Masuk
24-4-2022 - Nyanyian Ziarah Yang Penuh Harapan (PST GKJ Bahasa Indonesia)
6 Menit

21 April 2022
Nats Alkitab : Mazmur 130:1-8
Penulis : Pdt. Imanuel Faefeto
Nas ini merupakan salah satu bagian dari nyanyian ziarah yang terdapat dalam Mazmur 120-134. Nyanyian ziarah adalah kumpulan dari lagu-lagu yang dinyanyikan pada waktu perayaan bangsa Israel. Menurut hukum Musa, bangsa Israel harus pergi ke Yerusalem sebanyak 3 kali dalam 1 tahun untuk mengadakan perayaan. Pengertian dari ziarah adalah mengingat. Nyanyian ziarah ini dipakai untuk mengingat pekerjaan Tuhan yang besar bagi bangsa Israel, yaitu: melepaskan mereka dari belenggu bangsa Mesir selama 40 tahun pengembaraan di padang gurun, dari Mesir menuju tanah Kanaan. Tuhan terus-menerus menunjukkan perbuatan-Nya yang ajaib.
Pemazmur berseru dari jurang yang dalam: “Tuhan, dengarkanlah suaraku! Biarlah telinga-Mu menaruh perhatian kepada suara permohonanku.” Kalimat ini menunjukkan suatu pengakuan yang besar, bahwa Allah adalah Allah, dan saya adalah saya. Tersirat bahwa kalimat ini seolah merupakan suatu petisi dari seorang “pengemis”. ‘Jiwa’ dari kalimat itu adalah mengemis untuk mendapatkan perhatian dari Allah. Orang percaya adalah seperti seorang “pengemis” di hadapan hadirat Allah. Secara status, pemazmur memang adalah anak Allah, namun secara jiwa, dia adalah seorang “pengemis” yang mengharapkan belas kasihan dari Allah. Nas ini mencatat pergumulan yang dialami pemazmur dan seruan kepada Allah untuk mendengar doanya. Inilah awal dari pengalaman iman untuk menemukan pengharapan. Mazmur 130 memberitahukan kepada kita bagaimana pemazmur mencurahkan isi hati dan kesedihannya yang mendalam saat menghadapi situasi yang sulit bagai pekatnya malam. Meski demikian, ia memilih untuk percaya kepada Allah, lebih dari pada pengawal yang bertugas mengumandangkan sang fajar. “Jiwaku mengharapkan Tuhan lebih dari pada pengawal mengharapkan pagi, lebih dari pada pengawal mengharapkan pagi” (ay. 6). Penantian yang penuh akan kesetiaan Allah telah memberikan pengharapan bagi pemazmur untuk tetap bertahan di tengah penderitaannya. Kesetiaan Allah akan setiap janji-Nya lah yang menjadi dasar pengharapan sang pemazmur dalam menantikan pertolongan Allah.
Dari hal ini kita dapat melihat bahwa kekacauan jiwa seseorang tidak selalu menyiratkan bahwa ia sedang tidak beriman. Justru sebaliknya, momen seperti ini dapat Allah pakai sebagai titik awal dari perjalanan iman seseorang untuk bertemu dan mengenal-Nya. Allah mengubah cara pandang pemazmur dalam memaknai masa-masa sulit yang ia alami untuk membawanya kepada pengenalan yang benar akan hakikat dan jati diri Allah. Jika saat ini kita diperhadapkan pada realitas dan situasi hidup yang tidak menyenangkan, miliki keyakinan dan tetaplah berharap kepada Tuhan. Oleh karena Allah dekat dengan setiap orang yang berseru dalam nama-Nya. Ia setia terhadap semua janji-Nya.
“Jika Anda merasa berada di tengah-tengah kegelapan malam, kuatkanlah hati dan terus berharap kepada Allah.”
Pertanyaan untuk direnungkan:
1.Renungkanlah, apa yang pertama kali Anda lakukan saat menghadapi persoalan?
2.Sudahkah Anda memohon belas kasih-Nya untuk memimpin kehidupan Anda hari ini?

rss
Penuntun Saat Teduh Gereja Kristen Jakarta
Subscribe
Komentar
Lihat episode lain