Masuk
4-4-2022 - Bercermin Dari Doeg (PST GKJ Bahasa Indonesia)
4 Menit

1 April 2022
Nats Alkitab : Mazmur 52:3-6
Penulis : G.I. Rony Sofian
Kejahatan dapat mendiami hati siapa pun, orang seperti apa pun dan dengan wujud yang beraneka rupa. Kita bisa melihatnya begitu jelas dalam sikap dan perbuatan orang lain, namun juga sering kali begitu samar sehingga kita tidak menyadari ia sedang membangun sarang dalam diri kita. Dan jika itu dibiarkan terus bersarang maka pada akhir akan melahirkan perbuatan jahat dan sikap yang tidak adil kepada sesama.
Mazmur 52:3-5 memberi kita gambaran tentang sifat jahat Doeg, hamba Saul yang ditempatkannya di kota Nob. Pertama, Doeg mementingkan diri sendiri. Jika kita teliti membaca 1 Samuel 21-22, maka ada jeda waktu yang cukup panjang: waktu Doeg melihat Daud menemui Ahimelekh, sampai saat ia melaporkan hal itu kepada Raja Saul. Dalam rentang waktu itu, ada dua peristiwa terjadi yaitu Daud melarikan diri kepada Akhis, raja kota Gat dan Daud melarikan diri ke goa Adulam. Jadi apa yang dilakukan Doeg bukan hanya sekedar melaporkan apa yang dilihatnya kepada tuannya. Sebaliknya, ia memiliki informasi yang sangat berharga, ia menahan dan merahasiakannya sementara waktu, sambil menunggu saat yang tepat untuk mengungkapkannya. Hal itu dilakukan demi keuntungannya sendiri. Ayat 3 menegaskan, Doeg “memegahkan diri dengan kejahatan.” Kedua, Doeg mencintai kejahatan. Tindakannya membunuh 85 orang imam di Nob beserta seluruh keluarga mereka menunjukkan bahwa ia membenci siapa saja yang membela kebenaran sedangkan Ahimelekh membela kebenaran dan berbicara jujur tentang Daud kepada Saul. Ayat 5 menegaskan, Doeg “mencintai yang jahat lebih dari pada yang baik.”
Dalam dunia yang telah jatuh ke dalam dosa ini, orang seperti Doeg dapat ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Mereka membawa masalah bagi kita di kantor, dalam bisnis yang kita jalankan, di antara teman-teman yang kita kenal, bahkan dalam lingkungan kekerabatan yang lebih dekat, sesama saudara dan anggota keluarga sendiri. Sebaliknya, kita juga dapat bersikap seperti Doeg bagi orang lain. Di saat tertentu, kita lebih mementingkan diri sendiri dan tidak suka pada orang-orang yang menyatakan hal yang benar. Apalagi bila hal itu merugikan diri kita. Sikap jahat Doeg dapat menjadi cermin bagi kita untuk berkaca sekaligus mengingatkan kita, bahwa Tuhan tidak pernah mendiamkan kejahatan. Pada waktunya Tuhan akan menyatakan keadilan-Nya.
“Sikap mementingkan diri sendiri dan tidak suka akan kebenaran, mendorong kita jatuh dalam berbagai kejahatan. Waspadalah terhadap keduanya!”
Pertanyaan untuk direnungkan:
1.Selama ini bagaimana Anda menyikapi orang-orang yang berlaku seperti Doeg dan merugikan diri Anda?
2.Jikalau Anda pernah bersikap seperti Doeg, hal-hal apa atau situasi apa yang menyebabkan Anda bersikap demikian dan respons apa setelah menyadari kesalahan itu?

rss
Penuntun Saat Teduh Gereja Kristen Jakarta
Subscribe
Komentar
Lihat episode lain