Noice Logo
Masuk

Dampak Ekonomi Krisis Laut Merah

8 Menit

Dampak Ekonomi Krisis Laut Merah

11 Januari 2024

“Tajuk Rasil” Kamis, 29 Jumadil Akhir 1445 H/ 11 Januari 2024 Dampak Ekonomi Krisis Laut Merah Resonansi Republika, Oleh: Adiwarman A Karim Dukungan Yaman untuk Palestina terhadap genosida Israel di Gaza diwujudkan dengan mencegah lalu lintas kapal yang terkait Israel atau bertujuan ke Israel. Akibatnya, kapal-kapal yang biasanya melalui Laut Merah dan Terusan Sinai, saat ini harus berputar jauh mengelilingi benua Afrika yang akan menambah 20 hari pelayaran. The Global Trade Research Initiative memperkirakan dampak ekonomi perubahan rute pelayaran tersebut akan meningkatkan biaya pelayaran 40-60%, kenaikan biaya asuransi 15-20%. Hanya sehari setelah insiden penembakan kapal Yaman oleh helikopter Amerika Serikat dan kehadiran kapal Iran di Laut Merah, harga minyak naik 2%. Cristina Galindo, kolumnis El Pais, dalam artikelnya memperkirakan penurunan 25% lalu lintas kapal melalui Terusan Suez. Perusahaan perkapalan Prancis CMA-CGM yang kapalnya terlibat insiden cegah-tangkal di Laut Merah menaikkan biaya sampai 100% untuk rute yang menghubungkan Asia dan Mediterania. Katya Vashkinskaya, analis Goldman Sachs, memperkirakan ekonomi Eropa akan terdampak melalui penurunan perdagangan regional, semakin ketatnya aspek keuangan, kenaikan harga energi, dan menurunnya keyakinan konsumen. Kenaikan harga minyak 10% akan menurunkan produk domestik bruto (PDB) riil Eropa sebesar 0,2% setelah setahun, dan menaikkan harga-harga konsumer sekitar 0,3%. Rhys Davies, konsultan Flint Global, memperkirakan dampak krisis ini terhadap kenaikan inflasi baru terasa signifikan setelah 12 bulan bila krisis ini segera selesai karena untungnya saat ini di Eropa sedang terjadi proses disinflationary. Ben May, peneliti Oxford Economics, memperkirakan kenaikan biaya pelayaran ini akan menaikkan inflasi global 0,6% bila krisis berlangsung sampai akhir tahun. Dampak ekonomi inilah yang mendorong Amerika Serikat membentuk koalisi untuk menghentikan operasi cegah-tangkal Yaman di Laut Merah. Perang asimetrik antara koalisi Amerika Serikat yang berbiaya besar dengan strategi gerilya laut Yaman yang berbiaya murah, membuat koalisi ini bubar sebelum efektif terbentuk. Amerika Serikat semakin terkucil dalam geopolitik dunia. Posisinya sebagai “polisi dunia” mulai goyah, dan sekutu tradisionalnya mulai enggan mengikuti sepak terjang yang berbiaya besar. Bahkan di dalam negeri Amerika Serikat pun mulai mempertanyakan strategi globalnya. Paling tidak saat ini Amerika Serikat menghadapi tiga pusat konflik dunia. Pertama, konflik Rusia-Ukraina di Eropa. Kedua, konflik Israel-Palestina yang dapat segera melebar menjadi konflik regional. Ketiga, konflik di Laut Cina Selatan.........................

Komentar








Lihat episode lain
Buka semua fitur dengan download aplikasi Noice
Kunjungi App