Noice Logo
Masuk
Masuk

Kezaliman Intelektual

8 Menit

Kezaliman Intelektual

23 September 2024

Dalam pandangan dunia Islam, ilmu bukanlah untuk ilmu semata atau bebas nilai, tetapi ilmu harus bermakna dan berpihak pada kebenaran dan kebaikan. Sebab, ilmu bersumber dari Zat Yang Mahabenar dan Mahabaik, yakni Allah SWT. Manakala ilmu didapatkan dengan cara salah (manipulatif) yang bertentangan kaidah ilmiah dan digunakan untuk menindas umat manusia dan lingkungan alam, maka terjadi kezaliman intelektual. Sikap kemunafikan selalu menimbulkan kezaliman intelektual dalam tindakan yang destruktif terhadap tatanan sosial dan alam. Data atau hasil penelitian bukan lagi didasarkan pada objektivitas, tapi sesuai subjektivitas penguasa atau pemilik modal. Kezaliman intelektual kadang tidak telihat secara kasat mata, akan tetapi wujudnya mencederai dan menghancurkan kehidupan umat manusia. Setidaknya, kezaliman intelektual dapat dibagi tiga macam. Pertama, ilmu yang tak diajarkan. Ketika seorang berilmu tapi enggan mengajarkan, maka ia telah berlaku zalim terhadap dirinya dan orang yang berhak menerimanya. Ia khawatir tidak mendapat apresiasi jika orang lain lebih pandai. Ilmunya tidak mendatangkan kebaikan bahkan menimbulkan dosa. Mengajarkan ilmu (tarbiyah dan dakwah) adalah kewajiban setiap Muslim. Nabi Muhammad ﷺ bersabda, "Sampaikan dariku walau hanya satu ayat dan ceritakanlah kisah-kisah dari Bani Israil, sebab itu tidak mengapa." (HR Bukhari). Kedua, ilmu yang tak diamalkan. Betapa merugi orang yang mengajarkan ilmu tapi tidak mengamalkan. Ia pandai berdebat hingga mengundang decak kagum khalayak ramai. Ilmunya tinggi melangit tapi tidak membumi. Allah SWT murka kepada orang yang pandai bicara tapi tak melakukan. Nabi Muhammad ﷺ berpesan, "Barang siapa menuntut ilmu untuk mendebat orang-orang bodoh, menyaingi para ulama, atau memalingkan wajah-wajah manusia kepadanya, niscaya Allah akan memasukkannya ke dalam neraka." (HR Turmidzi). Ketiga, ilmu yang disalahgunakan. Orang pintar yang tidak punya rasa kemanusiaan (integritas moral, adab) akan menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan duniawi (ketenaran, kekayaan, dan kekuasaan). Kepintaran hanya digunakan untuk menipu, merekayasa kebijakan, dan keputusan hukum demi kepentingan pribadi dan kroni. Data dan informasi yang diperoleh dimanipulasi agar layak dijadikan pijakan, tapi dikemas seakan kebebaran.

Komentar








Lihat episode lain
Buka semua fitur dengan download aplikasi Noice
Kunjungi App