Noice Logo
Masuk
Masuk
Go Back
Radio Seila FM

Radio Seila FM

442 EPISODE · 19 SUBSCRIBERS

Menyajikan sederetan program unggulan on air

Subscribe
Episode
Terbaru
See More
coin icon

0 Coin

Menurut Alquran dan Hadits, Los Angeles Kebakaran Bukan Kebetulan

Menurut Alquran dan Hadits, Los Angeles Kebakaran Bukan Kebetulan

Radio Seila FM

Islam tidak pernah mengenal konsep kebetulan. Segala yang terjadi di alam semesta adalah atas kehendak dan kuasa-Nya. Maka, demikian pula jika kita merenungkan hikmah di balik bencana kebakaran yang melanda Los Angeles pekan lalu yang diperkirakan telah menyebabkan kerugian antara 52-57 miliar dolar AS (Rp844-926 triliun) dan mengaitkannya dengan ancaman presiden Amerika Serikat terpilih, Donald Trump yang akan menjadikan Gaza Palestina neraka. Sebelumnya, Presiden terpilih Amerika Serikat Donald Trump telah mengisyaratkan kemungkinan intervensi militer di Amerika dan Timur Tengah, serta sejumlah hal lain dalam agenda kebijakan luar negerinya. Trump berbicara di Mar-a-Lago pada Selasa pekan lalu, sehari setelah Kongres secara resmi mengesahkan kemenangannya dalam pemilihan umum. Konferensi pers tersebut juga digelar hanya 13 hari sebelum Trump akan diambil sumpah jabatannya untuk masa jabatan keduanya pada tanggal 20 Januari. Presiden terpilih itu menyinggung beberapa masalah dalam negeri. Ia berjanji untuk mencabut pembatasan lingkungan dan mengampuni para pendukung yang menyerbu Gedung Capitol Amerika Serikat pada 6 Januari 2021. Namun, pernyataannya yang paling penting menyangkut kebijakan luar negeri. Trump menguraikan visi ekspansionis yang luas, dengan konsekuensi bagi negara-negara di seluruh dunia. Dia mengulangi keinginannya agar Amerika Serikat mengendalikan Terusan Panama, Greenland, dan Kanada. Tak hanya itu ia menekankan bahwa "situasi akan kacau" jika tawanan Israel yang ditahan di Gaza tidak dibebaskan sebelum ia menjabat. Dalam satu percakapan dengan wartawan, Trump ditanya apakah ia akan mengesampingkan penggunaan kekuatan militer atau paksaan ekonomi untuk menguasai Terusan Panama atau Greenland, wilayah otonomi Denmark. Ia menolak. Trump menghabiskan banyak waktu untuk membahas perang genosida Israel di Gaza yang telah menewaskan lebih dari 45.885 warga Palestina. Presiden terpilih itu mengambil sikap yang lebih keras, dengan fokus pada pembebasan tawanan yang tersisa yang ditahan oleh Hamas setelah serangan pada 8 Oktober 2023, di Israel selatan. Israel memperkirakan sekitar 100 orang masih berada dalam tahanan Hamas. Trump mengatakan "neraka akan pecah" di Timur Tengah jika Hamas tidak membebaskan tawanan sebelum ia menjabat. Beberapa pengamat menafsirkan pernyataan Trump sebagai ancaman kemungkinan intervensi militer Amerika Serikat di Gaza, batas yang ditolak Presiden Joe Biden yang akan lengser, meskipun ada lonjakan bantuan militer ke Israel. Sami al-Arian, direktur Pusat Islam dan Urusan Global di Universitas Istanbul Sabahattin Zaim, mengatakan ancaman Presiden terpilih Trump akan kekacauan besar di Timur Tengah jika Hamas tidak segera membebaskan tawanan Israel "tidak berarti banyak". Sejumlah ayat Alquran menegaskan bahwa Allah SWT mengatur segala yang terjadi terhadap umat manusia dan segenap makhluk. Diantaranya QS. Al-Anam ayat 59, “Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji-pun dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfudz).”

7 Menit
CheckAdd to QueueDownload
coin icon

0 Coin

Zohar Chamberlain Regev, Aktivis Israel yang Memeluk Islam

Zohar Chamberlain Regev, Aktivis Israel yang Memeluk Islam

Radio Seila FM

Zohar Chamberlain Regev, wanita kelahiran Israel, memutuskan untuk menjadi mualaf setelah melihat kondisi Jalur Gaza yang terus-menerus mendapatkan serangan dari pasukan zionis. Regev merupakan wanita berusia 53 tahun yang lahir dan besar di Kfar Hahoresh, salah satu kibbutzim atau permukiman Israel. Meski memiliki darah asli Yahudi, Regev tidak mendukung penindasan yang dilakukan Israel terhadap bangsa Palestina. Regev sempat tinggal di wilayah pendudukan Palestina di Israel hingga usianya menginjak 34 tahun. Selama hidup di negeri zionis, dia hidup tanpa mendapatkan kenyamanan karena setiap hari harus menyaksikan ribuan orang Palestina terbunuh karena ulah negaranya sendiri. Dia mengakui, hati dan pikirannya mendukung penuh Palestina dan tidak menerima perilaku yang dilakukan oleh Israel. Menurut dia, keluarganya selalu menekankan ajaran tentang memperlakukan semua orang dengan baik, mencari keadilan, tidak rasial, tidak memprioritaskan kepentingannya sendiri, dan memperlakukan semua orang secara setara. Dilansir dari anews.com, menurut Regev, masalah yang terjadi di Palestina adalah masalah kemanusiaan baginya. Ia menekankan bahwa dirinya bertanggung jawab untuk menentang Israel meskipun lahir dan besar di Israel. “Sebagai orang Israel, saya merasa bertanggung jawab. Kami diberitahu tentang kisah-kisah Holocaust pada saat usia muda. Saya dibesarkan di kibbutzim. Dan kibbutzim dibangun oleh mereka yang selamat dari Holocaust. Ada ratusan orang dari Hungaria dengan nomor di lengan mereka di Kibbutz kami. Semua kisah tersebut mengatakan bahwa dunia terdiam saat Holocaust terjadi. Bagi saya, kesimpulan yang saya ambil dari cerita-cerita ini adalah 'jangan diam saat menghadapi penindasan,' kita harus melakukan sesuatu. Hal-hal buruk sedang dilakukan terhadap orang-orang di Gaza. Kita harus berbicara secara terbuka tentang apa yang terjadi di sana,” ucap Regev. Oleh karena itu, Regev memutuskan untuk pindah ke Spanyol selama 14 tahun. Selama berada di Negeri Matador, Regev tetap berkarya dan mendukung kemerdekaan Palestina dengan turun langsung ke lapangan dan bergabung dengan beberapa aktivis dari Kairo. Selama bertahun-tahun, wanita asal Israel ini berpartisipasi dalam protes pencabutan blokade di Gaza. Dia juga bergabung dengan tim yang mengorganisasi sebuah kapal bersama para aktivis di Spanyol untuk mematahkan blokade Gaza melalui laut selama lebih dari 12 tahun. Dan pada tahun lalu, menjadi bagian dari kegiatan Gaza Freedom March.

7 Menit
CheckAdd to QueueDownload
coin icon

0 Coin

Otak di Balik Threshold 20%

Otak di Balik Threshold 20%

Radio Seila FM

Aroma demokrasi tiba-tiba terasa seperti wangi kopi instan —praktis tapi penuh kejutan. Mahkamah Konstitusi (MK) mengubah sejarah dengan mengabulkan gugatan penghapusan Pasal 222 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu. Ini sekaligus kado tahun baru 2025 bagi bangsa Indonesia. Padahal sebelumnya, mereka menolak gugatan serupa sebanyak 33 kali! Sekarang ini, alasan yang disampaikan cukup sederhana tapi heroik: demi menghindari kemunduran demokrasi akibat dominasi partai politik besar yang membatasi peluang warga negara untuk maju sebagai calon presiden. Publik pun memberikan tepuk tangan meriah, kembang api dinyalakan. Tapi diam-diam muncul pertanyaan: siapa sebenarnya otak di balik perubahan sikap ini? Pertanyaan ini sepertinya tak penting —bukankah ketentuan threshold itu sudah dihapus? Namun, dari jawaban atas pertanyaan ini, semoga kita bisa memahami arah politik ke depan. Keputusan ini tentu tak lepas dari peran hakim MK. Ketua MK saat ini adalah Suhartoyo, didampingi oleh delapan hakim lainnya Saldi Isra, Enny Nurbaningsih, Usman Anwar, Daniel Yusmic, Arief Hidayat, Guntur Hamzah, Ridwan Mansyur, dan Asrul Sani. Dengan kapasitas intelektual dan otoritas mereka, para hakim inilah otak hukum di balik putusan monumental tersebut. Namun, kita tahu, hukum tidak pernah benar-benar steril dari politik. Ada tangan-tangan tak terlihat yang memengaruhi keputusan besar seperti ini. Dan di sinilah percaturan politik mulai terbuka. Jika ada tokoh yang paling berharap dengan penghapusan presidential threshold (PT) 20%, jawabannya adalah Prabowo Subianto. Selama tiga kali mencalonkan diri sebagai presiden, ia merasakan betapa sulitnya mengumpulkan 20% suara partai di DPR, yang membutuhkan koalisi besar dan dana kampanye yang tidak sedikit. Kini, ketika Prabowo akhirnya berkuasa, apakah putusan MK ini hanya kebetulan? Atau ada hubungan tak kasat mata antara posisi politiknya dan putusan MK? Prabowo tentu tak akan secara langsung mengakui dirinya sebagai pendorong perubahan ini. Tetapi para hakim MK mungkin saja memahami “kode” dari arah politik Istana. Dari perspektif pragmatisme kekuasaan, hakim MK mungkin merasa perlu menjaga harmoni dengan penguasa. Keputusan yang selaras dengan kepentingan presiden saat ini dapat dianggap sebagai cara untuk mempertahankan stabilitas institusional—dan mungkin juga posisi mereka sendiri. Teori ini menjelaskan bagaimana hukum bisa dipengaruhi oleh realitas politik, meskipun secara formal mereka seharusnya netral.

6 Menit
CheckAdd to QueueDownload
Buka semua fitur dengan download aplikasi Noice
Kunjungi App