Noice Logo
Masuk

20-11-2022 - Pemeliharaan Allah : Di Balik Penderitaan Hidup (PST GKJ Bahasa Indonesia)

5 Menit

20-11-2022 - Pemeliharaan Allah : Di Balik Penderitaan Hidup (PST GKJ Bahasa Indonesia)

16 November 2022

Nats Alkitab : Ayub 10:12 Penulis : G.I. Cuniadi Tan “Kepada Allah aku berharap, baik di gunung atau di lautan. Di topan g’lap ku di dekap Bapa sorgawi terus menjagaku.” Syair lagu ini ditulis oleh Walter Stillman Martin (1862-1935) dengan judul “My Father Watches over Me”  (Bapa Memelihara). Adapun isi lagu ini menceritakan mengenai pemeliharaan Tuhan (providensia Allah) atas ciptaan–Nya dan secara khusus orang yang dikasihi-Nya. Tokoh yang direnungkan hari ini adalah Ayub. Dia adalah contoh orang yang saleh di jamannya (Ayub. 1:1, 8). Ayub tetap setia  sekalipun melewati penderitaan yang dahsyat. Ia mengungkapkan kesetiaan kepada Allah dengan ucapan yang indah: “Hidup dan kasih setia Kau karuniakan kepadaku, dan pemeliharaan-Mu menjaga  nyawaku.” Suatu pernyataan sikap iman yang luar biasa. Ayub bukan hanya percaya bahwa Allah memelihara di dalam masa jayanya tetapi juga dalam masa yang paling kelam dalam hidupnya; Allah begitu setia. Ayub yakin jika Allah memeliharanya bukan karena hasil kesetiaannya melainkan karna kesetiaan Allah.  Pergulatan hidup akan terus kita jalani di tengah keadaan yang tidak ideal ini. Kendati pandemi belum jelas ujungnya, akan tetapi kita patut bersyukur di tengah ketidakmengertian kita, setiap dari kita di ajak untuk mengerti bahwa bahaya sehebat apa pun kesusahan kita, tidak akan memisahkan kita dari cinta Tuhan yang begitu sempurna. Mungkin ada sebagian orang yang bertanya, mengapa Tuhan izinkan orang yang saleh dan murni hatinya tetap mengalami kehilangan orang-orang yang dicintai? Perjalanan spiritual hidup Ayub mengajak kita merenung sejenak bahwa bagaimanapun salehnya seseorang, ia tetap dapat mengalami pergulatan hidup yang tak mudah. Ada kegetiran, kecewa dan putus asa. Namun sikap Ayub sangat mengukuhkan pernyataan bahwa Allah sang pemelihara tidak akan meninggalkan anak-anak-Nya. Sikap seperti Ayub inilah yang harus kita pegang dan teladani dalam menjalani kehidupan yang tidak pasti ini. Di atas semua itu, ingatlah sekali lagi bahwa makna pemeliharaan Allah tidak berarti meniadakan realitas penderitaan, sakit, kematian, kekalahan, dan malapetaka. Di tengah-tengah realitas yang penuh kepahitan dan kesedihan yang menimpa kita sebagai umat-Nya, Allah tetap bekerja dengan kesetiaan-Nya. Allah menjaga kita seperti biji mata-Nya.   “Allah Sang Pemelihara berkuasa atas hidup kita. Ia tetap pegang kendali.” Pertanyaan untuk direnungkan: 1. Penderitaan apakah yang membuat kita tertekan?  2. Apa yang kita renungkan ketika kita yang dalam penderitaan, memandang penderitaan yang Kristus alami?

Komentar








Lihat episode lain
Buka semua fitur dengan download aplikasi Noice
Kunjungi App