Masuk
13-8-2023 - Hasrat Akan Allah (PST GKJ Bahasa Indonesia)
8 Menit
12 Agustus 2023
Nats Alkitab : Mazmur 42:1-12
Penulis : G.I. Tuty Effendy
Kematian seseorang yang kita kasihi atau perceraian adalah peringkat nomor satu yang dapat membuat jiwa seseorang tertekan. Penyebabnya adalah perasaan ditinggalkan sendirian, di tengah dunia yang penuh kesulitan ini. Apalagi saat ditinggalkan oleh orang yang sangat kita sayangi. Tidak jarang perasaan ditinggalkan itu berakhir dengan dampak buruk, misalnya: kehilangan semangat hidup bahkan depresi. Apakah kita pernah merasakan ditinggalkan sendirian? Bahkan sampai-sampai kita merasa Allah telah meninggalkan kita juga?
Mazmur 42 adalah sebuah nyanyian yang digubah oleh bani Korah dalam masa pembuangan di Babel. Masa pembuangan adalah masa penuh penderitaan. Mereka direndahkan dan dianiaya oleh bangsa Babel. Ditambah lagi, orang-orang disekitarnya mempertanyakan: “Di mana Allahmu?”. Namun, pertanyaan itu tidak membuat pemazmur goyah. Pemazmur semakin menyatakan hasratnya yang begitu besar kepada Allah. Mengapa demikian? Sebab pemazmur mengingat akan kebaikan Allah yang telah terjadi di sepanjang hidupnya. Ia berkata, “Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku, dan gelisah di dalam diriku? Berharaplah kepada Allah! Sebab aku akan bersyukur lagi kepada-Nya, penolongku dan Allahku!... Sebab itu aku teringat kepada-Mu dari tanah sungai Yordan dan pegunungan Hermon,.. TUHAN memerintahkan kasih setia-Nya pada siang hari, dan pada malam hari..” (6-9). Pemazmur membawa jiwanya yang haus, tertekan dan gelisah itu hanya kepada Allah saja. Sebab dia menyadari bahwa hanya Allah satu-satunya penolong yang bisa memberikan ketenangan kepada jiwa yang tertekan. Jiwa yang tertekan tidak bisa diisi oleh kemudahan hidup atau kehormatan bahkan kekuasaan melainkan hanya di dalam persekutuan dengan Tuhan. Seperti rusa yang merindukan air, demikian juga jiwanya rindu berelasi dengan Allah.
Ketika tekanan hidup datang, bisa jadi kecenderungan kita bukan mendekat kepada Allah melainkan semakin menjauhi-Nya dan mempertanyakan: “Di manakah Allah?” Sikap ini justru membuat jiwa kita semakin tertekan dan semakin gelisah. Biarlah kita belajar dari pemazmur yang terus menerus merindukan kehadiran Allah sebagai penolong dalam hidupnya. Salah satu cara yang bisa kita lakukan untuk mengembalikan hasrat/kerinduan akan Allah adalah dengan mengingat kebaikan-Nya. Semenjak kita masih kecil, Allah telah menolong dan mencukupkan kebutuhan kita. Allah tidak meninggalkan kita saat menghadapi masalah, namun Ia menguatkan kita bahkan memberikan jalan keluar. Allah yang telah memelihara kita di masa lalu adalah Pribadi yang sama, yang akan menjaga kita di masa kini dan masa depan. Milikilah hasrat akan Allah, itu akan menolong kita.
“Salah satu cara yang bisa kita lakukan untuk mengembalikan hasrat akan Allah adalah dengan mengingat kebaikanNya.”
Pertanyaan Direnungkan:
1.Bagaimana kondisi jiwa saudara akhir-akhir ini?
2.Ungkapanlah kerinduan saudara kepada Allah sebagai satu-satunya penolong dalam hidupmu!
rss
Penuntun Saat Teduh Gereja Kristen Jakarta
55
Subscribers
Subscribe
Komentar
Lihat episode lain