Noice Logo
Masuk
Masuk

Korupsi di Indonesia Tidak ada Harapan Untuk Sembuh?

1 Jam,

Korupsi di Indonesia Tidak ada Harapan Untuk Sembuh?

7 Desember 2023

97

Seperti penyakit, kayaknya korupsi itu gaada obatnya, bahkan gak bakal bisa sembuh. Kira-kira apa rencana Partai Ruang 28 untuk korupsi di Indonesia?

Visi-misi program: https://www.cnbcindonesia.com/tech/20231026141749-37-483935/visi-misi-ganjar-mahfud-anies-imin-download-link-pdf

Komentar
Lihat Semua (97)








Lihat episode lain
Transkrip
00:00:00 - 00:00:07
Pantai ruang 28, isinya Capres Standing
00:00:07 - 00:00:15
Pantai ruang 28, paling tau yang kami butuhkan
00:00:15 - 00:00:33
Pantai ruang 28, yang kami butuhkan
00:00:45 - 00:00:55
Pantai ruang 28, yang kami butuhkan
00:00:55 - 00:01:05
Pantai ruang 28, yang kami butuhkan
00:01:05 - 00:01:10
Pantai ruang 28, yang kami butuhkan
00:01:10 - 00:01:20
Pantai ruang 28, yang kami butuhkan
00:01:20 - 00:01:30
Pantai ruang 28, yang kami butuhkan
00:01:30 - 00:01:38
Pantai ruang 28, yang kami butuhkan
00:01:38 - 00:01:48
Pantai ruang 28, yang kami butuhkan
00:01:48 - 00:01:58
Pantai ruang 28, yang kami butuhkan
00:01:58 - 00:02:06
Pantai ruang 28, yang kami butuhkan
00:02:06 - 00:02:14
Pantai ruang 28, yang kami butuhkan
00:02:14 - 00:02:22
Pantai ruang 28, yang kami butuhkan
00:02:22 - 00:02:30
Pantai ruang 28, yang kami butuhkan
00:02:30 - 00:02:38
Pantai ruang 28, yang kami butuhkan
00:02:38 - 00:02:46
Pantai ruang 28, yang kami butuhkan
00:02:46 - 00:02:54
Pantai ruang 28, yang kami butuhkan
00:02:54 - 00:03:02
Pantai ruang 28, yang kami butuhkan
00:03:02 - 00:03:10
Pantai ruang 28, yang kami butuhkan
00:03:10 - 00:03:18
Pantai ruang 28, yang kami butuhkan
00:03:18 - 00:03:26
Pantai ruang 28, yang kami butuhkan
00:03:26 - 00:03:34
Pantai ruang 28, yang kami butuhkan
00:03:34 - 00:03:42
Pantai ruang 28, yang kami butuhkan
00:03:42 - 00:03:50
Pantai ruang 28, yang kami butuhkan
00:03:50 - 00:03:58
Pantai ruang 28, yang kami butuhkan
00:03:58 - 00:04:06
Pantai ruang 28, yang kami butuhkan
00:04:06 - 00:04:14
Pantai ruang 28, yang kami butuhkan
00:04:14 - 00:04:22
Pantai ruang 28, yang kami butuhkan
00:04:22 - 00:04:30
Pantai ruang 28, yang kami butuhkan
00:04:30 - 00:04:38
Pantai ruang 28, yang kami butuhkan
00:04:38 - 00:04:46
Pantai ruang 28, yang kami butuhkan
00:04:46 - 00:04:54
Pantai ruang 28, yang kami butuhkan
00:04:54 - 00:05:02
Pantai ruang 28, yang kami butuhkan
00:05:02 - 00:05:10
Pantai ruang 28, yang kami butuhkan
00:05:10 - 00:05:18
Pantai ruang 28, yang kami butuhkan
00:05:18 - 00:05:26
Pantai ruang 28, yang kami butuhkan
00:05:26 - 00:05:34
Pantai ruang 28, yang kami butuhkan
00:05:34 - 00:05:42
Pantai ruang 28, yang kami butuhkan
00:05:42 - 00:05:50
Pantai ruang 28, yang kami butuhkan
00:05:50 - 00:05:58
Pantai ruang 28, yang kami butuhkan
00:05:58 - 00:06:06
Pantai ruang 28, yang kami butuhkan
00:06:06 - 00:06:14
Pantai ruang 28, yang kami butuhkan
00:06:14 - 00:06:22
Pantai ruang 28, yang kami butuhkan
00:06:22 - 00:06:30
Pantai ruang 28, yang kami butuhkan
00:06:30 - 00:06:38
Pantai ruang 28, yang kami butuhkan
00:06:38 - 00:06:46
Pantai ruang 28, yang kami butuhkan
00:06:46 - 00:06:54
Pantai ruang 28, yang kami butuhkan
00:06:54 - 00:07:02
Pantai ruang 28, yang kami butuhkan
00:07:02 - 00:07:10
Pantai ruang 28, yang kami butuhkan
00:07:10 - 00:07:18
Pantai ruang 28, yang kami butuhkan
00:07:18 - 00:07:24
Silahkan Bacan, ada yang mau dibahas soal KPK?
00:07:24 - 00:07:32
KPK itu didirikan pada 1999
00:07:32 - 00:07:36
Awalnya dulu nih, jadi cikal bakalnya KPK
00:07:36 - 00:07:42
Tahun 1999 Presiden Habibie, mengeluarkan UU nomor 28 tahun 1999
00:07:42 - 00:07:46
Tentang penyelenggaraan negara yang bersih dan bebas dari KKN
00:07:46 - 00:07:52
Habis Orde Baru, yang nge-trend itu KKN, istilah KKN itu sangat nge-trend
00:07:52 - 00:07:57
Karena pada masa otoriter tentunya banyak praktek-praktek KKN
00:07:57 - 00:08:04
Yang dianggap pada saat itu mendominasi, diklaim politik ekonomi Indonesia
00:08:04 - 00:08:07
Kalau sekarang kita biasanya menyebutnya korupsi, kalau dulu kan KKN
00:08:07 - 00:08:09
KKN lu, KKN
00:08:09 - 00:08:17
Terus baru pada saat kepemimpinan berganti Presiden Gus Dur
00:08:17 - 00:08:23
Membentuk TGP-TPK, Tim Gabungan Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
00:08:23 - 00:08:25
Panjang banget disingkatnya ya
00:08:25 - 00:08:30
TGP-TPK, karena ini emang lengkapnya maksens ya
00:08:30 - 00:08:33
Ada Tim Gabungan Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
00:08:33 - 00:08:38
Karena dulu kan belum ada lembaga sendiri jadi timnya dari mana-mana diambil
00:08:38 - 00:08:42
Gabungan beberapa dari apa yang dibutuhkan dari sisi ini
00:08:42 - 00:08:45
Untuk memeriksa korupsi, untuk ngecek-ngecek
00:08:45 - 00:08:54
Baru pada tahun 2001 KPK didirikan secara resmi lewat UU nomor 20 tahun 2001
00:08:54 - 00:08:58
Yang kemudian ditindaklanjuti dengan UU nomor 30 tahun 2002
00:08:58 - 00:09:02
Tentang Komisi Pemberantasan Korupsi
00:09:02 - 00:09:09
Itu didirikan resminya tanggal 27 Desember 2002 menurut keterangan dari suara.com
00:09:09 - 00:09:12
Kalau gak salah hari anti korupsi di dunia itu 5 Desember
00:09:12 - 00:09:15
Jadi di bulan Desember juga hari anti korupsi di dunia
00:09:15 - 00:09:18
Mungkin bertepatan dengan itu juga momentumnya
00:09:18 - 00:09:22
Jadi sejarah KPK seperti itu
00:09:22 - 00:09:27
Jadi dari 2002 berarti sudah 20 tahun lebih sampai tahun ini
00:09:27 - 00:09:36
Tapi memang dalam perjalanannya itu ada beberapa kali yang dianggap sebagai titik momentum
00:09:36 - 00:09:39
Yang dianggap sebagai turning point pelemahan-pelemahan
00:09:39 - 00:09:47
Beberapa kali terjadi drama, apakah KPK mau dilemahkan
00:09:47 - 00:09:50
Sampai yang terakhir itu kan
00:09:50 - 00:09:52
Dulu ada yang nge-trend Cicak Buaya
00:09:52 - 00:09:58
Itu tahun 2009 kayaknya
00:09:58 - 00:10:02
Cicak versus Buaya
00:10:02 - 00:10:05
Cicak itu KPK kan, Buaya itu polisi kalau gak salah
00:10:05 - 00:10:07
Polisi kan dianggap lebih besar
00:10:07 - 00:10:13
Kasus pembunuhan Antasari Azar waktu itu titik turning pointnya ketua KPK tahun 2007
00:10:13 - 00:10:16
Jadi aktornya ya
00:10:16 - 00:10:20
Tapi dia diduga aktor pembunuhan Nasruddin Zulkarnain
00:10:20 - 00:10:25
Ketika hendak mengungkap kasus megakorupsi
00:10:25 - 00:10:31
Jadi dari kasus itulah dilihat bahwa KPK mau dilemahkan
00:10:31 - 00:10:37
Apalagi pelakunya mendapatkan grasi bebas murni di tahun 2017
00:10:37 - 00:10:41
Jadi sampai hari ini kasus Antasari Azar masih menjadi tanda tanya
00:10:41 - 00:10:46
Karena ada anggapan ini sebagai bentuk kriminalisasi KPK
00:10:46 - 00:10:50
Jadi carilah dia yang salah, si ketuanya ini
00:10:50 - 00:10:52
Betul, kayak gitu
00:10:52 - 00:10:54
Tapi itu rame banget waktu itu memang
00:10:54 - 00:10:56
Kayak polemiknya banyak
00:10:56 - 00:10:59
Nyambung kemana-mana lah dari situ tuh Antasari Azar
00:10:59 - 00:11:03
Tapi memang KPK ini sebagai sebuah lembaga khusus
00:11:03 - 00:11:08
Memang pantas juga kalau misalnya dipertanyakan
00:11:08 - 00:11:12
Terutama salah satu orang yang cukup keras mempertanyakan dan mengkritisi ini
00:11:12 - 00:11:14
Itu Bang Fari Hamzah
00:11:14 - 00:11:17
Jadi maksudnya mempertanyakan disini gini
00:11:17 - 00:11:21
Kan suatu negara itu namanya lembaga ini kebagi tiga secara umum
00:11:21 - 00:11:23
Yudikatif, legislatif, eksekutif
00:11:23 - 00:11:26
Nah selalu menjadi pertanyaan KPK ini ada dimana
00:11:26 - 00:11:29
Selalu menjadi pertanyaannya itu, KPK ini ada dimana
00:11:29 - 00:11:32
Nah kalau misalnya orang-orang bilang kita butuh lembaga independen
00:11:32 - 00:11:34
Apa maksudnya lembaga independen?
00:11:34 - 00:11:39
Kan gak mungkin suatu negara ada lembaga yang gak jelas terafinasi kemana
00:11:39 - 00:11:40
Kan gak mungkin kan gitu
00:11:40 - 00:11:42
Itu bisa bergerak bebas gitu ngapain aja
00:11:42 - 00:11:44
Dan yang dibilang independen juga
00:11:44 - 00:11:46
Terus independen terhadap apa gitu kan
00:11:46 - 00:11:49
Sedangkan penyelenggaran negara itu kan justru harus saling dependen kan
00:11:49 - 00:11:54
Justru itu poinnya harus kayak misalnya eksekutif bertanggung jawab ke legislatif
00:11:54 - 00:11:58
Legislatif dan eksekutif di koridorin lagi oleh yudikatif
00:11:58 - 00:12:02
Kan itu kan memang saling check and balances lah gitu
00:12:02 - 00:12:05
Nah makanya pertanyaan-pertanyaan seperti lembaga khusus kayak gini tuh
00:12:05 - 00:12:07
Statusnya apa tuh sebenarnya pertanyaan yang valid gitu
00:12:07 - 00:12:12
Maksudnya bahwa kita punya lembaga seperti ini seterusnya juga doesnt even make sense gitu kan
00:12:12 - 00:12:14
Di dalam konsep bernegara kayak gitu loh
00:12:14 - 00:12:19
Nah banyak yang bilang sebenarnya ide awalnya itu idealnya adalah
00:12:19 - 00:12:23
KPK membersihkan yudikatifnya gitu
00:12:23 - 00:12:26
Jadi kepolisiannya, jaksanya kayak gitu lah
00:12:26 - 00:12:27
Nah harusnya seperti itu
00:12:27 - 00:12:29
Nah setelah misalnya udah bersih gitu ya
00:12:29 - 00:12:32
Ini udah bener nih udah terregenerasi dengan bener segala macem
00:12:32 - 00:12:34
KPK bubar gitu loh
00:12:34 - 00:12:36
Nah jadi penegak hukum balik di yudikatif dong
00:12:36 - 00:12:41
Balik di pihak kepolisian, kejaksaan dan pengadilan lah gitu
00:12:41 - 00:12:46
Nah itu sebenarnya harusnya konsep idealnya seperti itu
00:12:46 - 00:12:48
Setidaknya yang gue banyak denger dimana-mana
00:12:48 - 00:12:52
Dan gue sejauh ini sebenarnya cukup setuju dengan konsep seperti itu
00:12:52 - 00:12:56
Tapi memang sepertinya tidak terjadi proses itu ya gitu
00:12:56 - 00:13:02
Karena kalau kita lihat dari track record sampai 2019 itu kan ada berapa kasus tuh ya
00:13:02 - 00:13:08
1064 orang dan korporasi yang diproses oleh KPK gitu
00:13:08 - 00:13:14
Dan KPK telah menyelamatkan uang negara sebanyak 161,8 triliun gitu
00:13:14 - 00:13:16
Selama berdiri 17 tahun
00:13:16 - 00:13:21
Sebenarnya kalau kita dengar dari angka seperti itu mungkin kelihatannya besar ya
00:13:21 - 00:13:24
Tapi kalau kita persentasekan ke pendapatan negara
00:13:24 - 00:13:28
Sebenarnya itu lumayan kecil itungannya gitu kan
00:13:28 - 00:13:33
Nah tapi lebih dari itu sebenarnya problemnya bukan cuma soal nilai ekonomi yang diselamatkan
00:13:33 - 00:13:36
Tapi juga dari sisi tadi siapa yang kemudian ditangkap gitu kan
00:13:36 - 00:13:41
Nah kalau kita pakai konsep yang ideal tadi sebenarnya kurang ke arah sana berarti konsepnya gitu
00:13:41 - 00:13:47
Karena sebenarnya banyak orang dan korporasi yang diproses bukan dari lembaga yudikatif
00:13:47 - 00:13:49
Yang dianggap sebagai ini idealnya harusnya seperti ini
00:13:49 - 00:13:52
Jadi yang ditangkap-tangkapin itu polisi, polisi, polisi gitu loh harusnya kan
00:13:52 - 00:13:54
Polisi, kejaksaan gitu
00:13:54 - 00:14:00
Jadi yudikatif ini dibersihkan abis itu baru selanjutnya ketika udah bersih ya mereka aja yang negakin hukum gitu
00:14:00 - 00:14:05
Nah tapi bahwa banyak yang bersentimen lebih ke arah KPK harus ada selamanya
00:14:05 - 00:14:07
Itu juga pantas dipertanyakan juga gitu
00:14:07 - 00:14:09
Mau kayak gimana nih gitu konsepnya balik lagi ya
00:14:09 - 00:14:12
Lembaga independen ini mau terus-terusan ada
00:14:12 - 00:14:14
Dan maksudnya gini kalau misalnya kita
00:14:14 - 00:14:16
Kalau gue cara ngelihatnya gini
00:14:16 - 00:14:20
Kalau misalnya kita gak bisa percaya sama lembaga ini kenapa kita percaya sama lembaga ini gitu
00:14:20 - 00:14:24
Karena ini kan dua-duanya lembaganya misalnya kita gak bisa percaya nih sama lembaga kepolisian
00:14:24 - 00:14:26
Tapi kenapa kita percaya sama lembaga KPK gitu kan
00:14:26 - 00:14:29
Pokoknya yakin banget mereka yang penyelamat ya
00:14:29 - 00:14:33
Ya seperti itu kan, itu kan juga harus ada grain of thought lah gitu ya
00:14:33 - 00:14:35
Itu juga harus ada sedikit skepticism juga dong disitunya
00:14:35 - 00:14:39
Dan kalau misalnya dibilang ini orangnya bagus-bagus tapi kan harus selalu pasti ada pergantian dong
00:14:39 - 00:14:41
Gak mungkin kan orangnya itu terus kan
00:14:41 - 00:14:42
Ya walaupun bagus, bagus apapun
00:14:42 - 00:14:45
Ya misalnya di satu generasi kita dapet ketua KPK yang bagus, komisioner KPK yang bagus
00:14:45 - 00:14:47
Misalnya lets say kayak gitu ya
00:14:47 - 00:14:51
Tapi apakah kita akan punya dia selamanya kan sebenarnya bisa akan terjadi pergantian juga kan
00:14:51 - 00:14:53
Dan itu yang terjadi sekarang kan sebenarnya
00:14:53 - 00:14:57
Pada saat terjadi pergantian apa segala macam orang mulai bilang oh KPK udah gak independen lagi
00:14:57 - 00:14:59
Itu kan isunya kemarin seperti itu
00:14:59 - 00:15:01
KPK udah gak independen lagi
00:15:01 - 00:15:03
Ya itu gak terhindarkan menurut gue
00:15:03 - 00:15:05
Maksudnya pergantian kekuasaan itu gak selalu ada
00:15:05 - 00:15:09
Nah justru itu pertanyaannya kan kita jangan bicara pada individu-individunya kan
00:15:09 - 00:15:11
Di tataran individunya kan
00:15:11 - 00:15:13
Atau di tataran tokoh-tokohnya kan
00:15:13 - 00:15:15
Kita harus bicara di tataran sistemnya dong
00:15:15 - 00:15:17
Nah makanya kan pertanyaannya justru
00:15:17 - 00:15:20
Bagaimana nih sistemnya tuh sebenarnya pengennya kayak gimana gitu
00:15:20 - 00:15:23
Dengan adanya lembaga independen ini oke terus jadi gimana
00:15:23 - 00:15:25
Orang-orang ini akan datang dari mana
00:15:25 - 00:15:29
Terus siapa yang bisa jamin tidak ada abuse of power misalnya dengan power yang ini
00:15:29 - 00:15:31
Gue gak bilang, of course ya
00:15:31 - 00:15:36
Gue gak bilang bahwa tindakan KPK melakukan OTT dan penangkapan koruptor itu salah
00:15:36 - 00:15:39
Thats a good thing about kita ya sebagai warga pembayar pajak ya
00:15:39 - 00:15:43
Dan gue tentu saja gak memihak koruptor gitu kan
00:15:43 - 00:15:46
Nah cuman kan pertanyaannya kalau dari sisi sistem sebenarnya gitu
00:15:46 - 00:15:49
Dari sisi kelembagaan tuh ya kita maunya kayak gimana nih
00:15:49 - 00:15:51
Karena gak mungkin kita bertumpu pada tokoh gitu
00:15:51 - 00:15:54
Walaupun misalnya ada tokoh-tokoh yang bagus ya
00:15:54 - 00:15:58
Yang pada saat itu banyak disebutkan misalnya salah satunya Mas Novel Baswedan gitu kan
00:15:58 - 00:16:01
Atau ya mungkin yang lain-lain juga komisioner KPK lainnya
00:16:01 - 00:16:05
Yang juga banyak disebut sebagai tokoh-tokoh yang bersih berintegritas
00:16:05 - 00:16:07
Dan bisa memberantas korupsi gitu ya
00:16:07 - 00:16:10
Nah tapi kan pada akhirnya kita gak bisa bertumpu pada tokoh
00:16:10 - 00:16:16
Ini sebenarnya titik yang perlu dipahami juga lah oleh kita semua
00:16:16 - 00:16:20
Bahwa pada akhirnya bernegara itu titik tumpunya lembaga dan sistem
00:16:20 - 00:16:22
Bukan orang gitu loh
00:16:22 - 00:16:27
Nah jadi kita harus memikirkan ya posisi KPK ini sebenarnya kita maunya seperti apa
00:16:27 - 00:16:32
Nah apalagi dengan kondisi sekarang kan katanya ya gitu ya KPK performanya lebih
00:16:32 - 00:16:35
Menurun lah performanya
00:16:35 - 00:16:38
Ya menurun atau melemah dan lain sebagainya
00:16:38 - 00:16:43
Ya kalau gue ngelihatnya jadi itu tadi gak terhindarkan gitu
00:16:43 - 00:16:45
Karena siapa yang milih KPK gitu kan
00:16:45 - 00:16:49
Nah selama pemilihan ini bisa berpotensi memasukkan orang lain
00:16:49 - 00:16:51
Yang lebih misalnya kurang berintegritas atau gimana
00:16:51 - 00:16:54
Ya itu gak terhindarkan jadinya adanya ini
00:16:54 - 00:16:57
Dan kalau misalnya dibilang ini dilemahkan karena UU KPK
00:16:57 - 00:17:01
Kan banyak yang bilang gitu ya titik turning pointnya katanya adanya UU KPK
00:17:01 - 00:17:05
Ya kalau gue ngelihatnya balik lagi isu-isu yang diperdebatkan di UU KPK
00:17:05 - 00:17:08
Isu-isu yang valid gitu karena isu-isu yang tadi gue bilang sebenarnya
00:17:08 - 00:17:10
Batasan-batasan kekuasaan
00:17:10 - 00:17:13
Habis itu pertanggung jawaban KPK ini seperti apa segala macem
00:17:13 - 00:17:15
Dan kalau dibilang itu upaya melemahkan
00:17:15 - 00:17:21
Ya iya tapi ngerti gak kenyataannya legitimasi untuk parlemen melakukan itu ada
00:17:21 - 00:17:24
Karena mereka kan dipilih secara elektoral gitu
00:17:24 - 00:17:26
Jadi ketika parlemen membuat undang-undang itu
00:17:26 - 00:17:30
Ya memang kita memberikan ruang secara legal untuk mereka melakukan itu gitu
00:17:30 - 00:17:33
Dan bahwa mereka melemahkan segala macem
00:17:33 - 00:17:37
Dari sisi mereka juga bisa bilang ya kenapa ada lembaga sekuat itu juga
00:17:37 - 00:17:39
Mereka juga bisa mempertanyakan itu kan
00:17:39 - 00:17:42
Dan itu kan yang disampaikan oleh anggota DPR gitu
00:17:42 - 00:17:45
Ya terlepas dari bahwa ya wajarlah kan mereka minta di kayak gitu
00:17:45 - 00:17:48
Orang mereka koruptornya gitu
00:17:48 - 00:17:50
Ya tapi terus gimana gitu kan
00:17:50 - 00:17:53
Makanya pertanyaan dari sisi kelembagaan itu mau kayak gimana gitu loh
00:17:53 - 00:17:56
Kalau misalnya kita mau kasih power absolute ke KPK
00:17:56 - 00:17:58
Apakah itu sehat gitu kan
00:17:58 - 00:18:00
Itu kan juga pertanyaan dari orang-orang kan
00:18:00 - 00:18:05
Bahwa kita perlu tindakan ekstrim nih untuk menyelesaikan isu korupsi kan
00:18:05 - 00:18:07
Karena memang udah parah banget kan
00:18:07 - 00:18:12
Ya oke tapi menurut gue se ekstrim, maksudnya se ekstrim-ekstrimnya ekstrim gitu ya
00:18:12 - 00:18:16
Gak bisa juga dilakukan dengan kita bikin satu lembaga udah powernya absolut gitu
00:18:16 - 00:18:19
Karena ya satu lembaga ini juga bisa mengurus beberapa kasus juga gitu
00:18:19 - 00:18:22
Pada akhirnya mereka juga punya power untuk memilah kasus juga gitu
00:18:22 - 00:18:26
Kasus yang mana yang mau dikerjakan duluan, yang diprioritaskan duluan apa segala macam
00:18:26 - 00:18:28
Gue gak bilang ada kepentingan jahat atau gimana ya bukan gitu
00:18:28 - 00:18:30
Cuman kan berarti kan ada power disitu kan
00:18:30 - 00:18:34
Maksudnya ada kekuasaan nih untuk menentukan kasus mana yang segala macam
00:18:34 - 00:18:38
Akhirnya kan wajar kalau misalnya dibilang bisa jadi ada abuse of power disana
00:18:38 - 00:18:39
Kayak gitu loh
00:18:39 - 00:18:41
Kalau dari POV gue sebagai pembayar pajak ya of course
00:18:41 - 00:18:44
Bodo amat mau koruptornya siapa ditangkap kan ya gak apa-apa ya
00:18:44 - 00:18:46
Senang-senang aja kita ya
00:18:46 - 00:18:49
Mau koruptornya dari partai mana duluan kayaknya bodo amat
00:18:49 - 00:18:50
Yang penting koruptornya ditangkap
00:18:50 - 00:18:54
Tapi menurut gue itu gak menyelesaikan masalah korupsinya itu sendiri jadinya gitu loh
00:18:54 - 00:19:00
Kalau misalnya kita levelnya cuman kayak gini 17 tahun yang kebongkar 1000 kasus gitu kan
00:19:00 - 00:19:02
Itu kan sebenarnya skala yang sangat kecil sekali
00:19:02 - 00:19:06
Kalau dibandingkan dengan potensi korupsi yang ada di seluruh negara, di seluruh Indonesia ini ya gitu
00:19:06 - 00:19:10
Maksudnya di semua titik, di level daerah sampai layer 2, layer 3
00:19:10 - 00:19:16
Itu udah gak tau ada berapa puluh ribu, berapa ratus ribu titik mungkin dimana terjadi potensi korupsi gitu
00:19:16 - 00:19:21
Nah berarti kan kapasitas satu lembaga menyelesaikan semuanya itu memang gak cukup juga sebenarnya gitu
00:19:21 - 00:19:29
Jadi kan harus ada tindakan radikalnya itu mungkin harus ada pada gebrakan yang lebih sistemik gitu lah gitu
00:19:29 - 00:19:33
Gampangnya mungkin ya entah dari sisi hukumnya, dari sisi incentive systemnya
00:19:33 - 00:19:36
Ya kan sebenarnya banyak ya yang mengambil angle lain juga gitu kan
00:19:36 - 00:19:41
Maksudnya banyak juga yang sudah mengangkat bahwa penyelesaian korupsi itu gak bisa cuman dari titik penangkapan doang gitu kan
00:19:41 - 00:19:45
Tapi bagaimana incentive system dari government itu jalan gitu
00:19:45 - 00:19:52
Kemudian yang kedua misalnya efficiency birokrasi, ini dengan terlalu banyaknya birokrasi terlalu banyak titik korupsi
00:19:52 - 00:19:58
Nah kan kayak gitu, itu kan ada isu-isu lain itu kenapa kita gak coba tap into those issues juga menurut gue gitu ya
00:19:58 - 00:20:04
Bukan cuman bertumpu pada gimana KPK dibikin sekuat mungkin, itu juga menurut gue agak problematic juga gitu
00:20:04 - 00:20:12
Maksudnya bagaimana nih konsep yudikatif kita juga gitu dengan adanya lembaga independen yang misalnya lebih kuat daripada ini gitu ya
00:20:12 - 00:20:16
Nah tapi bahwa dibutuhkan nih kan suatu komite khusus gini, mungkin dibutuhkan
00:20:16 - 00:20:21
Nah cuman kan pertanyaan gue lebih ke arah desainnya mau seperti apa sih gitu, apakah kita akan ada KPK selamanya
00:20:21 - 00:20:26
Nah itu kan juga dipertanyakan gitu kan, apakah ini emang selamanya harus ada gitu kan
00:20:26 - 00:20:31
Bahwa ada orang-orang yang punya niat baik mau masuk KPK untuk menyelesaikan isu korupsi, thats true gitu
00:20:31 - 00:20:37
Gue juga tau bahwa ada orang-orang ini dan gue appreciate perjuangan mereka juga gitu kan
00:20:37 - 00:20:42
Cuman kan sebagian negara ya kita butuh model kelembagaan yang jelas gitu kan
00:20:42 - 00:20:51
Jadi itu dipertanyakan oleh pihak-pihak politisi ini terlepas dari kepentingan mereka, ya valid juga gitu, ya fair juga gitu loh
00:20:51 - 00:20:55
Nah jadi perlawanannya mungkin menurut gue kita tetap berjuang melawan korupsi
00:20:55 - 00:21:00
Ya tapi mungkin gak dengan cara hanya sekedar maksudnya gimana mengabsolutkan KPK juga gitu
00:21:00 - 00:21:06
Tapi kayak kita bisa berjuangin beberapa UU lainnya juga yang gue setujuin juga misalnya kayak UU perampasan aset
00:21:06 - 00:21:12
Dan kalaupun UU KPK mau direvisi lagi ya kita lihat lagi nih bener gak sih revisian ini mau seperti apa
00:21:12 - 00:21:16
Yang memang apakah itu baik buat kita gitu kan, kedepannya terutama gitu
00:21:16 - 00:21:18
Mungkin kalau gue ngeliatnya secara umum kayak gitu ya
00:21:18 - 00:21:23
Tapi memprihatinkan banget sih bahwa kita indeks korupsinya makin buruk ya gitu
00:21:23 - 00:21:24
Makin tinggi ya
00:21:24 - 00:21:32
Dan kita sebagai tim Capres-Cawapres Tandingan ini sebenarnya pengen ya berusaha menyelesaikan ini gitu
00:21:32 - 00:21:38
Tapi jujur nih gue sendiri juga belum punya ide yang gimana banget ya tentang pemberatasan korupsi
00:21:38 - 00:21:44
Jadi sebenarnya kalau kalian dari teman-teman yang dengar ini punya ide sebenarnya bisa banget sih ditaruh di kolom komen
00:21:44 - 00:21:46
Nanti kita akan coba pikirkan juga ya
00:21:46 - 00:21:50
Ya sebenarnya yang perampasan aset itu udah bagus banget sebenarnya ya secara ide gitu
00:21:50 - 00:21:52
Nah tapi balik lagi, ini eksekusinya juga
00:21:52 - 00:21:53
Eksekusinya gimana?
00:21:53 - 00:21:57
Kayaknya proporsi yang korups sama yang enggak tuh terlalu timpang sih kayaknya sih
00:21:57 - 00:21:59
Jadi terlalu rumit ini
00:21:59 - 00:22:01
Ngerti gak sih?
00:22:01 - 00:22:03
Untuk ini bisa disahkan dengan cepat
00:22:03 - 00:22:07
Bukan cuman disahkannya doang tapi kalaupun disahkan bisa jadi enggak ada eksekusi juga gitu
00:22:07 - 00:22:10
Karena yang pernah bilang juga kita tuh enggak kekurangan regulasi kita
00:22:10 - 00:22:13
Indonesia banyak sekali regulasi, sudah sangat banyak
00:22:13 - 00:22:18
Tinggal dijalanin apa enggak, dieksekusi apa enggak, dilakuin apa enggak gitu
00:22:22 - 00:22:27
Peraturan untuk ya gampang deh, peraturan untuk orang lawan arah, peraturan untuk orang enggak pakai seatbelt, enggak pakai helm
00:22:27 - 00:22:31
Ada semua peraturannya, peraturan untuk orang robos lampu merah ada peraturannya semua
00:22:31 - 00:22:34
Tapi ditegakin enggak gitu
00:22:34 - 00:22:39
Makanya orang banyak yang sering kita lihat ngelakuin di jalan karena tahu enggak akan ditangkep gitu
00:22:39 - 00:22:42
Tahu enggak akan ditegakin, sama dalam skala besar ya korupsi kali
00:22:42 - 00:22:47
Karena dia tahu nih dengan celah segini gue masih bisa dapat dan masih bisa korup dan tidak ditangkep
00:22:47 - 00:22:50
Dan tidak dikasuskan gitu
00:22:50 - 00:22:52
Yaudah cari celah-celahnya aja yang itu akhirnya
00:22:52 - 00:22:56
Emang enggak kekurangan, kita kalau bikin undang-undang lagi udah banyak banget undang-undang
00:22:56 - 00:23:00
Kita jalanin apa enggak nih, sama penegak-penegaknya nih, penegak hukum
00:23:00 - 00:23:05
Karena kan yang tadi kan ya polisi dan lain-lain kan, penegak mereka kan disebut penegak hukum kan
00:23:05 - 00:23:10
Aturannya bukan mereka yang bikin, aturan kan dari legislatif gitu yang bikin
00:23:10 - 00:23:12
Ini tinggal penegaknya aja
00:23:12 - 00:23:17
Dan kalaupun legislatif mau bikin aturannya juga ya itu tadi, balik lagi eksekusinya juga dari situ lagi sih
00:23:17 - 00:23:20
Mau secantik apapun ini aturan gitu, sebagus apapun
00:23:20 - 00:23:27
Dan ya pada akhirnya emang gimana ya, gue sih belum menemukan nih kayak gimana nih sistem
00:23:27 - 00:23:30
Yang emang benar-benar bisa menyelesaikan masalah porsi
00:23:30 - 00:23:32
Tapi sebagai capres optimis enggak dengan
00:23:32 - 00:23:35
Gue sebagai capres kayaknya gue mau resentralisasi aja semuanya ya
00:23:35 - 00:23:38
Gue cabut aja nih semua otonomi yang ada
00:23:38 - 00:23:42
Karena titik korupsinya terlalu banyak, gue udah gak sanggup
00:23:42 - 00:23:44
Menghitung dari titik otonominya gue udah gak sanggup
00:23:44 - 00:23:46
Dari mana nih kita harus mulainya ya
00:23:46 - 00:23:50
Jadi kayaknya kalau gue ditanyakan langkah ekstrim apa? Gue fasisme aja deh
00:23:50 - 00:23:54
Jadi gue tutup semua otonomi ini, ya sentralis lah mungkin ya
00:23:54 - 00:23:58
Enggak sampai fasis sih ya, karena hak-hak demokrasi segala macam jalan
00:23:58 - 00:24:01
Cuma otonomi ini kayaknya gue cabut semua nih
00:24:01 - 00:24:04
Enggak tahu ya, soalnya mungkin itu titik ekstrimnya harus seperti itu ya
00:24:04 - 00:24:06
Biar yang ngatur dari pusat semua
00:24:06 - 00:24:11
Mungkin ya, tapi kalau misalnya gue dikasih ide yang ada juga sih
00:24:11 - 00:24:14
Ada lagi sih ide lain-lagi justru desentralisasi ekstrim juga bisa sih
00:24:14 - 00:24:17
Jadi justru kayak gini, kan kalau sekarang kan konsepnya
00:24:17 - 00:24:19
Ya udah nih kita masih satu negara kesatuan
00:24:19 - 00:24:21
Jadi kalau ada apa-apa disalahinnya ke pusat kan
00:24:21 - 00:24:23
Maksudnya gue nih yang salah gitu
00:24:23 - 00:24:25
Kalau gitu apa gue federal kan aja ya, jadi kayak nanti kalau nama-nama ya
00:24:25 - 00:24:28
Salahinnya state gitu kan, wei bukan kerjaan gue
00:24:28 - 00:24:30
U.S kayak U.S gitu ya?
00:24:30 - 00:24:32
Iya per state sejurnya, menarik tuh
00:24:32 - 00:24:34
Kalau misalnya state lo ancur segala macam lo gak nyalain gue
00:24:34 - 00:24:38
Karena wei, gue kan disini gak ngurusin itu
00:24:38 - 00:24:42
Gue kan ngurusin defense, militer, sama ikut campur negara lain
00:24:42 - 00:24:44
Nanti kan gue kayak gitu, gue pake pemerintahan federal
00:24:44 - 00:24:46
Karena negara kita kan besar banget ya
00:24:46 - 00:24:48
Lebih baik kan biar punya pemerintahan sendiri gitu
00:24:48 - 00:24:51
Negara yang besar, dan terpisah-pisah pulau lagi
00:24:51 - 00:24:54
U.S aja kan besar banget tapi masih nyambung secara daratan
00:24:54 - 00:24:56
Jadi yaudah sendiri-sendiri aja ya
00:24:56 - 00:24:58
Iya kalau tetap mau kesatuan memang menurut gue
00:24:58 - 00:25:01
Ya mungkin gak sampai ekstrim banget, tapi pengurangan desentralisasi tuh
00:25:01 - 00:25:03
Kayaknya udah gak terhindarkan sih
00:25:03 - 00:25:06
Maksudnya satu-satunya cara tuh mengurangi titik pengawasan gitu lah jadinya
00:25:06 - 00:25:09
Jadi kan kalau sekarang sebaran titik pengawasannya banyak banget nih
00:25:09 - 00:25:11
Ya siapa yang mau mengawasin semua ini
00:25:11 - 00:25:15
Nah tapi kalau misalnya lo beberapa hal mungkin lo resentralisasikan ya
00:25:15 - 00:25:19
Misalnya kayak apa sih kemarin mungkin anggaran-anggaran yang terkorupsikan gitu kan
00:25:19 - 00:25:24
Mungkin kayak yang urusan, misalnya kayak urusan analisis lingkungan gitu kan
00:25:24 - 00:25:25
Itu kan sekarang kayak mau diresentralisasi
00:25:25 - 00:25:27
Mungkin itu salah satu cara juga untuk
00:25:27 - 00:25:29
Jadi pengawasannya bisa kesini aja nih
00:25:29 - 00:25:31
Yaudah loh kalau ada masalah di daerah lu pun
00:25:31 - 00:25:33
Kita bisa grebekin kantor ini aja gitu
00:25:33 - 00:25:35
Misalnya kantornya di Senayan gitu udah
00:25:35 - 00:25:37
Semua bisa demo disini nih gitu
00:25:37 - 00:25:39
Ini yang bertanggung jawab atas semuanya kayak gitu kan
00:25:39 - 00:25:43
Kalau misalnya di desentralisasi kan juga perjuangan publik ya
00:25:43 - 00:25:45
Kita sebagai rakyat untuk melawan itu juga susah Gil
00:25:45 - 00:25:49
Karena jadi kita harus tersebar di seluruh Indonesia raya ini gitu
00:25:49 - 00:25:50
Harus banyak
00:25:50 - 00:25:54
Iya kalau misalnya kayak itu ada pusatnya dimana kan kita bisa grebekkan aja
00:25:54 - 00:25:58
Kesitu langsung semuanya langsung disitu semua gitu loh tumpukin disitu
00:25:58 - 00:25:59
Kayak gitu sih
00:25:59 - 00:26:03
Tapi ya balik lagi kalau misalnya kita tetap mau jalan dengan desentralisasi
00:26:03 - 00:26:06
Which is gue juga ngerti bagusnya dimana gitu ya
00:26:06 - 00:26:09
Karena itu jadi meningkatkan partisipasi lah yang lebih luas ya
00:26:09 - 00:26:13
Ya harus benar-benar partisipatif jadinya gitu loh
00:26:13 - 00:26:18
Nah menurut gue mungkin kita juga kurang banyak beraksi disitunya gitu
00:26:18 - 00:26:23
Maksudnya kayak misalnya berapa sih waktu dan energi yang lu investasikan di daerah lu sendiri
00:26:23 - 00:26:25
Untuk mengawasi pemerintah daerah lu ngapain gitu
00:26:25 - 00:26:28
Gue sih ngerasa jujur gue sendiri personally
00:26:28 - 00:26:30
Gue belum pernah berinvestasi segitunya
00:26:30 - 00:26:34
Untuk ngawasin kayak misalnya pemerintah Provinsi Jakarta tuh ngapain aja
00:26:34 - 00:26:36
Beli apaan aja kayak gitu loh
00:26:36 - 00:26:41
Bahwa ya gue sudah memberikan sebagian otonomi itu ke DPRD gitu kan untuk mengawasi
00:26:41 - 00:26:44
Iya tapi kan tetap aja kalau kita bicara partisipatif ya
00:26:44 - 00:26:46
Ya harusnya kan kita tetap terlibat terus
00:26:46 - 00:26:47
Terus ngikut ngawasin
00:26:47 - 00:26:52
Iya dan gue jujur gue belum punya energi dan waktunya untuk gue mengerjakan itu
00:26:52 - 00:26:57
Jadi untuk sistem itu pun gue sebagai warga pun gue ngerasa gue belum maksimal juga
00:26:57 - 00:27:00
Berarti warga harus bikin lembaga independen lagi untuk mengawasi
00:27:00 - 00:27:05
Bener tapi kalau itu beneran ada sih gue sih setuju-setuju aja ya gitu
00:27:05 - 00:27:07
Kalau misalnya lu mau jadi kayak apa ya
00:27:07 - 00:27:11
Kayak ini lah kayak orang-orang yang sis-sis gambling
00:27:11 - 00:27:17
Yang kayak lu emang secara mandiri yaudah lu bikin komunitas untuk mengawasi itu
00:27:17 - 00:27:20
Ya ayo aja gitu tinggal kita perjuangin nanti transparansinya kan
00:27:20 - 00:27:22
Supaya datanya bisa diakses apa segala macem
00:27:22 - 00:27:25
Tapi jujur gue sendiri secara pribadi gue belum bisa investasikan itu
00:27:25 - 00:27:27
Kecuali nanti gue terpilih ya
00:27:27 - 00:27:29
Jadi gue yang jadi presiden ya gue harus ngawasin
00:27:29 - 00:27:33
Gue digaji untuk melakukan itu lets go gitu Niel
00:27:33 - 00:27:37
Ingat-ingat itu kita bisa aja nanti redesentralisasi ya
00:27:37 - 00:27:39
Resentralisasi
00:27:39 - 00:27:41
Kita kurangi sedikit atau pilihan keduanya itu tadi
00:27:41 - 00:27:45
Kalau gak mau resentralisasi ya partisipasinya harus kita gaspol
00:27:45 - 00:27:47
Galakin ya biar pada ngawasin semua
00:27:47 - 00:27:49
Iya gitu sih
00:27:49 - 00:27:52
Oke berarti ini kan tadi ngomongin soal KPK yang terlalu absolut
00:27:52 - 00:27:57
Kekuatannya bisa ngapain aja
00:27:57 - 00:28:03
Kan ada juga PP yang bilang kalau mau mengubah karyawan KPK
00:28:03 - 00:28:06
Atau orang-orang KPK itu menjadi ASN
00:28:06 - 00:28:09
Nah sebagai capres tandingan
00:28:09 - 00:28:11
Gimana apakah setuju kalau itu dijadikan ASN
00:28:11 - 00:28:14
Biar jelas nih oh ini lembaganya gak independen
00:28:14 - 00:28:16
Maksudnya ini ASN gitu mereka
00:28:16 - 00:28:21
Gak sebebas itu mereka jelas nih mereka statusnya ASN
00:28:21 - 00:28:24
Dan jadi bisa lebih diawasin mungkin
00:28:24 - 00:28:27
Kayak gitu gak?
00:28:27 - 00:28:29
Setuju gak dengan itu?
00:28:29 - 00:28:33
Ya balik lagi kan kalau kayak gitu jadi rada-rada
00:28:33 - 00:28:35
Apa namanya
00:28:35 - 00:28:38
Jadi kontra dengan tujuannya itu sendiri gak sih?
00:28:38 - 00:28:42
Maksudnya kan kan goal dari awalnya kan kenapa dia ada kan lebih di independen kan itu kan
00:28:42 - 00:28:44
Ya kalau dia dimasukin ASN jadi kayak
00:28:44 - 00:28:48
Ya sama aja jadinya function independensinya juga jadi
00:28:48 - 00:28:50
Ilang juga gitu kan
00:28:50 - 00:28:52
Ya apa bedanya dengannya? Udah mendingan bubarin aja gitu
00:28:52 - 00:28:54
Pake lembaga yang udah ada aja
00:28:54 - 00:28:56
Iya kan yang dari ASN yang udah ada
00:28:56 - 00:29:01
Jadi menurut gue konsep itu justru itu poinnya itu lebih aneh lagi
00:29:01 - 00:29:06
Jadi apa sih yang kita cari dari ada lembaga ini?
00:29:06 - 00:29:08
Nah ini harus kita pikirkan dan evaluasi gitu
00:29:08 - 00:29:10
Benar gak sih kita dapat itu dari lembaga ini gitu
00:29:10 - 00:29:14
Kalau misalnya enggak gimana nih koreksinya atau improvementnya lah
00:29:14 - 00:29:17
Kalau misalnya solusinya yaudah dia di ASN
00:29:17 - 00:29:20
Kan kan sebenarnya dia masuk ke dalam satu birokrasi nih
00:29:20 - 00:29:22
Dan ini akan ada relasi kuasa di dalam situ gitu
00:29:22 - 00:29:26
Maksudnya akan ada chain of command di atas dia apa segala macem
00:29:26 - 00:29:30
Yang bisa justru bikin dia, karena bisa aja atasannya itu sendiri koruptornya itu sendiri gitu kan
00:29:30 - 00:29:36
Nah terus gimana gitu gimana dia bisa punya independensi untuk menjalankan fungsinya itu kayak gitu sih
00:29:36 - 00:29:39
Ya malah jadi lebih baik juga ya
00:29:39 - 00:29:41
Kalau dia jadi ASN
00:29:41 - 00:29:45
Apa gimana ya apa kita
00:29:45 - 00:29:48
Ntar kalau jadi Capres kita apain KPK nih?
00:29:48 - 00:29:51
Ya kalau gue sih sebenarnya setuju-setuju aja
00:29:51 - 00:29:53
Misalnya KPK mau tetap ada gitu ya
00:29:53 - 00:29:57
Tapi memang menurut gue gak masuk akal kalau misalnya dipegang sama polisi gitu
00:29:57 - 00:30:00
Itu udah jelas gak masuk akal bagian itu
00:30:00 - 00:30:04
Karena clearly gue tuh setuju banget sebenarnya sama konsep yang tadi
00:30:04 - 00:30:06
Kayaknya kalau gak salah Bang Fahri juga yang ngomong yang soal
00:30:06 - 00:30:08
Jadi harusnya dia bersihin judikatif
00:30:08 - 00:30:10
Nah berarti kan gak mungkin orang judikatif di dalam situ
00:30:10 - 00:30:11
Di dalam situ juga
00:30:11 - 00:30:13
Jadi harus sipil independen
00:30:13 - 00:30:16
Nah cuma bagaimana kita memilih sipil itu
00:30:16 - 00:30:18
Ya lu harus percaya gue aja sih jadinya
00:30:18 - 00:30:19
Karena ya mau gimana lagi ya kan
00:30:19 - 00:30:21
Gue juga gak mungkin lempar ke orang lain suruh pilih
00:30:21 - 00:30:24
Sedangkan ya gue juga trust issue sama orang lain ini gitu
00:30:24 - 00:30:26
Jadi kalau gue yang jadi pemimpin ya harus gue yang pilih juga
00:30:26 - 00:30:27
Ya percaya aja udah gitu
00:30:27 - 00:30:29
Jadi lu harus trust salah satu nih gitu
00:30:29 - 00:30:34
Lu either mau trust gue, trust DPR, atau trust siapa untuk memilih orang ini gitu
00:30:34 - 00:30:36
Harus ada nih yang kita trust untuk melakukan ini
00:30:36 - 00:30:39
Sebagai kondisi khusus gitu kan di awal
00:30:39 - 00:30:43
Kita ulang nih jadinya karya KPK ini gitu kan
00:30:43 - 00:30:47
Dengan yaudah kita fokusin ke lu bersihin nih kejaksaan kepolisian segala macem
00:30:47 - 00:30:49
Nah tapi memang ya kita harus akui juga
00:30:49 - 00:30:53
Bahwa itu bisa jadi ada violence yang bisa terjadi disitu
00:30:53 - 00:30:55
Jadi harus ada security yang gila banget gitu
00:30:55 - 00:30:59
Dan menurut gue kita sendiri juga gak bisa afford itu sejauh ini gitu
00:30:59 - 00:31:04
Kenyataannya kita bisa melihat terjadinya kasus yang kemarin itu kan
00:31:04 - 00:31:09
Yang tembak-tembakan di CCTVnya kena petir itu
00:31:09 - 00:31:12
Ya bahwa hal-hal seperti itu bisa terjadi kan
00:31:12 - 00:31:15
Itu kan menunjukkan bahwa ini bisa violent banget gitu
00:31:15 - 00:31:18
Nah artinya kalaupun gue bikin lembaga yang membersihkan Yudikativ
00:31:18 - 00:31:23
Ya itu gak bisa sembarangan level security-nya harus benar-benar gila banget gitu
00:31:23 - 00:31:26
Padahal kasus itu dia kan polisinya polisi
00:31:26 - 00:31:29
Ya itu dia, maksudnya kalau bisa terjadi seperti itu
00:31:29 - 00:31:33
Terbang beneran siang bolong dan kita semua melihat itu dengan kayak
00:31:33 - 00:31:37
Yaudah itu kayak biasa aja gitu, kayak just another day gitu loh
00:31:37 - 00:31:39
Itu kan insane ya, maksudnya
00:31:39 - 00:31:43
Lo kebayang gak sih berarti berapa level teror yang bisa terjadi gitu loh
00:31:43 - 00:31:45
Kalau kita bikin lembaga kayak gini gitu
00:31:45 - 00:31:48
Of course kita gak bilang seluruh Yudikativ itu kotor gitu kan
00:31:48 - 00:31:51
Nah justru kan kita mau misahin nih kan
00:31:51 - 00:31:54
Mana yang emang oknum-oknum yang kotor ini kan
00:31:54 - 00:31:57
Ya tapi mereka bisa jadi udah punya power juga di dalam situ sendiri
00:31:57 - 00:31:59
Bukan berarti gak geng gede ya
00:31:59 - 00:32:03
Cuma kayak geng-geng kecil ini bisa jadi udah punya power yang gila juga
00:32:03 - 00:32:05
Dari sisi uang, persenjataan segala macem
00:32:05 - 00:32:10
Nah pertanyaan gue, bisa gak kita membuat si lembaga ini aman gitu kan
00:32:10 - 00:32:13
Gue sih gak tau ya, gue gak yakin sih gitu
00:32:13 - 00:32:15
Iya sih serem sih memang
00:32:15 - 00:32:17
Dan gue sendiri juga belum siap mengorbankan nyawa gue sih
00:32:17 - 00:32:19
Untuk melakukan itu
00:32:19 - 00:32:22
Jadi kalaupun gue jadi capres, gue kayaknya kalimat pertama gue
00:32:22 - 00:32:26
Saya akan mencoba membentas korupsi semaksimal saya
00:32:26 - 00:32:30
Tanpa mengorbankan nyawa saya, kayaknya gue akan stay on itu sih
00:32:30 - 00:32:32
Iya jadi lu, ntar kalau lembaga itu ada
00:32:32 - 00:32:35
Lu buka lawangan kerja cari orang-orang yang kayaknya udah hopeless aja sama hidupnya
00:32:35 - 00:32:37
Ya udah aja, berani mati aja
00:32:37 - 00:32:39
Yang udah siap ya
00:32:39 - 00:32:42
Soalnya bener-bener harus mempertaruhkan itu sih
00:32:42 - 00:32:46
Dengan kasus yang terjadi ya, udah terjadi-terjadi selama ini juga
00:32:46 - 00:32:49
Kita tau bahwa kekerasan itu nyata
00:32:49 - 00:32:53
Dan gimana gitu, jadi kepentingannya besar sekali juga gitu
00:32:53 - 00:32:55
Yang diperjuangkan sama sisi yang sana gitu kan
00:32:55 - 00:32:57
Sama sisi yang oknum kotor ini lah gitu
00:32:57 - 00:33:00
Jadi kita juga harus menerima realitas itu
00:33:00 - 00:33:02
Maksudnya, berarti kan gini
00:33:02 - 00:33:04
Kalau kita mau melakukan ini, ya kita harus mengerti resikonya
00:33:04 - 00:33:06
Konsekuensinya, kalkulasinya harus sangat besar sekali
00:33:06 - 00:33:09
Investasinya dari sisi security segala macemnya
00:33:09 - 00:33:12
Dan menurut gue sejauh ini kita belum punya kapasitas untuk melakukan itu
00:33:12 - 00:33:16
Karena kita masih punya urusan lain yang juga membutuhkan investasi itu
00:33:16 - 00:33:18
Kayak gitu sih
00:33:18 - 00:33:20
Ini emang harus niat banget berantas korupsi ini
00:33:20 - 00:33:23
Gak bisa ya, kalau misalnya kita ntar kepilih, terus kita bikin lembaga
00:33:23 - 00:33:28
Terus lu harus investasikan lagi pengawal, bodyguard buat lembaga ini biar aman
00:33:28 - 00:33:31
Berapa uang negara yang akan habis ke situ ya
00:33:31 - 00:33:33
Dan kita siap gak gitu investasikan itu
00:33:33 - 00:33:35
Karena memang gak ada cara lain
00:33:35 - 00:33:37
Maksudnya, gampangnya kayak gini deh
00:33:37 - 00:33:40
Sama aja kayak kasus-kasus lingkungan ya
00:33:40 - 00:33:44
Maksudnya kayak misalnya pembabatan lahan atau hutan apa segala macem
00:33:44 - 00:33:46
Yang sebenarnya melanggar hukum segala macem
00:33:46 - 00:33:47
Kan harusnya di-enforce tuh
00:33:47 - 00:33:50
Ya tapi pertanyaan gue, well kalau misalnya ketika enforcement datang
00:33:50 - 00:33:53
Terus si perusahaan bilang, lu bisa gue bayar 1M satu orang
00:33:53 - 00:33:56
Kita punya uang lebih gak untuk melawan itu
00:33:56 - 00:33:58
Atau kita punya hukuman lebih untuk melawan itu
00:33:58 - 00:33:59
Dan kenapa?
00:33:59 - 00:34:02
Maksudnya kalau misalnya kita punya hukuman untuk orang-orang ini
00:34:02 - 00:34:05
Misalnya oknum-oknum ini yang menerima bribe, yang menerima suapan itu
00:34:05 - 00:34:08
Ya pertanyaan gue, yang mau menegakkan hukum ini apa?
00:34:08 - 00:34:10
Incentifnya apa? Drive-nya untuk melakukan itu
00:34:10 - 00:34:12
Kenapa dia mau melakukan itu?
00:34:12 - 00:34:13
Kalau dibilang, ya pengabdian lah
00:34:13 - 00:34:16
Ya berapa orang yang punya spirit pengabdian seperti itu?
00:34:16 - 00:34:18
Dan apakah mereka datang ke situ?
00:34:18 - 00:34:20
Masalahnya, gue aja kalau ngeliat di circle gue
00:34:20 - 00:34:22
Misalnya nih, orang-orang yang punya spirit pengabdian ini
00:34:22 - 00:34:24
Mereka pun gak ke situ gitu
00:34:24 - 00:34:27
Mereka pun gak daftar polisi atau daftar tentara, enggak
00:34:27 - 00:34:30
Jadi pertanyaan gue, ngerti gak?
00:34:30 - 00:34:34
Gimana kita sampai ke kondisi yang lu mau itu?
00:34:34 - 00:34:38
Yang dimana law enforcement itu berjalan dengan spirit pengabdian begitu saja gitu loh
00:34:38 - 00:34:42
Sedangkan orang-orang yang punya spirit pengabdian begitu saja pun gak ke situ
00:34:42 - 00:34:44
Bukan ditolak ya?
00:34:44 - 00:34:46
Apply pun enggak, niat pun enggak
00:34:46 - 00:34:51
Nah berarti kan pertanyaannya, berapa persen yang ada di dalam situ yang bisa hanya berbasis
00:34:51 - 00:34:54
Ya udah gue mau mengabdi aja
00:34:54 - 00:34:59
Itu realitasnya, maksudnya itu realitas yang harus kita terima dan sikapi gitu loh
00:34:59 - 00:35:04
Dengan clear nih, bahwa ini yang terjadi, ini kenyataan, ini fakta lapangannya
00:35:04 - 00:35:08
Dan kita harus stop berpuisi aja gitu maksud gue
00:35:08 - 00:35:12
Berpuisi bahwa negara ini harus bersih dari sini-sini menurut gue
00:35:12 - 00:35:15
Ya enggak bisa, ini harus apa nih langkah konkretnya kita mau ngapain gitu
00:35:15 - 00:35:20
Dan itu yang gue sendiri kalau misalnya gue di posisi capres tandingan ini
00:35:20 - 00:35:25
Ya gue sih menunggu sebenarnya justru publik maunya kayak gimana nih gitu
00:35:25 - 00:35:27
Karena kalau di sini gue emang spirit pengabdian murni
00:35:27 - 00:35:30
Jadi gue mau mengabdikan aja nih, gue harus ngelakuin apa
00:35:30 - 00:35:32
Silahkan warga 28
00:35:32 - 00:35:38
Ya mau ya, jadi udah siap akan dibuka loongan kerja untuk lembaga independen beratas korupsi
00:35:38 - 00:35:44
Dengan tanpa dijamin keamanannya, jadi silahkan kalau emang pengen gas aja ikutan
00:35:44 - 00:35:46
Menarik-menarik
00:35:46 - 00:35:51
Ya lumayan lah orang-orang yang merasa gue kerja apa nanti ya, nanti akan ada kerjaan dari capres tandingan ini
00:35:51 - 00:35:53
Cuma ya memang beresiko tinggi
00:35:53 - 00:35:56
Oke terima kasih banyak Mbak Can atas penjelasannya
00:35:56 - 00:35:58
Ya menarik-menarik
00:35:58 - 00:36:05
Selanjutnya saya akan bahas soal KPK saat di bawah Pak Firly
00:36:05 - 00:36:09
Yang ternyata ada kasusnya juga kemarin ya
00:36:09 - 00:36:13
Jadi menurut mantan penyelidik KPK, KPK di bawah Pak Firly itu salah satu yang terburuk
00:36:13 - 00:36:15
Bahkan terburuk sepanjang sejarah gitu katanya
00:36:15 - 00:36:18
Karena banyak kasus-kasus yang gak diusut tuntas
00:36:18 - 00:36:22
Dan kayaknya fokusnya ke penyuapan aja
00:36:22 - 00:36:26
Sementara banyak kerugian negara lain yang gak selesai
00:36:26 - 00:36:30
Ini kerugian negaranya ini gimana nih, uangnya kemana nih
00:36:30 - 00:36:32
Kita gak bisa membalikan kerugian negara gitu
00:36:32 - 00:36:36
Bahkan yang kemarin aja yang baru ketahuan atau baru rame yang
00:36:36 - 00:36:43
Kan yang bansos iya ditangkap, ternyata pengadaan waktu menanggulangi covid pun ternyata ada korupsinya gitu
00:36:43 - 00:36:48
Baju-baju nakes, sementara kita lihat beritanya ada nakes yang pakai jas hujan
00:36:48 - 00:36:50
Ada nakes yang pakai plastik doang
00:36:50 - 00:36:53
Ternyata baru ketahuan kalau itu banyak yang dikorupsi
00:36:53 - 00:36:58
Ternyata untuk pengadaan barang-barang dan segala macam untuk penanggulangan pandemi covid
00:36:58 - 00:37:00
Gila banget, kok bisa ya?
00:37:00 - 00:37:04
Orang segitunya gitu, gimana mau ngelawan yang kayak gitu
00:37:04 - 00:37:09
Kalau udah pandemi aja digituin gitu
00:37:09 - 00:37:16
Dan katanya juga kalau menurut Pak Novel, Pak Firly ini memang sebelumnya juga udah ada banyak masalah
00:37:16 - 00:37:19
Dan sempat diperiksa tim internal juga gitu
00:37:19 - 00:37:25
Internal KPK waktu Pak Firly ini jadi jabat deputi penindakan
00:37:25 - 00:37:32
Tapi dan KPK saat itu juga memberi rekomendasi ke komisi 3 DPR
00:37:32 - 00:37:36
Untuk ngasih tau kalau Firly itu ada kasus juga nih orangnya gitu
00:37:36 - 00:37:43
Namun rekomendasinya tidak digubris dan Firly Bahuri tetap diangkat jadi ketua KPK dari tahun 2019
00:37:43 - 00:37:49
Nah yang terakhir, kemarin diperiksa karena ada hubungannya dengan kasus menteri pertanian yang terakhir
00:37:49 - 00:37:52
Shahrul Yassin Limpo SEL itu
00:37:52 - 00:38:01
Karena terkait gratifikasi penanganan masalah hukum dengan Kementerian Pertanian tahun 2022-2023
00:38:01 - 00:38:04
Makanya kemarin rumahnya sempat disamperin
00:38:04 - 00:38:09
Dan diomongin sama orang-orang, oh gini selera rumahnya yang pilar-pilar itu ya
00:38:09 - 00:38:13
Iya akhirnya, oh selera rumahnya begini
00:38:13 - 00:38:15
Jangan-jangan orang-orang kaya di Sinetron itu konsepnya koruptor gitu maksudnya
00:38:15 - 00:38:17
Karena pilar-pilar gitu ya
00:38:17 - 00:38:19
Rumah-rumahnya kan kayak gitu terus ya di Sinetron-Sinetron
00:38:19 - 00:38:24
Saya tau teman-teman saya yang kaya yang akhirnya bikin rumah nggak kayak gitu selera rumahnya
00:38:24 - 00:38:28
Atau generasi kali, ini kan orang kaya generasi sekarang nih
00:38:28 - 00:38:31
Yang ini kan orang kaya generasi dulu atau old money
00:38:31 - 00:38:35
Iya selera boomer lah ya
00:38:35 - 00:38:41
Karena kan Sinetron-Sinetron itu pun ada jaman kita kecil yang mana yang bikin pun boomer
00:38:41 - 00:38:43
Betul, bisa jadikan seperti itu
00:38:43 - 00:38:47
Biar kelihatan sama, lu kaya kalau rumah pilar dua di depan
00:38:47 - 00:38:49
Pilar dua yang gede itu
00:38:49 - 00:38:52
Terus mobil lewat tengah pilar itu kayak drop off lobby ya kan
00:38:52 - 00:38:56
Masuk pintu ada tangga ngelingker, set gitu lah
00:38:56 - 00:39:00
Seperti itu kan, Pak Firly jadi kena rumahnya diomongin netizen kan
00:39:00 - 00:39:04
Makanya jangan aneh-aneh dulu
00:39:04 - 00:39:10
Berapa kali juga akhirnya diperiksa karena berapa kali sebelumnya sempat mangkir dari panggilan gitu
00:39:10 - 00:39:14
Dibilangnya ada acara kemana padahal dia lagi dipanggil polisi saat itu
00:39:14 - 00:39:18
Makanya akhirnya diperiksa karena SELnya kan juga udah ketangkep
00:39:18 - 00:39:27
Udah jelas ada kasus pertaniannya, nah ininya juga kena Pak Firlynya sebagai Ketua KPK
00:39:27 - 00:39:33
Nah berikutnya di masa nanti kan ada pemilu dimana kami akan menjadi capres tandingan
00:39:33 - 00:39:40
Kami sudah melihat visi-visi soal pemberantasan korupsi dari capres-capres yang lain
00:39:40 - 00:39:54
Dari Anis dan Caimin, Prabowo dan Gibran, Ganjar dan Mahfud
00:39:54 - 00:40:02
Saya terlalu fokus ke pasangan saya
00:40:02 - 00:40:10
Saya akan lihat dari visi-visi yang sudah di-share karena mereka semua bisa juga para rakyat 28 melihat visi-visi yang sudah mereka share
00:40:10 - 00:40:18
Yang pertama dari Amin, untuk pencegahan atau pemberantasan korupsi
00:40:18 - 00:40:24
Mereka ingin Indonesia membaik peringkat korupsi yang tadi ya, yang IPK tadi ya
00:40:24 - 00:40:30
Persepsi Korupsi, saya ingat IPK, prestasi
00:40:30 - 00:40:48
Indeks korupsi itu ingin membaik dari kemarin 2022 3-4, ingin di tahun 2029 atau 7-6 tahun ke depan ke peringkat 4-4 atau 4-6
00:40:48 - 00:40:57
Saya senang karena mereka cukup realistis, tidak langsung ingin peringkat 70 atau 80
00:40:57 - 00:40:59
Mereka pun sadar kalau itu tidak realistis
00:40:59 - 00:41:03
Mereka paling tidak naik 10 peringkat ke 4-4 atau 4-6
00:41:03 - 00:41:13
Dan cukup jauh, mereka tidak bilang 2025 saat di tengah-tengah mereka menjadi pemimpin baru
00:41:13 - 00:41:21
Berikutnya dari Amin, memperkuat pencegahan korupsi melalui sistem integrasi nasional, SIN
00:41:21 - 00:41:24
Yang melibatkan swasta dan pemerintah juga
00:41:24 - 00:41:31
Ada juga untuk memberatas korupsi di seluruh sektor strategis seperti SDA, Alutsista, Program Sosial, Infrastruktur, dan BUMN
00:41:31 - 00:41:37
Karena kita tahu, menyedihkan program sosial di Indonesia dijadikan lahan korupsi juga
00:41:37 - 00:41:43
Seperti Bansos dan kasus Covid kemarin yang ternyata dikorupsi
00:41:43 - 00:41:49
Lanjut ada pengembalian peran KPK yang tidak terbang pilih
00:41:49 - 00:41:54
Mereka ingin mengembalikan peran KPK, berarti mereka termasuk ingin KPK terus-terusan ada
00:41:54 - 00:41:56
Jangan dihilangin lagi
00:41:56 - 00:42:03
Terus, mendorong pengesahan RUU perampasan aset dan upaya pemiskinan koruptor
00:42:03 - 00:42:10
Tapi seperti yang sudah Mbak Chan ingatkan, percuma ada RUU kalau tidak ditegahkan
00:42:10 - 00:42:19
Ada lagi memfasilitasi masyarakat sipil di bidang peran peratasan dan pencegahan korupsi serta menempatkan sebagai mitra strategis pemerintahan dalam pengujungan pemerintahan negara yang bersih
00:42:19 - 00:42:23
Nah ini mirip sama kita tadi, masyarakat sipil ikut mengawasi
00:42:23 - 00:42:31
Cuma seperti kata Capres saya tadi, bagaimana resikonya masyarakat sipil ikut mencegah dan mengawasi atau jadi whistleblower
00:42:31 - 00:42:40
Eh Pak saya lihat ada korupsi disini, Pak tadi saya ke lembaga ini saya diajak korupsi saya dimintain ini loh, berani gak dia aman dengan dia melapor dan segala macam jadi ikut pengawasan
00:42:40 - 00:42:42
Tapi ini menarik
00:42:42 - 00:42:49
Yang terakhir, memasukkan budaya anti korupsi dalam kurikulum pendidikan nasional
00:42:49 - 00:42:57
Saya tahu Pak Anies ini memang suka sekali bidang pendidikan kan, tapi memasukkan anti korupsi
00:42:57 - 00:42:59
Gimana ya Pak ya
00:42:59 - 00:43:05
Susah sih ya, tapi saya hargai visi-visinya, siapa tahu bisa kejadian
00:43:05 - 00:43:08
Yang kedua dari pasangan Prabowo-Gibran
00:43:08 - 00:43:14
Yang pertama memperkuat sistem peratasan korupsi, KPK, kepolisian, kejaksaan, kehakiman, yudikatif
00:43:14 - 00:43:17
Sama seperti yang tadi kita baca sudah bahas
00:43:17 - 00:43:21
Menjadi KPK sebagai center of excellence upaya pemberatasan korupsi
00:43:21 - 00:43:25
Dan melakukan edukasi langsung ke pendidikan dasar, menengah dan tinggi
00:43:25 - 00:43:31
Mirip-mirip juga, jadi ada penyuluhan dari kampus-kampus
00:43:31 - 00:43:35
Tapi kalau mereka dari SD sudah bohong soal duit buku, susah sih Pak
00:43:35 - 00:43:39
Atau mengambil duit SPP dilebihkan sedikit, susah sih
00:43:41 - 00:43:46
Atau malah ada kasus, kalau selama ini yang saya dengar teman-teman saya duit buku dilebihkan
00:43:46 - 00:43:49
Misalnya buku harganya Rp.40.000, dia bilang Rp.50.000
00:43:49 - 00:43:52
Bahkan teman saya ada yang cerita pas SD bahkan bukunya tidak ada
00:43:52 - 00:43:55
Jadi dia seperti pengadaan barang kosong gitu
00:43:55 - 00:43:59
Dia cuma bilang, bu ada uang buku ini segini, padahal tidak ada sama sekali bukunya
00:43:59 - 00:44:03
Atau dia bilang, bu ada ikut les, ikut les, nah itu juga sering
00:44:03 - 00:44:06
Padahal dia tidak ada sama sekali lesnya, ini lebih parah lagi
00:44:06 - 00:44:09
Jadi bukan pengadaan barangnya ternyata tidak segitu harganya
00:44:09 - 00:44:12
Tapi bahkan barangnya pun tidak pernah ada, hebat
00:44:13 - 00:44:18
Makanya agak susah, bisa tapi sangat susah untuk memberikan edukasi-edukasi
00:44:18 - 00:44:28
Menjamin tidak mengintervensi KPK, polisi, kejaksaan, kehakiman dalam menengahkan kasus-kasus korupsi
00:44:31 - 00:44:34
Ya mungkin bisa tapi sulit
00:44:34 - 00:44:38
Memperkuat program edukasi anti-korupsi bagi generasi muda
00:44:38 - 00:44:43
Serta bekerjasama dengan swasta untuk menguatkan sinergi gerakan anti-korupsi di sektor swasta dan publik
00:44:43 - 00:44:52
Gimana ya untuk edukasi-edukasi ini, saya agak skeptis tapi insya Allah bisa
00:44:52 - 00:44:56
Prioritas pemberantasan korupsi pada sektor yang punya korelasi dengan peningkatan hajat hidup orang banyak
00:44:56 - 00:45:03
Seperti sumber daya publik, pertanian, perdesaan, perikaran, pendidikan, kesehatan, kehutanan, SDA, perburuhan
00:45:05 - 00:45:11
Begitu jeleknya korupsi di negara ini sampai yang seperti ini saja ada potensi di korupsi
00:45:11 - 00:45:17
Ya makanya itu tadi kan, titik potensi korupsinya sejuta
00:45:17 - 00:45:20
Tapi kita cuma mampu menyelesaikan seribu
00:45:22 - 00:45:25
Oke terakhir dari pasangan Ganjar dan Mafud
00:45:25 - 00:45:31
Membasmi korupsi, mempercepat dukungan teknologi informasi dan penguatan KPK bersama dengan Kejaksaan dan Polri
00:45:31 - 00:45:36
Secara sinergis dan harmonis, serta mengamankan aset negara dari tangan koruptor
00:45:36 - 00:45:48
Ya gimana caranya tapi, mengamankan aset negara dari tangan koruptor
00:45:48 - 00:45:53
Semoga bisa lah, tangan koruptornya di dalam negara juga
00:45:53 - 00:45:57
Dan untuk warga 28 semua, setelah saya kasih tau visi misi dari Capres Cowabung
00:45:57 - 00:46:04
Kalau misalnya ingin cross check atau tidak yakin, silahkan di deskripsi episode ini
00:46:04 - 00:46:08
Ada link PDFnya, walaupun sudah tersebar di sosmed
00:46:08 - 00:46:13
Kalian bisa klik dan silahkan dibaca sendiri PDF yang berhalaman
00:46:13 - 00:46:18
Silahkan dibaca, biar tau ini kalau benar yang kami omongin
00:46:18 - 00:46:25
Lanjut terakhir ini tentang fakta-fakta visi misi yang sudah dikompilasi dari tim Capres Tandingan
00:46:25 - 00:46:31
Jadi di visi misi tadi hanya pasangan Amin dan Prabowo Gibran yang memiliki poin-poin spesifik
00:46:31 - 00:46:34
Bagaimana caranya mereka mengatasi korupsi
00:46:34 - 00:46:43
Jadi tidak sekedar mengatasi korupsi, tapi bagaimana caranya hanya dua pasangan itu yang menulis dengan jelas
00:46:43 - 00:46:47
Dan hanya pasangan Ganjar yang memiliki satu poin umum terkait penanganan korupsi di Indonesia
00:46:47 - 00:46:53
Yang tadi, mengamankan aset negara dari tangan koruptor
00:46:53 - 00:46:57
Selanjutnya hanya pasangan Amin yang menaruh angka IPK
00:46:57 - 00:47:04
Sementara yang dua pasangan lain tidak menaruh IPK kita dari 3-4 mau sampai mana saat mereka menjabat
00:47:04 - 00:47:11
Kalau pasangan Anies Caimin tadi kan bilang antara 4-4 atau 4-6 di tahun 2029
00:47:11 - 00:47:17
Dan hanya pasangan Amin juga yang spesifik mengomongin RUU perampasan aset
00:47:17 - 00:47:21
Dimana itu salah satu yang penting karena memiskinkan koruptor
00:47:21 - 00:47:25
Karena koruptor yang kita lihat tidak takut ditangkap, mereka takut miskin
00:47:25 - 00:47:35
Karena kalau ditangkap dia juga sudah kaya duluan, jadi ditangkap tidak ada masalah hidupnya
00:47:35 - 00:47:40
Dan dia tidak mungkin sendirian, pasti ada kolusinya
00:47:40 - 00:47:42
Makanya itu digabung dulu KKN
00:47:42 - 00:47:46
Dan terakhir hanya Amin saja yang menyebutkan mengembalikan peran KPK yang independen
00:47:46 - 00:47:50
Walaupun seperti yang tadi sudah dijelaskan oleh Mbak Chan Capresaya
00:47:50 - 00:47:55
Independen ini pun tidak bisa seenaknya, harus dijelaskan independen bagaimana
00:47:55 - 00:47:58
Kok bisa ada lembaga negara independen dan bebas ngapain saja
00:47:58 - 00:48:03
Karena kan sempat ada yang bahas KPK jangan main asal OTT, OTT tangkap, tangkap, tangkap
00:48:03 - 00:48:06
Ya dikasih otoritasnya ya bagaimana
00:48:06 - 00:48:12
Kurang lebih seperti itu dari Capres-Capres tandingan kami yang tentu saja sudah tim kami pelajari
00:48:12 - 00:48:21
Dan bisa kami lihat-lihat visi misi mana yang masih lemah dan akan kita sempurnakan di visi misi kita
00:48:21 - 00:48:26
Karena Capres tandingan ini hadir untuk menyempurnakan Capres-Capres yang sudah ada
00:48:26 - 00:48:31
Baik dari sosok, figurnya, maupun dari visi misinya
00:48:31 - 00:48:36
Itulah tujuan agenda kita kali ini, walaupun sekali lagi tanpa ada Capres
00:48:36 - 00:48:40
Karena masih sibuk kunjungan kerja dalam beberapa hari ini
00:48:40 - 00:48:45
Baik warga 28 setelah mendengar tadi jabaran Capres saya soal korupsi
00:48:45 - 00:48:47
Yang paling utama di Indonesia ini
00:48:47 - 00:48:53
Kita sudah bahas juga cara-cara pemberatasan korupsi dari Capres-Capres tandingan kami
00:48:53 - 00:48:54
Capres tandingan juga jadinya ya
00:48:54 - 00:49:00
Kami yang Capres tandingan mereka, dari Capres-Capres lain yang sudah menyebarkan visi misinya
00:49:00 - 00:49:02
Sudah kita bahas juga tadi
00:49:02 - 00:49:04
Nah untuk warga 28 ini bagaimana
00:49:04 - 00:49:11
Pengennya kami Capres dan Capres tandingan bersama saya Jubirnya ini ketemu siapa?
00:49:11 - 00:49:14
Dari para Capres-Capres lain
00:49:14 - 00:49:17
Mau ketemu siapa? Mau ngobrol sama siapanya?
00:49:17 - 00:49:20
Mau ngobrolin apa? Silahkan komen-komen di bawah
00:49:20 - 00:49:22
Baiknya kami ketemu siapa?
00:49:22 - 00:49:25
Atau semuanya mungkin ada yang mau ketemu tiga-tiganya aja
00:49:25 - 00:49:28
Nanti kita pikirkan atau ketemu siapa boleh deh
00:49:28 - 00:49:29
Siapa tahu bisa kita wujudkan ya
00:49:29 - 00:49:33
Di agenda partai ruang 28 berikutnya
00:49:33 - 00:49:36
Terima kasih banyak sudah mendengarkan agenda partai ruang 28 hari ini
00:49:36 - 00:49:38
Walaupun kurang lengkap tanpa cawapres
00:49:38 - 00:49:42
Tapi sudah cukup lah tadi penjabaran dari Capres saya Mbak Chan
00:49:42 - 00:49:47
Soal tindakan pemberantasan korupsi di Indonesia
00:49:47 - 00:49:51
Yang pasti kita semua mau ya memberantas korupsi
00:49:51 - 00:49:52
Tentu
00:49:52 - 00:49:55
Dan mau tidak ada lagi korupsi di Indonesia
00:49:55 - 00:49:57
Cuma resiko besarnya kita tidak mau ambil
00:49:57 - 00:49:59
Kita mau itu keberantas
00:49:59 - 00:50:02
Tapi kalau terlalu bahaya belum siap juga kan
00:50:02 - 00:50:06
Kita usahakan ya
00:50:06 - 00:50:08
Semaksimal mungkin
00:50:08 - 00:50:10
Itu yang bisa kita lakukan
00:50:10 - 00:50:15
Itu yang bisa kita lakukan dari partai ruang 28
00:50:15 - 00:50:18
Terima kasih banyak Mbak Chan atas waktunya
00:50:18 - 00:50:19
Terima kasih
00:50:19 - 00:50:20
Mas Jubir
00:50:20 - 00:50:22
Masih ada kunjungan lagi nih
00:50:22 - 00:50:28
Jadi nanti kita agendakan lagi pertemuan-pertemuan berikutnya
00:50:28 - 00:50:34
Untuk warga 28 juga terima kasih banyak Noiser, Kania Mania, para Nois yang sudah mendengarkan agenda kali ini
00:50:34 - 00:50:40
Dan tentu saja partai kami, partai ruang 28 adalah yang terbaik dari partai-partai yang sudah ada
00:50:40 - 00:50:43
Cawapres juga yang terbaik dari yang sudah-sudah ada
00:50:43 - 00:50:45
Kenapa kami yang terbaik?
00:50:45 - 00:50:48
Karena cuma kami yang tahu yang kamu butuhkan
00:50:48 - 00:50:52
Karena partai ruang 28 adalah yang kami butuhkan
00:50:52 - 00:50:55
Sampai jumpa di agenda berikutnya dari partai ruang 28
00:50:55 - 00:50:58
Bye-bye
00:50:58 - 00:51:00
Partai ruang 28
00:51:00 - 00:51:04
Isinya Cawapres Standing
00:51:04 - 00:51:07
Partai ruang 28
00:51:07 - 00:51:12
Paling tahu yang kami butuhkan
00:51:12 - 00:51:14
Partai ruang 28
00:51:14 - 00:51:25
Yang kami butuhkan
Buka semua fitur dengan download aplikasi Noice
Kunjungi App