Masuk
10-1-2025 - Perlambatlah Tempo Hidup! (PST GKJ Bahasa Indonesia)
4 Menit
9 Januari 2025
Nats Alkitab : Yohanes 6:15
Penulis : Pdt. Antoni Samosir
Cepat saji. Kirim cepat. Kerja cepat. Hasil cepat. Semuanya serba cepat. Tanpa disadari, manusia di dunia ini “dijajah” oleh semangat cepat demi memuaskan kepentingan diri sendiri maupun golongan. Relasi antar manusia pun diukur dari seberapa bergunanya seseorang yang dapat memenuhi keinginan diri dengan cepat. Apakah semangat cepat ini yang kita adopsi selama ini? Apa hasilnya? Lelah, jenuh, hampa.
Tuhan Yesus Sang Injil Sejati tidak pernah mengajarkan semangat serba cepat apalagi terburu-buru. Semangat itu adalah tipu daya si jahat untuk merusak jiwa dan raga manusia, termasuk menghancurkan relasi manusia dengan Tuhan, diri sendiri, dan sesamanya. Tuhan Yesus menampilkan gaya hidup Kerajaan Allah yang selalu mengedepankan perlambatan tempo hidup agar dapat membangun hubungan kasih yang intim dengan Bapa. Dari hubungan itu, akan memengaruhi kekuatan dan ketenangan jiwa-Nya dalam menghadapi berbagai tantangan kehidupan-Nya. Sangat berbeda dengan semangat para murid dan orang banyak yang ingin segera mengangkat Tuhan Yesus menjadi Raja mereka. Mereka mengira bahwa Tuhan akan sangat senang jika cepat-cepat diangkat menjadi Raja. Apalagi hal itu didukung oleh kehebatan Tuhan Yesus dalam melakukan keajaiban dengan memberi makan lima ribu orang. Tuhan Yesus tidak tergoda oleh keinginan para murid dan orang banyak tersebut. Dia tidak mengadopsi semangat serba cepat maupun terburu-buru, melainkan semangat yang tepat yang berkaitan erat dengan relasi intim dengan Bapa dan menaati kehendak-Nya. Tuhan Yesus selalu melatih jiwa-Nya untuk memperlambat tempo, termasuk setelah melakukan tanda ajaib dengan segera menyendiri untuk berdiam dengan Bapa (ay. 15).
Peter Scazerro dalam bukunya The Emotionally Healthy Leader mencatat beberapa akibat dari tidak memperlambat tempo hidup, yaitu ketidakmampuan untuk menanggung tekanan yang dirasakan akibat melakukan terlalu banyak hal dalam waktu yang terlalu sempit. Selalu terburu-buru. Selalu terlalu cepat dalam memberikan pendapat dan penilaian. Sering merasa takut akan masa depan. Terlalu khawatir tentang apa yang dipikirkan orang lain. Bersikap defensif dan mudah tersinggung. Terus sibuk dan terdistraksi. Selalu mengabaikan stres, kecemasan, dan ketegangan yang dirasakan tubuh. Merasa tidak bersemangat atau terancam oleh keberhasilan orang lain. Lebih sering memberi waktu untuk berbicara daripada mendengarkan. Tuhan sangat mengasihi kita. Dia menginginkan kita untuk mengikuti langkah hidup-Nya, yaitu memperlambat tempo hidup. Agar kita dapat mengalami relasi kasih yang indah dengan Bapa, diri kita, dan sesama.
“Tuhan tidak meminta kesibukanmu, melainkan sikap hatimu. Perlambatlah tempo hidupmu!”
Pertanyaan untuk direnungkan:
1. Apa akibat yang Anda rasakan ketika tidak memperlambat tempo hidup?
2. Bagaimana hubungan antara memperlambat tempo dengan ketenangan jiwa Anda?
rss
Penuntun Saat Teduh Gereja Kristen Jakarta
55
Subscribers
Subscribe
Komentar
Lihat episode lain