Hari ini agenda besar kita hanyalah mengecam dan menggerutui tindakan genoside pada saudara kita di Gaza. Mungkin ini imbas dari terlalu lama kita hidup dari bantuan sang “pihak berwajib”, tetapi bisa juga manifestasi dari ketidakberdayaan kita terhadap keadaan. Bahkan sebagian dari kita sering skeptis tentang seberapa besar manfaat yang kita bisa berikan lewat sumbangan-sumbangan yang beredar – walaupun jika mereka diajak berjihad ke sana mereka pasti menolak. Mereka berdalih, jangankan untuk membeli sebutir peluru, mungkin sumbangan kita hanya mampu membeli sepotong roti untuk saudara kita di sana.
Namun, jangan pernah remehkan arti sepotong roti. Mungkin sepotong roti tersebut hanya bisa menyambung hidup saudara kita di sana selama 1 x 24 jam. Namun kita tidak bisa membayangkan, berapa banyak lontaran batu yang bisa mengenai serdadu-serdadu israel yang dilempar oleh anak manusia yang kekuatannya berasal dari sepotong roti dalam 1x 24 jam tersebut. Atau, berapa ratus doa yang bisa keluar dari mulut orang yang hidupnya disokong oleh sepotong roti itu. Sudah cukup bagi kita hanya sekadar menggerutui. Sudah cukup pula bagi kita untuk mencari-cari alasan guna menutupi ketakutan kita. Mungkin ini saatnya kita harus berhenti hanya sebatas kesal pada keadaan. Mungkin ini saatnya berbuat walau hanya dengan doa dan sepotong roti!