Noice Logo
Masuk
Masuk

10-9-2024 - Pewarta Injil (PST GKJ Bahasa Indonesia)

3 Menit

10-9-2024 - Pewarta Injil (PST GKJ Bahasa Indonesia)

9 September 2024

Nats Alkitab : 2 Timotius 4:2-3 Penulis : G.I. Sih Widi Jeremia Umumnya manusia akan punya kecenderungan untuk memilah berita antara yang menarik hatinya dan menghiraukan berita yang tidak menarik baginya. Hasilnya kerap kali media berita hari ini tidak sekedar menyajikan berita yang “benar” namun mengusahakan berita yang sedap didengar. Berita yang ditambah dengan bumbu yang kerap kali berujung “click bait” (artinya: memancing klik dari penonton) semata. Konsekuensinya manusia cenderung tidak lagi peduli dengan apa yang benar, sebelum meneruskan berita itu, dan berfokus pada apa yang menarik baginya untuk ia bagikan kepada orang lain. Masalah yang serupa juga dihadapi oleh gereja mula-mula. Hal secara terkhusus terjadi di gereja di mana Timotius melayani. Paulus sebagai mentor rohani Timotius kembali meneguhkan Timotius untuk tetap teguh menjadi pewarta Injil yang sejati. Teguh menyatakan dan menegur apa yang salah dengan terang kebenaran Firman Tuhan walaupun hal itu tidak mengenakan di telinga kebanyakan orang. Paulus menjelaskan bahwa memang akan datang waktunya saat yang sehat atau yang sejati tidak dianggap menarik namun yang ditambah bumbu seperti dongeng atau mitos lebih menarik untuk didengar. Setelah ribuan tahun surat Paulus ditulis, nyatanya hal yang ia sampaikan masih relevan hingga hari ini. Ingat bahwa apa yang menarik di telinga belum tentu benar. Sedangkan yang benar jauh lebih penting daripada hanya sekedar menarik. Sebagai orang percaya yang berpegang pada Alkitab, kita dapat menjadi berkat dengan mewartakan Injil yang sejati sebagai counter culture dalam budaya hari ini. Pada saat semua orang berpusat pada keinginan hati dan telinganya, sebaliknya, kita sampaikan Injil yang berpusat pada Kristus Tuhan kita. “Agustinus benar ketika dia mengatakan bahwa kita menyukai kebenaran ketika itu menyukakan kita, namun kita membenci kebenaran ketika itu menyadarkan kita.” (Normal Geisler) Pertanyaan untuk direnungkan: 1. Bagaimana perasaan anda ketika ditegur oleh seseorang karena anda tidak melakukan kebenaran? 2. Mengapa kebenaran harus ditegakkan dan bukan perasaan yang diutamakan?

Komentar








Lihat episode lain
Buka semua fitur dengan download aplikasi Noice
Kunjungi App