengandalkan pemerintah,
00:35:05 - 00:35:09
dan menunggu pemerintah melakukan ini dan itu,
00:35:09 - 00:35:11
rasanya akan panjang.
00:35:11 - 00:35:14
Tapi kalau dari inisiatif teman-teman sendiri,
00:35:14 - 00:35:18
untuk bikin gerakan-gerakan kecil tapi bersama-sama,
00:35:18 - 00:35:21
itu rasanya akan lebih masuk akal ya.
00:35:21 - 00:35:24
Seperti misalkan teman-temanmu di vak-vak,
00:35:24 - 00:35:30
Mas Mamat suruh bikin satu hari atau setiap tanggal sekian atau setiap hari Selasa,
00:35:30 - 00:35:33
makan sagu semuanya gitu.
00:35:33 - 00:35:38
Nah artinya kan antisipasi untuk kebutuhan beras juga gak sebanyak yang kemarin-kemarin.
00:35:38 - 00:35:40
Jadi Bupati program itu bagus.
00:35:40 - 00:35:42
Ah cocok sudah, berangkat.
00:35:42 - 00:35:44
Rabu sagu.
00:35:44 - 00:35:46
Setiap rabu makan sagu.
00:35:46 - 00:35:47
Cakep.
00:35:47 - 00:35:48
Rabu sagu.
00:35:48 - 00:35:51
Pokoknya ditutup semua, gak ada yang boleh jual beras, gak ada yang boleh jual singkong.
00:35:51 - 00:35:54
Bupati sudah kerumah-rumah, nasi, stop, sagu.
00:35:54 - 00:35:56
Nah gitu.
00:35:56 - 00:36:01
Jadi gerakan-gerakan kecil, sederhana, tapi lakukan bersama-sama,
00:36:01 - 00:36:03
itu akan lebih masuk akal.
00:36:03 - 00:36:07
Satu, mengenalkan kembali pangan yang pernah ada,
00:36:07 - 00:36:10
karena generasi kakek ya, kakeknya kakek yang masih makan.
00:36:10 - 00:36:17
Kakek sih, tapi kakek kan dari 40-an pasti makan kayak gitu-gitu,
00:36:17 - 00:36:21
tapi 70-an kan sudah harus nasi dan segala macam tuh,
00:36:21 - 00:36:23
jadi berubah-berubah gitu.
00:36:23 - 00:36:30
Ketika saya ketemu 2000-an, ya sudah pasti sudah nasi banget.
00:36:30 - 00:36:33
Nanti anaknya, cucunya Mamat kan sudah sama sekali,
00:36:33 - 00:36:35
sagu, apa ya itu?
00:36:35 - 00:36:39
Nah yang hilang dari saya itu generasi yang di saya ya,
00:36:39 - 00:36:41
di generasi saya itu hilang bagaimana menyimpan sagu.
00:36:41 - 00:36:43
Itu sudah hilang.
00:36:43 - 00:36:44
Itu sudah hilang, itu saya sudah gak tahu tuh.
00:36:44 - 00:36:45
Ibu saya masih tahu tuh.
00:36:45 - 00:36:46
Cara nyimpennya.
00:36:46 - 00:36:51
Iya, jadi sagu kan dari batang, ditumbuk-tumbuk dan ini sampai ininya,
00:36:51 - 00:36:54
terus disimpan, nah nanti dari butiran yang kayak tepung itu,
00:36:54 - 00:36:57
yang dipakai bikin papeda, dimasak jadi papeda.
00:36:57 - 00:37:02
Nah itu biasa ditaruh di daun-daun,
00:37:02 - 00:37:05
daun-daun, pokoknya daun lah.
00:37:05 - 00:37:08
Orang sudah nungguin jawabannya.
00:37:08 - 00:37:14
Sebutnya tumang, nah itu tuh biasa disimpan buat stok bikin papeda,
00:37:14 - 00:37:17
dan itu kan gak bahas sih, 3 bulan, 6 bulan juga taruh,
00:37:17 - 00:37:19
mana-mana aja, jadi stoknya.
00:37:19 - 00:37:21
Nah itu ibu saya masih tahu, sayanya sudah hilang,
00:37:21 - 00:37:23
generasi saya, saya juga yakin 100 persen.
00:37:23 - 00:37:24
Cara nyimpennya itu ya?
00:37:24 - 00:37:25
Cara nyimpennya.
00:37:25 - 00:37:26
Buktinya nama daunnya aja sudah gak tahu tadi.
00:37:26 - 00:37:27
Iya.
00:37:27 - 00:37:28
Ya daun, kelapa lah.
00:37:28 - 00:37:30
Kok kelapa tadi?
00:37:30 - 00:37:33
Apa aja, jadi pokoknya itu.
00:37:33 - 00:37:37
Pengetahuan-pengetahuan lokal itu kan masuk dalam budaya ya,
00:37:37 - 00:37:41
dalam budaya, sistem pengetahuan, pengetahuan tradisi.
00:37:41 - 00:37:44
Kita, ini orang Indonesia kebanyakan,
00:37:44 - 00:37:47
itu karena mungkin pos kolonial ya,
00:37:47 - 00:37:50
jadi minder dengan apa yang kita punya.
00:37:50 - 00:37:52
Nah ini yang sedang saya lawan,
00:37:52 - 00:37:57
artinya kita harus bangga dengan apa yang diturunkan oleh leluhur kita
00:37:57 - 00:38:01
lewat jalan kebudayaan, lewat tradisi-tradisi.
00:38:01 - 00:38:05
Pengetahuan-pengetahuan tradisi seperti disimpan pakai daun itu
00:38:05 - 00:38:08
lebih awet 3 bulan, coba di Tupperware,
00:38:08 - 00:38:12
maaf sebut merek ya, atau di wadah plastik.
00:38:12 - 00:38:14
Belum tentu gitu loh.
00:38:14 - 00:38:19
Nah, dan itu kan kalau baru jadi inovasi,
00:38:19 - 00:38:23
tapi kan itu produk lama yang harusnya masih relevan.
00:38:23 - 00:38:25
Iya dan masih bisa digunain aja gitu.
00:38:25 - 00:38:28
Iya tinggal nanti kalau mau dibikin masal,
00:38:28 - 00:38:31
ya daunnya dicetak pakai apal, apa-apalah gitu ya.
00:38:31 - 00:38:35
Artinya kita, saya bukan orang tradisi yang selalu pro dengan
00:38:35 - 00:38:37
jalan kebudayaan adalah segalanya,
00:38:37 - 00:38:42
tapi jalan kebudayaan adalah dasar untuk sebuah program.
00:38:42 - 00:38:48
Sehingga kita tidak kehilangan kearifan lokal atau pengetahuan tradisi.
00:38:48 - 00:38:52
Sehingga kita tidak kaget ketika krisis terjadi ya, krisis pangan terjadi juga ya.
00:38:52 - 00:38:54
Jangan sampai terjadi, kita cegah dong.
00:38:54 - 00:38:57
Iya, di global artinya kita semua masing-masing survive
00:38:57 - 00:39:00
dengan kearifan lokalnya sendiri-sendiri kan.
00:39:00 - 00:39:02
Salah satunya lumbung lah.
00:39:02 - 00:39:06
Maaf, aku disini nggak apa, kita tolong jangan bilang ketahanan pangan.
00:39:06 - 00:39:09
Kalau ketahanan kita hanya bertahan, terus aja kita bertahan.
00:39:09 - 00:39:10
Harus surplus ya.
00:39:10 - 00:39:12
Harusnya kedaulatan pangan.
00:39:14 - 00:39:17
Pangan kita harus berdaulat supaya,
00:39:18 - 00:39:20
kalau bicara pangan itu,
00:39:20 - 00:39:23
misalkan urusan perut saja kita tidak berdaulat.
00:39:24 - 00:39:27
Selalu, hari ini masih ya, hari ini masih.
00:39:27 - 00:39:31
Meskipun impor, tapi kalau kita sudah 100% makan dari impor,
00:39:31 - 00:39:34
kira-kira apakah negeri ini masih berdaulat?
00:39:34 - 00:39:39
Kira-kira sebagai bangsa apakah kita masih punya kekuatan tawar
00:39:39 - 00:39:42
dengan orang yang kasih makan kita, sumber pangan?
00:39:42 - 00:39:46
Kan konyol, kita negeri yang sangat subur loh Indonesia.
00:39:47 - 00:39:50
Hanya karena kebijakan pangan yang tidak tepat.
00:39:53 - 00:39:57
Tapi kan saat ini pemerintah punya food estate kan?
00:39:57 - 00:39:59
Mempunyai food estate.
00:39:59 - 00:40:01
Bisa tidak sih diaplikasikan ke food estate ini?
00:40:01 - 00:40:03
Cara-cara budaya itu.
00:40:03 - 00:40:06
Cara yang lama lagi untuk dipakai di food estate
00:40:06 - 00:40:09
daripada kita tanam singkong tumbuh jagung.
00:40:09 - 00:40:12
Sebetulnya itu karena kimia kan? Kita tidak tahu.
00:40:14 - 00:40:17
Apa bisa dipakai cara-cara lama?
00:40:18 - 00:40:22
Dihubungkanlah antara Kementerian Pendidikan,
00:40:22 - 00:40:25
Direkturat Kebudayaan, kemudian dengan Pertanian,
00:40:25 - 00:40:27
kemudian dengan Pertahanan,
00:40:27 - 00:40:29
bergabung menjadi satu untuk membentuk ini.
00:40:29 - 00:40:32
Kita kembali ke cara lama, apakah ini lebih berhasil
00:40:32 - 00:40:34
untuk kedaulatan pangan kita?
00:40:34 - 00:40:36
Harusnya bisa begitu ya.
00:40:36 - 00:40:38
Artinya sebuah program dicanangkan
00:40:38 - 00:40:43
itu ada dasar-dasar pijakan.
00:40:43 - 00:40:45
Kenapa dibuat program ini?
00:40:45 - 00:40:49
Kalau secara tujuan, food estate bagus.
00:40:49 - 00:40:52
Mau meningkatkan ketahanan pangan,
00:40:52 - 00:40:55
meskipun saya setuju berdaulat pangan.
00:40:56 - 00:40:58
Secara niat bagus.
00:40:58 - 00:41:00
Tapi kalau bicara hasil,
00:41:00 - 00:41:04
kan hari ini belum ada kabar bahagia dari sana,
00:41:04 - 00:41:06
dari food estate.
00:41:06 - 00:41:10
Sementara yang dikorbankan cukup besar.
00:41:10 - 00:41:13
Lahannya sangat besar.
00:41:13 - 00:41:16
Yang hilang di sana adalah biodiversitas kita.
00:41:16 - 00:41:18
Yang asli sana.
00:41:18 - 00:41:19
Hilang.
00:41:19 - 00:41:23
Kemudian masyarakat adat pun kan kehilangan lahan,
00:41:23 - 00:41:25
karena untuk kepentingan itu.
00:41:25 - 00:41:28
Memang yang dibilang Mamat bahwa
00:41:28 - 00:41:30
jika ada dialog,
00:41:30 - 00:41:35
terjadi dialogis antara berbagai sektor,
00:41:35 - 00:41:37
terutama kebudayaan.
00:41:37 - 00:41:39
Jadi apa yang paling tepat di sana
00:41:39 - 00:41:42
ya itu berdasarkan apa kata masyarakat adat.
00:41:42 - 00:41:44
Harusnya.
00:41:44 - 00:41:46
Karena kembali lagi, Tuhan itu adil.
00:41:46 - 00:41:49
Karena masing-masing lokasi itu sudah diberi.
00:41:49 - 00:41:51
Apa yang terbaik tumbuh di situ.
00:41:51 - 00:41:53
Ya itulah yang harus.
00:41:53 - 00:41:55
Dan masyarakat lebih pahami ya,
00:41:55 - 00:41:57
karena mereka tinggal bertahun-tahun di situ.
00:41:57 - 00:41:59
Harusnya seperti itu.
00:41:59 - 00:42:01
Mereka kan dari proses seleksi alamnya.
00:42:01 - 00:42:03
Mereka kan generasi kesekian
00:42:03 - 00:42:05
yang sudah melewati seleksi alam di lingkungan tersebut.
00:42:05 - 00:42:06
Betul.
00:42:06 - 00:42:08
Kalau kita bicara framework evolusional.
00:42:08 - 00:42:10
Melakukan hal berulang-ulang dan berhasil.
00:42:10 - 00:42:13
Berarti kan fakta bahwa mereka tetap ada sampai hari ini
00:42:13 - 00:42:15
berarti mereka yang survive ini.
00:42:15 - 00:42:17
Mereka survive karena apa nih?
00:42:17 - 00:42:19
Maksudnya salah satunya budayanya apa nih?
00:42:19 - 00:42:21
Misalnya ternyata mereka waktu itu cara makannya gini,
00:42:21 - 00:42:23
cara bangun rumahnya gini,
00:42:23 - 00:42:25
fakta bahwa ini semua survive sampai hari ini
00:42:25 - 00:42:29
berarti dia sudah melewati seleksi alam daerah tersebut.
00:42:29 - 00:42:31
Dan tidak boleh diseragamkan.
00:42:31 - 00:42:33
Artinya berbeda-beda kan?
00:42:33 - 00:42:36
Artinya kita tidak boleh mengulang kesalahan berhasil sasi tadi
00:42:36 - 00:42:38
pada food estate ini misalnya di sebuah wilayah
00:42:38 - 00:42:40
dengan struktur tanah seperti apa
00:42:40 - 00:42:42
yang masyarakatnya lebih tahu kita tanam apa gitu.
00:42:42 - 00:42:45
Supaya sama nih, semuanya singkong ya.
00:42:45 - 00:42:47
Ini salah satu.
00:42:47 - 00:42:49
Basis berpikirnya apa kan sebenarnya?
00:42:49 - 00:42:51
Itu yang harus dipertanyakan.
00:42:51 - 00:42:53
Jadi ada miss,
00:42:53 - 00:42:55
menurut aku ada misidentifikasi masalah juga
00:42:55 - 00:42:57
ketika dibilang yang dipersoalkan adalah
00:42:57 - 00:43:01
ini pertempuran antara modern science dengan tradisional knowledge.
00:43:01 - 00:43:03
Tidak, modern science seharusnya tidak seperti itu
00:43:03 - 00:43:05
cara berpikirnya.
00:43:05 - 00:43:07
Modern science itu basis berpikirnya yang empiris.
00:43:07 - 00:43:09
Empiris seharusnya dia mengamati kesempurnaan yang ada.
00:43:09 - 00:43:11
Bukan keterinasi dong.
00:43:11 - 00:43:13
Bukan dia cuma datang dengan ngomong dengan percaya
00:43:13 - 00:43:15
bahwa ini harus dengan beras misalnya
00:43:15 - 00:43:17
atau ini harus dengan singkong.
00:43:17 - 00:43:19
Tanpa ada satu tindakan ilmiah.
00:43:19 - 00:43:21
Justru basis berpikirnya apa nih?
00:43:21 - 00:43:23
Kenapa kita menyeragamkan ini misalnya?
00:43:23 - 00:43:25
Kan justru itu yang bisa dipertanyakan dong
00:43:25 - 00:43:27
kalau dia berbasis modern science.
00:43:27 - 00:43:29
Menurut aku dia juga tidak.
00:43:29 - 00:43:31
Ini bukan pertempuran antara modern science
00:43:31 - 00:43:33
ini juga unscientific cara berpikirnya.
00:43:33 - 00:43:35
Apakah kita lebih cenderung menggenjot satu hal
00:43:35 - 00:43:37
terus kemudian meninggalkan
00:43:37 - 00:43:39
hal
00:43:39 - 00:43:41
bencana-bencana yang lain?
00:43:41 - 00:43:43
Maksudnya tadi tidak melihat konteks bahwa
00:43:43 - 00:43:45
itu sebenarnya sudah merespon tantangan alam di situ.
00:43:45 - 00:43:47
Misalnya
00:43:47 - 00:43:49
contoh yang sekarang sedang ramai juga adalah
00:43:49 - 00:43:51
rumah juga. Rumah-rumah tradisional
00:43:51 - 00:43:53
kan sebenarnya bisa jadi lebih tahan
00:43:53 - 00:43:55
sama seleksi alam di daerah tersebut.
00:43:55 - 00:43:57
Misalnya kalau di Papua, Papua pesisir
00:43:57 - 00:43:59
sama Papua pegunungan, itu pasti
00:43:59 - 00:44:01
cara pembangunan rumahnya beda.
00:44:01 - 00:44:03
Tapi itu juga
00:44:03 - 00:44:05
saya itu bingung
00:44:05 - 00:44:07
soal pembangunan rumah ya.
00:44:07 - 00:44:09
Kenapa rata-rata di sana Pak Keseng
00:44:09 - 00:44:11
itu juga hal yang di
00:44:11 - 00:44:13
itu hal yang
00:44:13 - 00:44:15
dinasionalisasi saat itu.
00:44:15 - 00:44:17
Maksudnya dari Jawa atau dari mana?
00:44:17 - 00:44:19
Betul, iya. Kenapa Pak Keseng?
00:44:19 - 00:44:21
Sumpah itu panas dan silam.
00:44:21 - 00:44:23
Kita itu tidak bisa melihat atas-atas rumah orang.
00:44:23 - 00:44:25
Karena matahari
00:44:25 - 00:44:27
begitu dekat, langit begitu terbuka.
00:44:27 - 00:44:29
Di sini ketutup polisi ya
00:44:29 - 00:44:31
mataharinya ya. Polisi.
00:44:31 - 00:44:33
Polisi.
00:44:33 - 00:44:35
Polisi dan polisi.
00:44:35 - 00:44:37
Tidak ada polisi ketutupin atap.
00:44:37 - 00:44:39
Ngapain polisi di atap?
00:44:39 - 00:44:41
Polisi ngapain di atap? Polisi, polisi.
00:44:41 - 00:44:43
Di sana itu langit terbuka,
00:44:43 - 00:44:45
matahari itu bersinar langsung. Vitamin D-nya
00:44:45 - 00:44:47
banyak lah. Bayangkan itu Seng baru.
00:44:47 - 00:44:49
Silamnya
00:44:49 - 00:44:51
minta ampun itu kalau matahari kena
00:44:51 - 00:44:53
dan panas banget buat orang di dalam rumahnya.
00:44:53 - 00:44:55
Dan kita di luar itu,
00:44:55 - 00:44:57
Sumpah sakit
00:44:57 - 00:44:59
mata kalau ada yang bangun rumah baru
00:44:59 - 00:45:01
di sana. Tapi masih
00:45:01 - 00:45:03
pakai Seng banyak? Hampir semua.
00:45:03 - 00:45:05
Rata-rata itu Seng dan menurutku
00:45:05 - 00:45:07
itu salah satu
00:45:07 - 00:45:09
nasionalisasi yang salah.
00:45:09 - 00:45:11
Karena harga Seng murah, lebih banyak
00:45:11 - 00:45:13
ditaruh ke sana biar orang banyak bikin
00:45:13 - 00:45:15
rumah dengan biaya yang lebih murah
00:45:15 - 00:45:17
iya kan? Kan dianggap gini,
00:45:17 - 00:45:19
secara warna kulit kan
00:45:19 - 00:45:21
sudah mentok, gak mungkin lagi bisa
00:45:21 - 00:45:23
lebih hitam gitu. Jadi gak apa-apa.
00:45:23 - 00:45:25
Jadi gak apa-apa dikasih matahari.
00:45:25 - 00:45:27
Kuat, orang kuat.
00:45:27 - 00:45:29
Orang-orang kuat. Padahal
00:45:29 - 00:45:31
budaya pakai daun rumbai
00:45:31 - 00:45:33
itu, daun itu.
00:45:33 - 00:45:35
Ya yang kayak honai. Bener berarti?
00:45:35 - 00:45:37
Tapi ada jenis yang berbeda,
00:45:37 - 00:45:39
daerah pesisir itu ada yang kayak
00:45:39 - 00:45:41
pakai kayu, terus daun-daun itu
00:45:41 - 00:45:43
Ini honai di daerah yang mana nih?
00:45:43 - 00:45:45
Gitu kan? Beda-beda kan?
00:45:45 - 00:45:47
Daerah pembungan, daerah pesisir, beda nih.
00:45:47 - 00:45:49
Daun rumbai.
00:45:49 - 00:45:51
Daun kirai.
00:45:51 - 00:45:53
Ada yang berbeda lagi tuh.
00:45:53 - 00:45:55
Ada yang berbeda, wilayah-wilayah pesisir itu
00:45:55 - 00:45:57
berbeda lagi. Kalau kita tuh masih ke rumah-rumah
00:45:57 - 00:45:59
pinggir pantai atau rumah-rumah
00:45:59 - 00:46:01
yang belum direnoff atau apa, itu masih ada tuh.
00:46:01 - 00:46:03
Yang kayak gitu. Nah,
00:46:03 - 00:46:05
kayak gitu-gitu, itu tuh tahan matahari,
00:46:05 - 00:46:07
di dalam rumah sejuk,
00:46:07 - 00:46:09
terus kemudian mata
00:46:09 - 00:46:11
kita gak rusak karena silau tadi.
00:46:11 - 00:46:13
Ini di pesisir berarti? Iya.
00:46:13 - 00:46:15
Di pesisir kayak begini nih.
00:46:15 - 00:46:17
Rumah pohon namanya lah, gitu-gitulah.
00:46:17 - 00:46:19
Jadi intinya tuh,
00:46:19 - 00:46:21
ini kan kearifan lokal.
00:46:21 - 00:46:23
Betul. Ini kearifan lokal.
00:46:23 - 00:46:25
Artinya, orang
00:46:25 - 00:46:27
merespon, manusia ya,
00:46:27 - 00:46:29
leluhur kita tuh merespon
00:46:29 - 00:46:31
alam. Kondisi di sekitar.
00:46:31 - 00:46:33
Untuk mereka
00:46:33 - 00:46:35
menjalani kehidupannya.
00:46:35 - 00:46:37
Mulai dari makannya,
00:46:37 - 00:46:39
tempat tinggalnya,
00:46:39 - 00:46:41
pakaiannya,
00:46:41 - 00:46:43
keseniannya, apapun itu
00:46:43 - 00:46:45
mereka akan merespon alam yang ada.
00:46:45 - 00:46:47
Nah,
00:46:47 - 00:46:49
apa namanya, cara ya.
00:46:49 - 00:46:51
Cara mereka berpikir
00:46:51 - 00:46:53
itu berbeda dengan hari ini.
00:46:53 - 00:46:55
Modern science tadi ya,
00:46:55 - 00:46:57
sejak ada jaman positivistik Agust Comte.
00:46:57 - 00:46:59
Itu kan semuanya
00:46:59 - 00:47:01
berdasarkan
00:47:01 - 00:47:03
sesuatu yang rasional, sesuatu yang
00:47:03 - 00:47:05
empiris. Tapi,
00:47:05 - 00:47:07
ada metode berpikir orang-orang
00:47:07 - 00:47:09
jaman dulu. Mereka
00:47:09 - 00:47:11
lebih holistik. Makanya Arief
00:47:11 - 00:47:13
bijaksana. Mereka tahu
00:47:13 - 00:47:15
batas cukup. Sehingga
00:47:15 - 00:47:17
tidak eksploitir.
00:47:17 - 00:47:19
Tidak serakah.
00:47:19 - 00:47:21
Mereka sangat spiritualis.
00:47:21 - 00:47:23
Sehingga tahu untuk
00:47:23 - 00:47:25
menjaga keharmonisan
00:47:25 - 00:47:27
bukan hanya dengan manusia,
00:47:27 - 00:47:29
tapi juga dengan entitas lain.
00:47:29 - 00:47:31
Entitas lain bukan hanya kita bilang
00:47:31 - 00:47:33
demit,
00:47:33 - 00:47:35
maksudnya malaikat, penjaga, kodam.
00:47:35 - 00:47:37
Iya, kodam.
00:47:37 - 00:47:39
Kosong, mamat kosong.
00:47:39 - 00:47:41
Kodam kamu apa? Mamat kosong.
00:47:41 - 00:47:43
Kania kosong.
00:47:43 - 00:47:45
Entitas lain itu juga
00:47:45 - 00:47:47
bahwa ketika masuk ke sawah,
00:47:47 - 00:47:49
mereka apa istilahnya,
00:47:49 - 00:47:51
mengucap permisi,
00:47:51 - 00:47:53
ada yang pakai mantra,
00:47:53 - 00:47:55
tapi intinya mereka
00:47:55 - 00:47:57
menghargai, mengajak bicara
00:47:57 - 00:47:59
permisi pada
00:47:59 - 00:48:01
Dewi Padi,
00:48:01 - 00:48:03
Dewi Ulun Danu,
00:48:03 - 00:48:05
ada siapapun itu punya nama. Orang dulu itu
00:48:05 - 00:48:07
menciptakan bahwa
00:48:07 - 00:48:09
setiap benda itu punya
00:48:09 - 00:48:11
jiwa. Jadi
00:48:11 - 00:48:13
kalau mau panen padi,
00:48:13 - 00:48:15
mau panen jagung,
00:48:15 - 00:48:17
ya mereka mengajak bicara
00:48:17 - 00:48:19
entitas-entitas itu.
00:48:19 - 00:48:21
Hari ini, ditemukanlah atom
00:48:21 - 00:48:23
di setiap benda itu ada atomnya.
00:48:23 - 00:48:25
Kalau orang dulu bicara
00:48:25 - 00:48:27
setiap benda ada jiwanya.
00:48:27 - 00:48:29
Dan ini bisa diajak bicara.
00:48:29 - 00:48:31
Dan itu, ini energi.
00:48:31 - 00:48:33
Kita bicara hal yang
00:48:33 - 00:48:35
metafisik.
00:48:35 - 00:48:37
Metafisik energi.
00:48:37 - 00:48:39
Mereka paham betul tentang energi.
00:48:39 - 00:48:41
Kenapa tidak pakai seng? Energinya
00:48:41 - 00:48:43
merusak. Merusak mata,
00:48:43 - 00:48:45
merusak itu tadi kan.
00:48:45 - 00:48:47
Hal-hal itu terpikir oleh mereka.
00:48:47 - 00:48:49
Dan hasil
00:48:49 - 00:48:51
yang berupa
00:48:51 - 00:48:53
pengetahuan tradisional itu saya yakin
00:48:53 - 00:48:55
sangat banyak.
00:48:55 - 00:48:57
Saya tidak bisa sebut jutaan atau ribuan,
00:48:57 - 00:48:59
ratusan ribu, yang saya temukan
00:48:59 - 00:49:01
baru sedikit. Itu pun sudah cukup
00:49:01 - 00:49:03
banyak. Tapi kita perlu
00:49:03 - 00:49:05
anak bangsa kita nih,
00:49:05 - 00:49:07
teman-teman di Fak-Fak, teman-teman di
00:49:07 - 00:49:09
NTT, teman-teman di Padang,
00:49:09 - 00:49:11
dari ujung sampai ujungnya Indonesia.
00:49:11 - 00:49:13
Ayo kita
00:49:13 - 00:49:15
apa, kembali menggali
00:49:15 - 00:49:17
sebelum ini benar-benar hilang
00:49:17 - 00:49:19
ketika kakeknya sudah tidak tahu.
00:49:19 - 00:49:21
Jangan-jangan
00:49:21 - 00:49:23
umurnya
00:49:23 - 00:49:25
tidak cukup untuk
00:49:25 - 00:49:27
meninggalkan
00:49:27 - 00:49:29
legasinya itu.
00:49:29 - 00:49:31
Pengetahuan itu jangan sampai hilang, meskipun
00:49:31 - 00:49:33
sudah tidak dilakukan, karena
00:49:33 - 00:49:35
sagunya sudah tidak ada.
00:49:35 - 00:49:37
Tapi pengetahuannya masih tersimpan
00:49:37 - 00:49:39
di orang-orang tua sekarang. Itu yang harus
00:49:39 - 00:49:41
kita kumpulkan. Dan
00:49:41 - 00:49:43
Dirjan Kebudayaan,
00:49:43 - 00:49:45
Dirjan Kebudayaan
00:49:45 - 00:49:47
punya banyak program. Salah satunya
00:49:47 - 00:49:49
Dana Indonesiana yang saya dan teman-teman
00:49:49 - 00:49:51
dapatkan adalah upaya-upaya
00:49:51 - 00:49:53
masyarakat
00:49:53 - 00:49:55
apa namanya,
00:49:55 - 00:49:57
masyarakat awam. Kami bukan orang-orang
00:49:57 - 00:49:59
dari kementerian dan ini yang
00:49:59 - 00:50:01
paradigma baru di
00:50:01 - 00:50:03
pemerintahan, di
00:50:03 - 00:50:05
kementerian, apa namanya
00:50:05 - 00:50:07
Dirjan Kebudayaan.
00:50:07 - 00:50:09
Bahwa yang namanya
00:50:09 - 00:50:11
inisiatif dari warga
00:50:11 - 00:50:13
yang menjadi pemilik
00:50:13 - 00:50:15
kebudayaan itu sendiri, itu sangat diakomodir.
00:50:15 - 00:50:17
Menjadi
00:50:17 - 00:50:19
fasilitator yang aktif untuk
00:50:19 - 00:50:21
mengkolek lagi,
00:50:21 - 00:50:23
menggali,
00:50:23 - 00:50:25
melestarikan, kemudian
00:50:25 - 00:50:27
mengembangkan. Seperti yang
00:50:27 - 00:50:29
saya lakukan kan, mulai dari riset,
00:50:29 - 00:50:31
kemudian aplikasi di lahan,
00:50:31 - 00:50:33
sehingga pengetahuan yang tadinya
00:50:33 - 00:50:35
hanya dimiliki oleh orang-orang tua,
00:50:35 - 00:50:37
senang banget dia
00:50:37 - 00:50:39
ketika
00:50:39 - 00:50:41
ini akan kita aplikasikan.
00:50:41 - 00:50:43
Orang-orang yang setengah tuanya, yang di bawah
00:50:43 - 00:50:45
generasinya, yang kemarin mencemooh,
00:50:45 - 00:50:47
itu kan bitah.
00:50:47 - 00:50:49
Bakar-bakar menyandi sawah
00:50:49 - 00:50:51
kan bitah, katanya gitu.
00:50:51 - 00:50:53
Kita ini orang beragama.
00:50:53 - 00:50:55
Ketika saya menjelaskan dengan
00:50:55 - 00:50:57
penjelasan yang seperti
00:50:57 - 00:50:59
pakai bahasa, jadi saya harus
00:50:59 - 00:51:01
mentranslate
00:51:01 - 00:51:03
bahasa orang-orang dulu yang
00:51:03 - 00:51:05
tidak empiris,
00:51:05 - 00:51:07
tidak rasional, itu
00:51:07 - 00:51:09
saya translate menjadi rasional
00:51:09 - 00:51:11
lewat validasi teman-teman
00:51:11 - 00:51:13
di ilmu
00:51:13 - 00:51:15
alam.
00:51:15 - 00:51:17
Ketika tervalidasi,
00:51:17 - 00:51:19
barulah orang-orang yang kemarin bilang
00:51:19 - 00:51:21
bitah, itu mengamini
00:51:21 - 00:51:23
oh iya ya, benar juga ya
00:51:23 - 00:51:25
ini yang terbaik ya.
00:51:25 - 00:51:27
Itu kan baru kata riset. Sekarang
00:51:27 - 00:51:29
aplikasikan di lahan. Ketika
00:51:29 - 00:51:31
mereka melihat, oh iya ya,
00:51:31 - 00:51:33
hasilnya lebih baik.
00:51:33 - 00:51:35
Akhirnya kita empiriskan.
00:51:35 - 00:51:37
Justru itu kan, sebenarnya ketika
00:51:37 - 00:51:39
lokal wisdom itu diturunin dari generasi ke generasi,
00:51:39 - 00:51:41
sebenarnya generasi yang menerima gak tau aja
00:51:41 - 00:51:43
generasi awalnya melakukan penelitian juga.
00:51:43 - 00:51:45
Jadi gak tau aja ketika
00:51:45 - 00:51:47
walaupun tidak seperti
00:51:47 - 00:51:49
penelitian yang dibayangkan
00:51:49 - 00:51:51
seperti saat ini. Kalau sekarang kan lebih ke pembahasan
00:51:51 - 00:51:53
tapi sama
00:51:53 - 00:51:55
datang dari pengamatan. Dulu pengamatan.
00:51:55 - 00:51:57
Kita tiba-tiba out of nowhere juga
00:51:57 - 00:51:59
maksudnya mereka melewati kehidupan
00:51:59 - 00:52:01
dengan mengamati sekitarnya.
00:52:01 - 00:52:03
Cuman generasi berikutnya kan tinggal nerima nih resepnya
00:52:03 - 00:52:05
gitu. Gak tau proses nemu
00:52:05 - 00:52:07
resepnya kayak gimana. Proses berpikirnya seperti apa.
00:52:07 - 00:52:09
Iya sebenarnya itu aja tinggal direplikasi terus.
00:52:09 - 00:52:11
Tidak tertulis kan.
00:52:11 - 00:52:13
Daya tertulisnya itu yang belum ada juga kan
00:52:13 - 00:52:15
kalau zaman dulu banget kita belum kenal tulisan.
00:52:15 - 00:52:17
Yang kemudian mereka simpan
00:52:17 - 00:52:19
dalam folklore.
00:52:19 - 00:52:21
Jadi pengetahuan tradisi itu
00:52:21 - 00:52:23
disimpan dalam folklore.
00:52:23 - 00:52:25
Nah folklore ini yang saya
00:52:25 - 00:52:27
kutak-kutik
00:52:27 - 00:52:29
kode-kodenya. Jadi kayak
00:52:29 - 00:52:31
detektif budaya aja.
00:52:31 - 00:52:33
Menyimbolkan apa gitu ya.
00:52:33 - 00:52:35
Folklore gini,
00:52:35 - 00:52:37
Mbak Rondokuning itu sakti.
00:52:37 - 00:52:39
Dia bisa nandur pagi,
00:52:39 - 00:52:41
nanam pagi, panen sore.
00:52:41 - 00:52:43
Itu doang folklorenya.
00:52:43 - 00:52:45
Isu nandur sore panen,
00:52:45 - 00:52:47
pagi nanam sore panen.
00:52:47 - 00:52:49
Orang awam memikir sakti, uh sakti betul.
00:52:49 - 00:52:51
Dipikirnya
00:52:51 - 00:52:53
benih yang sama yang ditanam
00:52:53 - 00:52:55
benih yang sama yang dipanen.
00:52:55 - 00:52:57
Saya coba mengkritisi
00:52:57 - 00:52:59
secara kritis,
00:52:59 - 00:53:01
gak ada kata-kata.
00:53:01 - 00:53:03
Benih yang sama.
00:53:03 - 00:53:05
Berarti ini satu kode
00:53:05 - 00:53:07
yang harus dipecahkan
00:53:07 - 00:53:09
dengan cara berpikir hari ini.
00:53:09 - 00:53:11
Akhirnya keluarlah dua kemungkinan.
00:53:11 - 00:53:13
Satu, itu adalah
00:53:13 - 00:53:15
kode untuk sistem
00:53:15 - 00:53:17
tumpang sari. Dalam satu lahan
00:53:17 - 00:53:19
beragam isinya.
00:53:19 - 00:53:21
Tiap hari aja dia nanam segala macam.
00:53:21 - 00:53:23
Pasti akan ada yang bisa.
00:53:23 - 00:53:25
Hari ini ada terong, oke.
00:53:25 - 00:53:27
Panen terong, panen kangkung.
00:53:27 - 00:53:29
Tapi di lansin ini dia
00:53:29 - 00:53:31
nanam lagi. Dia nanamnya jagung.
00:53:31 - 00:53:33
Tiap hari nanam, tiap hari panen.
00:53:33 - 00:53:35
Pasti ada tiap hari panen, benar.
00:53:35 - 00:53:37
Atau tau G, betul lansin taro hari ini
00:53:37 - 00:53:39
besok kuncupnya muncul.
00:53:39 - 00:53:41
Besok, sore kok.
00:53:41 - 00:53:43
Oh, langsung sore ya. Tau G juga gak segitu ya.
00:53:45 - 00:53:47
Kemungkinan kedua.
00:53:47 - 00:53:49
Kemungkinan satu lagi adalah ini
00:53:49 - 00:53:51
cara bertanam yang terukur.
00:53:51 - 00:53:53
Misalkan melon.
00:53:53 - 00:53:55
Melon 60 hari panen.
00:53:55 - 00:53:57
Tiap hari dia bagi petaknya
00:53:57 - 00:53:59
dalam 60 petak.
00:53:59 - 00:54:01
Hari pertama dia nanam, hari kedua
00:54:01 - 00:54:03
panam, hari ketiga.
00:54:03 - 00:54:05
Hari 60 dia tanam.
00:54:05 - 00:54:07
Hari pertama panen. Melon.
00:54:07 - 00:54:09
Hari kedua panen. Panen.
00:54:09 - 00:54:11
Dia nanam lagi.
00:54:11 - 00:54:13
Artinya, cerdas sekali
00:54:13 - 00:54:15
mereka bikin sistem.
00:54:15 - 00:54:17
Sayang saja dokumentasinya
00:54:17 - 00:54:19
waktu itu belum sistematis.
00:54:19 - 00:54:21
Sehingga kita masih harus mendekodifikasi.
00:54:21 - 00:54:23
Ya, dan turun sebagai cerita rakyat
00:54:23 - 00:54:25
itu bahasanya
00:54:25 - 00:54:27
seperti itu.
00:54:27 - 00:54:29
Dan ini yang lagi diupayakan
00:54:29 - 00:54:31
ya Mbak Ewotan. Maksudnya
00:54:31 - 00:54:33
bagaimana supaya pengetahuan-pengetahuan lokal ini
00:54:33 - 00:54:35
juga terdokumentasi dengan baik
00:54:35 - 00:54:37
dan sebenarnya masih bisa terus dikembangkan lagi.
00:54:37 - 00:54:39
Dan yang paling penting pakai bahasa
00:54:39 - 00:54:41
hari ini ya. Artinya
00:54:41 - 00:54:43
kodenya dipecahkan untuk menjadi bahasa hari ini.
00:54:43 - 00:54:45
Supaya orang bisa replikasi juga kan.
00:54:45 - 00:54:47
Misalnya masyarakat di satu daerah
00:54:47 - 00:54:49
semuanya bisa sama-sama pakai metode ini.
00:54:49 - 00:54:51
Misalnya kan untuk menanam padi
00:54:51 - 00:54:53
atau untuk mencocok tanam lah. Menghasilkan kebutuhan
00:54:53 - 00:54:55
pangan mereka. Itu baru satu folklore ya.
00:54:55 - 00:54:57
Iya, iya. Ini banyak banget
00:54:57 - 00:54:59
Mbak berarti disini ya. Banyak banget.
00:54:59 - 00:55:01
Kenapa lu nggak langsung ngasih tau aja ya?
00:55:01 - 00:55:03
Kenapa lu nggak langsung ngasih tau? Menanamnya gini caranya.
00:55:03 - 00:55:05
Itu kan budaya juga.
00:55:05 - 00:55:07
Jadi budaya berkomunikasi juga.
00:55:07 - 00:55:09
Jadi bingung. Yang berubah
00:55:09 - 00:55:11
sepanjang zaman. Jadi kan
00:55:11 - 00:55:13
komunikasinya pada zaman itu. Jadi maksudnya
00:55:13 - 00:55:15
jangan salahin generasi selanjutnya kalau nggak ngerti.
00:55:15 - 00:55:17
Sampai sekarang juga.
00:55:17 - 00:55:19
Kita di jaman
00:55:19 - 00:55:21
anda aja. Anda dari sebelum ada HP
00:55:21 - 00:55:23
dan pakai HP. Gimana?
00:55:23 - 00:55:25
Berubah nggak? Bagaimana? Berubah nggak?
00:55:25 - 00:55:27
Berubah nggak? Cara janjian gitu. Anda janjian gimana dulu?
00:55:27 - 00:55:29
Lupa kan? Lupa kan?
00:55:29 - 00:55:31
Lupa kan? Nggak ada kan dulu gimana?
00:55:31 - 00:55:33
Janjian ngomong aja. Mat, kita ketemu hari Minggu ya.
00:55:33 - 00:55:35
Jam 3. Oke. Misal. Aku datang.
00:55:35 - 00:55:37
Tapi nggak ada kan 5 menit sebelum jam 3 ngomong. Gue bakal telat sejam.
00:55:37 - 00:55:39
Nggak bisa kan? Nggak bisa.
00:55:39 - 00:55:41
Atau misalnya datang. Atau misalnya datang.
00:55:41 - 00:55:43
Anda nggak datang. Aku mau hubungi kemana?
00:55:43 - 00:55:45
Nggak ada. Nah gimana dulu caranya?
00:55:45 - 00:55:47
Untuk bisa tetap ketemu? Nggak tau.
00:55:47 - 00:55:49
Nah itu dia. Padahal ada yang dulu loh.
00:55:49 - 00:55:51
Masa pakai folklore? Ribet.
00:55:51 - 00:55:53
Mbak Mat.
00:55:53 - 00:55:55
Hari Minggu nih nanti
00:55:55 - 00:55:57
akan ada awan.
00:55:57 - 00:55:59
Awan akan muncul.
00:55:59 - 00:56:01
Matahari akan bergeser sedikit.
00:56:01 - 00:56:03
Sudah tidak di atas. Berarti lu mikir?
00:56:03 - 00:56:05
Matahari udah nggak di atas. Oh jam 3 berarti.
00:56:05 - 00:56:07
Ribet banget. Iya.
00:56:07 - 00:56:09
Tapi kita hari ini aja
00:56:09 - 00:56:11
bandingin kita yang dulu. Kita udah lupa.
00:56:11 - 00:56:13
Udah lupa caranya.
00:56:13 - 00:56:15
HP ini diambil dari kita sehari.
00:56:15 - 00:56:17
Lupa. Bingung tuh. Bingung.
00:56:17 - 00:56:19
Bingung tuh. Gimana cara menghubungi orang.
00:56:19 - 00:56:21
Gimana cara pergi ke suatu tempat.
00:56:21 - 00:56:23
Udah bingung. Apalagi dulu bos.
00:56:23 - 00:56:25
Berarti dulu cara komunikasinya begitu memang ya.
00:56:25 - 00:56:27
Semua pakai folklore.
00:56:27 - 00:56:29
Seru juga ya. Jadi sebenarnya.
00:56:29 - 00:56:31
Gak generasi di bawahnya yang bikin itu jadi sebuah.
00:56:31 - 00:56:33
Iya. Oh iya benar-benar.
00:56:33 - 00:56:35
Itu bisa aja orang yang lihat kayak
00:56:35 - 00:56:37
tadi ternyata anda datang 5 menit lebih cepat
00:56:37 - 00:56:39
tapi ada sesuatu. Anda balik lagi.
00:56:39 - 00:56:41
Gila hebat.
00:56:41 - 00:56:43
Datang 5 menit. Balik 5 menit.
00:56:43 - 00:56:45
Langsung sekejap udah ada di sini.
00:56:45 - 00:56:47
Bisa orang yang lihat tuh misalnya
00:56:47 - 00:56:50
lagi pantau kita ketemu itu. Bikin yang cerita itu.
00:56:50 - 00:56:52
Bukan kita berduanya.
00:56:52 - 00:56:54
Kita berdua normal-normal aja.
00:56:54 - 00:56:57
Sorry saya terlalu suuzon sama leluhur.
00:56:57 - 00:56:59
Mohon maaf.
00:56:59 - 00:57:01
Tapi gue termasuk setuju dengan
00:57:01 - 00:57:03
maksudnya bahwa tadi Mbak Wuland juga bilang
00:57:03 - 00:57:05
ini bahasanya emang harus dimendingan
00:57:05 - 00:57:07
diridjitkan aja daripada repot juga
00:57:07 - 00:57:09
membaca kode-kode udah.
00:57:09 - 00:57:11
Mendingan para peneliti antropologi,
00:57:11 - 00:57:13
peneliti budaya emang mentranslate aja
00:57:13 - 00:57:15
menjadi bahasa yang lebih rigid juga,
00:57:15 - 00:57:17
terukur dan bisa dikembangin lagi ke depannya.
00:57:17 - 00:57:19
Sebelum hilang. Jadi budaya ini memang
00:57:19 - 00:57:21
terus berkembang ya. Dinamis.
00:57:21 - 00:57:23
Budaya ini dinamis.
00:57:23 - 00:57:25
Berarti saya sebagai orang tradisi gitu
00:57:25 - 00:57:27
dianggap, oh Mbak Wuland orang tradisi
00:57:27 - 00:57:29
menolak modernitas. Tidak. Bukan.
00:57:29 - 00:57:31
Bukan begitu. Tapi bahwa
00:57:31 - 00:57:33
apa yang sudah pernah ada
00:57:33 - 00:57:35
dan itu adalah harta. Menurut saya itu
00:57:35 - 00:57:37
harta loh. Daripada sekarang
00:57:37 - 00:57:39
periset meneliti lagi
00:57:39 - 00:57:41
tumbuhan-tumbuhan obat apa.
00:57:41 - 00:57:43
Kita sudah punya itu, jamu-jamuan
00:57:43 - 00:57:45
segala macem tuh. Herbal ya.
00:57:45 - 00:57:47
Tinggal di reverse experiment.
00:57:47 - 00:57:49
Jadi tinggal di cek oh berarti breakdownnya
00:57:49 - 00:57:51
ini isinya apa nih. Kayak tadi Mbak Wuland
00:57:51 - 00:57:53
daun itu tadi kan.
00:57:53 - 00:57:55
Sebenarnya sudah hilang sih.
00:57:55 - 00:57:57
Kita sudah pabrikan banget obatnya.
00:57:57 - 00:57:59
Dan itu masih ada kok hari ini.
00:57:59 - 00:58:01
Kalau setahun lagi saya tidak tahu
00:58:01 - 00:58:03
orang-orangnya masih hidup tidak.
00:58:03 - 00:58:05
Hari ini mereka masih ada
00:58:05 - 00:58:07
dan itu beberapa tahun
00:58:07 - 00:58:09
belakangan memang Dirjen Kebudayaan
00:58:09 - 00:58:11
Pak Hilmar Farid dengan
00:58:11 - 00:58:13
banyak sekali program dari
00:58:13 - 00:58:15
FBK, Dana Indonesia Naik.
00:58:15 - 00:58:17
Maksudnya Dana Indonesia Naik.
00:58:17 - 00:58:19
Mbak Wuland terakhir kan tadi kita sempat membahas juga
00:58:19 - 00:58:21
di awal ada Food Estate terus yang terbaru
00:58:21 - 00:58:23
program makan gratis.
00:58:23 - 00:58:25
Mbak Wuland ada sempat terlibat juga tidak dalam
00:58:25 - 00:58:27
diskusi terkait. Maksudnya ada tebakan
00:58:27 - 00:58:29
atau ada prediksi ini kira-kira program
00:58:29 - 00:58:31
makan gratis ini akan menginkorporasi
00:58:31 - 00:58:33
lokal food juga
00:58:33 - 00:58:35
atau justru
00:58:35 - 00:58:37
nasionalisasi lagi, nasionalisasi lagi.
00:58:37 - 00:58:39
Oh iya benar. Gimana?
00:58:39 - 00:58:41
Saya tidak pernah terlibat.
00:58:41 - 00:58:43
Tidak bisa memprediksi tapi
00:58:43 - 00:58:45
punya harapan. Jadi dari
00:58:45 - 00:58:47
7500 ini kemarin sempat
00:58:47 - 00:58:49
lihat podcastnya Pak Ahok ya.
00:58:49 - 00:58:51
Gagasannya oke saja tinggal
00:58:51 - 00:58:53
dikasih saja ke mamak-mamaknya itu
00:58:53 - 00:58:55
anak-anak sekolah. Siapa?
00:58:55 - 00:58:57
Yang koordinir. Dana segitu
00:58:57 - 00:58:59
kalau dikasih satu-satu kan
00:58:59 - 00:59:01
ya tinggal masakin saja.
00:59:01 - 00:59:03
Makanannya makanan lokal.
00:59:03 - 00:59:05
Ya yang source-nya pun dari
00:59:05 - 00:59:07
tempat setempat. Ini jadi
00:59:07 - 00:59:09
satu momentum baik
00:59:09 - 00:59:11
untuk mengenalkan kembali.
00:59:11 - 00:59:13
Jadi bukan malah
00:59:13 - 00:59:15
berasisasi lagi. Ya bukan
00:59:15 - 00:59:17
berasisasi tahap dua. Jawa sentris gitu ya.
00:59:17 - 00:59:19
Orang Jawa makan hokben gitu.
00:59:19 - 00:59:21
Jangan gitu. Semua dikasih hokben.
00:59:21 - 00:59:23
Berarti bisa menjadi ini juga ya model
00:59:23 - 00:59:25
kaya kartu-kartuan gitu. Misalnya kartu
00:59:25 - 00:59:27
Indonesia Pintar itu kan dia cuma bisa dipakai
00:59:27 - 00:59:29
untuk beli ini. Misalnya untuk beli barang ini
00:59:29 - 00:59:31
barang ini. Bisa dibagi per daerah.
00:59:31 - 00:59:33
Iya misalnya per daerah
00:59:33 - 00:59:35
cuma boleh beli bahan ini yang
00:59:35 - 00:59:37
makanan lokal.
00:59:37 - 00:59:39
Jadi voucher gitu.
00:59:39 - 00:59:41
Ke SPP sekolah dulu.
00:59:41 - 00:59:43
Momentum untuk kembali
00:59:43 - 00:59:45
makan ke anak-anak kita.
00:59:45 - 00:59:47
Makanan lokal. Makanan lokal kita juga beragam kok.
00:59:47 - 00:59:49
Saya dulu bolu makanan gratisnya.
00:59:49 - 00:59:51
Bolu?
00:59:51 - 00:59:53
Kita dulu, saya SD
00:59:53 - 00:59:55
Siapa yang bikin bolunya?
00:59:55 - 00:59:57
Saat kelas 1 sampai kelas 6 dapat
00:59:57 - 00:59:59
program ini udah ada. Kok ada?
00:59:59 - 01:00:01
Gimana? Kok di SD aku gak ada?
01:00:01 - 01:00:03
Tapi cuma tiap Jumat.
01:00:03 - 01:00:05
Tiap Jumat itu penjaga sekolah itu
01:00:05 - 01:00:07
penjaga sekolah itu bawa
01:00:07 - 01:00:09
rantangan gitu, itu semua anak tuh.
01:00:09 - 01:00:11
Makan gratis tuh siang.
01:00:11 - 01:00:13
Tapi setiap Jumat keluar
01:00:13 - 01:00:15
ada kacang hijau
01:00:15 - 01:00:17
ada telur rebus
01:00:17 - 01:00:19
tapi pernah satu kali bolu aku gak habis pikir.
01:00:19 - 01:00:21
Bolu? Tapi enak tuh kita pengen lagi.
01:00:21 - 01:00:23
Meranti? Bulu meranti?
01:00:23 - 01:00:25
Bukan, kue-kue, bolu-bolu
01:00:25 - 01:00:27
warna pink di atasnya.
01:00:27 - 01:00:29
Warna pink, coklat, hijau.
01:00:29 - 01:00:31
Itu loh yang bawahnya krek.
01:00:31 - 01:00:33
Ada kertasnya.
01:00:33 - 01:00:35
Oh itu aku ada juga tuh di limo.
01:00:35 - 01:00:37
Berarti makanan kita tuh sama.
01:00:37 - 01:00:39
Kurikulum 94 itu.
01:00:39 - 01:00:41
Saya gak ada.
01:00:41 - 01:00:43
Jadi artinya
01:00:43 - 01:00:45
gerakan-gerakan kecil tapi
01:00:45 - 01:00:47
masif dan bersamaan
01:00:47 - 01:00:49
itu penting hari ini.
01:00:49 - 01:00:51
Urgensinya satu krisis pangan
01:00:51 - 01:00:53
isu ancaman krisis pangan
01:00:53 - 01:00:55
itu nyata ada di Indonesia jika
01:00:55 - 01:00:57
tidak berubah. Kedua
01:00:57 - 01:00:59
isu krisis identitas budaya.
01:00:59 - 01:01:01
Kita sebagai orang Indonesia yang
01:01:01 - 01:01:03
katanya beragam budayanya
01:01:03 - 01:01:05
itu gak kenal lagi masing-masing.
01:01:05 - 01:01:07
Terus kemudian misalkan
01:01:07 - 01:01:09
saya sempat bilang sama mas
01:01:09 - 01:01:11
Gunawan Pagaru, Ketua Badan Perfilman Indonesia
01:01:11 - 01:01:13
Mas, saya
01:01:13 - 01:01:15
pengen bikin deklarasi kebangkitan pangan
01:01:15 - 01:01:17
Nusantara. Kalau terwujud
01:01:17 - 01:01:19
tuh kegiatan, ketua
01:01:19 - 01:01:21
BPI mesti ikut naik panggung ya
01:01:21 - 01:01:23
untuk ikut deklar bahwa
01:01:23 - 01:01:25
film Indonesia tidak ada
01:01:25 - 01:01:27
adegan makan kecuali pangan lokal.
01:01:27 - 01:01:29
Oke, film Korea ya.
01:01:29 - 01:01:31
Korsel kan makannya makanan Korea.
01:01:31 - 01:01:33
Itu kan strategi-strategi.
01:01:33 - 01:01:35
Minumnya tuak ya, kan soju.
01:01:35 - 01:01:37
Lappen.
01:01:37 - 01:01:39
Kalau misalnya di Sumatera.
01:01:39 - 01:01:41
Sumatera.
01:01:41 - 01:01:43
Kalau di Bali.
01:01:43 - 01:01:45
Manado, Cap Tikus.
01:01:45 - 01:01:47
Kenapa sih arahnya alkohol terus?
01:01:47 - 01:01:49
Karena ada cendol, ada cincau.
01:01:49 - 01:01:51
Oh iya juga ya. Itu di Jakarta.
01:01:51 - 01:01:53
Ada.
01:01:53 - 01:01:55
Ada sih, cuma beda nama.
01:01:55 - 01:01:57
Di mana-mana pasti ada nama yang masing-masing.
01:01:57 - 01:01:59
Makanya kalau cendol itu pasti Jakarta.
01:01:59 - 01:02:01
Kenapa dia langsung film tuak?
01:02:01 - 01:02:03
Tadi makanan Korea biasanya ada soju.
01:02:03 - 01:02:05
Dia gak sabar jadi aktornya.
01:02:05 - 01:02:07
Soju kan alkohol.
01:02:07 - 01:02:09
Dia gak sabar jadi aktornya.
01:02:09 - 01:02:11
Intinya itu.
01:02:11 - 01:02:13
Film dan seri Korsel itu
01:02:13 - 01:02:15
semua makannya makanan Korea pasti.
01:02:15 - 01:02:17
Makannya yang bikin sampai orang
01:02:17 - 01:02:19
pengen nyobain akhirnya.
01:02:19 - 01:02:21
Samyang.
01:02:21 - 01:02:23
Japchae.
01:02:23 - 01:02:25
Sekarang dia tau namanya kita.
01:02:25 - 01:02:27
Mas Kimochi itu Jepang.
01:02:27 - 01:02:29
Dan itu bukan makanan.
01:02:29 - 01:02:31
Maksudnya itu bukan nama makanan.
01:02:31 - 01:02:33
Itu makanan-makanan enak.
01:02:33 - 01:02:35
Oh maksudnya iya.
01:02:35 - 01:02:37
Kalau konteksnya makanan, oishi.
01:02:37 - 01:02:39
Oh oishi.
01:02:39 - 01:02:41
Gak ada orang lagi lomba jury chef
01:02:41 - 01:02:43
terus tiba-tiba.
01:02:43 - 01:02:45
Iya gak ada.
01:02:45 - 01:02:47
Masalah.
01:02:47 - 01:02:49
Tapi sebenarnya tadi itu bagus.
01:02:49 - 01:02:51
Soal budaya.
01:02:51 - 01:02:53
Karena kan kita stand up comedy.
01:02:53 - 01:02:55
Stand up comedy juga dong.
01:02:55 - 01:02:57
Bisa gak?
01:02:57 - 01:02:59
Stand up comedy jangan.
01:02:59 - 01:03:01
Masak nasinya jangan gitu.
01:03:01 - 01:03:03
Gue lagi bikin papeda.
01:03:03 - 01:03:05
Ceritanya, ceritanya.
01:03:05 - 01:03:07
Dibangun dari narasi-narasinya itu.
01:03:07 - 01:03:09
Apa?
01:03:09 - 01:03:11
Belum tau.
01:03:11 - 01:03:13
Materi saya yang bikin
01:03:13 - 01:03:15
Pak G standing applause sampai menyamakan
01:03:15 - 01:03:17
saya dengan
01:03:17 - 01:03:19
Charlie Chaplin.
01:03:19 - 01:03:21
Charlie Chaplin.
01:03:21 - 01:03:23
David Chappelle.
01:03:23 - 01:03:25
Itu soal papeda.
01:03:25 - 01:03:27
Udah ternyata udah mulai dia
01:03:27 - 01:03:29
soal budayanya.
01:03:29 - 01:03:31
Top.
01:03:31 - 01:03:33
Bagus.
01:03:33 - 01:03:35
Karena di kami itu berasa
01:03:35 - 01:03:37
diseragamkannya, di kalian gak berasa.
01:03:37 - 01:03:39
Oh iya benar.
01:03:39 - 01:03:41
Karena berasa kayak semuanya sama aja.
01:03:41 - 01:03:43
Kita tuh berasa perubahannya.
01:03:43 - 01:03:45
Kita udah terbiasa
01:03:45 - 01:03:47
di atmosfer Jawa, karena kita dari Jawa.
01:03:47 - 01:03:49
Orang Jawa.
01:03:49 - 01:03:51
Sampai di tas-tas kita, tas sekolah itu seragam harus.
01:03:51 - 01:03:53
Ada tulisan otonomi khusus
01:03:53 - 01:03:55
di belakang.
01:03:55 - 01:03:57
Sumpah demi Allah.
01:03:57 - 01:03:59
Seragam itu semua.
01:03:59 - 01:04:01
Anjir otos semua.
01:04:01 - 01:04:03
Tulisannya.
01:04:03 - 01:04:05
Kok bisa begitu?
01:04:05 - 01:04:07
Kan anak otos itu ada yang buat pendidikan.
01:04:07 - 01:04:09
Ada yang buat pendidikan tuh.
01:04:09 - 01:04:11
Gak ada tuh.
01:04:11 - 01:04:13
Jaman dulu itu.
01:04:13 - 01:04:15
Kayak apa bentuknya?
01:04:15 - 01:04:17
Tas kayak begini.
01:04:17 - 01:04:19
Ada tulisannya disini otos.
01:04:19 - 01:04:21
Oh ada ya?
01:04:21 - 01:04:23
Ada bos kita seragam sampai ke tas-tas sekolah.
01:04:23 - 01:04:25
Nah sekarang.
01:04:27 - 01:04:29
Sekarang model-model
01:04:29 - 01:04:31
kebijakan kayak gini udah lebih bagus.
01:04:31 - 01:04:33
Maksudnya dibuka.
01:04:33 - 01:04:35
Jadi justru misalnya bentuknya voucher.
01:04:35 - 01:04:37
Orang bisa milih. Kalo dulu kan gayanya
01:04:37 - 01:04:39
penyediaan barang langsung.
01:04:39 - 01:04:41
Kan jadi projek.
01:04:41 - 01:04:43
Pengadaan.
01:04:43 - 01:04:45
Tas sepatunya sama semua.
01:04:45 - 01:04:47
Bukan fasilitas pendidikan justru.
01:04:47 - 01:04:49
Kalo sekarang dibuka.
01:04:49 - 01:04:51
Kayak contoh tadi juga dana kebudayaan.
01:04:51 - 01:04:53
Pengadaan aja.
01:04:53 - 01:04:55
Di sekarang ini saya rela sih.
01:04:55 - 01:04:57
Itu tas-tas dikumpulin lagi, dijual.
01:04:57 - 01:04:59
Terus dananya kita ambil guru bahasa Inggris.
01:05:01 - 01:05:03
Guru yang bikin soal baru.
01:05:03 - 01:05:05
Oh iya.
01:05:05 - 01:05:07
Enggak bahasa Inggris dulu.
01:05:07 - 01:05:09
Saya gak ada guru bahasa Inggris.
01:05:09 - 01:05:11
Berarti kan kalo dulu kan orang Papua
01:05:11 - 01:05:13
makannya apa sekarang diganti.
01:05:13 - 01:05:15
Orang Papua tidak setiap hari makan.
01:05:15 - 01:05:17
Ah sabu.
01:05:17 - 01:05:19
Tidak setiap hari.
01:05:19 - 01:05:21
Tidak semua tinggal di Honai.
01:05:21 - 01:05:23
Berarti jawabannya bener loh.
01:05:23 - 01:05:25
Muatan lokalnya juga bagus
01:05:25 - 01:05:27
untuk nanya pengetahuan daerahnya tadi.
01:05:27 - 01:05:29
Muatan lokal saya bahasa Jepang ya.
01:05:29 - 01:05:31
Nah makanya muatan lokal aku bahasa Sunda.
01:05:31 - 01:05:33
Padahal gak ada yang pake juga bahasa Sunda.
01:05:33 - 01:05:35
Saya bahasa Jepang ya.
01:05:35 - 01:05:37
Mungkin lebih bagus aku diajarin cara bikin makanan apa di Jawa Barat.
01:05:37 - 01:05:39
Ya gak sih?
01:05:39 - 01:05:41
Atau gak bikin rumah tertentu di daerah.
01:05:41 - 01:05:43
Haji Mimastik, Watasiwana.
01:05:43 - 01:05:45
Jakarta ya?
01:05:45 - 01:05:47
Jakarta Betawi.
01:05:47 - 01:05:49
Betari ini ada gak?
01:05:49 - 01:05:51
Ada.
01:05:51 - 01:05:53
Kalo saya dulu PLKJ namanya.
01:05:53 - 01:05:55
Main angklung waktu aku SMP
01:05:55 - 01:05:57
muatan lokal aku main angklung.
01:05:57 - 01:05:59
Aku di Jakarta.
01:05:59 - 01:06:01
Aku kelas 3 berceram tanam sih.
01:06:01 - 01:06:03
Pala Wija gitu-gitu.
01:06:03 - 01:06:05
Tapi teori? Gak tau ya.
01:06:05 - 01:06:07
Ya itu harusnya tanaman-tanaman situ kan Pak.
01:06:07 - 01:06:09
Harusnya di tanaman situ.
01:06:09 - 01:06:11
Tapi teori.
01:06:11 - 01:06:13
Nah harusnya kamu ke
01:06:13 - 01:06:15
halaman bikin sagu
01:06:15 - 01:06:17
atau apa gitu harusnya.
01:06:17 - 01:06:19
Harusnya sekolahnya.
01:06:19 - 01:06:21
Iya memang.
01:06:21 - 01:06:23
Makanya kita mau rekrut guru baru.
01:06:23 - 01:06:25
Untuk mengubah soal.
01:06:25 - 01:06:27
Kelas 1-2 Bahasa Jepang.
01:06:27 - 01:06:29
Kelas 3 Pala Wija.
01:06:29 - 01:06:31
Kamu gak ada ya?
01:06:31 - 01:06:33
Kayaknya itu doang PLKJ.
01:06:33 - 01:06:35
Udah seru banget nih.
01:06:35 - 01:06:37
Udah panjang.
01:06:37 - 01:06:39
Bawalah ada closing statement apa.
01:06:39 - 01:06:41
Tapi sekalian ini mungkin nanti diceritain juga sedikit.
01:06:41 - 01:06:43
Ini bukunya nih Dewi Padi.
01:06:43 - 01:06:45
Oke di manifestasi folklore Dewi Padi ini
01:06:45 - 01:06:47
saya mencoba
01:06:47 - 01:06:49
menggali kode-kode
01:06:49 - 01:06:51
atau simbol-simbol yang ada dalam folklore Dewi Padi.
01:06:51 - 01:06:53
Tapi saya percaya
01:06:53 - 01:06:55
folklore pertanian di Indonesia itu
01:06:55 - 01:06:57
banyak sekali tidak hanya padi.
01:06:57 - 01:06:59
Ada jenis-jenis
01:06:59 - 01:07:01
macem-macem lah ya.
01:07:01 - 01:07:03
Tapi yang perlu kita lakukan hari ini adalah
01:07:03 - 01:07:05
mendokumentasi, menggali dulu
01:07:05 - 01:07:07
menemu kembali yang sudah
01:07:07 - 01:07:09
hampir punah kita
01:07:09 - 01:07:11
listing ya kita
01:07:11 - 01:07:13
dokumentasikan
01:07:13 - 01:07:15
baik tertulis maupun film
01:07:15 - 01:07:17
kemudian ini harus diuji
01:07:17 - 01:07:19
kembali apakah masih relevan
01:07:19 - 01:07:21
untuk diaplikasikan hari ini.
01:07:21 - 01:07:23
Nah ini pekerjaan
01:07:23 - 01:07:25
panjang, ini pekerjaan
01:07:25 - 01:07:27
besar tidak mungkin bisa dilakukan sendiri
01:07:27 - 01:07:29
sehingga perlu bersama-sama
01:07:29 - 01:07:31
gitu ya dilakukan
01:07:31 - 01:07:33
untuk kemudian dirumuskan menjadi
01:07:33 - 01:07:35
satu kebijakan yang beragam.
01:07:35 - 01:07:37
Bukan kebijakan yang seragam.
01:07:37 - 01:07:39
Hari ini krisis pangan
01:07:39 - 01:07:41
sudah menjadi satu momok
01:07:41 - 01:07:43
yang harus disikapi secara
01:07:43 - 01:07:45
serius supaya
01:07:45 - 01:07:47
yang namanya
01:07:47 - 01:07:49
solusi ini tidak
01:07:49 - 01:07:51
salah karena kalau salah
01:07:51 - 01:07:53
kita kehilangan momentum
01:07:53 - 01:07:55
akan terjadi dan
01:07:55 - 01:07:57
ini tidak kita inginkan tentu
01:07:57 - 01:07:59
sehingga jalan budaya adalah jalan yang
01:07:59 - 01:08:01
paling arif, paling
01:08:01 - 01:08:03
bijaksana dan paling tepat.
01:08:03 - 01:08:05
Tentu jika butuh dipercepat
01:08:05 - 01:08:07
di situlah sains
01:08:07 - 01:08:09
kebudayaan bisa masuk
01:08:09 - 01:08:11
Ini tadi industrialisasi juga ya mbak ya?
01:08:11 - 01:08:13
Skalanya bisa digedein juga?
01:08:13 - 01:08:15
Skalanya bisa dibesarkan tapi bahwa
01:08:15 - 01:08:17
kebudayaan adalah akarnya itu tidak
01:08:17 - 01:08:19
boleh dicerabut, itu tetap harus
01:08:19 - 01:08:21
ada dan subur. Itu saja
01:08:21 - 01:08:23
dari saya. Terima kasih.
01:08:23 - 01:08:25
Terima kasih Mbak Ulan.
01:08:25 - 01:08:27
Kalau aku menyebut gaya pembangunan yang
01:08:27 - 01:08:29
dibilang Mbak Ulan itu sebenarnya gaya pembangunan
01:08:29 - 01:08:31
antropologis. Jadi
01:08:31 - 01:08:33
human centric development.
01:08:33 - 01:08:35
Sosiologis juga ya?
01:08:35 - 01:08:37
Ya antropologis. Jadi
01:08:37 - 01:08:39
mengacu pada manusianya ini bagaimana
01:08:39 - 01:08:41
hidupnya. Tidak tiba-tiba top down
01:08:41 - 01:08:43
saja, langsung dikopas-kopas saja
01:08:43 - 01:08:45
padahal masyarakat
01:08:45 - 01:08:47
disini sudah punya budaya
01:08:47 - 01:08:49
mereka, punya kebiasaan mereka.
01:08:49 - 01:08:51
Dan beratus-ratus tahun
01:08:51 - 01:08:53
yang survive. Sebelum negara ini ada.
01:08:53 - 01:08:55
Betul. Jadinya kalau negara
01:08:55 - 01:08:57
datang untuk merubah menjadi seragam
01:08:57 - 01:08:59
justru merusak.
01:08:59 - 01:09:01
Jadi para akademisi
01:09:01 - 01:09:03
pembuat kebijakan, pemerintah
01:09:03 - 01:09:05
termasuk
01:09:05 - 01:09:07
engineer-engineernya,
01:09:07 - 01:09:09
segala macam.
01:09:09 - 01:09:11
Pengetahuannya itu
01:09:11 - 01:09:13
mesti diperkaya dengan
01:09:13 - 01:09:15
referensi yang ada di daerah tersebut.
01:09:15 - 01:09:17
Betul. Tidak perlu semua
01:09:17 - 01:09:19
itu gaya pembangunannya minimalis
01:09:19 - 01:09:21
Amerikan modern.
01:09:21 - 01:09:23
Industrial.
01:09:23 - 01:09:25
Subsidi semen, subsidi sen. Akhirnya
01:09:25 - 01:09:27
rumahnya semua semen.
01:09:27 - 01:09:29
Jadinya mata
01:09:29 - 01:09:31
kita rusak, tubuh panas.
01:09:31 - 01:09:33
Oke. Muhammad kasih ini, apa kata-kata
01:09:33 - 01:09:35
kesimpulan penutup hari ini.
01:09:35 - 01:09:37
Kesimpulan penutup hari ini.
01:09:37 - 01:09:39
Dari diskusi hari ini.
01:09:39 - 01:09:41
Ini tadi soal apa?
01:09:41 - 01:09:43
Soal pangan.
01:09:43 - 01:09:45
Kedaulatan pangan, budaya,
01:09:45 - 01:09:47
folklore, honai,
01:09:47 - 01:09:49
padi, beras,
01:09:49 - 01:09:51
berasisasi.
01:09:51 - 01:09:53
Apa yang bisa didapat dari episode hari ini?
01:09:53 - 01:09:55
Seragam
01:09:55 - 01:09:57
itu perlu. Tapi
01:09:57 - 01:09:59
justru seragam
01:09:59 - 01:10:01
pada kemajuan budaya.
01:10:01 - 01:10:03
Oh.
01:10:03 - 01:10:05
Jadi yang diseragamkan adalah kemajuan budayanya.
01:10:05 - 01:10:07
Betul. Seragam masing-masing.
01:10:07 - 01:10:09
Bukan budayanya diseragamin.
01:10:09 - 01:10:11
Bukan kita demokratis kan, bukan komunis.
01:10:11 - 01:10:13
Iya, tapi kemajuannya yang diseragam.
01:10:13 - 01:10:15
Kemajuannya diseragamkan. Semua harus mati.
01:10:15 - 01:10:17
Keren. Oke.
01:10:17 - 01:10:19
Terima kasih.
01:10:19 - 01:10:21
Baulang terima kasih banyak.
01:10:21 - 01:10:23
Baulang terima kasih banyak.
01:10:23 - 01:10:25
Terima kasih kepada Noyser,
01:10:25 - 01:10:27
Kanye Mania dan para Noys yang udah nonton,
01:10:27 - 01:10:29
dengerin episode ini.
01:10:29 - 01:10:31
Jangan lupa di subscribe, nyalain notifikasi
01:10:31 - 01:10:33
biar gak ketinggalan episode-episode
01:10:33 - 01:10:35
Ruang 28 selanjutnya.
01:10:35 - 01:10:57
Bye-bye. Sampai jumpa lagi.