#5 Tujuanmu adalah membersihkan dirimu dari karma.
Karma
Tujuanmu adalah membersihkan dirimu dari karma. Setiap budaya memiliki mitos aslinya masing-masing, mitos asli para Yogi adalah segalanya dimulai dari kepandaian yang murni. Untuk bersatu kembali dengan kepandaian itu, atau Tuhan, getaran, energi, atau apapun kamu menyebutnya, adalah tujuan akhir bagi setiap manusia. Apa sih yang menghentikan kita dalam mencapai tujuan ini? Menurut penulis, yang menghentikan kita hanyalah sebuah gagasan, kalau kita adalah individu yang berupaya keras untuk mempertahankan mitos tersebut yang semuanya hanya akan menambah beban karma kita.
Menurut kepercayaan yogi, kita memiliki 5 jenis tubuh: fisik, mental, energi, eterik, dan kebahagiaan. Karma, terutama bekerja pada tiga level pertama, yaitu tubuhfisik, pikiran, dan energi kita. Bahkan, ketika tubuh dan pikiran kita menjadi lemah karena usia kita sudah tua, memori karma kita tetap bertahan di tubuh energi kita. Di bab sebelumnya, kita sudah membicarakan tentang karma yang diibaratkan sebagai perangkat keras yang disebut karma yang diberikan. Inilah yang perlu kamu perhatikan selama masa hidupmu. Tujuanmy adalah untuk mengosongkan perangkat keras itu. Pasti sulit, karena hampir semua perasaan yang kamu miliki dan tindakan yang kamu lakukan dapat menciptakan lebih banyak Karma yang disebut dengan karma yang akan ditindaklanjuti.
Jika kamu masih terjerat dalam tindakan dan pikiranmu, kamu menciptakan Karma yang akan ditindaklanjuti di masa depan yang harus kamu hadapi nantinya, di masa hidupmu saat ini atau yang selanjutnya. Walaupun kita seringkali menyamakan memori dengan karma, kita harus ingat, kalau meski tujuan kita adalah untuk mengosongkan memori karma, bukan berarti semua ingatan yang kita miliki buruk. Ingatan tentang liburan yang menyenangkan, bakat renang yang kamu miliki, sejarah asal-usul suku mu, semua memori itu sangat berharga. Tapi ketika memori itu menciptakan batasan, saat itulah Karma mulai bekerja dan membebanimu. Tujuanmu adalah menjauhkan diri sejauh mungkin dari karmamu, tapi menjauhkan diri dari karmamu enggak sama dengan melepaskan diri dari kehidupan. Menurut penulis, melepaskan berarti nggak bernyawa dan nggak menyenangkan. Jadi, menurutnya yang terbaik adalah terlibat dengan orang-orang dan dunia sekitar kita, tapi jangan sampai terjerat|