Noice Logo
Masuk

14-9-2022 - Fanatisme Sempit (PST GKJ Bahasa Indonesia)

6 Menit

14-9-2022 - Fanatisme Sempit (PST GKJ Bahasa Indonesia)

12 September 2022

Nats Alkitab : Yunus 1:1-10 Penulis : Pdt. Peter Samsudin Suatu tindakan dan perilaku seseorang sering dipengaruhi oleh sikap dan keyakinan yang dimilikinya. Fanatisme adalah suatu pandangan dan perilaku yang fanatik dari keyakinan seseorang. Orang yang berperilaku “fanatisme sempit“ cenderung bertindak berlebihan membela suatu pemikiran, keyakinan kelompoknya, bangsanya tanpa disertai pemikiran yang tepat. Orang-orang yang dengan fanatisme sempit bisa begitu merendahkan orang atau kelompok lain. Menganggap dirinya lebih baik, hebat, sementara itu orang lain dianggap buruk. Nas hari ini adalah tentang ketidaktaatan Yunus sebagai utusan Allah.  Dia menjadi utusan untuk melakukan tugas misi ke Niniwe agar mereka bertobat dari kejahatan mereka. Yunus tidak taat, kemudian melarikan diri ke Tarsis (Ay. 1-3). Banyak ahli mencoba memahami alasan ketidaktaatan Yunus, sang utusan Allah. Sebagian mereka berasumsi karena Firman Tuhan tidak jelas bagi Yunus (Ay. 2). Tetapi hal itu tidak terbukti, sebab pada saat Yunus ditanya oleh nahkoda kapal (Ay. 8), maka Yunus membuat pengakuan yang sangat jelas: Aku seorang Ibrani; aku takut akan Tuhan, Allah yang empunya langit, yang telah menjadikan lautan dan daratan (Ay. 10). Dia memahami dengan sangat jelas identitas dan panggilannya. Jadi apa masalahnya? Akar masalahnya adalah sikap fanatisme yang sempit karena menganggap bangsanya lebih baik, lebih benar. Sementara itu orang lain seperti bangsa Niniwe adalah orang dan bangsa yang jahat bahkan sangat jahat. Realitas ini bagaikan dua mata uang koin yakni sikap fanatisme yang menganggap bangsanya lebih baik; disisi lain secara realitas orang-orang Niniwe memang jahat. Karenanya Yunus mengambil sikap tidak taat. Jika kita memahami latar belakangnya, maka bisa dipahami betapa sulit dan bergumulnya Yunus untuk taat pada panggilan misinya. Walau secara realitasnya bisa dipahami, tetapi urusan misi dan pemberitaan Injil melampaui respons alamiah kita karena ada faktor anugerah Allah. Karena kasih-Nya, Allah ingin orang -orang mendengar Injil Tuhan, bertobat dan diselamatkan (Yoh 3:16). Sebab itu belajarlah taat pada panggilan-Nya. “Ketidaktaatan pada panggilan Allah akan menerima konsekuensi yang berat.” Pertanyaan untuk direnungkan:  1. Bagaimana respons anda jika ada di posisi Yunus? 2. Bagaimana paradigma anugerah Allah mentransformasi perspektif misi kita selama ini?

Komentar








Lihat episode lain
Buka semua fitur dengan download aplikasi Noice
Kunjungi App