Masuk
Demokrasi Indonesia, Menyedihkan
8 Menit
23 Agustus 2024
Drama menjelang Pilkada 2024 menguatkan kekhawatiran tentang rentannya demokrasi di Indonesia. Beberapa hari ini kita lihat betapa suramnya kualitas para pemimpin negeri yang terdiri dari para pejabat, politikus, anggota dewan yang berusaha sekuat tenaga menggenggam erat kursi-kursi empuk kekuasaannya. Masyarakat menyaksikan jelang pendaftaran calon Pilkada 2024 pada 27 hingga 29 Agustus 2024 mendatang, partai politik terus melakukan manuver untuk membangun koalisi ataupun menghancurkan koalisi. Bisa dikatakan idealisme berpolitik itu tempatnya hanya di ruang kelas dan keranjang sampah.
Kredo demokrasi yang kerap kita dengar dengan populernya, “Suara rakyat adalah suara tuhan”. Sepertinya menimbulkan kepercayaan di tengah masyarakat bahwa rakyat memiliki kedaulatan dalam menentukan jalannya sistem politik dan kepemimpinan suatu negara. Sehingga demokrasi sering dianggap sebagai sistem pemerintahan yang memberikan kekuasaan kepada rakyat. Namun, dibalik pemikiran tersebut, ada argumen yang mengatakan bahwa demokrasi sebenarnya hanyalah ilusi kekuasaan yang tersembunyi.
Meskipun demokrasi memiliki prinsip-prinsip dasar yang mengedepankan partisipasi politik dan kebebasan, realitanya seringkali berbeda. Serta hal yang tidak boleh dilupakan, bahwa pada umumnya sistem demokrasi yang dipraktekan berlandaskan pada sekularisme yang memisahkan agama dari kehidupan. Konsekuensi dari hal ini meniscayakan kebebasan pada manusia untuk berbuat sesuka hatinya termasuk dalam praktik politik yang mereka lakukan. Sekularisme adalah titik kritis bagi demokrasi kapitalisme hari ini.
Fakta-fakta terus menunjukkan, sistem demokrasi tidak hanya menciptakan praktik politik yang mempertontonkan kebohongan secara nyata, tetapi juga menciptakan industri politik yang hanya memanfaatkan suara rakyat, alih-alih mewujudkan kemaslahatan mereka. Dengan begitu, sistem demokrasi yang berlandaskan sekularisme sejatinya telah meneguhkan dirinya sebagai sistem yang hanya menguntungkan kaum elite, sementara kehidupan rakyat tetap saja sulit.
Salah satu argumen yang menguatkan fakta menyedihkan dari demokrasi liberal negeri ini adalah dominasi kekuasaan oleh kelompok oligarki atau elit politik. Dalam sistem demokrasi, kekuasaan seharusnya berada di tangan rakyat. Namun, dalam praktiknya, kepentingan kelompok oligarki seringkali menjadi prioritas utama, sementara kepentingan rakyat terabaikan. Para oligarki ini memiliki akses yang lebih besar terhadap sumber daya finansial dan pengaruh politik, sehingga mereka dapat memanipulasi proses politik sesuai dengan kepentingan mereka sendiri.
creator-rss
Radio Seila FM
20
Subscribers
Subscribe
Komentar
Kreator
Lihat episode lain