
Lelucon Politik Memang Asik
6 Menit
Tandai selesai
Tambah ke Antrean
Bagikan
Download
26 Oktober 2023
"Tajuk Rasil" Kamis, 11 Rabiul Akhir 1445 H/ 26 Oktober 2023 Lelucon Politik Memang Asik Oleh: Tony Rosyid, Pengamat Politik dan Pemerhati Bangsa Mari ingat kembali kampanye pilpres 2019. Capresnya Jokowi vs Prabowo. Saat itu, debat kedua pihak ini sangat sengit. Terutama antara PDIP dengan Gerindra sebagai partai pendukung utama. PDIP mengangkat Jokowi dan promosi habis-habisan untuk capresnya. Jokowi di-desaign menjadi manusia sempurna. Bahkan "setengah dewa." Tidak ada cacat, apalagi kesalahan. Semua serba ok banget. Di sisi lain, para kader PDIP juga habis-habisan menyerang Prabowo. Rival politik Jokowi. PDIP menelanjangi Prabowo, seolah tidak ada sedikitpun kelebihan yang ada pada Prabowo. Terutama menyangkut kasus HAM 1997-1998. Anda yang aktifis 98 pasti masih ingat. Bukan hanya PDIP, Lihat pula komentar para pendukung Jokowi saat itu. Salah satunya adalah Jenderal TNI (purn) Agum Gumelar. Videonya viral. Pernyataannya tegas dan terang-terangan bahwa Prabowo terlibat kasus HAM. Prabowo diberhentikan secara tidak terhormat dari TNI. Tapi itu dulu. Dulu, beberapa tahun lalu. Sekarang, Agung Gumelar dukung dan ada di kubu Prabowo. Asik kan? Di pihak lain, Gerindra "mati-matian" serang Jokowi. Pemerintahan Jokowi selama lima tahun ditelanjangi habis oleh Gerindra. Juga oleh para pendukung Prabowo. Seolah tidak ada satupun kelebihan di pemerintahan Jokowi. Tapi hari ini, situasinya berubah. Berbalik 180 derajat. Hari ini, kita tiap hari disuguhin acara debat di televisi. Bagaimana militansi kader Gerindra dan para pendukung Prabowo "memuji setinggi langit" Jokowi. Mereka menilai Jokowi adalah presiden yang paling sukses. Seolah-olah tidak ada presiden yang lebih hebat dari Jokowi. Terutama setelah Gibran diangkat sebagai cawapres Prabowo. Pembelaan dan puja-puji Gerindra kepada Jokowi semakin "sempurna dan luar biasa". Super dramatis. Sebaliknya, para kader PDIP yang dulu membela mati-matian dan mengangkat setinggi-tingginya Jokowi, sekarang berbalik dan justru menyerang Jokowi. Situasinya berbalik terutama sejak Gibran bergabung dan menjadi cawapres Prabowo. Lalu bagaimana mereka, para politisi ini mempertanggungjawabkan ucapannya 4-5 tahun lalu? Jejak digitalnya masih fress. Easy going? Melupakan begitu saja? Gak peduli bagaimana debat diantara mereka berbulan-bulan di telivisi telah memicu konflik para pendukung masing-masing di akar rumput? Apakah mereka tidak merasa berdosa? "Dosa" itu kata yang asing bagi umumnya para politisi........

creator-rss
Radio Seila FM
13
Subscribers
Subscribe
Komentar
Kreator
Lihat episode lain