Masuk
23-8-2024 - Kepentingan Bangsa Di Surga (PST GKJ Bahasa Indonesia)
5 Menit
22 Agustus 2024
Nats Alkitab : Matius 26:42, Filipi 4:19
Penulis : G.I. Aman
“Mengutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi” adalah prinsip yang dicetuskan pada tahun 1916 oleh Henry Fayol, seorang ahli administrasi Perancis dan salah satu kontributor paling berpengaruh dalam konsep manajemen atau ilmu administrasi modern. Asas tersebut muncul sebagai hasil dari analisis dan pengalaman Henry Fayol dalam mengelola industri pertambangan yang pada saat itu sedang menghadapi masalah kebangkrutan. Namun untuk menerapkan prinsip tersebut dalam kehidupan Kristen, kita perlu menyadari bahwa konsep hasil pemikiran dan buatan manusia, bisa dan sudah terdistorsi dan terkontaminasi dengan dosa, tidak ada seorang manusia pun yang benar (Roma 3: 4, 10-13, 23). Seperti halnya kepentingan kita bisa dieksploitasi eksklusif hanya bagi sekelompok “kita” orang saja, bukan benar-benar bagi kita semua orang secara merata. Untuk itu kita perlu kembali kepada ajaran Firman tentang pencetus “kita” yang benar, sehingga kita orang percaya mengetahui, kepentingan siapa yang sebenarnya perlu kita utamakan terlebih dahulu.
Konsep “kita” pertama kali muncul dan dicetuskan sudah sejak zaman penciptaan yaitu oleh Allah sendiri di dalam Kejadian 1:26. Dan kita tahu Kita di situ adalah Bapa, Yesus sang Anak dan Roh Kudus yang sedang bersepakat bersama-sama menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita (Allah), sehingga ketika kita mau menerapkan prinsip mengutamakan kepentingan kita, kita perlu meneladani dan belajar dari Allah Tritunggal. Ketika Yesus diutus oleh Bapa ke bumi, Yesus sendiri sudah mengetahui bahwa salah satu yang harus dilaluinya ialah naik ke atas kayu salib, mati demi menebus dosa manusia, namun ketika menjelang waktunya, Yesus di taman Getsemani berdoa kepada Bapa memohon jikalau mungkin agar hal tersebut lalu dari pada-Nya (Ay. 42). Kita tahu bahwa jika akhirnya Yesus yang sebagai manusia saat itu mengalami rasa sangat takut dan gentar (Markus 14:33), membatalkan diri naik ke atas kayu salib, maka “kepentingan kita”-semua orang berdosa yang membutuhkan penebusan agar bisa memiliki anugerah keselamatan, akan lenyap. Namun dari doa-Nya kita mengetahui walaupun saat itu Yesus punya kepentingan-Nya sendiri agar tidak perlu melalui salib. Namun Yesus mengutamakan kepentingan Bapa di Surga, karena itu Dia menyerahkan disalibkan.
Dari Firman ini kita belajar bahwa ketika Yesus mengutamakan kepentingan Bapa, yang adalah rencana untuk menebus dosa manusia melalui jalan salib, maka kepentingan kita-semua orang berdosa yang tak berdaya menyelamatkan diri, terpenuhi. Ketika suatu saat kita memikirkan dan mengalami, harus mengutamakan yang mana terlebih dahulu. Datang dan berdoalah kepada Bapa, meminta kepekaan dari Roh Kudus apa yang menjadi kepentingan-Nya saat itu. Dan ketika kita meneladani Yesus untuk mengutamakan dan menjalani kepentingan-Nya, maka Allah sendiri yang akan memenuhi baik kepentingan kita bersama maupun kepentingan diri, Allah sendiri yang akan berperkara menyelesaikan permasalahan kepentingan kita dan kepentingan diri, sesuai kekayaan dan kemuliaan-Nya (Filipi 4:19).
“Ketika kita mengutamakan kepentingan-Nya, maka Allah sendiri yang akan memenuhi kepentingan kita dan kepentinganku”
Pertanyaan untuk direnungkan:
1. Bagaimana saya dapat mengutamakan kepentingan Bapa dalam kehidupan sehari-hari?
2. Dalam hal apa saat ini, dimana saya perlu mengutamakan kepentingan-Hu diatas kepetinganku dan diatas kepentingan kita?
rss
Penuntun Saat Teduh Gereja Kristen Jakarta
55
Subscribers
Subscribe
Komentar
Lihat episode lain